BLOK NEOPLASIA
BENJOLAN DI PAYUDARA
KELOMPOK A-8
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2017
DAFTAR ISI
Daftar Isi 2
Skenario 3
Penentuan Kata-Kata Sulit 4
Rumusan Masalah 4
Analisis Masalah 5
Hipotesis 5
Sasaran Belajar 6
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Kanker Payudara 7
LO. 1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi kanker payudara 7
LO. 1.2. Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi kanker payudara 7
LO. 1.3. Memahami dan Menjelaskan Etiologi kanker payudara 8
LO. 1.4. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi kanker payudara 10
LO. 1.5. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi kanker payudara 17
LO. 1.6. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi kanker payudara 18
LO. 1.7. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis kanker payudara 19
LO. 1.8. Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana kanker payudara 30
LO. 1.9. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan kanker payudara 33
LO. 1.10. Memahami dan Menjelaskan Komplikasi kanker payudara 34
LO. 1.11. Memahami dan Menjelaskan Prognosis kanker payudara 34
LI. 4. Memahami dan menjelaskan cara menghadapi penyakit berat dan terminal dari
segi agama islam 35
Daftar Pustaka 39
2
SKENARIO
Seorang perempuan berumur 55 tahun, ibu rumah tangga, datang ke poliklinik bedah karena
adanya benjolan di payudara sebelah kanan sudah setahun ini. Mula-mula sebesar biji
rambutan, kemudian sekarang sebesar bola tenis. Tidak terasa sakit, hanya kadang terasa
pegal. Pasien merasa berat badannya menurun drastis dalam empat bulan terakhir ini. Pada
keluarga terdapat riwayat penderita tumor ganas payudara, yaitu bibi pasien (adik kandung
dari ibu pasien). Bibi pasien meninggal karena penyakitnya ini. Pasien tidak mempunyai
anak. Sebulan ini timbul luka koreng berbau di kulit di atas benjolan payudara. Pasien juga
merasa sesak sebulan terakhir yang bertambah dengan aktifitas tapi tidak berkurang dengan
istirahat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, BB 40 kg, vital sign lain dalam batas
normal. Status lokalis pada payudara kanan didapatkan massa oval lebih kurang 8x7x7cm3 di
kwadran medial atas, keras, berbenjol, melekat ke dinding dada, peau de orange, ulkus,
retraksi papilla mammae, dan nipple discharge. Teraba limfonodi aksilla 2 buah, ukuran 1cm,
saling melekat satu dengan yang lain. Pada pemeriksaan Rontgen thoraks didapatkan coin
lesion di lobus superior paru kanan disertai efusi pleura. USG abdomen tidak didapatkan
nodul. Biopsi insisi memastikan pasien menderita kanker payudara (stadium terminal)
kemudian menjalani operasi simple mastectomy dilanjutkan kemoterapi dan radioterapi.
Bagaimanakah seharusnya pasien menghadapi penyakit berat dan terminal yang dideritanya
dari sisi agama Islam?
3
I. KATA SULIT
a. Nipple discharge
Substansi yang terekresi dari pappila mammae.
b. Coin lession
Bayangan bulat seperti koin tanda metastasis ke paru.
c. Peau de orange
Gambaran seperti kulit jeruk, tanda metastasis sel tumor.
d. Simple mastektomy
Operasi pengangkatan seluruh payudara.
4
III. ANALISA MASALAH
1. Sel kanker yang metastasis ke paru menyebabkan timbulnya coin lession.
2. Karena kanker menyebabkan sel sel terus membelah, saat pembelahan
membutuhkan energi lebih yang berasal dari glukosa sehingga pasien
mengalami penurunan berat badan.
3. Sel kanker masuk ke duktus yang besar pada payudara.
4. Karena benjolan tidak mengenai saraf.
5. hormon estrogen
- Lifestyle
- Kelahiran anak, terutama diusia tua
- Genetik
- Menopause yang lebih lama
6. Metastasis ke paru secara hematogen
7. Benjolan menekan pembuluh darah sehingga tidak ada aliran darah yang
menyebabkan sel nekrosis dan timbul ulkus.
8. Bisa, karena dapat metastasis ke seluruh tubuh
9. Simple mastektomi, radioterapi, kemoterapi, obat hormonal
10. Stadium terminal
11. Karena ligamentum cooper tertahan akibat inflamasi
12. Agar tidak metastasis ke sebelahnya ddan benjolan sudah besar, tidak ada.
13. Tabah, tawakal, ikhtiar.
IV. HIPOTESIS
Hormon estrogen, gaya hidup, kelahiran anak terutama diusia tua, genetik, dan
menopause yang lebih lama dapat menyebabkan kanker payudara yang memberikan
gejala penurunan berat badan karena sel sel kanker yang terus membelah dan
membutuhkan energi lebih banyak sehingga menyerap nutrisi tubuh, nipple discharge
karena sel kanker yang masuk ke dalam ductus pada payudara, retraksi papilla
mammae karena ligamentum cooper tertahan akibat inflamasi, dan coin lesion karena
sudah metastasis ke paru, dapat ditatalaksana simple mastektomi, radioterapi,
kemoterapi, obat hormonal dan pasien diberikan pesan agar tetap tabah, tawakal,
ikhtiar.
5
V. SASARAN BELAJAR
LI 2 Memahami dan menjelaskan cara menghadapi penyakit berat dan terminal dari
segi agama islam
6
LI 1 Memahami dan menjelaskan kanker payudara
LO 1.1 Definisi
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah
suatu penyakit neoplasma yang ganas berasal dari parenchyma. Penyakit ini
oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International
Classification of Diseases (ICD).
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara.
Termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya yang tumbuh
infiltratif, destruktif, serta dapat bermetastase (Suryana, 2008).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan
di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel
kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase
bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang
belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit,
dan bawah kulit.
LO 1.2 Epidemiologi
Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif
tinggi, yaitu 20% dari seluruh keganasan (Tjahjadi, 1995). Dari 600.000 kasus kanker
payudara baru yang yang didiagnosis setiap tahunnya, sebanyak 350.000 di antaranya
ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang
(Moningkey, 2000). Di Amerika Serikat, kira-kira 175.000 wanita didiagnosis
menderita kanker payudara yang mewakili 32% dari semua kanker yang menyerang
wanita. Bahkan, disebutkan dari 150.000 penderita kanker payudara yang berobat ke
rumah sakit, 44.000 orang di antaranya meninggal setiap tahunnya (Oemiati, 1999).
American Cancer Society memperkirakan kanker payudara di Amerika akan
mencapai 2 juta dan 460.000 di antaranya meninggal antara 1990-2000 (Moningkey,
2000).
7
Kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak sesudah kanker leher
rahim di Indonesia (Tjindarbumi, 1995). Sejak 1988 sampai 1992, keganasan
tersering di Indonesia tidak banyak berubah. Kanker leher rahim dan kanker payudara
tetap menduduki tempat teratas. Selain jumlah kasus yang banyak, lebih dari 70%
penderita kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut (Moningkey, 2000). Data
dari Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan menunjukkan
bahwa Case Fatality Rate (CFR) akibat kanker payudara menurut golongan penyebab
penyakit menunjukkan peningkatan dari tahun 1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8.
LO 1.3 Etiologi
1. Umur
Risiko Ca mammae bertambah seiring dengan umur. Wanita umur 60 tahun memiliki
risiko terkena ca mammae 100 kali lipat dibanding dengan wanita umur 20 tahun
2. Jenis Kelamin
Risiko terkena ca mammae pada pria sangat rendah, namun prognosisnya lebih buruk
karena cenderung terlambat diagnosis.
3. Herediter
BRCA 1 dan BRCA 2 merupakan gen autosomal dominan yang berperan pada
familial breast cancer. Wanita yang mengalami mutasi BRCA berisiko 60%-80%
terkena ca mammae.
4. Prior Cancer
Orang yang pernah didiagnosa dengan ca ovarium atau ca uterus memiliki risiko
terkena ca mammae lebih tinggi.
5. Faktor Makanan
a. Alkohol
Mengkonsumsi alkohol 1-2 gelas/hari memiliki risiko terkena ca mammae
150% dibanding normal dan mengkonsumsi alkohol 6 gelas/hari memiliki
risiko terkena ca mammae 330% dibanding normal.
Alkohol dapat meningkatkan :
Kadar estrogen dan androgen
Kerentanan gen terhadap bahan carcinogenik
Kerusakan DNA mammae
Potensi metastase
8
Proses angiogenesis tumor
b. Intake Lemak
Tidak terdapat pengaruh signifikan pada ca mammae, namun berdasarkan
statistik, orang dengan diet rendah lemak memiliki risiko yang lebih rendah
Penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang meningkatkan risiko
terkena ca mammae
daripada diet tinggi lemak
Intake lemak yang tinggi kemungkinan hanya berpengaruh pada wanita
premenopause
c. Iodine
Iodine dapat menurunkan sensitivitas reseptor estrogen, mengurangi
pertumbuhan sel tumor, dan menyebabkan apoptosis pada sel yang malignant.
6. Obesitas
Peningkatan berat badan setelah menopause dapat meningkatkan risiko terkena ca
mammae.
7. Hormon
Peningkatan estrogen dan androgen darah yang persisten dapat meningkatkan risiko
ca mammae, namun peningkatkan progesteron dapat menurunkan risiko pada wanita
premenopause
a. Kehamilan dan menyusui
Umur saat melahirkan anak pertama (<24 tahun), memiliki anak (7%/anak),
dan menyusui (4,3%/tahun menyusui) dapat menurunkan risiko terkena ca
mammae.
Hamil pertama saat umur 30 tahun mengalamin peningkatan risiko terkena ca
mammae dua kali lipat dibanding pada umur <25 tahun. Tidak mempunyai
anak meningkatkan risiko terkena ca mammae sebesar tiga kali lipat
b. Kontrasepsi hormonal
c. Terapi pengganti hormon
Terapi estrogen + progesteron memiliki efek signifikan pada ca mammae dan
meningkatkan agresivitas serta prognosis yang lebih buruk, namun apabila
terapi jangka pendek dengan indikasi sindrom menopause, maka tidak ada
pengaruh pada risiko
9
8. Faktor Lingkungan
a. Perokok pasif
Meningkatkan risiko terkena ca mammae 70% pada wanita premenopause
b. Radiasi
Wanita umur <30 tahun yang menerima radiasi ionisasi dosis tinggi berisiko
terkena ca mammae lebih tinggi dibanding normal
LO 1.4 Klasifikasi
Klasifikasi histologi kanker payudara yang digunakan adalah berdasarkan:
1. Karsinoma Non-invasif
Karsinoma duktal non-invasif
Karsinoma lobular in situ
2. Karsinoma Invasif
a. Karsinoma duktal invasif
a1. Karsinoma papillobular
a2. Karsinoma tubuler solid
a3. Karsinoma scirrhous
b. Tipe Spesial
b1. Karsinoma musinosum
b2. Karsinoma medular
b3. Karsinoma lobuler invasif
b4. Karsinoma adenoid kistik
b5. Karsinoma sel skuamosa
b6. Karsinoma sel spindel
b7. Karsinoma apokrin
b8. Karsinoma dengan metaplasia kartilago dan atau osseous
b9. Karsinoma tubular
10
b10. Karsinoma sekretoar
b11. Lain-lain
c. Penyakit Paget
11
Tabel 3. Gradasi Histologis Kanker Payudara
Gradasi Histologis Kanker Payudara
12
T3 Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 5 cm.
13
N3a Metastasis ke kgb infraklavikular ipsilateral.
N3b Metastasis ke kgb mamaria interna ipsilateral dan kgb aksila.
N3c Metastasis ke kgb supraklavikula ipsilateral.
pN1 Metastasis pada 1-3 kgb aksila dan atau kgb mamaria interna (klinis
negatif*) secara mikroskopis yang terdeteksi dengan diseksi sentinel
node.
14
pN1mic Mikrometastasis (lebih dari 0.2 mm sampai 2.0 mm).
pN1a Metastasis pada kgb aksila 1-3 buah.
pN1b Metastasis pada kgb mamaria interna (klinis negatif*) secara
mikroskopis terdeteksi melalui diseksi sentinel node.
pN1c Metastasis pada 1-3 kgb aksila dan kgb mamaria interna secara
mikroskopis melalui diseksi sentinel node dan secara klinis negatif
(jika terdapat lebih dari 3 buah kgb aksila yang positif, maka kgb
mamaria interna diklasifikasikan sebagai pN3b untuk menunjukkan
peningkatan besarnya tumor)
pN2 Metastasis pada 4-9 kgb aksila atau secara klinis terdapat pembesaran
kgb mamaria interna tanpa adanya metastasis kgb aksila.
pN2a Metastasis pada 4-9 kgb aksila (sedikitnya terdapat 1 deposit tumor
lebih dari 2.0 mm).
pN2b Metastasis pada kgb mamaria interna secara klinis tanpa metastasis
kgb aksila.
pN3 Metastasis pada 10 atau lebih kgb aksila; atau infraklavikula atau
metastasis kgb mamaria interna (klinis) pada 1 atau lebih kgb aksila
yang positif; atau pada metastasis kgb aksila yang positif lebih dari 3
dengan metastasis mikroskopis kgb mamaria interna negatif; atau
pN3a pada kgb supraklavikula.
Metastasis pada 10 atau lebih kgb aksila (sedikitnya terdapat 1
pN3b deposit tumor lebih dari 2.0 mm), atau metastasis pada kgb
infraklavikula.
Metastasis kgb mamaria interna ipsilateral (klinis) dan metastasis
pada kgb aksila 1 atau lebih; atau metastasis pada kgb aksila 3 buah
pN3c dengan terdapat metastasis mikroskopis pada kgb mamaria interna
yang terdeteksi dengan diseksi sentinel node yang secara klinis
negatif.
Metastasis pada kgb supraklavikula ipsilateral.
Catatan: * Yang dimaksud dengan tidak terdeteksi secara klinis atau klinis negatif
adalah tidak terdeteksi dengan pencitraan (kecuali limfoskintigrafi) atau dengan
pemeriksaan fisik.
15
M = metastasis jauh
Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium 1 T1* N0 M0
Stadium IIA T0 N1 M0
T1* N1 M0
T2 N0 M0
Stadium IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium IIIB T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
16
LO 1.5 Patofisiologi
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun :Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker,
tapi lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada
manusia. Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa
merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah,
dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya
terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan
individu.
2. Fase in situ: 1-5 tahun: Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi
pre-cancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran
cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. Fase invasi: Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui
membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.Waktu antara fase
ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.
4. Fase diseminasi: 1-5 tahun :Bila tumor makin membesar maka kemungkinan
penyebaran ke tempat-tempat lain bertambah.
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
1.Tahap Inisiasi
Terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas.
Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen,
yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak
semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam
sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu
karsinogen, bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk
mengalami suatu keganasan
2.Tahap Promosi
Suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum
melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa
faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
3.Tahap Progresi/ metastase
17
F. PATHWAYS Ca MAMMAE
Gg pola nafas
18
tulang-tulang.
Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada
lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).
3. Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas
Heagensen sebagai berikut:
Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara)
Adanya nodul satelit pada kulit payudara
Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa
Terdapat model parasternal
Terdapat nodul supraklavikula
Adanya edema lengan
Adanya metastase jauh
Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit,
kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5
cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain
4. Keluarnya cairan (Nipple discharge) :Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari
puting susu secara spontan dan tidak normal. Cairan yang keluar disebut normal
apabila terjadi pada wanita yang hamil, menyusui dan pemakai pil kontrasepsi.
Seorang wanita harus waspada apabila dari puting susu keluar cairan berdarah cairan
encer dengan warna merah atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting susu,
berlangsung terus menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan cairan selain
air susu.
1. Anamnesis
Benjolan Terdapat keluhan diketiak atau payudara berupa benjolan
merupakan hal yang sering dikeluhkan oleh pasien. Tanyakan sudah berapa
lama benjolan. Gejala nyeri juga bisa terjadi. Perubahan ukuran massa juga
mengambil peran yang penting dalam mendiagnosis kanker payudara.
Benjolan yang cenderung membesar dan meluas dalam jangka waktu yang
cepat cenderung kearah ganas jika dibandingkan dengan lesi yang cenderung
membesar seiring dengan waktu haid.
19
Riwayat nipple discharge (ND) Lebih signifikan lagi jika ND muncul
tanpa harus dipijat, yaitu spontan. ND juga menjadi menunjang kearah ganas
jika terjadi unilateral, terlokalisir pada salah satu duktus dan terjadi pada
pasien yang sudah tua. ND yang terkait dengan keganasan bisa jernih, darah
atau serous. ND yang mengarah ke jinak biasanya bilateral, berasal dari
multiduktus dan biasanya menyerupai susu, kehijauan atau hijau kebiruan.
Lagi, jika ND terjadi dikaitkan dengan orang dengan massa curiga ganas
maka 11% dari pasien ND yang terbukti ganas. Sementara itu, ND tidak
dikaitkan dengan massa maka hanya dibawah 1 % yang terdiagnosis sebagai
kanker payudara.
Riwayat kanker payudara pada lapis pertama dalam keluarga (ibu, anak atau
tante dari ibu) meningkatkan risiko tiga kali lipat , namun ada juga yang
berkata sampai 5 kali lipat. Jika dari lapis pertama terdapat kanker payudara
yang mengenai kedua payudara dan sebelum masa menopause akan
meningkatkan risiko sebesar 6 sampai 7 kali lipat, melakukan profilaksis
mastektomi bisa dipertimbangkan pada orang tersebut. Adanya riwayat
terkena kanker payudara harus membuat para wanita menyadari bahwa
kemungkinan terjadi kanker payudara berikutnya di payudara yang tersisa.
Lebih kurang 15% pada populasi yang terkena kanker payudara unilateral
akan berkembang menjadi kanker yang mengenai payudara yang tersisa. Dan
jika terjadinya kanker payudara pada usia yang lebih muda maka
persentasenya bisa lebih tinggi sehingga membutuhkan pengawasan yang
lebih intens
Untuk penggunaan HRT dan exogen esterogen telah dijelaskan di tajuk factor
risiko. Selain riwayat HRT, riwayat mengkonsumsi minuman berakohol juga
bisa memicu terjadinya kanker payudara. Dengan mengkonsumsi minimal 3-
9 gelas perminggu, insidens terjadinya kanker payudara pernah dilaporkan
meningkat 1,3 kali dari rata-rata normal. Konsumsi alcohol lebih dari 15 g
per hari bisa meningkatkan risiko mejadi 1,6 kali.
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi pasien diminta duduk tegak, berbaring atau keduanya. Perhatikan
bentuk kedua payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan, adanya kulit
20
berbintik, seperti kulit jeruk, ulkus. Dengan lengan terangkat lurus keatas,
kelainan terlihat lebih jelas.
Palpasi lebih baik dilakukan pada pasien yang berbaring diatas bantal tipis
dipunggung. Telapak tangan digerakkan perlahan tanpa tekanan pada setiap
kuadran payudara. Pemeriksaan aksila lebih mudah pada posisi duduk tegak.
Dengan memijat halus puting susu dapat diketahui adanya pengeluaran
cairan, nanah, atau darah. Cairan yang keluar dari kedua puting harus
dibandingkan.
Yang diperhatikan pada cairan dari puting payudara:
Sifat cairan (serous, hemoragik, susu)
Ada/tidaknya sel tumor
Unilateral atau bilateral
Dari satu atau dari beberapa duktus
Keluar spontan atau setelah dipijat
Keluar bila seluruh mamma dipijat atau dari segmen tertentu
Berhubungan dengan daur haid
Pramenopause/pascamenopause
Penggunaan obat hormon
21
Frekuensi lokasi Ca Mamae
(Dikutip dari
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium meliputi:
22
Ada beberapa pemeriksaan penunjang. Namun secara umum terbagi dua yaitu
noninvasive dan invasive.
23
dilakukan setelah haid dan sekaligus memastikan
tidak ada kehamilan.
Indikasi mammografi :
Evaluasi benjolan yang diragukan atau perubahan
samar dipayudara
Mamma kontralateral jika (pernah) ada kanker
payudara
Mencari karsinoma primer jika ada metastasis
sedangkan sumbernya tidak diketahui
Penapisan karsinoma mamma pada resiko tinggi
Penapisan sebelum tindak bedah plastik atau
kosmetik
2. Ultrasound Untuk mengevaluasi densitas payudara dan dalam
membedakan antara kista dengan massa padat.
Tidak dapat divisualisasi untuk massa yang lebih kecil
antara 5-10 mm
Massa pada jaringan lemak payudara sulit dievaluasi.
Keuntungannya adalah tidak ada radiasi dan tidak
nyeri.
3. Computed Untuk mengevaluasi aksila, mediastinum dan area
Tomography supraklavikula untuk adenopati dan membantu dalam
dan Magnetic melakukan staging pada proses keganasan.
Resonannce Publikasi terkini menyatakan bahwa MRI dapat
Imaging mengidentifikasi secara tepat antara tumor primer atau
Scans residual dan secara akurat memprediksi ekstensi
penyakit pada pasien dengan diagnosis kanker
payudara.
Invasif 1. Sitologi Sitologi aspirasi dilakukan menggunakan jarum halus
Aspirasi (ukuran 20 atau lebih kecil) dengan spuit untuk
mengaspirasi sel pada area yang dicurigai, lalu
dismear di atas slide dan difiksasi segera dan diwarnai
untuk evaluasi sitologi. Jika specimen diambil secara
tepat, prosedur ini sangat akurat.
24
Tidak dapat untuk memeriksa gambaran histopatologi
jaringan sebab pemeriksaan ini tidak mampu
mengambil struktur jaringan sekitarnya.
Kelemahan : ketidakmampuan untuk menentukan
secara akurat reseptor esterogen dan progesteron pada
specimen yag sangat kecil.
2. Core Needle Biopsi jarum menggunakan jarum bor yang besar
Biopsy sering dilakukan. Hal tersebut lebih invasive
(CNB) dibandingkan dengan aspirasi jarun.
Lebih akurat dan bisa digunakan untuk menentukan
reseptor esterogen dan progesteron serta bisa
dilakukan untuk memeriksa gambaran histopatologi.
Bisa dilakukan secara stereotaktik atau dengan
bantuan ultrasound.
3. Biopsi a. Biopsi Mengangkat seluruh masa yang terlihat
Terbuka eksisi dan biasanya dengan sedikit batas
jaringan yang sehat.
Untuk lesi yang besar dan sulit untuk
b. Biopsi insisi dilakukan biopsy eksisi biasanya
dilakukan biopsy insisi dengan hanya
mengambil sedikit jaringan.
c. Needle- Tehnik ini dilakukan atas dasar prinsip
Guided menghilangkan lesi secara presisi tanpa
Biopsy mengorbankan jaringan sehat
(NGB) sekitarnya.
Untuk lesi yang tidak teraba
namun, terlihat gambarannya
d. Ultrasound-
melalui ultrasound. Bisa dilakukan
Guided
biopsy dengan bantuan ultrasound.
Biopsy
UGB dilakukan dengan pasien pada
(UGB)
posisi supine, dan payudara discan
menggunakan transducer. Lalu
kulitnya ditandai dengan pensil;
25
lalu dilakukan biopsy secara
standard. Aspirasi kista juga bisa
dilakukan dengan bantuan
ultrasound
Setelah menekan daerah putting maka
e. Nipple
akan keluar cairan. Cairan yang keluar
Discharge
bisa diusap pada gelas kaca difiksasi
Smear
dan dilihat untuk dievaluasi secara
(NDS)
sitologi.
Perubahan epithelium dari putting
sering terkait dengan gatal atau
nipple discharge biasa
f. Nipple
diperbolehkan untuk dilakukan
Biopsy
biopsi puting.
Sebuah potongan nipple/areola
complex bisa dieksisi dalam local
anstesia dengan tepi yang minimal.
Stadium kanker
Stadium T N M
Tis N0 MO
0
(LCIS/DCIS)
I T1 N0 M0
T1 N1 M0
IIA
T2 N0 M0
T2 N1 M0
IIB
T3 N0 M0
T1/T2 N2 M0
IIIA
T3 N1/N2 M0
IIIB T4 Semua N M0
III C Semua T N3 M0
IV Semua T Semua N M1
26
Keterangan
Tis : Tumor in situ (pre invasive carcinoma) dan penyakit paget pada papilla tanpa
teraba tumor
T1 : Tumor diameter 2 cm
T4b : edema (peau dorange), ulserasi, satelit nodul pada payudara ipsilateral
27
Stadium 1 Stadium II A
28
Stadium IV
Diagnosis banding
a. Fibroadenoma
o Pada usia 1530 tahun
o Padat kenyal, mobile, bulet lonjong, berbatas tegas
o Pertumbuhan lambat,tidak nyeri
o Tidak ada perubahan kulit
o Pengobatan eksisi tumor
b. Fibrokista
o Gejala nyeri timbul menjelang haid
o Ukurannya dipengaruhi pada saat menstruasi
o Ditemukan pada usia pertengahan usia
c. Kistasarkoma filoides
o Tidak bermetastase
o Bentuk haid lonjong permukaan berbenjol
o Batas tegas, ukuran 20-30 cm
o Pengobatan simple mastektomi
d. Galactocele
o Bukan neoplasia, tapi massa berisi asi mengental yang terjadi karena adanya
sumbatan duktus laktiferus
29
o Biasanya terjadi pada ibu yang sedang / baru selesai masa laktasi
e. Mastitis infeksi kelenjar payudara biasanya pada ibu menyusui
LO 1.8 Tatalaksana
a) Terapi Bedah
Mastektomi radikal
Reaksinya mencakup kulit berjarak minimal 3cm dari tumor, seluruh kelenjar
mammae, m. pektoralis mayor dan minor dan jaringan limfatik, lemak subskapular.
Mastektomi radikal modifikasi
Lingkup reseksi sama dengan tekhnik radikal, tapi mempertahankan m. pektoralis
mayor dan minor.
Mastektomi total
Hanyamembuang seluruh kelenjar mammae tanpa membersihkan kelenjar limfe.
Model operasi ini terutama untuk karsinoma insitu atau pada pasien lanjut usia.
Mastektomi segmental
Diseksi kelenjar limfe aksilar. Secara umum disebut dengan operasi konversi
mammae. Biasanya dibuat insisi dua terpisah di mammae normal dan aksila.
Bartujuan mereseksi sebagian jaringan kelenjar mammae normal di tepi tumor.
b) Kemoterapi
Kemoterapi pra-operasi (neoadjuvan)
Terutama kemoterapi sistemik, bila perlu dapat dilakukan kemoterapi intra-arterial.
Kemoterapi adjuvant pasca operasi
Dewasa ini indikasi kemoterapi adjuvant pasca operasi relative luas, terhadap semua
pasien karsinoma invasif dengan diametr terbesar tumor lebih besar atau sama dengan
1 cm harus dipikirkan kemoterapi adjuvant.
Kemoterapi terhadap kanker mammae stadium lanjut atau rekuren dan metastatik
Kemoterapi adjuvant karsinoma mammae selain sebaian kecil masih memakai
regimen CMF, semakin banyak yang memakai kemoterapi kombinasi berbasis
golongan antrasiklin.
30
c) Terapi Hormon
Terapi hormonal diberikan pada kanker payudara stadium IV. Prinsip terapi ini
berdasarkan adanya reseptor hormon yang menjadi target dari agen terapi kanker.
Ketika berikatan dengan ligand, reseptor ini mengurangi transkripsi gen dan
menginduksi apoptosis.
31
o Postmenopause
Terapi hormonal yang diberikan berupa pemberian obat anti estrogen.
o 1-5 Tahun Menopause
Jenis terapi hormonal tergantung dari aktifitas efek estrogen. Efek estrogen positif
dilakukan terapi ablasi, jika efek estrogen negatif maka dilakukan pemberian obat-
obatan anti estrogen.
d) Radioterapi
Merupakan terapi utama untuk kanker payudara stadium IIIb (locally advanced),dan
dapat diikuti oleh modalitas lain yaitu terapi hormonal dan kemoterapi. Radiasi
terkadang diperlukan untuk paliasi di daerah tulang weight bearing yang mengandung
metastase atau pada tumor bed yang berdarah difus dan berbau yang mengganggu
sekitarnya.
Prinsip dasar radiasi adalah memberikan stress fisik pada sel kanker yang berada pada
keadaan membelah sehingga terjadi kerusakan DNA dan menyebabkan terbentuknya
radikal bebas dari air yang dapat merusak membran, protein, dan organel sel. Tingkat
keparahan radiasi tergantung pada oksigen. Sel yang hipoksia akan lebih resisten
terhadap radiasi dibandingkan dengan sel yang tidak hipoksia. Hal ini terjadi karena
radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel berasal dari oksigen. Oleh
karena itu, pemberian oksigen dapat meningkatkan sensitivitas radiasi.
Radioterapi dapat diberikan dengan tiga cara, yaitu :
a) Teleteraphy
Teknik ini berupa pemberian sinar radiasi yang memiliki jarak yang cukup
jauh dari tumor. Teknik ini dapat digunakan sendirian atau kombinasi dengan
kemoterapi untuk memberikan kesembuhan terhadap tumor atau kanker yang lokal
dan mengkontrol tumor primer. Teleterapi paling sering digunakan dalam radioterapi.
b) Bachytherapy
Teknik ini berupa implantasi sumber radiasi ke dalam jaringan kanker atau
jaringan disekitarnya.
c) Systemic therapy
Teknik ini berupa pemberian radionuklida ke dalam masa tumor atau kanker.
32
LO 1.9 Pencegahan
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar,
yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap
epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit
tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker
payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:
Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi
kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan
diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan
payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko
terkena kanker payudara.
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena
kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal
merupakan populasiat risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan
dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami
perkembangan. Skrining melaluimammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari
semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada
mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan
dengan beberapa pertimbangan antara lain:
Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey.
Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan
mammografi setiap tahun.
Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai
mencapai usia 50 tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit
pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
33
dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker
payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas
mendeteksi secara dini menjadi 75%
Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita
serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan
pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap
ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan
kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan
hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.
LO 1.10 Komplikasi
Adanya metastase ke jaringan sekitar secara limfogen dan hematogen merupakan
komplikasi pada carcinoma mamae. Metastase secara limfogen menyebar sampai ke
paru, pelura, hati dan tulang. Sedangkan metastase secara hematogen menyebar
sampai ke otak.
LO 1.11 Prognosis
Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :
1. Stadium Kanker
Semakin dini semakin baik prognosisnya.
5-years survival rate
0 99
I 98
II a 82
II b 65
34
III a 47
III b 44
IV 14
2. Tipe Histopatologi
CIS (Carsinoma In Situ) mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan invasif.
3. Reseptor Hormon
Kanker yang mempunyai reseptor (+) dengan hormon memiliki prognosis lebih baik.
Derajat Tawakal
1. Marifat kepada Allah SWT dengan segala sifat-sifat-Nya
2. Memiliki keyakinan akan keharusan melakukan usaha
3. Adanya ketetapan hati dalam mentauhidkan (mengesakan) Dzat yang ditawakali,
yaitu Allah SWT.
4. Menyandarkan hati sepenuhnya hanya kepada Allah SWT, dan menjadikan situasi
bahwa hati yang tenang hanyalah ketika mengingatkan diri kepada-Nya
5. Husnudzan (baca ; berbaik sangka) terhadap Allah SWT
6. Memasrahkan jiwa sepenuhya hanya kepada Allah SWT
7. Menyerahkan, mewakilkan, mengharapkan, dan memasrahkan segala sesuatu
hanya kepada Allah SWT.
35
Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat
akan hamba-hamba-Nya".
36
Taubat
Asal makna taubat adalah kembali dari kesalahan dan dosa kepada keta'atan.
Orang yang bertaubat kepada Allah adalah orang yang kembali dari perbuatan
maksiat menuju perbuatan ta'at. Seseorang dikatakan bertaubat jika ia mengakui dosa
- dosanya, menyesal, berhenti dan berusaha tidak mengulangi perbuatannya.
Taubat merupakan fardbu 'ain yang harus dilakukan setiap muslim dan muslimah.
Perintah taubat merupakan perintah wajib yang harus segera dilaksanakan sebelum
ajal tiba. Allah berfirman (artinya): "8ertaubatlah Kalian kepada Allah, hai orang-
orang yang beriman supaya kamu beruntung. "(An Nur: 31).
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kamu kepada Allah dengan taubat yang
benar (Ikhlas). "(AtTahrim: 8).
Syarat-syarat Taubat.
Para ulama menjelaskan syarat-syarat taubat yang diterima Allah, sbb:
1. Orang yang berbuat dosa itu harus berhenti dari perbuatan dosa dan maksiat yang
selama ini ia lakukan.
2. Dia harus menyesali perbuatan tersebut.
3. Dia harus berazam (mempunyai tekad bulat) tidak mengulangi perbuatan itu. Jika
perbuatan dosa itu ada hubungannya dengan orang lain maka di samping tiga syarat
terdahulu, ada satu syarat lagi yaitu:
4. Harus ada pernyataan bebas dari hak kawan yang dirugikan. Jika yang dirugikan itu
hartanya maka harta itu harus dikembalikan. Jika berupa tuduhan jahat maka dia harus
minta maaf. Demikian seterusnya. Di samping syarat-syarat tersebut diatas, orang
yang bertaubat dianjurkan melakukan shalat dua raka'at. Shalat ini dikenal dengan
nama shalat taubat.
Dalilnya, lihat hadits hasan riwayat At Tirmidzi, no. 404, Ahmad 1:10, Abu Daud dan
Ibnu Majah )
37
2. Allah berjanji menerima taubat mereka.
Allah berfirman(artinya): " Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya Allah
menerima taubat dari hamba-hambaNya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah
Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. " (O.S. 9: 104).
Nabi SAW bersabda: "Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang
yang berbuat salah adalah yang bertaubat. " (HR. Ahmad 3: 198. Shahih Jami'us
Shaghir 4391).
38
DAFTAR PUSTAKA
39