Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK SISTEM REPRODUKSI

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


SECTIO CAESARIA

Disusun oleh :

Ahmad Munawar Sazali (1707158)


Diyatmika Atmasari (1707162)
Chika Hardiyanti (1707161)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SE-
MARANG
2018
Laporan Pendahuluan

A. Pengertian
Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding depat perut atau vagina.
Sectio caesaria adalah cara persalinan janin dengan menggunakan insisi pada
perut dan uterus baik direncanakan (elektif) atau tidak direncanakan (darurat).
Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka
perut dan dinding uterus.
Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa section caesaria adalah
suatu cara pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus dan menggunakan insisi pada perut baik direncanakan (elektif) atau
tidak direncanakan (darurat).

B. Jenis-jenis Sectio Caesaria


Sectio caesaria dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Sectio Cesaria Klasik (Corporal)
Indikasi dilakukan cara ini apabila:
1) Sectio caesaria dilanjutkan dengan tindakan sterilisasi histerektomia supra
vaginalis
2) Mengalami kesulitan mencapai segmen bawah karena adanya perlengketan atau
myoma dan pembuluh-pembuluh darah yang sangat lebar. Insisi corporal ini
sulit dan tidak jarang menimbulkan komplikasi.
b. Sectio Caesaria Transpentoneal Profunda
Cara ini adalah yang baik dengan risiko komplikasi yang rendah (perlengketan
dan bahaya silent ruptur kecil). Insisi ini memanjang untuk menghindarkan
pemotongan pembuluh darah yang besar.
c. Sectio Caesaria Ekstraperitoneal (Cavum Peritoneal Tidak Dibuka)
Sectio caesaria ektraperitoneal dilakukan pada infeksi intrapartum yang berat
untuk mencegah terjadinya peritonitis.

C. Indikasi
Indikasi dilakukan sectio caesaria adalah:
a. Indikasi Ibu
1) Plasenta previa
2) Panggul sempit
3) Disproporsi sefalo pelvik yaitu ketidakseimbangan kepala panggul
4) Ruptur uteri mengancam
5) Partus lama
6) Distorsia serviks
7) Pre eklampsia dan eklamsia
8) Tumor
9) Ketuban pecah dini
b. Indikai Janin
1) Mal presentasi janin
a) Letak Lintang
Letak lintang dibagi menjadi 2 yaitu punggung bayi di anterior dan
posterior.
b) letak bokong
2) Gawat janin
Segera dilakukan operasi agar tidak terjadi keracunan atau kematian janin
sesuai dengan indikasi section caesaria.

D. Kontraindikasi
Kontraindikasi yang perlu diperhatikan sebelum dilakukan operasi sectio
caesaria antara lain:
1. Janin mati atau berada dalam keadaan kritis (kemungkinan janin hidup relatif ke-
cil).
2. Ibu mengalami infeksi yang luas dan hanya bisa dilakukan sectio cesaria ek-
straperitoneal.
3. Kurang memadai pengalaman dokter bedah dan tenaga medis/asisten yang kurang
memadai.

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk operasi sectio caesaria adalah:
1. Pemeriksaan laboratorium darah
a. Hemoglobin untuk mengetahui anemia atau tidak untuk mengetahui persedi-
aan jumlah darah apabila dibutuhkan.
b. Golongan darah untuk mengetahui jenis golongan darahnya, bila memu-
ngkinkan pemeriksaan gula darah untuk mengtahui apakah klien terkena dia-
betes mellitus (DM) atau tidak
2. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine ditujukan untuk mengetahui kandungan protein, glukosa dan
keton.
3. Pemeriksaan ultrasonografi

F. Patofisiologi dan Pathway


Terlampir

G. Komplikasi
Komplikasi yang timbul akibat pembedahan sectio caesaria yaitu:
1. Infeksi Puerperal (Nifas)
Infeksi post partum terjadi apabila sebelum pembedahan sudah ada gejala-
gejala terhadap kelainan itu. Infeksi ini dapat bersifat ringan dengan kenaikan
suhu beberapa hari saja. Sedangkan dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi
disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung, sepsis dan uleus paralistik.
Penanganannya adalah dengan pemberian cairan dan antibiotik yang adekuat dan
tepat.
2. Perdarahan
Rata-rata darah yang hilang akiat sectio caesaria dua kali lebih banyak dari
pada kelahiran melalui vagina. Kira-kira 80-100 ml yang disebabkan oleh
banyaknya pebuluh darah yang terputus atau terbuka, atoria uteri dan pelepasan
pada plasenta.
3. Emboli Pulmonal
Emboli pulmonal terjadi karena penderita dengan insisi abdomen kurang
dapat mobilisasi dibandingkan dengan melahirkan melalui vagina (normal).
4. Luka pada Dinding Kandung Kemih
5. Kemungkinan Ruptur Uteri Siontanea pada kehamilan Mendatang
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian fokus

a.    Biodata Klien


b.    Riwayat penyakit sekarang
c.    Keluhan utama
      Klien biasanya mengeluh nyeri pada perut
d.   Riwayat penyakit dahulu
•      Tanyakan apakah klien pernah mengalami penyakit ini sebelumnya
•      Tanyakan apakah klien ada mengalami / menderita penyakt molahidatidos /
kehamilan anggur, kehamilan ektopik.
e.    Riwayat penyakit Keluarga
Tanyakan apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama denagn
klien
f.     Riwayat Obestri
      Tanyakan kapan menstruasi terakhir?
      Tanyakan haid pertama dan terakhir?
      Tanyakan siklus menstruasi klien, apakah teratur atau tidak?
      Tanyakan lamanya menstruasi dan banyaknya darah saat menstruasi?
      Tanyakan apakah ada keluhan saat menstruasi?
      Pernahkah mengalami abortus? Berapa lama perdarahan?
      Apakah partus sebelumnya spontan, atern atau proterm?
g.      Pola Kebiasaan
1)        Aktivitas / istirahat
      Perubahan pola istirahat dan jam tidur pada malam hari, adanya faktor-
faktor yang mempengaruhi tidur seperti: nyeri, cemas, berkeringat malam.
      Kelemahan atau keletihan.
      Keterbatasan latihan ( dalam berpartisipasi terhadap latihan ).
2)       Sirkulasi.
         Palpitasi (denyut jantung cepat / tidak beraturan / berdebar-debar),
nyeri dada, perubahan tekanan darah.
3)       Integritas ego
         Faktor stres (pekerjaan, keuangan, perubahan peran), cara mengatasi
stres (keyakinan, merokok, minum alkohol dan lain-lain).
         Masalah dalam perubahan dalam penampilan : pembedahan, bentuk
tubuh.
         Menyangkal, menarik diri, marah.
4)       Eliminasi.
           Perubahan pola defekasi, darah pada feces, nyeri pada defekasi.
           Perubahan buang air kecil : nyeri saat berkemih, nematuri, sering
berkemih.
           Perubahan pada bising usus : distensi abdoment.
5)       Makanan / cairan
           Keadaan / kebiasaan diet buruk : rendah serat, tinggi lemak, adiktif,
bahan pengawet
           Anorexsia, mual-muntah.
           Intoleransi makanan.
           Perubahan berat badan.
           Perubahan pada kulit: edema, kelembaban.
6)       Neurosensori
           Pusing, sinkope (kehilangan kesadaran secara tiba-tiba)
7)       Nyeri
         Derajat nyeri (ketidaknyamanan ringan sampai dengan berat)
h.      Pemeriksaan Fisik Head to Toe
1)       Inspeksi
Kepala         :  Rambut rontok, mudah tercabut, warna rambut.
Mata            :  Konjungtiva tampak anemis, icterus pada sklera.
Leher           : Tampak adanya pembesaran kelenjar limfe dan bendungan
vena jugularis.
Payudara :  Kesimetrisan bentuk, adanya massa.
Dada :  Kesimetrisan, ekspansi dada, tarikan dinding dada pada
inspirasi, frekuensi per-nafasan.
Perut  :   Terdapat luka operasi, bentuk, warna kulit, pelebaran vena-
vena abdomen, tampak pembesaran striae.
Genitalia      :   Sekret, keputihan, peradangan, perdarahan, lesi.
Ekstremitas :   Oedem, atrofi, hipertrofi, tonus dan kekuatan otot.
2)       Palpasi
Leher           :   Pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar submandibularis.
Ketiak         :   Pembesaran kelenjar limfe aksiler dan nyeri tekan.
Payudara     :   Teraba massa abnormal, nyeri tekan.
Abdomen    :  Teraba massa, ukuran dan konsistensi massa, nyeri tekan,
perabaan hepar, ginjal dan hati.
3)       Perkusi
Abdomen    :   Hipertympani, tympani, redup, pekak, batas-batas hepar.
Refleks       :   Fisiologis dan patologis
4)       Auskultasi
Abdomen meliputi peristaltik usus, bising usus, aorta abdominalis arteri
renalis dan arteri iliaca.

2. Diagnosa Keperawatan

1.      Nyeri akut (00132) berhubungan dengan agen injuri fisik (insisi pembedahan)
2. Hambatan mobilitas ditempat tidur (00091) berhubungan dengan agens
farmaseutikal.
3. Resiko kekurangan volume cairan (00028).

3. Intervensi keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1 Nyeri akut    Pain Level Managemen Nyeri
(00132)    Pain control
   Comfort level  Kaji nyeri secara komprehensif
berhubungan
termasuk lokasi, karakteristik,
dengan agen Kriteria Hasil :
durasi, frekuensi, kualitas dan
injuri fisik    Mampu mengontrol nyeri
faktor presipitasi
(insisi (tahu penyebab nyeri,
 Observasi reaksi nonverbal
pembedahan) mampu menggunakan tehnik
dari ketidaknyamanan
nonfarmakologi untuk
 Ajarkan tentang teknik non
mengurangi nyeri, mencari
farmakologi, tehnik relaksasi
bantuan)
 Berikan analgetik untuk
   Melaporkan bahwa nyeri mengurangi nyeri
berkurang dengan  Tingkatkan istirahat
menggunakan manajemen  Kolaborasikan dengan dokter
nyeri jika ada keluhan dan tindakan
   Wajah rileks nyeri tidak berhasil
   Menyatakan rasa nyaman  Monitor penerimaan pasien
setelah nyeri berkurang tentang manajemen nyeri

   Tanda vital dalam rentang


normal Managemen lingkungan
 Batasi pengunjung
 Sediakan tempat tidur yang
nyaman dan bersih
 Perhatikan hygiene pasien
untuk menjaga kenyamanan
Atur posisi pasien yang nya-
man
2 Hambatan  Posisi tubuh: berinisiatif Pengaturan posisi:
mobilitas sendiri  Dorong pasien untuk terlibat
ditempat tidur  Penampilan mekanik tubuh dalam perubahan posisi
(00091)  Tempatkan pasien dalam
berhubungan Kriteria Hasil: posisi terapeutik yang sudah
dengan agens  Klien dapat bergerak dari dirancang
farmaseutikal. berbaring ke posisi miring  Posisikan dengan kesejajaran
 Klien dapat duduk tubuh yang tepat
 Klien dapat miring kekanan  Jangan menempatkan pasien
dan kekiri pada posisi yang bisa
 Klien dapat meningkatkan nyeri
mempertahankan kekuatan  Jangan memposisikan klien
otot dengan penekanan pada luka
3 Resiko kekuran-  Keseimbangan cairan Manajemen Cairan:
gan volume  Hidrasi  Jaga intake yang akurat dan
cairan (00028).  Status nutrisi: asupan catat output
makanan dan cairan  Monitor tanda-tanda vital
Kriteria Hasil:  Monitor status hidrasi
 Mempertahankan urine out-  Dukung pasien dan keluarga
put sesuai dengan usia dan untuk membantu dalam
BB, BJ urine normal, HT pemberian makanan yang
normal baik.
 Tekanan darah, nadi, suhu tu-
buh dalam batas normal Monitor cairan:
 Tidak ada tanda tanda de-  Monitor asupan dan
hidrasi, Elastisitas turgor pengeluaran
kulit baik, membran mukosa  Periksa turgor kulit
lembab, tidak ada rasa haus  Monitor tanda-tanda vital
yang berlebihan.
Pengurangan
perdarahan:luka :
 Gunakan kantung es pada
area yang sakit
 Gunakan balut tekan pada
bagian yang berdarah
 Ganti / tambahkan balutan.
Daftar Pustaka

Arif, M (et al.), (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Cet 1, Jakarta : Media
Aesculapius

Moorhead dkk, (2015), Nursing Outcomes Classification, edisi 5, By Elservier book. Inc,
New York
bulechek dkk, (2015), Nursing Interventions Classification, edisi 6, By Elsevier book. Inc,
New York

Manuaba, (1998), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & KB, Jakarta : EGC

Mc Closkey & Buleheck, (1996), Nursing Interventions Classification, second edition, By


Mosby0Year book. Inc, New York

Mochtar, R. (1998), Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Jakarta : EGC

Nanda, 2001-2002, Nursing Diagnosis : Definitions and Classification, Philadelphia, USA

Anda mungkin juga menyukai