KEPERAWATAN MATERNITAS
Laporan
SGD Kelompok : 14
Judul LBM : Aku kok berdarah lagi?
Tutor Pengampu SGD : Ns. Kurnia Wijayanti, M.Kep
Ketua : Siti Nurhaliza
Sekertaris : Yustika Yuni Astuti
Disusn Oleh :
1. Aura Ramadhina (30901800024)
2. Dewi Lestari (30901800042)
3. Erviana Bunga Miskha (30901800060)
4. Henita Febriani (30901800077)
5. Intan Yuni Laila Ardiyani (30901800095)
6. Mellinia Ramadyanti (30901800113)
7. Nuris Futihatun N (30901800132)
8. RismaWulandari (30901800150)
9. Siti Nurhaliza (30901800169)
10. Umihanik (30901800187)
11. Yustika Yuni Astuti (30901800204)
Seorang perempuan usia 17 tahun P1Ao postpartum pervaginam dengan episiotomi grade 2 di
Puskesmas. Bayi berjenis kelamin laki-laki, BB 3400 gr, dan PB 50 cm, namun plasenta tidak dapat lahir
secara spontan > 30 menit, akhirnya pasien dilakukan manual plasenta. Setelah 2 hari dirawat di
Puskesmas, pasien diperbolehkan pulang. Satu minggu setelah melahirkan saat pasien akan ke kamar
mandi tiba-tiba pasien mengeluarkan darah banyak, sampai di kamar mandi darah keluar semakin
banyak
berupa gumpalan darah kurang lebih 600 cc. Pasien mengatakan takut dan cemas
deSnkgeannakrioondisi yang dialaminya. Kemudian pasien dibawa ke bidan dan dirawat serta
diobservasi selama satu hari, namun siangnya darah masih keluar banyak, akhirnya ia dirujuk ke
Rumah Sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan USG menunjukkan terdapat sisa jaringan plasenta,
sehingga pasien harus dilakukan kuretase. Pasien saat ini masih dirawat di Rumah Sakit dan perawat
sudah berkolaborasi dalam pemberian transfusi sebanyak 3 kolf. Hb sebelum tranfusi 5,4 gr/dl. Saat
ini kondisi pasien tampak lemah. Hasil pengkajian Tekanan Darah=80/60 mmHg, frekuensi nadi =66
x/menit, frekuensi pernapasan= 16 x/menit, suhu= 37,5 oC, turgor kulit jelek. Terdapat jahitan
episiotomi dan pengeluaran lochea rubra, tinggi fundus uteri (TFU)
STEP 1
Kata Sulit :
1. P1A0
P = portus/persalinan, angka 1 artinya pernah melahirkan 1 kali
A = abortus/keguguran, angka 0 artinya belum pernah keguguran(yustika)
2. Episiotomi
Episiotomy adalah sebuah irisan bedah melalui perineum yang dilakukan unuk memperlebar
vagina dengan maksud untuk membantu proses kelahiran bayi. Perlebaran ini dapat dilakukan di
garis tengah atau dari sebuah sudut dari ujung belakang dari vulva, dilakukan di bawah bius lokal
dan dijahit kembali setelah melahirkan (Dewi)
3. Manual plasenta
prosedur pelepasan plasenta dari tempat implantasinya pada dinding uterus dan
mengeluarkannya dari kavum uteri secara manual yaitu dengan melakukan tindakan invasi dan
manipulasi tangan penolong persalinan yang dimasukkan langsung kedalam kavum uteri. (Siti
Nurhaliza)
Kata kunci :
1. Sampai di rumah tiba tiba pasien mengeluarkan darah berupa gumpalan darah kurang lebih
600cc (umi hanik)
2.Terdapat jahitan episiotomi dan pengeluaran lochea rubra. (Siti Nurhaliza)
Masalah keperawatan :
Perdarahan post partum(yustika)
STEP 2
Pertanyaan :
1. Apa definisi pendarahan post partum? (Siti nurhaliza)
2. Manifestasi klinik dari kasus tersebut! (Risma)
3. Apakah Etiologi dari pendarahn post partum? (Yustika)
4. Apakah pendarahan post partum bisa di cegah? (Henita)
5. Apakah komplikasi pada kasus? (Dewi)
6. Apakah klasifikasi dari pendarahan post partum?(melli)
7. Apakah Faktor faktor yang mempengaruhi post partum? (Aura)
8. Apakah patofisiologi pada pendarahan post partum? (Intan)
9. Apa penatalaksanaan pada pendarahan post partum?(bunga)
10. Apa pemeriksaan penunjang pada pendarahan post partum? (Umi hanik)
11. Apa diagnosa dan intervensi pada kasus? (Nuris)
STEP 3
Jawab :
1. Apa definisi pendarahan post partum? (Siti nurhaliza)
Jawab :
Pendarahan postpartum adalah pendarahan atau hilangnya darah 500cc atau lebih yang terjadi
setelah anak lahir. Pendarahan dapat terjadi sebelum, selama, atau sesudah lahirnya plasenta.
(Jurnal kesehatan Tadulako Vol 5 No 1, Januari 2019 : 1-63) – Umihan
Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak
lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta. Perdarahan post partum adalah perdarahan
dalam kala IV lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir (Prof. Dr.
Rustam Mochtar, MPH, 1998). ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN KOMPLIKASI POSTPARTUM,(2007),Agus Rosari,Fatuni Misra Yoza, Dian Araafi,
Loyanda Eldira, Meri A Syafrisar. ( RISMA )
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu
masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya
6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi
sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010).( Henita )
perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam 24 jam setelah anak lahir
atau perdarahan dalam kala ketiga.
(Rukiyah.2010.Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: Trans Info Media ) (nuris)
terjadinya anemia yang dapat memperlemah keadaan pasien, menurunkan daya tahan tubuhnya,
dan menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi nifas. Komplikasi perdarahan postpartum
segera berupa syok hemoragi (hipovolemik) dan kematian dapat terjadi akibat perdarahan yang
tiba-tiba dan perdarahan berlebihan. Komplikasi yang tertunda yang timbul akibat perdarahan
post partum mencakup anemia, infeksi puerperal, dan trombo embolisme (Bobak, 2005: 664)
( yuliawati, anggraini, yetti, HUBUNGAN RIWAYAT PRE EKLAMSIA, RETENSIO
PLASENTA, ATONIA UTERI DAN LASERASI JALAN LAHIR DENGAN KEJADIAN
PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU NIFAS, tanjung karang, 2015) (intan)
- Perdarahan yang terjadi sangat cepat sehingga menyebabkan kolapsnya sirkulasi dan dapat
mengarah pada syok dan kematian
- anemia purpura dan mordibitas
- kerusakan pada aliran darah kekelenjar hipofisis sehingga menyebabkan nekrosis dari
kekelenjar hipofisis (Sindrom Sheehan)
- rasa takut pada kehamilan berikutnya karena perdarahan sangat menakutkan bagi ibu
Sumber: Shanen Kasten. Perdarahan postpartum. 23 Mei-30 Juli 2016 (melli)
Perdarahan dibagi menjadi minor yaitu 500-1000 ml atau mayor >1000 ml.
Perdarahan mayor dapat dibagi menjadi sedang yaitu 1000-2000 ml atau berat >2000
ml Pembagian lain menurut Sibai adalah perdarahan ringan (mild) apabila jumlah
perdarahan ≤ 1500 ml, berat (severe) > 1500 ml, dan massif > 2500 ml.
Berdasarkan waktu terjadinya dibagi menjadi perdarahan postpartum primer { primary
post partum haemorrhage) yaitu perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama
postpartum, sedangkan sekunder (secondary post partum haemorrhage) merupakan
perdarahan yang terjadi setelah periode 24 jam sampai 6 minggu postpartum. Penyebab
utama perdarahan postpartum adalah atonia uteri ( Jurnal Visi Eksakta (JVIEKS)
Vol.1, No.1, Juli 2020, pp. 1-10 ) - Umihan
7. Apakah Faktor faktor yang mempengaruhi post partum? (Aura)
Jawab :
faktor-faktor predisposisi perdarahan postpartum menurut Varney (2008) antara lain paritas,
umur kehamilam, jarak persalinan, peregangan uterus berlebih (makrosomia, gemeli dan
polihidramnion), partus presipitatus, induksi oksitosin, riwayat seksio sesaria, riwayat
perdarahan postpartum dan kala I dan II yang memanjang.Sedangkan menurut Winkjosastro
(2007) faktor obstetric perdarahan postpartum antara lain riwayat perdarahan postpartum, partus
lama, anemia dan penanganan yang salah pada kala III.
(Wardani, Psiari Kusuma. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN. 2017) (Yustika)
Paritas, peregangan uterus yang berlebihan, oksitosin drip, anemia, dan persalinan
dengan tindakan. Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari
24 jam pada primi dan lebih dari 18
jam pada multi. Partus lama dapat menyebabkan terjadinya inersia uteri
karena kelelahan pada otot - otot uterus
sehingga rahim berkontraksi lemah
setelah bayi lahir (Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64). (Dewi)
komplikasi persalinan, retensio plasenta, robekan jalan lahir, partus lama, perdarahan dan
eklampsia
masing-masing, komplikasi selama nifas dan demam nifas. Faktor lain yang juga diduga
memengaruhi perdarahan postpartum yaitu umur ibu, pendidikan ibu, jarak antar kelahiran,
riwayat
persalinan buruk sebelumnya dan status anemia
Sumber: Bambang Kurniawan. Gambaran kejadian perdarahan post partum pada pasien
persalinan pervagina dibagian kebidanan RSUD Dr. H. Abdul moeloek provinsu lampung tahun
2014. Vol 3, No 3, Juli 2016 : 117 – 120 (melli)
Penatalaksanaan
pemberian uterotonik, pemijatan uteri, kompresi bimanual, transfusi darah/cairan kristaloid,
pemberian faktor pembekuan darah, dan/atau mengambil sisa plasenta secara manual serta
menejemen trauma. Penanganan invasif berupa ballon tamponade, jahitan kompresi uteri,
angiographic arterial embolization, ligasi arteri, dan histerektomi.
Sumber: Dewa Gde Windu Sanjaya. Tanda bahaya serta penatalaksaan perdarahan postpartum.
Vol. 3 NO.1, Mei-Agustus, Hal.9-18 (melli)
10. Apa pemeriksaan penunjang pada pendarahan post partum? (Umi hanik)
Jawab :
a. Golongan darah : menentukan Rh, ABO dan percocokan silang
b. Jumlah darah lengkap : menunjukkan penurunan Hb/Ht dan peningkatan jumlah sel darah
putuih (SDP). (Hb saat tidak hamil:12-16gr/dl, saat hamil: 10-14gr/dl. Ht saat tidak hamil:37%-
47%, saat hamil:32%-42%. Total SDP saat tidak hamil 4.500-10.000/mm3. saat hamil 5.000-
15.000)
c. Kultur uterus dan vagina : mengesampingkan infeksi pasca partum
d. Urinalisis : memastikan kerusakan kandung kemih
e. Profil koagulasi : peningkatan degradasi, kadar produk fibrin/produk split fibrin
(FDP/FSP), penurunan kadar fibrinogen : masa tromboplastin partial diaktivasi, masa
tromboplastin partial (APT/PTT), masa protrombin memanjang pada KID
Sonografi : menentukan adanya jaringan plasenta yang tertahan ( bunga )
1) Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap harus dilakukan sejak dalam periode antenatal.
b) Pemeriksaan golongan darah dan tes antibodi harus dilakukan sejak periode antenatal.
c) Perlu melakukan pemeriksaan faktor koagulasi seperti waktu perdarahan dan waktu
pembekuan.
2) Pemeriksaan Radiologi
a) Onset perdarahan post partum biasanya sangat cepat. Dengan diagnosis dan penanganan yang
tepat, resolusi biasa
terjadi sebelum pemeriksaan laboratorium atau radiologis dapat dilakukan.
b) USG pada periode antenatal dapat dilakukan untuk mendeteksi pasien dengan resiko tinggi
yang memiliki faktor predisposisi terjadinya perdarahan post partum seperti plasenta previa.
(Joseph dan
Nugroho, 2011:168). (Dewi)
definisi
Resentio plasenta
etiologi
Plasenta lepas sebagian
patofisiologi
Analisis
Kekuran hipovolemi
gan ansietas
volume
Diagnosa cairan
1. Kekurangan
cairan b.d Perubahan
kehilangan perfusi
vaskuler jaringan
berlebihan
2. Perubahan
perfusi
jaringan b.d
hivolemia komplikasi
3. Ansietas b.d
ancaman
perubahan
intervensi
STEP 5
1. (Jurnal kesehatan Tadulako Vol 5 No 1, Januari 2019 : 1-63).
3.
4. Edhi MM, Aslam HM, Naqvi Z, Hashmi H. 2013. Post partum hemorrhage: causes and
management. BMC Research Notes. 6(236): 1-6.
6. Prof.Dr.RustamMochtar,MPH,199
Bambang Kurniawan. Gambaran kejadian perdarahan post partum pada pasien persalinan
pervagina dibagian kebidanan RSUD Dr. H. Abdul moeloek provinsu lampung tahun
2014. Vol 3, No 3, Juli 2016 : 117 – 120
9. Mitayani, 2017
Dewa Gde Windu Sanjaya. Tanda bahaya serta penatalaksaan perdarahan postpartum.
Vol. 3 NO.1, Mei-Agustus, Hal.9-18