Abstrak
Paru adalah organ tubuh yang mempunyai fungsi vital pada manusia. Fungsi utama paru-paru
yaitu untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfer. Pertukaran gas tersebut bertujuan
untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan mengeluarkan karbon dioksida. Kebutuhan
oksigen dan karbon dioksida terus berubah sesuai dengan tingkat aktivitas dan metabolisme
seseorang, tapi pernafasan harus tetap dapat memelihara kandungan oksigen dan karbon
dioksida tersebut bisa normal. Seseorang mengalami keluhan sesak nafas dikarenakan
perbedaan tekanan atmosfer dan intrapleura, dan juga karena memiliki riwayat kanker paru
yang menjadi salah satu faktor terdapatnya banyaknya cairan pada rongga pleuranya sehingga
menyebabkan sesak nafas.
Kata kunci : Alveolus, Difusi, Paru, Pleura
Abstract
Lung is an organ that has a vital function in humans. The main function of the lungs is to
exchange gases between the blood and the atmosphere. The gas exchange aims to provide
oxygen to the tissues and remove carbon dioxide. The need for oxygen and carbon dioxide
continues to change according to the level of activity and metabolism of a person, but
breathing must still be able to maintain the oxygen and carbon dioxide content can be
normal. Someone experiencing complaints of shortness of breath due to differences in
atmospheric pressure and intrapleura, and also because they have a history of lung cancer
which is one factor in the presence of a lot of fluid in the pleural cavity, causing shortness of
breath.
Keywords: Alveolus, Diffusion, Lung, Pleura
Pendahuluan
Paru adalah organ tubuh yang mempunyai fungsi vital pada manusia. Paru-paru
berfungsi sebagai alat pernafasan manusia, yang membutuhkan oksigen dan mengeluarkan
karbon dioksida diperlukan untuk menjalankan fungsi normal sel dalam tubuh. Paru-paru
memiliki kapasitas yang baik dapat menjaga ketahanan fisik dan kesehatan jasmani secara
maksimal. Kapasitas paru-paru yang baik dapat dilakukan dengan cara olahraga atau latihan
fisik . Paru berfungsi untuk pertukaran gas antara udara atmosfer dan darah. Dalam
menjalankan fungsinya, paru-paru ibarat sebuah pompa mekanik yang berfungsi ganda, yakni
menghisap udara atmosfer ke dalam paru (inspirasi) dan mengeluarkan udara alveolus dari
dalam tubuh (ekspirasi).
Kanker paru adalah penyakit pertumbuhan jaringan yang tidak dapat terkontrol pada
jaringan paru. Munculnya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak
terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Kanker paru merupakan penyakit kanker
dengan penyebab kematian terbanyak di dunia, yaitu mencapai 1,61 juta kematian pertahun
(12,7%), kanker payudara yaitu mencapai 1,31 juta kematian pertahun (10,9%), dan kanker
kolorektal yaitu mencapai 1,23 juta kematian pertahun (9,7%). Penyebab utama kanker paru
adalah asap rokok yang telah diidentifikasi dapat menyebabkan kanker dengan 63 jenis
bersifat karsinogen dan beracun. Menurut American Cancer Society (2013) 80% kasus
kanker paru disebabkan oleh rokok (perokok aktif) dan 20% (perokok pasif). Penyebab
kanker paru lainnya adalah radiasi dan polusi udara. Selain itu, nutrisi dan genetik terbukti
juga berperan dalam timbulnya kanker paru.1
Pembahasan
Seorang dokter UGD di salah satu Rumah Sakit, didatangi pasien dengan keluhan sesak dan
diketahui mengalami riwayat penyakit kanker paru. Ketika di foto radiologi terdapat banyak
cairan pada rongga pleuranya.
Identifikasi istilah: -
Sasaran pembelajaran :
1. Mahasiswa memahami makroskopik paru
2. Mahasiswa memahami mikroskopik paru,
3. Mahasiswa memahami fungsi paru, pembungkus jaringan paru
4. Mahasiswa memahami mekanisme pernafasan (Breathing mechanism /
Respiratory mechanism)
5. Mahasiswa memahami berbagai macam tekanan yang berlaku pada sistem
pernapasan
6. Mahasiswa memahami sistem aliran limfa, darah dan pertukaran gas pada paru
7. Mahasiswa memahami hukum fisika yang berlaku pada paru
Rumusan masalah: Seorang pasien yang mempunyai riwayat kanker paru mengalami
keluhan sesak dan terdapat banyak cairan di rongga pleuranya.
Hipotesis: Banyaknya cairan di rongga pleura yang menyebabkan keluhan sesak.
Bronkiulus
Bronkiolus merupakan saluran udara kecil yang mengirimkan udara ke bagian dalam
sebuah dinding paru yang dimana alveoli memungkinkan oksigen yang akan diserap oleh sel-
sel darah dan mengisi darah dengan oksigen untuk ditransfer ke seluruh tubuh. Fungsi
Bronkiolus ialah untuk pengendalian aliran udara dan distribusi udara di paru-paru. Yang
salah satu halus, berdinding tipis, ekstensi tubular dari bronkus yang merupakan bronkiolus
yang tidak lagi mengandung tulang rawan.
Bronkiolus terminalis
Menyalurkan udara pernafasan ke asinus, yaitu satu unit strktural paru. Bagian ini
dilapisi oleh epitel selapis toraks bersilia tanpa sel goblet yang beransur berubah menjadi
epitel selapis torak rendah. Diantara deretan sel ini ada sel clara yang mengandung mikrovili
dan granula kasar. Tiada sel goblet dan banyaknya sel clara dalam bronkioli mencerminkan
akan kebutuhan lapis pembatas yang tidak lengket, agar saluran kecil ini tetap terus terbuka.
Lamina proprianya sangat tipis dan mengandung serat elastin. Lapisan luarnya pula
mengandung serat kolagen dan elastin, pembuluh darah dan limfe, serta saraf.
Bronkiolus respiratorius
Bagian ini pendek dengan diameter kira-kira 0.5mm. Epitelnya adalah torak rendah
dan berubah menjadi epitel selapis kubis tanpa silia dan sel goblet. Di antara sel kubis juga
terdapat sel clara. Walaupun agak sulit, serat otot polos, serat kolagen, dan serat elastin masih
dapat dilihat. Berbeda dengan bronkiolus yang lebih proksimal, pada dindingnya mulai ada
sakus yang sangat tipis yang disebut alveoli. Pertukaran gas dapat berlangsung dalam
kantung berdinding tipis ini, dan karena itu bagian ini dinamakan bronkiolus terminalis.
Duktus Alveolaris
Duktus alveolaris merupakan saluran berdinding tipis, berbentuk kerucut, dilapisi oleh
epitel selapis gepeng. Semakin ke distal pada bronkiolus respiratorius, jumlah muara alveolus
ke dalam dinding bronkiolus semakin banyak hingga dinding seluruhnya terempati dan
tabung ini disebut duktus alveolaris. Duktus alveolaris dan alveolus keduanya dilapisi oleh
sel alveolus gepeng yang sangat halus. Duktus alveolaris bermuara kedalam atrium, yang
berhubungan dengan sakus alveolaris, dua atau lebih sakus alveolaris timbul dari setiap
atrium. Banyak serat elastin dan retikulin membentuk jalinan rumit sekitar muara atrium,
sakus alveolaris, dan alveoli. Serat-serat elastin memungkinkan alveolus mengembang
sewaktu inspirasi dan berkontraksi secara pasif selama ekspirasi. Serta-serat retikulin
berfungsi sebagai penunjang yang mencegah pengembangan yang berlebihan dan
pengerusakan pada kapiler-kapiler halus dan septa alveolaris yang tipis.
Alveolus
Alveolus merupakan suatu gelembung-gelembung yang berisi udara dalam paru-paru
dengan jumlah sekitar 300 juta buah. Bentuk jamak alveolus adalah alveoli. Letak alveolus
berada pada bagian parenkim paru-paru yang merupakan ujung saluran pernapasan, dimana
kedua sisinya merupakan tempat pertukaran udara dengan darah. Gelembung-gelembung
tersebut memiliki dinding yang tipis dan memiliki kapiler darah, setiap gelembung diselimuti
oleh pembuluh kapiler darah. Melalui dinding alveolus tersebut terjadi pertukaran oksigen
(O2) yang berasal dari udara ke sel-sel darah di dalam tubuh, dan pertukaran karbondioksida
(CO2) dari sel-sel darah dalam tubuh ke udara bebas. Jadi, alveolus merupakan kantung yang
memiliki dinding tipis yang ada di ujung saluran udara terkecil (bronkiolus) di dalam paru-
paru yang di dalamnya berisi udara. Di dalam lumennya terdapat sel debu . sel debu agak
besar dan di dalam sitoplasmanya biasanya terdapat pertikel debu.
Di sekitar alveolus terdapat serat elastin yang akan melebar saat inspirasi dan menciut
saat ekspirasi. Terdapat juga serta kolagen yang berperan untuk mnecegah regangan yang
berlebihan. Pada dinding alveolus, terdapat lubang kecil berbentuk bulat yang dinamakan
stigma alveolaris/porus alveolaris/porus kohn. Lubang ini penting untuk menghubungkan
alveoli yang berdekatan bagi membolehkan sirkulasi udara kolateral yang mengalirkan udara
ke alveolus lain yang mengalami sumbatan. Besar dari sebuah alveolus yaitu dapat mencapai
diameter antara 200-300 mikrometer. Sehingga keberadaan alveolus menjadikan permukaan
paru-paru menjadi semakin luas, dimana luas dari permukaan paru-paru +/- mencapai 160
M2 atau sekitar 100 kali lebih luas dari permukaan tubuh manusia.
Paru
Paru adalah sepasang organ utama dalam sistim respirasi, dan mengambil ruang
paling banyak dalam rongga dada. Paru berbentuk lancip pada puncaknya, dan memiliki basis
yang lebar dan melengkung untuk tempat diafragma. Paru mengandung ±300 juta alveoli,
yang menyebabkan jaringan paru memiliki sifat elastis. Sehingga, memungkinkan
pembesaran volume saat inspirasi dan kembali ke volume semula saat ekspirasi. Kedua paru
dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar.
Paru pun dilekatkan pada mediastinum oleh radix pulmonis. Masing-masing paru memiliki
bagian-bagian berikut :
1. Apex Pulmonis (puncak)
Puncak paru-paru berbentuk tumpul, menonjol ke atas setinggi tulang rusuk
pertama
2. Basis Pulmonis
Mencekung dibawah, berbatasan langsung dengan diafragma
3. Facies Costalis
Bagian yang berbatasan dengan tulang iga, memiliki impressio costalis
4. Facies Mediastinalis
Bagian yang terletak di tengah, cetakan pericardium dan struktur mediastinum lain
5. Hilum Pulmonis
Cekungan tempat masuk dan keluarnya radix pulmonis (bronchus, pembuluh
darah, saraf)
Paru kanan berukuran sedikit lebih besar dan berat dari paru kiri, memiliki tiga buah lobus
(superior, medius, dan inferior) yang dipisahkan oleh fissure oblique dan fissure horizontalis.
Fissura oblique memisahkan lobus superior dan medius dari lobus inferior, sementara fissure
horizontalis memisahkan lobus superior dan lobus medius. Sementara paru kiri hanya
memiliki dua buah lobus, yakni lobus superior dan inferior, yang dipisahkan oleh fissure
oblique.
Pleura
Pleura ialah merupakan selaput yang melapisi paru-paru. Strukturnya ialah seperti kantong
halus dan licin. Terbuat dari membrane serosa (masing-masing untuk setiap paru) yang
didalamnya mengandung cairan serosa. Fungsi pleura ialah untuk mengurangi gesekan saat
paru-paru mengembang atau mengempis. Pleura terdiri dari dua lapisan yaitu pleura parietal
dan pleura viseral. Terdapat sedikit cairan yang dimana mengandung glikosaminoglikan
diantara kedua lapisan tersebut. Paru terinvaginasi (tertekan dan masuk ke dalam) lapisan ini,
sehingga membentuk dua lapisan penutup. Satu bagian melekat pada paru dan bagian lainnya
pada dinding rongga thoraks. Bagian pleura yang melekat kuat pada paru disebut pleura
viseralis dan lapisan yang membatasi rongga thoraks disebut pleura parietalis.2
Mekanisme Pernafasan
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan
tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis,
yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara
yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan
pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-
sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan
udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga
dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada
lebih besar maka udara akan keluar.7
Menurut Kus Irianto, mekanisme terjadinya pernapasan terbagi dua yaitu :
a. Inspirasi
Sebelum menarik napas / inspirasi kedudukan diafragma melengkung ke arah
rongga dada, dan otot-otot dalam keadaan mengendur. Bila otot diafragma
berkontraksi, maka diafragma akan mendatar. Pada waktu inspirasi
maksimum, otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk
terangkat. Keadaan ini menambah besarnya rongga dada. Mendatarnya
diafragma dan terangkatnya tulang rusuk, menyebabkan rongga dada
bertambah besar, diikuti mengembangnya paru, sehingga udara luar melalui
hidung, melalui batang tenggorok (bronkus), kemudian masuk ke paru.
b. Ekspirasi
Ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak memerlukan kontraksi otot untuk
menurunkan intratorakal. Proses ekspirasi terjadi apabila otot antar tulang rusuk
dan otot diafragma mengendur, maka diafragma akan melengkung ke arah rongga
dada lagi, dan tulang rusuk akan kembali ke posisi semula. Kedua hal tersebut
menyebabkan rongga dada mengecil, sehingga udara dalam paru-paru terdorong
ke luar. Inilah yang disebut mekanisme ekspirasi.
1. HUKUM LAPLACE
Tekanan di dalam alveolus berbanding lurus dengan besar tegangan permukaan,
namun berbanding terbalik dengan besar jejari atau volume alveolus. Pernyataan ini
dinyatakan Laplace dalam sebuah Hukum yang diringkas dalam sebuah persamaan,
yaitu Laplace juga menyatakan bahwa rahasia dibalik alveolus tetap terkembang tanpa
meletus adalah adanya penyekat antar alveolus. Penyekat menjaga antar alveolus tidak
saling berhubungan. Hal ini penting agar alvelolus tidak kolaps. Penyekat alveolus
merupakan jaringan ikat yang menghasilkan gaya recoil, seperti otot. Gaya recoil
tersebut menyebabkan paru memiliki elastisitas yang tinggi. Gaya recoil membatasi
paru untuk terus mengembang saat inspirasi. Jaringan ikat penyekat paru umumnya
tidak bertambah banyak, namun dapat berkurang oleh karena proses degenerasi
(penuaan). Hal ini menyebabkan gaya recoil melemah sehingga paru kehilangan
elastisitasnya dan molor saat inspirasi. Volume udara yang mengisi paru meningkat
melebihi batas normal. Masalah muncul saat ekspirasi; volume udara yang besar
dikeluarkan secara bersamaan melalui jalan napas yang mengecil saat ekspirasi
sehingga munculah keluhan sesak. Gaya recoil dapat meningkat tanpa diikuti
penambahan jumlah jaringan ikat penyekat alveolus. Penyebabnya adalah munculnya
jaringan parut atau cicatrix yang memiliki kekuatan tarikan lebih besar dari jaringan
ikat penyekat itu sendiri. Jaringan parut muncul sebagai hasil akhir proses keradangan
paru, misalnya TB paru dan pneumonia. Alveolus tak mampu mengembang maksimal
oleh karena tertahan gaya recoil yang besar sehingga sesak muncul saat inspirasi.
2. HUKUM OHM
Aliran udara masuk dan keluar paru berlangsung dengan tidak mudah karena terdapat
tananan atau resistensi sepanjang jalan napas. Resistensi berbanding lurus dengan
besar
tekanan udara di dalam jalan napas dan berbanding terbalik dengan kecepatan alir
udara
melewati jalan napas. Hal ini dinyatakan oleh Ohm melalui hukum yang diringkas
dalam sebuah persamaan berikut Sesak napas dapat disebabkan oleh peningkatan
tekanan udara yang melalui jalan napas, seperti pada kondisi emfisema dimana begitu
besar tekanan udara di dalam paru melalui saluran napas yang menyempit saat
ekspirasi. Sebaliknya penurunan kecepatan alir udara insprasi menunjukan adanya
resistensi yang besar terutama pada saluran napas atas. Kondisi ini menunjukan
adanya obstruksi, baik yang bersifat parsial maupun total. Volume udara di dalam
paru sulit dapat diketahui secara langsung. Sebagian ahli mencoba menampung udara
respirasi ke dalam sebuah kantong yang ditemukan Douglas. Metode ini sangat
membahayakan orang coba, sehingga pengukran volume udara respirasi dilakukan
dengan cara tidak langsung, yaitu melalui alat yang disebut spirometer. Alat ini
mencatat volume udara saat inspirasi maupun ekspirasi dalam bentuk grafik yang
mengikuti gerakan napas. Kelemahan pengukuran menggunakan spirometer adalah
tidak mampu mengukur volume residu dan volume paru yang diperoleh belum
menggambarkan kondisi sebenarnya.
3. HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC
Untuk mendapatkan volume paru sebenarnya diperlukan konversi melalui aplikasi
hukum Boyle Gay Lussac yang meyatakan bahwa hasil kali dari tekanan dan volume
akan tetap selamanya konstan sehingga bila tekanan dan volume diukur pada dua
kondisi berbeda, hasil kalinya tetap akan sama. Kondisi berbeda tersebut adalah
tekanan,volume dan suhu alat spirometer serta tekanan, volume dan suhu tubuh.10
P1 : Patm – Palt pd suhu T1 (alt)
T1 : suhu alat dalam K
P2 : Patm – Ptbh pd suhu T2 (tbh)
T2 : suhu tubuh dalam K
V1 : hasil pengukuran spirometer V2 : vol paru sesungguhnya
Efusi Pleura
Efusi pelura adalah suatu kondisi kesehatan dimana jumlah kelebihan cairan
menumpuk di rongga pleura. Hal ini membatasi kemampuan paru-paru dalam berkembang
dan mengempis serta karenanya manusia kesulitan untuk bernafas. Ada lapisan tipis cairan di
antara paru-paru dan dinding dada, dalam tubuh manusia. Cairan ini sangat penting karena
bertindak sebagai pelumas antara dinding dada dan paru-paru ketika kita bernapas. Rongga
atau ruang antara dinding dada dan paru-paru, dimana cairan ini terakumulasi, disebut pleura
dan cairan tersebut dinamakan cairan pleura. Peningkatan abnormal dalam jumlah cairan
pleura menyebabkan dinding dada terpisah dari paru-paru. Kondisi ini dikenal sebagai efusi
pleura. Rongga pleura adalah rongga yang letaknya berada di selaput yang melapisi rongga
dada dan juga paru-paru, selaput tipis ini mengandung kolagen. Pada kondisi normal, cairan
pleura dihasilkan dalam jumlah yang sedikit yaitu berfungsi untuk melumasi permukaan
pleura. Pada saat terserang penyakit maka pleura dapat mengalami peradangan seperti
masuknya udara ataupun ciaran ke dalam rongga pleura sehingga mengakibatkan paru
tertekan dan kolaps.11
Kesimpulan
Fungsi utama paru-paru yaitu untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfer.
Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan
mengeluarkan karbon dioksida. Seseorang mengalami keluhan sesak nafas dikarenakan
perbedaan tekanan atmosfer dan intrapleura, dan juga karena memiliki riwayat kanker paru
yang menjadi salah satu faktor terdapatnya banyaknya cairan pada rongga pleuranya sehingga
hal ini membatasi kemampuan paru-paru dalam berkembang dan mengempis sehingga
kesulitan untuk bernafas.
Daftar Pustaka
1. Fernandez GJ. Sistem Pernafasan. 2018;(1102005203).
2. Saminan. Pertukaran Udara O2 Dan Co2 Dalam Pernapasan. J Kedokt Syiah Kuala.
2012;12(2):122–6.
3. Prasetyo OY, Or S. Adaptasi Sistem Pernapasan Terhadap Latihan. 2004;
4. Khairani R, Syahruddin E, Partakusuma LG. Karakteristik Efusi Pleura di Rumah
Sakit Persahabatan. J Respir Indo. 2012;32(3):155–60.
5. Ernawati Y, Ermayanti S, Herman D, Russilawati R. Faktor Risiko Kanker Paru pada
Perempuan yang Dirawat di Bagian Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang dan RSUD
Solok: Penelitian Case Control. J Kesehat Andalas. 2019;8(2S):1.
6. Laitupa AA, Amin M. Ventilasi dan Perfusi, serta Hubungan antara Ventilasi dan
Perfusi. J Respirasi. 2019;2(1):29.
7. Suryowinoto A, Hamid A, Fauzi Desmalasa A, Elektro T, Teknologi Industri F,
Teknologi Adhi Tama Surabaya I, et al. Deteksi Dini Penyakit Pernafasan Asma
Dengan Peak Expiratory Flow Meter Berbasis Microcontroller. J Ilm Mikrotek
[Internet]. 2018;2(4).
8. Aphridasari J, Pitriani E. Difusi Paru.
9. Ekstrak P, Paru T. Gangguan Respirasi dan Faal paru pada Pemulung di Bantargebang,
Bekasi Pemberian Ekstrak. 2019;39(2).
10. Putra KAHP. Fisiologi Ventilasi Dan Pertukaran Gas. 2016;
11. Muchtar NH, Herman D, Yulistini Y. Gambaran Faktor Risiko Timbulnya
Tuberkulosis Paru pada Pasien yang Berkunjung ke Unit DOTS RSUP Dr. M. Djamil
Padang Tahun 2015. J Kesehat Andalas. 2018;7(1):80.