Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PEMBELAJARAN LBM 5

KEPERAWATAN MATERNITAS

Laporan
SGD Kelompok : 14
Judul LBM : Aku kok berdarah lagi?
Tutor Pengampu SGD : Ns. Kurnia Wijayanti, M.Kep
Ketua : Siti Nurhaliza
Sekertaris : Yustika Yuni Astuti

Disusn Oleh :
1. Aura Ramadhina (30901800024)
2. Dewi Lestari (30901800042)
3. Erviana Bunga Miskha (30901800060)
4. Henita Febriani (30901800077)
5. Intan Yuni Laila Ardiyani (30901800095)
6. Mellinia Ramadyanti (30901800113)
7. Nuris Futihatun N (30901800132)
8. RismaWulandari (30901800150)
9. Siti Nurhaliza (30901800169)
10. Umihanik (30901800187)
11. Yustika Yuni Astuti (30901800204)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
TAHUN PELAJAR 2019/2020
Lembar Belajar Mahasiswa 5

a. Judul : Aku kok berdarah lagi?


b. Skenario

Seorang perempuan usia 17 tahun P1Ao postpartum pervaginam dengan episiotomi grade 2 di
Puskesmas. Bayi berjenis kelamin laki-laki, BB 3400 gr, dan PB 50 cm, namun plasenta tidak dapat lahir
secara spontan > 30 menit, akhirnya pasien dilakukan manual plasenta. Setelah 2 hari dirawat di
Puskesmas, pasien diperbolehkan pulang. Satu minggu setelah melahirkan saat pasien akan ke kamar
mandi tiba-tiba pasien mengeluarkan darah banyak, sampai di kamar mandi darah keluar semakin
banyak
berupa gumpalan darah kurang lebih 600 cc. Pasien mengatakan takut dan cemas
deSnkgeannakrioondisi yang dialaminya. Kemudian pasien dibawa ke bidan dan dirawat serta
diobservasi selama satu hari, namun siangnya darah masih keluar banyak, akhirnya ia dirujuk ke
Rumah Sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan USG menunjukkan terdapat sisa jaringan plasenta,
sehingga pasien harus dilakukan kuretase. Pasien saat ini masih dirawat di Rumah Sakit dan perawat
sudah berkolaborasi dalam pemberian transfusi sebanyak 3 kolf. Hb sebelum tranfusi 5,4 gr/dl. Saat
ini kondisi pasien tampak lemah. Hasil pengkajian Tekanan Darah=80/60 mmHg, frekuensi nadi =66
x/menit, frekuensi pernapasan= 16 x/menit, suhu= 37,5 oC, turgor kulit jelek. Terdapat jahitan
episiotomi dan pengeluaran lochea rubra, tinggi fundus uteri (TFU)

STEP 1
Kata Sulit :
1. P1A0
P = portus/persalinan, angka 1 artinya pernah melahirkan 1 kali
A = abortus/keguguran, angka 0 artinya belum pernah keguguran(yustika)

2. Episiotomi
Episiotomy adalah sebuah irisan bedah melalui perineum yang dilakukan unuk memperlebar
vagina dengan maksud untuk membantu proses kelahiran bayi. Perlebaran ini dapat dilakukan di
garis tengah atau dari sebuah sudut dari ujung belakang dari vulva, dilakukan di bawah bius lokal
dan dijahit kembali setelah melahirkan (Dewi)

3. Manual plasenta
prosedur pelepasan plasenta dari tempat implantasinya pada dinding uterus dan
mengeluarkannya dari kavum uteri secara manual yaitu dengan melakukan tindakan invasi dan
manipulasi tangan penolong persalinan yang dimasukkan langsung kedalam kavum uteri. (Siti
Nurhaliza)

Kata kunci :
1. Sampai di rumah tiba tiba pasien mengeluarkan darah berupa gumpalan darah kurang lebih
600cc (umi hanik)
2.Terdapat jahitan episiotomi dan pengeluaran lochea rubra. (Siti Nurhaliza)

Masalah keperawatan :
Perdarahan post partum(yustika)

STEP 2
Pertanyaan :
1. Apa definisi pendarahan post partum? (Siti nurhaliza)
2. Manifestasi klinik dari kasus tersebut! (Risma)
3. Apakah Etiologi dari pendarahn post partum? (Yustika)
4. Apakah pendarahan post partum bisa di cegah? (Henita)
5. Apakah komplikasi pada kasus? (Dewi)
6. Apakah klasifikasi dari pendarahan post partum?(melli)
7. Apakah Faktor faktor yang mempengaruhi post partum? (Aura)
8. Apakah patofisiologi pada pendarahan post partum? (Intan)
9. Apa penatalaksanaan pada pendarahan post partum?(bunga)
10. Apa pemeriksaan penunjang pada pendarahan post partum? (Umi hanik)
11. Apa diagnosa dan intervensi pada kasus? (Nuris)

STEP 3
Jawab :
1. Apa definisi pendarahan post partum? (Siti nurhaliza)
Jawab :
Pendarahan postpartum adalah pendarahan atau hilangnya darah 500cc atau lebih yang terjadi
setelah anak lahir. Pendarahan dapat terjadi sebelum, selama, atau sesudah lahirnya plasenta.
(Jurnal kesehatan Tadulako Vol 5 No 1, Januari 2019 : 1-63) – Umihan

Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak
lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta. Perdarahan post partum adalah perdarahan
dalam kala IV lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir (Prof. Dr.
Rustam Mochtar, MPH, 1998). ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN KOMPLIKASI POSTPARTUM,(2007),Agus Rosari,Fatuni Misra Yoza, Dian Araafi,
Loyanda Eldira, Meri A Syafrisar. ( RISMA )

Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu
masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya
6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi
sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010).( Henita )

perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam 24 jam setelah anak lahir
atau perdarahan dalam kala ketiga.
(Rukiyah.2010.Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: Trans Info Media ) (nuris)

2. Manifestasi klinik dari kasus tersebut! (Risma)


Jawab :
perdarahan yang hebat dan menakutkan sehingga dalam waktu singkat ibu dapat jatuh kedalam
keadaan syok. Atau dapat berupa perdarahan yang merembes lahan tapi terus menerus terus
menerus sehingga akhirnya menjadi banyak dan menyebabkan ibu lemas atau jatuh kedalam
syok (Ambar, 2010). (Dewi)

-Darah berwarna merah segar.


-Nyeri pada perut bawah.
-Demam.
-Pernapasan cepat.
-Keringat dingin.
-Penurunan kesadaran, mengantuk atau pingsan
Sumber : Yekti Satriyandari, Nena Riski Hariyati. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM. Journal of Health Studies,
Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64 (melli)

-Uterus tidak berkontraksi dan lembek


Perdarahan segera setelah anak lahir
-Uterus kontraksi dan keras
Plasenta lengkap
Darah segar yang meng-alir
segera setelah bayi lahir
-Plasenta belum lahir setelah 30 menit
Perdarahan segera (P3)
Uterus berkontraksi dan
keras
-Plasenta / sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkap
Perdarahan segera (P3)
-Uterus tidak teraba
Lumen vagina terisi masa Tampak tali pusat (bila
plasenta belum lahir)
-Sub-involusi uterus
Nyeri tekan perut bawah dan
uterus
Perdarahan
Lokhia mukopurulen dan
berbau
(Made Bagus Dwi Aryana
Divisi Obstetri Ginekologi Sosial Bagian Obstetri Ginekologi FK.UNUD/ RSUP Sanglah
Denpasar) (intan yuni)

3. Apakah Etiologi dari pendarahn post partum? (Yustika)


Jawab :
Menurut dewi vivian, sunarsih (2013) etiologi post partum di bagi menjadi 2
a. Post partum dini
Post partum dini adalah atonia uteri,laserasi jalan lahir, robekan jalan lahir dan hematoma
b. Post partum lambat
Post partum lambat adalah tertinggalnya sebagian plasenta, ubinvolusi didaerah insersi plasenta
dari luka bekas secsio sesaria (aura)
• Atonia Uteri
• Retensi Plasenta
• Sisa Plasenta dan selaput ketuban
- Pelekatan yang abnormal (plasaenta akreta dan perkreta)
- Tidak ada kelainan perlekatan (plasenta seccenturia)
• Trauma jalan lahir
a. Episiotomi yang lebar
b. Lacerasi perineum, vagina, serviks, forniks dan rahim
c. Rupture uteri
• Penyakit darah
Kelainan pembekuan darah misalnya afibrinogenemia /hipofibrinogenemia Tanda yang sering
dijumpai :
- Perdarahan yang banyak.
- Solusio plasenta.
- Kematian janin yang lama dalam kandungan.
- Pre eklampsia dan eklampsia.
- Infeksi, hepatitis dan syok septik.
• Hematoma
• Inversi Uterus
• Subinvolusi Uterus ( bunga )

4. Apakah pendarahan post partum bisa di cegah? (Henita)


Jawab :
Bisa, Pencegahan PPP dapat dilakukan dengan manajemen aktif kala III. Manajemen aktif kala
III adalah kombinasi dari pemberian uterotonika segera setelah bayi lahir, peregangan tali pusat
terkendali, dan melahirkan plasenta. Setiap komponen dalam manajemen aktif kala III
mempunyai peran dalam pencegahan perdarahan postpartum (Edhi MM, Aslam HM, Naqvi Z,
Hashmi H. 2013. Post partum hemorrhage: causes and management. BMC Research Notes.
6(236): 1-6.). (Yustika)

5. Apakah komplikasi pada kasus? (Dewi)


Jawab :
- Anemia yang diakibatkan perdarahan tersebut memperlemah keadaan pasien, menurunkan daya
tahannya dan menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi nifas.
- Jika kehilangan darah ini tidak dihentikan, akibat akhir tentu saja kematian.
(Oxorn Forte.2010.Ilmu Kebidanan : Patologi & Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: C.V Andi
Offset) (nuris)

terjadinya anemia yang dapat memperlemah keadaan pasien, menurunkan daya tahan tubuhnya,
dan menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi nifas. Komplikasi perdarahan postpartum
segera berupa syok hemoragi (hipovolemik) dan kematian dapat terjadi akibat perdarahan yang
tiba-tiba dan perdarahan berlebihan. Komplikasi yang tertunda yang timbul akibat perdarahan
post partum mencakup anemia, infeksi puerperal, dan trombo embolisme (Bobak, 2005: 664)
( yuliawati, anggraini, yetti, HUBUNGAN RIWAYAT PRE EKLAMSIA, RETENSIO
PLASENTA, ATONIA UTERI DAN LASERASI JALAN LAHIR DENGAN KEJADIAN
PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU NIFAS, tanjung karang, 2015) (intan)

- Perdarahan yang terjadi sangat cepat sehingga menyebabkan kolapsnya sirkulasi dan dapat
mengarah pada syok dan kematian
- anemia purpura dan mordibitas
- kerusakan pada aliran darah kekelenjar hipofisis sehingga menyebabkan nekrosis dari
kekelenjar hipofisis (Sindrom Sheehan)
- rasa takut pada kehamilan berikutnya karena perdarahan sangat menakutkan bagi ibu
Sumber: Shanen Kasten. Perdarahan postpartum. 23 Mei-30 Juli 2016 (melli)

6. Apakah klasifikasi dari pendarahan post partum?(melli)


Jawab :
menurut waktu terjadinya dibagi atas 2 bagian :
a. Perdarahan post partum primer (early post partum hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam
setelah anak lahir.
b. Perdarahan post partum sekunder (late post partum hemorrhage) yang terjadi setelah 2
Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak
lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta. Perdarahan post partum adalah perdarahan
dalam kala IV lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir .
Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
1) Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir
2) Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi
lahir. 4 jam biasanya antara hari ke 5 sampai 15 sumber (Prof.Dr.RustamMochtar,MPH,199)
(Siti Nurhaliza)

Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorrhage) ialah


perdaraha n >500 cc yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir .
Penyebab utama perdarahan postpartum primer adalah atonia uteri , retensio
plasenta , sisa plasenta dan robekan jalan lahir .
2 . Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorrhage) ialah
perdarahan >500 cc setelah 24 jam pasca persalinan . Penyebab utama
perdarahan postpartum sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta(Manuaba, 2007).
(Dewi)

Perdarahan dibagi menjadi minor yaitu 500-1000 ml atau mayor >1000 ml.
Perdarahan mayor dapat dibagi menjadi sedang yaitu 1000-2000 ml atau berat >2000
ml Pembagian lain menurut Sibai adalah perdarahan ringan (mild) apabila jumlah
perdarahan ≤ 1500 ml, berat (severe) > 1500 ml, dan massif > 2500 ml.
Berdasarkan waktu terjadinya dibagi menjadi perdarahan postpartum primer { primary
post partum haemorrhage) yaitu perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama
postpartum, sedangkan sekunder (secondary post partum haemorrhage) merupakan
perdarahan yang terjadi setelah periode 24 jam sampai 6 minggu postpartum. Penyebab
utama perdarahan postpartum adalah atonia uteri ( Jurnal Visi Eksakta (JVIEKS)
Vol.1, No.1, Juli 2020, pp. 1-10 ) - Umihan
7. Apakah Faktor faktor yang mempengaruhi post partum? (Aura)
Jawab :
faktor-faktor predisposisi perdarahan postpartum menurut Varney (2008) antara lain paritas,
umur kehamilam, jarak persalinan, peregangan uterus berlebih (makrosomia, gemeli dan
polihidramnion), partus presipitatus, induksi oksitosin, riwayat seksio sesaria, riwayat
perdarahan postpartum dan kala I dan II yang memanjang.Sedangkan menurut Winkjosastro
(2007) faktor obstetric perdarahan postpartum antara lain riwayat perdarahan postpartum, partus
lama, anemia dan penanganan yang salah pada kala III.
(Wardani, Psiari Kusuma. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN. 2017) (Yustika)

Paritas, peregangan uterus yang berlebihan, oksitosin drip, anemia, dan persalinan
dengan tindakan. Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari
24 jam pada primi dan lebih dari 18
jam pada multi. Partus lama dapat menyebabkan terjadinya inersia uteri
karena kelelahan pada otot - otot uterus
sehingga rahim berkontraksi lemah
setelah bayi lahir (Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64). (Dewi)

komplikasi persalinan, retensio plasenta, robekan jalan lahir, partus lama, perdarahan dan
eklampsia
masing-masing, komplikasi selama nifas dan demam nifas. Faktor lain yang juga diduga
memengaruhi perdarahan postpartum yaitu umur ibu, pendidikan ibu, jarak antar kelahiran,
riwayat
persalinan buruk sebelumnya dan status anemia
Sumber: Bambang Kurniawan. Gambaran kejadian perdarahan post partum pada pasien
persalinan pervagina dibagian kebidanan RSUD Dr. H. Abdul moeloek provinsu lampung tahun
2014. Vol 3, No 3, Juli 2016 : 117 – 120 (melli)

8. Apakah patofisiologi pada pendarahan post partum? (Intan)


Jawab :
Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus melebar untuk meningkatkansirkulasi ke
sana, atoni uteri dan subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun sehingga
sehingga pembuluh darah- pembuluh darah yang melebar tadi tidak menutup sempura sehinga
pedarahan terjadi terus menerus. Trauma jalan terakhir seperti epiostomi yang lebar, laserasi
perineum, dan rupture uteri juga menyebabkan perdarahan karena terbukanya pembuluh darah,
penyakit darah pada ibu; misalnya afibrinogemia atau hipofibrinogemia karena tidak ada
kurangnya fibrin untuk membantu proses pembekuan darah juga merupakan penyabab dari
perdarahan dari postpartum. Perdarahan yang sulit dihentikan bisa mendorong pada keadaan
shock hemoragik.
Lisa margareta, fakultas ilmu kesehatan, UMP 2017 (Aura)

9. Apa penatalaksanaan pada pendarahan post partum?(bunga)


Jawab :
1.Lakukan kompresi uterus bimanual (tindakan ini akan mengatasi sebagian
besar perdarahan).
2.Transfusi darah. Golongan darah setiap ibu harus sudah diketahui sebelum
persalinan.
3.Lakukan eksplorasi kavum uterus secara optimal untuk mencari sisa plasenta yang tertinggal.
4.Lakukan pemeriksaan inspekulum pada serviks dan vagina.
5.Pasang tambahan infus IV kedua dengan menggunakan kateter IV yang besar, sehingga
oksitosin dapat diteruskan sambil membersihkan darah.
6.Kecukupan output jantung pengisian arterial dapat dipantau melalui produksi kemih (Mitayani,
2012). ( Henita )

Penatalaksanaan
pemberian uterotonik, pemijatan uteri, kompresi bimanual, transfusi darah/cairan kristaloid,
pemberian faktor pembekuan darah, dan/atau mengambil sisa plasenta secara manual serta
menejemen trauma. Penanganan invasif berupa ballon tamponade, jahitan kompresi uteri,
angiographic arterial embolization, ligasi arteri, dan histerektomi.
Sumber: Dewa Gde Windu Sanjaya. Tanda bahaya serta penatalaksaan perdarahan postpartum.
Vol. 3 NO.1, Mei-Agustus, Hal.9-18 (melli)

10. Apa pemeriksaan penunjang pada pendarahan post partum? (Umi hanik)
Jawab :
a. Golongan darah : menentukan Rh, ABO dan percocokan silang
b. Jumlah darah lengkap : menunjukkan penurunan Hb/Ht dan peningkatan jumlah sel darah
putuih (SDP). (Hb saat tidak hamil:12-16gr/dl, saat hamil: 10-14gr/dl. Ht saat tidak hamil:37%-
47%, saat hamil:32%-42%. Total SDP saat tidak hamil 4.500-10.000/mm3. saat hamil 5.000-
15.000)
c. Kultur uterus dan vagina : mengesampingkan infeksi pasca partum
d. Urinalisis : memastikan kerusakan kandung kemih
e. Profil koagulasi : peningkatan degradasi, kadar produk fibrin/produk split fibrin
(FDP/FSP), penurunan kadar fibrinogen : masa tromboplastin partial diaktivasi, masa
tromboplastin partial (APT/PTT), masa protrombin memanjang pada KID
Sonografi : menentukan adanya jaringan plasenta yang tertahan ( bunga )

1) Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap harus dilakukan sejak dalam periode antenatal.
b) Pemeriksaan golongan darah dan tes antibodi harus dilakukan sejak periode antenatal.
c) Perlu melakukan pemeriksaan faktor koagulasi seperti waktu perdarahan dan waktu
pembekuan.
2) Pemeriksaan Radiologi
a) Onset perdarahan post partum biasanya sangat cepat. Dengan diagnosis dan penanganan yang
tepat, resolusi biasa
terjadi sebelum pemeriksaan laboratorium atau radiologis dapat dilakukan.
b) USG pada periode antenatal dapat dilakukan untuk mendeteksi pasien dengan resiko tinggi
yang memiliki faktor predisposisi terjadinya perdarahan post partum seperti plasenta previa.
(Joseph dan
Nugroho, 2011:168). (Dewi)

11. Apa diagnosa dan intervensi pada kasus? (Nuris)


Jawab :
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler berlebihan.
DO:
- Hipotensi ( tekanan darah rendah )
- Peningkatan nadi,
- Turgor kulit jelek
-
DS:
Intervensi :
a.Tinjau ulang catatan kehamilan dan persalinan/kelahiran.
b.Kaji lokasi uterus dan derajat kontraktilitas uterus.
c.Perhatikan hipotensi/takikardia perlambatan pengisian kapiler, sinopsis dasar kuku membran
mukosa dan bibir.
d.Lakukan tirah baring dengan kaki di tinggikan 200 -300 dan tubuh horisontal.
e. Kolaborasi : - Pemberian infus, pemberian darah lengkap/produk darah - Pemberian obat
sesuai indikasi

Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia


DO:
- Perubahan tanda-tanda vital
- HB sebelum tranfusi 5,4

DS: - pasien mengatakan mengeluarkan darah kurang lebih 600 cc.


Intervensi :
a.Perhatikan Hb/Ht sebelum dan setelah kehilangan darah
b.Pantau tanda vital; catat derajat dan durasi episode hipovolemik
c.Perhatikan tingkat kesadaran dan adanya perubahn perilaku
d.Kaji payudara setiap hari, perhtikan ada atau tidaknya laktasi dan perubahan pada ukuran
payudara
e.Kolaborasi :- Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan - Pantau GDA dan Kadar pH (Bunga)
STEP 4
Konsep Maping

definisi
Resentio plasenta

etiologi
Plasenta lepas sebagian
patofisiologi

penatalaksanaan Pendaraha Manifestasi klinis


n post
partum
klasifikasi
Pemeriksaan
Pendaraha
n hebat
Asuhan keperawatan
Kehilangan Ancaman
syok vaskuler perubahan
berlebihan status
pengkajian
(kehilanga kesehatan/
n darah) kematian

Analisis
Kekuran hipovolemi
gan ansietas
volume
Diagnosa cairan
1. Kekurangan
cairan b.d Perubahan
kehilangan perfusi
vaskuler jaringan
berlebihan
2. Perubahan
perfusi
jaringan b.d
hivolemia komplikasi
3. Ansietas b.d
ancaman
perubahan

intervensi
STEP 5
1. (Jurnal kesehatan Tadulako Vol 5 No 1, Januari 2019 : 1-63).

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KOMPLIKASI POSTPARTUM,(2007),Agus


Rosari,Fatuni Misra Yoza, Dian Araafi, Loyanda Eldira, Meri A Syafrisar.

(Rukiyah.2010.Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: Trans Info Media )

2. Yekti Satriyandari, Nena Riski Hariyati. FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM. Journal of Health
Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64

Made Bagus Dwi Aryana


Divisi Obstetri Ginekologi Sosial Bagian Obstetri Ginekologi FK.UNUD/ RSUP Sanglah
Denpasar

3.
4. Edhi MM, Aslam HM, Naqvi Z, Hashmi H. 2013. Post partum hemorrhage: causes and
management. BMC Research Notes. 6(236): 1-6.

5. yuliawati, anggraini, yetti, HUBUNGAN RIWAYAT PRE EKLAMSIA, RETENSIO


PLASENTA, ATONIA UTERI DAN LASERASI JALAN LAHIR DENGAN
KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU NIFAS, tanjung karang,
2015

6. Prof.Dr.RustamMochtar,MPH,199

Jurnal Visi Eksakta (JVIEKS)


Vol.1, No.1, Juli 2020, pp. 1-10

7. Wardani, Psiari Kusuma. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


TERJADINYA PERDARAHAN PASCA PERSALINAN. 2017

(Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64)

Bambang Kurniawan. Gambaran kejadian perdarahan post partum pada pasien persalinan
pervagina dibagian kebidanan RSUD Dr. H. Abdul moeloek provinsu lampung tahun
2014. Vol 3, No 3, Juli 2016 : 117 – 120

8. Lisa margareta, fakultas ilmu kesehatan, UMP 2017

9. Mitayani, 2017
Dewa Gde Windu Sanjaya. Tanda bahaya serta penatalaksaan perdarahan postpartum.
Vol. 3 NO.1, Mei-Agustus, Hal.9-18

10. Joseph dan Nugroho, 2011:168

Anda mungkin juga menyukai