Anda di halaman 1dari 4

SEBUAH LAPORAN KASUS: MIOMA UTERI USIA 40 TAHUN

*Imtihana Mise1, Djemi2, Ary Anggara3, Haerani Harun4


1
Medical Profession Program, Faculty of Medicine, Tadulako University, Palu, Indonesia – 94226
2
Departement of Obstetrian and Gynecology, Anutapura Hospital, Palu, Indonesia, 94111
3
Departement of Tropical Infection and Traumatology, Faculty of Medicine, Tadulako University, Palu, Indonesia,
94118
*Corespondent Autor : imtihanamisee@gmail.com

ABSTRACT
Uterine fibroid is the most common benign tumor found in women of reproductive age. Uterine
fibroids can cause significant morbidity and can cause a decrease in quality of life. The majority (approx
mately two thirds) of the women with uterine fibroids are asymptomatic, almost half of the cases of uterine
fibroids are found incidentally on gynecological examination. This report shows a 40-year-old woman
diagnosed with myoma myoma.

ABSTRAK
Mioma uteri adalah tumor jinak yang paling umum ditemukan pada wanita usia reproduksi. Mioma
uteri dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan, dan dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup.
Sebagian besar (sekitar dua pertiga) wanita dengan mioma uteri tidak menunjukkan gejala (asimtomatik),
hampir setengah dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologik.
Laporan ini menunjukkan perempuan 40 tahun didiagnosis Mioma Uteri.

PENDAHULUAN mengeluh nyeri pada pinggang terutama saat


Salah satu masalah kesehatan reproduksi duduk dan nyeri perut juga dialami pasien sesekali
yang dialami wanita adalah terjadinya penyakit sejak perdarahan. Pasien juga sering merasa
mioma uteri. Mioma uteri adalah salah satu tumor pusing. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-
jinak yang paling umum pada sistem reproduksi tanda vital tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi
wanita, insidensi sekitar 50-60%, dan sering 88x/menit, Respirasi 20x/menit, suhu 36,8 derajat
terjadi pada usia reproduksi. Menurut letaknya C. Pada pemeriksaan dalam dengan in speculo
mioma uteri, dapat dibagi menjadi tiga jenis didapatkan tampak perdarahan keluar dari kanalis
berikut: mioma intramural, mioma submukosa, servikalis, dinding vagina tidak terdapat kelainan.
dan mioma subserosa. Menurut International Pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit
Federation of Gynecology and Obstetric, 2016 7,85 x103/μL, eritrosit 4,63 x106/μL, hemoglobin
mioma submukosa memiliki tiga klasifikasi yaitu 10,4 g/dL, platelet 370 x103/μL. Berdasarkan
mioma submukosa dengan pedunkula atau anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang,
bertangkai, mioma submukosa tanpa pedukula maka penderita didiagnosis Mioma Uteri. Pasien
yang ≤50% ekspansi ke intramural, dan mioma direncanakan transfusi darah terlebih dahulu
submukosa tanpa pedunkula yang >50% ekspansi kemudian dilakukan histerektomi.
ke intramural. Jumlah kejadian mioma uteri di
Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker
serviks. Medical Survei Monthly Report, Armed
Force Amerika Serikat periode 2001-2010
melaporkan terdapat 11.931 kasus mioma uteri
(insedens rate 57,6 per 10.000 tiap tahun) pada
wanita usia reproduksi aktif. Kejadian mioma
submukosa uteri menurut survei oleh Yang et al.,
2011 adalah sekitar 20-40% , dan penyakit ini
sering terjadi pada wanita berusia 30-50 tahun1.

LAPORAN KASUS
Seorang wanita berusia 40 tahun datang
ke Rumah Sakit dengan keluhan perdarahan
pervaginam, dialami sejak 2 bulan terakhir, darah Gambar 1. Inspeksi mioma uteri
yang keluar banyak dan kadang bergumpal. Pasien

Vol. 2 | No. 2 | Juni 2020 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 135


ukuran dan lokasi dari mioma. Fibroid mulitpel
dan berukuran besar dapat mengubah rongga
uterus dan secara konsisten berkaitan dengan
malpresentasi fetus5.

The National Center for Chronic Disease


Prevention and Health Promotion di Amerika
Serikat melaporkan pada tahun 2000 proporsi
mioma uteri pada pasien histerektomi 44,2% dan
38,7% pada tahun 2004. Medical Surveillance
Monthly Report, Armed Force Amerika Serikat
periode 2001-2010 melaporkan terdapat 11.931
kasus mioma uteri (insidens rate 57,6 per 10.000
tiap tahun) pada wanita usia reproduksi aktif.
Penelitian yang dilakukan Rammeh di Prancis
tahun 2005 terhadap 2.760 kasus tumor pelvis,
menemukan 2.709 kasus mioma uteri (proporsi
98,1 %). Di Nigeria (2014) melaporkan prevalensi
mioma uteri sebanyak 44,41% pada wanita dengan
usia 31-40 tahun dengan usia rata-rata terjadi pada
Gambar 2. Makroskopik Mioma Uteri wanita usia 30,5 tahun6.

Survei menunjukkan bahwa tingkat


PEMBAHASAN kejadian mioma submukosa uterus sekitar 20-40%,
Kesehatan reproduksi wanita memberikan dan penyakit ini sering terjadi pada wanita berusia
pengaruh yang besar dan berperan penting 30-50 tahun. Namun, menurut penelitian terbaru,
terhadap kelanjutan generasi penerus bagi suatu kejadian mioma submukosa uterus menunjukkan
negara serta merupakan parameter kemampuan tren yang semakin muda. Studi klinis telah
Negara dalam menyelenggarakan pelayanan mengkonfirmasi bahwa mioma uterus dapat
kesehatan terhadap masyarakat1. Munculnya menyebabkan infertilitas dan anemia, dan bahkan
mioma uteri atau fibroid selama kehamilan mengancam kehidupan kasus yang parah7. Hasil
merupakan sebuah masalah potensial serius dan survei untuk pasien dengan mioma submukosa
sering menjadi perhatian dalam praktek klinis. Hal uterus menunjukkan bahwa penyakit ini dapat
ini disebabkan karena fibroid umumnya dijumpai memiliki dampak yang lebih besar pada kesuburan
pada perempuan usia reproduktif dan sejak lama dan status menstruasi pasien, dan menyebabkan
dikaitkan dengan buruknya komplikasi terhadap infertilitas, anemia hemoragik dan gejala lainnya.
kehamilan. Insiden fibroid pada masa kehamilan Saat ini, metode pengobatan tradisional mioma
dilaporkan berkisar pada 0,1 sampai 10,7% dari uterus termasuk miomaenukleasi dan histerektomi,
seluruh kehamilan dan sebagian besartidak tetapi metode di atas memiliki kelemahan dari
menimbulkan gejala2. Ukuran mioma dan lokasi trauma besar, reaksi merugikan pasca operasi yang
mioma dapat menjadi penyebab dilakukannya serius dan pemulihan pasca operasi yang lebih
kelahiran dengan cara operasi sesar3. Walaupun lama sehingga telah ada beberapa perawatan klinis
banyak kemajuan signifikan pada terapi mioma minimal invasif artinya pada tahun-tahun
secara bedah dan non-bedah, penanganan mioma sebelumnya. Sebagai salah satu bagian penting
pada seksiosesaria (CS; cesareansection) masih dalam pengobatan ultrasound, USG intervensi
menjadi suatu kontroversi4. memainkan peran penting dalam diagnosis klinis
Kebanyakan wanita hamil dengan mioma dan pengobatan berbagai penyakit. Dalam
uteri tidak mengalami gejala, sedangkan 10-30% penelitian ini, pasien yang didiagnosis awal
berkembang mengalami komplikasi pada masa sebagai mioma submukosa uterus melalui
gestasi, persalinan dan pada masa puerperium.5 pemeriksaan ultrasonografi konvensional terdaftar
Meta-analisis terbaru menunjukkan bahwa mioma dalam penelitian ini, sehingga untuk menyelidiki
intrauteri meningkatkan resiko dari malpresentasi nilai ultrasonografi intervensi dalam diagnosis dan
janin, namun tidak semua artikel menyertakan pengobatan mioma submukosa uterus8.

136 Vol. 2 | No. 2 | Juni 2020 | Jurnal Medical Profession (MedPro)


Fibroid uterus sudah sejak lama dikaitkan membutuhkan penanganan agresif karena
sebagai penyebab buruknya prognosis kehamilan9. manisfestasi klinisnya yang berat, seperti
Walaupun dalam beberapa kasus tidak menoragia, metroragia, dismenorea, infertilitas
menyebabkan gangguan pada kehamilan, tetapi dan aborsi berulang. Penyebab pasti mioma uteri
kebanyakan kasus berakhir dengan masalah seperti tidak diketahui secara pasti. Mioma jarang sekali
aborsi, persalinan prematur, disfungsi uterus, ditemukan sebelum usia pubertas, sangat
partus lama, malpresentasi, malposisi dan lainnya. dipengaruhi oleh hormon reproduksi, dan hanya
Komplikasi fibroid uteri pada kehamilan dapat bermanifestasi selama usia produktif. Estrogen dan
muncul pada antenatal, intrapartumatau masa progesteron memiliki peran dalam perkembangan
puerperium10. mioma, faktor-faktor yang meningkatkan paparan
Peningkatan umur merupakan faktor resiko estrogen, seperti obesitas dan menarche dini.
terjadinya mioma uteri. Hal ini disebabkan karena Disisi lain juga ada latihan dan banyaknya paritas
pertumbuhan dan perkembangan mioma uteri akan menurunkan paparan estrogen dan bersifat
disebabkan oleh stimulasi hormon estrogen yang protektif15.
disekresikan oleh ovarium. Mioma uteri jarang Diagnosa mioma uteri sesuai dengan
timbul pada usia sebelum menarche dan sesudah keluhan utama dari pasien dimana pasien pertama
menopause, tumbuh dengan lambat dan sering kali datang berobat dengan mengeluhkan
terdeteksi pada usia dekade keempat11. pendarahan dari jalan lahir sejak 2 bulan yang lalu.
Perdarahan adalah salah satu gejala umum Darah yang keluar banyak dan kadang bergumpal.
pada mioma uteri. Meskipun jenis pendarahannya Perdarahan menjadi manifestasi klinik utama pada
dapat bervariasi, presentasi yang paling umum mioma dan perdarahan terjadi pada 30%
termasuk perkembangan aliran menstruasi yang penderita16. Bila terjadi secara kronis maka dapat
semakin berat itu berlangsung lebih lama dari terjadi anemia defisiensi zat besi dan bila
durasi normal (menorrhagia, didefinisikan sebagai berlangsung lama dan dalam jumlah yang besar
kehilangan darah menstruasi > 80 mL). maka sulit untuk dikoreksi dengan suplementasi
Pendarahan ini dapat terjadi akibat distorsi zat besi. Perdarahan pada mioma submukosa
signifikan pada endometrium rongga oleh tumor seringkali diakibatkan oleh hambaran pasokan
yang mendasarinya12. darah endometrium, tekanan, dan bendungan
Fibroid yang kurang dari 5 cm dalam pembuluh darah di area tumor (terutama vena)
diameter umumnya tetap stabil atau bahkan atau ulserasi endometrium di atas tumor. Tumor
mengecil seiring tuanya usia kehamilan. Fibroid bertangkai seringkali menyebabkan thrombosis
dengan ukuran yang lebih besar dari 5 cm vena dan nekrosis endometrium akibat tarikan dan
seringnya akan membesar selama kehamilan. infeksi (vagina dan kavum uteri terhubung oleh
Resiko kehamilan akan semakin meningkat seiring tangkai yang keluar dari ostium serviks16.
dengan bertambahnya ukuran fibroid. Komplikasi Pasien juga mengeluhkan adanya nyeri
fibroid yang telah dilaporkan pada kehamilan pada pinggang terutama saat duduk. Berdasarkan
meliputi perdarahan postpartum (PPH), malposisi teori, nyeri pinggang dapat terjadi karena mioma
fetus, akut abdomen, laparotomi, kelahiran yang menekan persyarafan yang berjalan di atas
prematur, retensi plasenta dan gangguan permukaan tulang pelvis16.
pertumbuhan intrauterin13. Terapi pada mioma harus memperhatikan
Pada kasus ini, diagnosis mioma uteri usia, paritas, kehamilan, konservasi fungsi
ditegakkan berdasarkan dari anamnesis, reproduksi, keadaan umum, dan gejala yang
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. ditimbulkan karena sangat mempengaruhi
Berdasarkan teori, Mioma atau fibroid adalah pemilihan terapi yang akan diberikan kepada
tumor benigna yang paling umum pada sistem pasien7. Bila kondisi pasien sangat buruk, lakukan
reproduksi wanita dan sebagian besar mioma uteri upaya perbaikan yang diperlukan termasuk nutrisi,
tidak menunjukkan gejala (asimtomatik) namun suplementasi zat esensial, ataupun transfusi17.
sangat berdampak bagi individu. Mioma dapat Secara umum penatalaksanaan mioma
diklasifikasikan berdasarkan letaknya menjadi tipe uteri dibagi atas 2 metode, terapi medisinal
subserosa, tipe intramural, dan tipe submukosa 14. (hormonal), dan terapi pembedahan. Tidak semua
Diantara berbagai jenis mioma, mioma submukosa mioma uteri memerlukan pengobatan bedah dan
(berada di bawah endometrium) yang paling 50% dari semua mioma uteri tidak membutuhkan
sering

Vol. 2 | No. 2 | Juni 2020 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 137


suatu pengobatan dalam bentuk apapun, terutama 7. Odokuma EI. Age prevalence of leiomyoma
apabila mioma itu masih kecil dan tidak uteri: a histopathologic study. Sciencedomain.
menimbulkan gangguan atau keluhan. Pengobatan British Journal of Applied Science &
operatif meliputi miomektomi, histerektomi dan Technology. Vol 4. April (2014): 2395-99.
embolisasi arteri uterus. Mioma adalah indikasi 8. Ginting, L.Y., Rasmaliah., Jemadi.
Karakteristik Penderita Mioma Uteri yang
paling umum untuk histerektomi di Amerika
Dirawat di RSUD DR. PIRNGADI MEDAN
Serikat dan Australia17. TAHUN 2009-201. (2012)
Penatalaksanaan yang diberikan kepada 9. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Keempat.
pasien seperti ini meliputi tindakan konservatif Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
dan tindakan operatif18. Tindakan konservatif yang Prawirohardjo; (2014). 892.
dilakukan pada kasus ini adalah pemberian tablet 10. Yang J-H, Chen M-J, Chen C-D, Chen CL, Ho
zat besi, antibiotik, anti perdarahan dan transfusi H-N, Yang Y-S. Impact of submucous myoma
on the severity of anemia. Fertil Steril. (2011)
PRC. Hal ini bertujuan untuk mengurangi gejala
Apr;95(5):1769-1772.
yang terjadi pada pasien dan meningkatkan kadar 11. Parker WH. Etiology, Symtomatology, and
hemoglobin darah pasien untuk persiapan Diagnosis of Uterine Myomas. Department of
dilakukan tindakan operatif19. Terapi operatif yang Obstetrics and Gynecology UCLA School of
dilakukan pada pasien ini adalah histerektomi, Medicine. California: journal of American
Pasca tindakan konservatif dan operatif kepada Society for Reproductive Medicine.
pasien, keluhan pasien berkurang dan memberikan (2007);87:p725-33.
12. Pavone D, Clemenza S, Sorbi F, et al.
hasil yang baik20.
Epidemiology and Risk Factors of Uterine
Fibroids. Italia: Best Practice & Research
KESIMPULAN Clinical Obstetrics and Gynaecology; (2018).
Penanganan Mioma uteri pada pasien 13. Poovathi M and Ramalingam R. Maternal and
usia 40 tahun menggunakan terapi konservatif Fetal Outcome in Pregnancy with Fibroids: A
sperti pemberian tablet zat besi, antibiotik, Prosp ective Study. International Journal of
antiperdarahan dan transfusi PRC dan terapi Scientific Study. 3: 169-72. (2016)
14. Anonim. Uterine Fibroids, Active Component
operatif histerektomi telah mendapatkan hasil
Females, U.S. Armed Forces, 2001-2010
yang baik. Medical Surveillance Monthly Report. Volume
18, No. 12. Pages 10-13. (2011)
REFERENSI 15. Chiaffarino F, Ricci E, Cipriani S, Chiantera
1. Bandaso, R.N, Saranga, D, Kaput,J. Mioma V, Parazzini F. Cigarette smoking and risk of
Geburt dengan Anemia: Laporan Kasus. Vol.1, uterine myoma: systematic review and meta-
No.1 . Jurnal Medical Profession (MedPro). analysis. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol.
(2019) (2016) Feb;197:63–71.
2. Pasinggi, S., Wagey, F., Rarung, M. Prevalensi 16. Anwar M, Baziad A, Prabowo P. Ilmu
Mioma Uteri Berdasasarkan Umur DI RSUP Kandungan. Ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka
PROF. DR. R. D. KANDOU MANAD. Jurnal Sarwono Prawirohardjo; (2011). 274 p.
e-Clinic (eCl), vol 3 No 1. (2015) 17. Arifint, H, Wagey, F, Tendean, M.M.
3. Sultana R, Noor S, Nazar AF, et al. Safety of Karakteristik Penderita Mioma Uteri Di RSUP
Caesarean Myomectomy. J Ayub Med Coll PROF. DR. R.D. KANDAU MANADO.
Abbottabad. 24(2). (2012) Jurnal Medik dan Rehabilitasi (JMR), 2019
4. Baby HA, Begum MR, Ehsan M, et al. Volume 1,Nomor 3, Januari
Myomectomy during Caesarean Section: 18. Laughlin-Tommaso SK. Non-surgical
Safety and Feasibility of the Procedure. Management of Myomas. J Minim Invasive
Bangladesh J Obstet Gynaecol. 30(1): 10-14. Gynecol. (2018) Feb;25(2):229–36.
(2015) 19. Liang B, Xie Y-G, Xu X-P, Hu C-H. Diagnosis
5. Sparić R, Kadija S, Stefanović A, et al. and treatment of submucous myoma of the
Cesarean myomectomy in modern obstetrics: uterus with interventional ultrasound. Oncol
More light and fewer shadows. J Obstet Lett [Internet]. (2018) Feb 27 [cited 2018 Sep
Gynaecol Res. 43(5): 798–804. (2017) 19]; Available from:
6. Milazzo GN, Catalano A, Badia V, Mallozzi M http://www.spandidospublications.
and Caserta D. Myoma and myomectomy: com/10.3892/ol.2018.8122
Poor evidence concern in pregnancy. J Obstet 20. G.L.Shobhitha, Bindu PH and KVS S. Myoma
Gynaecol Res. 43: 1789–804. (2017) Complicating Pregnancy A report of two cases.
IOSR Journal of Dental and Medical Sciences.
(2015) Volume 14, Issue 4 Ver. II, PP 33-36.

138 Vol. 2 | No. 2 | Juni 2020 | Jurnal Medical Profession (MedPro)

Anda mungkin juga menyukai