Anda di halaman 1dari 10

EVIDANCE BASED

PRACTICE MIOMA UTERI


USIA 40 TAHUN
NAMA KELOMPOK 3 :
1. Tya Solpani 205140050
2. Hana Tyas Murti Ningsih 205140061
3. Nyoman Delta Fitri Ayu 205140062
4. Icha Ariesda 205140066
5. Sulistiyani 205140067
6. Nadia Ayu Amadea 205140070
7. Meilany Sasti 205140082

S1 KEPERAWATAN
EBP(EVIDANCE BASED PRACTICE)
Definisi EBP (Evidance Based Practice)
Evidence based practice adalah penggunaan teori dan informasi yang
diperoleh berdasarkan hasil penelitian secara teliti, jelas dan bijaksana dalam
pembuatan keputusan tentang pemberian asuhan keperawatan pada individu atau
sekelompok pasien dan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan pilihan dari
pasien tersebut (Ingersoll G, 2000).

Tujuan EBP (Evidance Based Practice)


Tujuan utama di implementasikannya evidance based practice di dalam
praktek keperawatan adalah untuk meningkatkan kualitas perawatan dan
memberikan hasil yang terbaik dari asuhan keperawatan yang diberikan
.
Langkah – Langkah Dalam EBP (Evidance Based Practice)

1) Kembangkan semangat penelitianLangkah


2) Ajukan pertanyaan klinis dalam format PICOT
3) Cari bukti terbaik
4) Kritis menilai bukti
5) Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan preferensi pasien dan nilai – nilai.
6) Evaluasi hasil keputusan praktek atau perubahan berdasarkan bukti setelah menerapkan
EBP
7) Menyebarluaskan hasil EBP
MIOMA UTERI USIA 40 TAHUN
Mioma uteri adalah tumor jinak yang paling umum ditemukan pada wanita usia reproduksi. Mioma
uteri dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan, dan dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup.Sebagian besar
(sekitar dua pertiga) wanita dengan mioma uteri tidak menunjukkan gejala (asimtomatik), hampir setengah dari kasus
mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologik.

Hal ini disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan mioma uteri disebabkan oleh stimulasi hormon estrogen
yang disekresikan oleh ovarium. Mioma uteri jarang timbul pada usia sebelum menarche dan sesudah menopause,
tumbuh dengan lambat dan sering terdeteksi pada usia dekade keempat.

Penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien seperti ini meliputi tindakan konservatif dan tindakan operatif. Tindakan
konservatif yang dilakukan pada kasus ini adalah pemberian tablet zat besi, antibiotik, anti perdarahan dan transfusi
PRC. Hal ini bertujuan untuk mengurangi gejala yang terjadi pada pasien dan meningkatkan kadar hemoglobin darah
pasien untuk persiapan dilakukan tindakan operatif. Terapi operatif yang dilakukan pada pasien ini adalah histerektomi,
Pasca tindakan konservatif dan operatif kepada pasien, keluhan pasien berkurang dan memberikan hasil yang baik.
ANALISA PICOT MIOMA UTERI USIA 40 TAHUN

1. P (Population)
Populasi dalam penelitian ini adalah sering terjadi pada wanita berusia 30-50 tahun.

2. I (Intervensi)
Munculnya mioma uteri atau fibroid selama kehamilan merupakan sebuah masalah
potensial serius dan sering menjadi perhatian dalam praktek klinis. Hal ini disebabkan karena
fibroid umumnya dijumpai pada perempuan usia reproduktif dan sejak lama dikaitkan dengan
buruknya komplikasi terhadap kehamilan. Insiden fibroid pada masa kehamilan dilaporkan
berkisar pada 0,1 sampai 10,7% dari seluruh kehamilan dan sebagian besartidak menimbulkan
gejala2. Ukuran mioma dan lokasi mioma dapat menjadi penyebab dilakukannya kelahiran
dengan cara operasi sesar.
Lanjutan...

3. C (Comparison)

The National Center for Chronic Disease Penelitian yang dilakukan Rammeh di Prancis
Prevention and Health Promotion di Amerika tahun 2005 terhadap 2.760 kasus tumor pelvis,
Serikat melaporkan pada tahun 2000 proporsi menemukan 2.709 kasus mioma uteri (proporsi 98,1 %).
mioma uteri pada pasien histerektomi 44,2% dan
38,7% pada tahun 2004. Di Nigeria (2014) melaporkan prevalensi
mioma uteri sebanyak 44,41% pada wanita dengan
Medical Surveillance Monthly Report, Armed usia 31-40 tahun dengan usia rata-rata terjadi pada
Force Amerika Serikat periode 2001-2010 melaporkan wanita usia 30,5 tahun
terdapat 11.931 kasus mioma uteri (insidens rate 57,6
per 10.000 tiap tahun) pada wanita usia reproduksi
aktif.
4. O (Outcome)
mioma uteri memerlukan pengobatan bedah dan 50% dari semua mioma uteri tidak
membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun, terutama apabila mioma itu masih kecil dan
tidak menimbulkan gangguan atau keluhan.

Penatalaksanaan yang diberikan kepadapasien seperti ini meliputi tindakan konservatif


dan tindakan operatif. Tindakan konservatif yang dilakukan pada kasus ini adalah pemberian tablet
zat besi, antibiotik, anti perdarahan dan transfusi PRC. Hal ini bertujuan untuk mengurangi gejala
yang terjadi pada pasien dan meningkatkan kadar hemoglobin darah pasien untuk persiapan
dilakukan tindakan operatif. Terapi operatif yang dilakukan pada pasien ini adalah histerektomi,
Pasca tindakan konservatif dan operatif kepada pasien, keluhan pasien berkurang dan memberikan
hasil yang baik.

5. T (Time)
Juni 2020
Referensi

Andaso, R.N, Saranga, D, Kaput,J. Mioma Geburt dengan Anemia: Laporan Kasus. Vol.1,
No.1.Jurnal Medical Profession (MedPro).(2019)

Baby HA, Begum MR, Ehsan M, et al. Myomectomy during Caesarean Section: Safety and
Feasibility of the Procedure. Bangladesh J Obstet Gynaecol. 30(1): 10-14. (2015).

Pasinggi, S., Wagey, F., Rarung, M. Prevalensi Mioma Uteri Berdasasarkan Umur DI RSUP
PROF. DR. R. D. KANDOU MANAD. Jurnal e-Clinic (eCl), vol 3 No 1. (2015)

Sparić R, Kadija S, Stefanović A, et al. Cesarean myomectomy in modern obstetrics: More


light and fewer shadows. J Obstet Gynaecol Res. 43(5): 798–804. (2017).

Sultana R, Noor S, Nazar AF, et al. Safety of Caesarean Myomectomy. J Ayub Med Coll
Abbottabad. 24(2). (2012)
 
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai