Anda di halaman 1dari 2

Blefaritis Jamur2,3

1. Infeksi superficial

2. Infeksi jamur dalam

3. Blefaritis pedikulosis

Kadang-kadang pada penderita dengan hygiene yang buruk akan dapat bersarang tuma atau
kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra.

2.4 Patofisiologi1,2,3

Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata karena adanya
pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan
lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit. Hal ini
mengakibatkan invasi mikrobakteri secara langsung pada jaringan di sekitar kelopak mata,
mengakibatkan kerusakan sistem imun atau terjadi kerusakan yang disebabkan oleh produksi
toksin bakteri, sisa buangan dan enzim. Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat diperberat
dengan adanya dermatitis seboroik dan kelainan fungsi kelenjar meibom.

2.5 Gambaran Klinis1,2,3

Pada blefaritis prognosis sangat baik dan dapat hilang dengan terapi. Blefaritis
menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan keropeng atau luka
terbuka yang dangkal pada kelopak mata. Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada
sesuatu di matanya. Mata dan kelopak mataterasa gatal, panas dan menjadi merah. Bisa terjadi
pembengkakan kelopak mata dan beberapa helai bulu mata rontok. Mata menjadi merah, berair
dan peka terhadap cahaya terang. Bisa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak
mata, jika keropeng dilepaskan, bisa terjadi perdarahan. Selama tidur, sekresi mata mengering
sehingga ketika bangun kelopak mata sukar dibuka

2.6 Diagnosa1,2,3

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata. Banyak


kasus blefaritis dapat didiagnosa dengan menanyakan tentang tanda, dan melakukan pemeriksaan
mata serta memeriksa adakah penyakit yang bisa mendukung seperti dermatitis seboroik
danrosea.

2.7 Diagnosis Banding1,2,3

Diagnosis banding dari blefaritis adalah:

1. Sel skuamosa, sel basal, atau karsinoma sel sebasea pada kelopak mata

2. Dermatitis (contohnya dermatitis kontak, dermatitis atopik)

3. Infeksi (contohnya impetigo)


2. 8 Penatalaksanaan1,2,3
Bersihkan dengan garam fisiologis hangat kemudian diberikan antibiotik yang sesuai.
Pada blefaritis sering dilakukan kompres hangat. Pada infeksi ringan, diberi antibiotik lokal
sekali sehari pada kelopak dan kompres basah dengan asamborat. Bila terjsdi blefaritis menahun,
maka dilakukan penekanan manual kelenjar meibom untuk mengeluarkan nanah. Pada blefaritis
seborik, kelopak harus dibersihkan dengan kapas lidi hangat, soda bikarbonat, atau nitras argenti
1%. Dapat digunakan salep sulfonamid untuk aksi keratolitiknya. Kompres hangatselama 5-10
menit, tekan kelenjar meibom dan bersihkan dengan sampo bayi. Diberikan juga antibiotik
sistemik, tetrasiklin 2x250 mg atau eritromisin 3x250mg atau sesuai dengan hasil kultur.
Pengobatan pada infeksi virus bersifatsimtomatik, antibiotik diberikan bila etrdapat infeksi
sekunder. Bila disebabkan jamur, infeksi superfisial diobati dengan griseofulvin 0,5-1mg gram
sehari dengandosis tunggal atau dibagi dan diteruskan sampai 1-2 minggu setelah
gejalamenurun.Bila disebabkan kandida diberikan nistatin topikal 100.000 unit per gram.Pada
infeksi jamur sistemik, bila duisebabkan aktinomises atau nokarida diobatidengan sulfonamid,
penisilin, atau antibiotikspektrum luas. Amfoterisin Bdiberikan untuk histoplasmosis,
sporotrikosis, aspergilosis dan lainnya. Dimulai dengan 0,05-0,1 mg/kg BB secara intravena
lmbat selama 6-8 jam dalamdekstrosa 5%. Dosis dinaikan sampai 1mg/kg BB, namun total tidak
lebih dari 2gram. Pengobatan diberikan setiap hari selama 2-3 minggu atau sampai
gejalaberkurang. Hati-hati karena toksik terhadap ginjal. Pada blefaritis akibat alergi dapat
diberikan steroid lokal atau sistemik, namun harus dengan pemakaian lama.untuk mengurangi
gatal, berikan antihistamin.

Anda mungkin juga menyukai