ANALISIS KASUS
1.2 Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan dalam keluarga:
Didalam hubungan diagnosis dan aspek psikologis dikeluarga tidak ada hubungannya
dengan penyakit pasien, karena didalam keluarga pasien hubungan pasien dengan keluarga
baik. Sehingga tidak ada hubungan diagnosis dengan aspek psikologis dalam keluarga.
3.3 Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan
sekitar:
Lingkungan rumah dan lingkungan disekitar rumah pasien tidak memberikan pengaruh
terhadap terjadinya penyakit pada pasien. Hal tersebut menunjukkan lingkungan rumah dan
sekitarnya tidak memiliki peranan terhadap perkembangan penyakit yang di derita oleh
pasien.
3.4 Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau etiologi penyakit pada pasien ini:
Gout merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik yang
ditandai oleh meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia).Pada pasien ini diduga
menderita Gout Arthritis akibat intake purin yang berlebihan, dari riwayat pasien diketahui
bahwa pasien sering mengkonsumsi makanan tinggi protein dan purin seperti, daging merah
dan jeroan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan IMT pasien dalam batas normal, Tidak ada
riwayat keluarga yang memiliki keluhan serupa, tidak ada riwayat penggunaan obat
hipertensi pada pasien, tidak ada riwayat merokok dan konsumsi alkohol. Pasien mengaku
tidak sedang mengalami masalah yang membuat pasien merasa stess.
Pada pasien Gout Arthritis disarankan untuk membatasi mengkonsumsi makan makanan
tinggi protein dan purin sehingga dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah dan
mencegah eksaserbasi berikutnya.
Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarganya tentang perjalanan pernyakit dan
tatalaksananya, sehingga meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam berobat,
menerapkan pola hidup sehat dengan membatasi diet tinggi protein agar dapat meningkatkan
kualitas hidup pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bettschen J., 2010. Gouty Arthritis: Current Treatments & New Developments. p:1-8.
2. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Disease. 2010. What is
Gout? p:1-4
3. Tulaar, A.B.M., 2008. Nyeri punggung dan leher. MKI, Volum: 58, Nomor: 5, Mei 2008
4. Albar, Z. 2010. Gout: Diagnosis and Management. Rheumatology division, Department
of Internal Medicine, Faculty of Medicine, University of Indonesia, Jakarta, Indonesia
5. Roddy. E., and Doherty.M. 2010. Epidemiology of Gout. Arthritis Research & Therapy,
12:223
6. Choi H, Atkinson K, Karlson E, Willett W, Curhan G. 2004. Purine-Rich Foods, Dairy
And Protein Intake, And The Risk Of Gout In Men. N Engl J Med, 350:1093- 1103.
7. The American Rheumatism Association.1977.ACR criteria for classification of acute
gouty arthritis.
8. Hui Yu, K., et al. 2012. Risk of end-stage renal disease associated with gout: a
nationwide population study. Arthritis Research and Therapy:1-6