Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN KANKER PAYUDARA

Sebagai syarat pemenuhan tugas pembelajaran 2020

Oleh :

1. Lifa Aodiya Krisdiyani


2. Juliex amela tercia
3. Ledy aulia andrisa
4. Liza ariska
5. Lilian fajar rahmi
6. Nur syahida

DOSEN PEMBIMBING : NS. MAIDAWILIS, S.KEP M.BIOMED

DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU OLAHRAGA

UNIVERSTAS NEGERI PADANG

2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling banyak menyerang wanita.
Penyakit ini disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur
sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjaadi benjolan
tumor (kanker). 

B. Rumusan Masalah

 Apa definisi dari Asma bronkial?


 Apa etiologi dari Asma bronkial?
 Bagaimana klasifikasi dari Asma bronkial?
 Bagaimana patofisiologi dari Asma bronkial?
 Apa saja manifestasi klinis dari Asma bronkial?
 Bagaimana penatalaksanaan yang tepat pada penderita Asma
bronkial?
 Apa saja komplikasi dari Asma bronkial?
 Bagaimana proses keperawatan yang sesuai pada Asma bronkial?

C. Tujuan
Untuk mengetahui secara umum dan keseluruhan mangenai penyakit kanker payudara
agar dapat memeberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker payudara sebaik
mungkin.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A.  DEFINISI
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling banyak menyerang
wanita. Penyakit ini disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak
teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjaadi
benjolan tumor (kanker). Apabila tumor ini tidak diambil , dikhawatirkan akan masuk dan
menyebar ke dalam jaringan yang sehat. Ada kemungkinan sel-sel tersebut melepaskan diri
dan menyebar ke seluruh tubuh. Kanker payudara umumnya menyerang wanita kelompok
umur 40-70 tahun, tetapi resiko terus meningkat dengan tajam dan cepat sesuai dengan
pertumbahan usia. Kanker payudara jarang terjadi pada usia dibawah 30 tahun.

B.   ETIOLOGI
Sebab keganasan pada payudara masih belum jelas, tetpi ada beberapa faktor yang
berkaitan erat dengan munculnya keganasan payudara yaitu: virus, faktor lingkungan , faktor
hormonl dan familial;
1. Wanita resiko tinggi dari pada pria (99:1)
2. Usia: resiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga Ca Mammae pada ibu/saudara perempuan
4. Riwayat meastrual:
Ø  early menarche (sebelum 12 thun)
Ø  Late menopouse (setelah 50 th)
5. Riwayat kesehatan: Pernah mengalami/ sedang menderita otipical hiperplasia atau
benign proliverative yang lain pada biopsy payudara, Ca. endometrial.
6. Menikah tapi tidak melahirkan anak
7. Riwayat reproduksi: melahirkan anak  pertama diatas 35 tahun.
8. Tidak menyusui
9. Menggunakan obat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan therapy estrogen
10. Mengalami trauma berulang kali pada payudara
11. Terapi radiasi; terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen
12. Obesitas
13. Life style: diet tinggi lemak, mengkomsumsi alcohol (minum 2x sehari), merokok.
14. Stres hebat.

C.  PATOFISIOLOGI  PENYAKIT
Untuk dapat menegakkan dignosa kanker dengan baik, terutama untuk melakukan
pengobatan yang tepat, diperlukan pengetahuan tentang proses terjadinya kanker dan
perubahan strukturnya. Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri
: proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti pengaruh jaringan
sekitarnya. Proliferasi abnormal  sel kanker akan menggangu fungsi jaringan normal dengan
menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang
jauh. Di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi  terutama dalam
intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang mengalami transformasi
maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase, yaitu:
1. Fase induksi 15 – 30 tahun
Kontak dengan bahan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai dapat merubah
jaringan displasia menjadi tumor ganas.
2. Fase insitu: 5 – 10 tahun
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi “pre concerous” yang bisa ditemukan di serviks
uteri, rongga mulut, paru, saluran cerna, kulit dn akhirnya juga di payudara.
3. Fase invasi: 1 – 5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membran sel ke jaringan
sekitarnya dan ke pembuluh darah sera limfa
4. Fase desiminasi: 1 - 5 tahun
Terjadi penyebaran ke tempat lain
D. TANDA DAN GEJALA
Penemuan dini kanker payudara masih sulit ditemukan, kebanyakan ditemukan jika sudah
teraba oleh pasien.
Tanda – tandanya :
1. Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah ketiak
bentuknya tak beraturan dan terfiksasi
2. Nyeri di daerah massa
3. Perubahan bentuk dan besar payudara, Adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi
pada areola mammae
4. Edema dengan “peant d’ orange (keriput seperti kulit jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae

6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting,


7. Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, cairan encer padahal
ibu tidak sedang hamil / menyusui.
8. Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi

Penentuan Ukuran Tumor, Penyebaran Berdasarkan Kategori  T, N, M


TUMOR SIZE ( T )
1. Tx: Tak ada tumor
2. To: Tak dapat ditunjukkan adanya tumor  primer
3. T1: Tumor dengan diameter , kurang dari 2 cm
4. T2: Tumor dengan diameter 2 – 5 cm
5. T3:  Tumor dengan diameter lebih dari 5
6. T4: Tumor tanpa memandang ukurannya telah menunjukkan perluasan secara
langsung ke dinding thorak atau kulit
REGIONAL LIMPHO NODUS ( N )
1. Nx Kelenjar ketiak tak teraba
2. No: Tak ada metastase kelenjar ketiak homolateral
3. N1: Metastase ke kelenjar ketiak homolateral tapi masih bisa digerakkan
4. N2: Metastase ke kelenjar ketiak homolateral, melekat terfiksasi satu sama lain atau
jaringan sekitrnya
5. N3: Metastase ke kelenjar homolateral suprklavikuler/ infraklavikuler atau odem
lengan
METASTASE JAUH ( M )
1. Mo: Tak ada metastase jauh
2. M1: Metastase jauh termasuk perluasan ke dalam kulit di luar payudara
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan labortorium meliputi:
Ø  Morfologi sel darah
Ø  LED
Ø  Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma
Ø  Pemeriksaan sitologis
2. Test diagnostik lain:
a.       Non invasive;
Ø  Mamografi
Ø  Ro thorak
Ø  USG
Ø  MRI
Ø  PET
b.   Invasif
Ø  Biopsi, ada 2 macam tindakan menggunakan jarum dan 2 macam tindakan pembedahan
Ø  Aspirasi biopsy (FNAB)
Ø  Dengn aspirasi jarum halus , sifat massa dibedakan antar kistik atau padat
Ø  True cut / Care biopsy
Ø  Dilakukan dengan perlengkapan stereotactic biopsy mamografi untuk memandu jarum
pada massa
Ø  Incisi biopsy
Ø  Eksisi biopsy
Hasil biopsi dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan histologik secara
froxen section

F.  KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar mellui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang dan
hati.

G.  PENATALAKSANAAN MEDIS
Ada 2 macam yaitu kuratif (pembedahan) dan paliatif (non pembedahan).  Penanganan
kuratif dengan pembedahan yang dilakukan secara mastektomi parsial, mastektomi total,
mastektomi radikal, tergantung dari luas, besar dan penyebaran kanker.  Penanganan non
pembedahan dengan penyinaran, kemoterapi dan terapi hormonal.

H. PROSES KEPERAWATAN PASIEN KANKER PAYUDARA (CA MAMAE)


PENGKAJIAN
Hal yang perlu dikaji pada pasien dengan kanker payudara adalah reaksi pasien
terhadap diagnosis dan kemampuannya untuk mengatasi situasi tersebut.  Pertanyaan yang
berhubungan mencakup hal-hal berikut:
§      Bagaimana pasien berespon terhadap diagnosis?
§      Mekanisme koping apa yang pasien temukan paling membantu?
§      Dukungan psikologis atau emosional apa yang digunakan?
§      Apakah ada pasangan, anggota keluarga atau teman untuk membantunya dalam
membuat pilihan pengobatan?
§      Bagian informasi mana yang paling penting yang pasien butuhkan?
§      Apakah pasien mengalami ketidaknyamanan?
§      Kurang pengetahuan tentang kanker payudara dan pilihan pengobatan berhubungan
dengan kurang paparan sumber informasi
§      Koping tidak efektif berhubungan dengan krisis situasional atau maturasional

J. CARA PENCEGAHAN
1.       Kesadaran SADARI dilakukan setiap bulan.
2.       Berikan ASI pada Bayi.
Memberikan ASIpada bayi secara berkala akan mengurangi tingkat hormone tersebut.
Sedangkan kanker payudara berkaitan dengan hormone estrogen.
3.       jika menenmukan gumpalan / benjolan pada payudara segera kedokter.
4.       Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga. Menurut penelitian 10
% dari semua kasus kanker payudara adalah factor gen.
5.       Perhatikan konsumsi alcohol. Dalam penelitian menyebutkan alcohol meningkatkan
estrogen.
6.       perhatikan BB, obesitas meningkatkan risiko kanker payudara.
7.       Olah raga teratur. Penelitian menunjukkan bahwa semakin kurang berolah raga,
semakin tinggi tingkat estrogen dalam tubuh.
8.       Kurangi makanan berlemak. Gaya hidup barat tertentu nampaknya dapat
meningkatkan risiko penyakit.
9.       Usia > 50 th lakukan srening payudara teratur. 80% Kanker payudara terjadi pada
usia > 50 th
10.   Rileks / hindari stress berat. Menurunkan tingkat stress akan menguntungkan untuk
semua kesehatan secara menyeluruh termasuk risiko kanker payudara.

I. WOC
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a. Identitas Pasien :

Nama, jenis kelamin, umur, agama, sttus perkawinan, pekerjaa, pendidikan terakhir,
alamat, suku bangsa, No.mr,diagnostik medis,tanggal masuk, tanggal pengkajian.

b. Penanggung jawab :

Nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien,alamat.

c. Alasan masuk rumah sakit :

Klien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada dada sebelah kanan dan merasa gatal.

d. Saat dilakukan pengkajian :

Terdapat benjolan di payudara kanan sejak satu tahun yang lalu


e. Alasan masuk Rumah Sakit
Klien mengatakan benjolan yanga ada di payudara sebelah kanan semakin hari semakin
membesar dan terasa nyeri
f. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan sebelum RS pernah berobat ke alternatif di daerah Ambon. Klien juga
mengatakan memiliki riwayat KB selama tujuh tahun dan tidak ada riwayat penyakit
keluarga.
B. Kebutuhan dasar

a. Makan dan minum


Selama dirawat di Rumah Sakit klien makan tiga kali sehari dengan porsi dan menu
yang disediakan oleh Rumah Sakit. Makannya selalu habis.
Sebelum klien dirawat pola makan dua kali sehari. Klien minum ± 8 gelas perhari,
tidak ada penurunan terhadap pola makan.
b. Aktivitas dan istirahat
Sebelum dirawat di Rumah Sakit klien beraktivitas secara mandiri dan semua
kegiatan/pekerjaan rumah dilakukan sendiri.
Selama di rawat di Rumah Sakit aktivitas klien dibantu oleh suami dan pola istirahat
malam tidur dari pukul 21.00 – 05.00 wib. Klien mengatakan sewaktuwaktu suka terjaga
ditengah.
c. Kebersihan diri
Selama di rawat kebutuhan mandi klien dibantu oleh perawat dan suami. Klien
tampak kurang bersih dan kurang rapih.
d. Eliminasi
Selama dirawat pola BAB klien tidak teratur dan klien mengatakan terkadang sulit untuk
BAB. Pola BAK 5-6 kali/hari, warna urin kuning
jernih.
e. Persepsi dan konsep diri
Klien mengatakan pasrah terhadap penyakit yang diderita dan hanya bisa berdoa saja.
f. Sensori dan kognitif
Klien tidak mengalami gangguan pada pola sensorinya, klien masih belum mengerti
sepenuhnya tentang penyakit yang diderita.
g. Reproduksi seksual
Terjadi perubahan pada kontur/bentuk payudara klien, terdapat massa dan luka pada payudara
kanan, asimetris, dan terdapat benjolan pada payudara kiri.
D. Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Compos Mentis, GCS 14


Kepala : Penyebaran ranbut merata, berwarna hitam dan putih, bersih dan tidak ada lesi.
Mata : Konjungtiva tampak anemis, pupil ishokor
Hidung : Simetris, napas spontan, tidak ada secret
Mulut :Membran mukosa kering, tampak ada caries dan gigi berlubang
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan peningkatan JVP
Dada : Pengembangan dada simetris, tidak ada ronchi, tidak ada
wheezing, bunyi jantung normal
Abdomen : Tidak teraba adanya masa, bising usus 6x/menit
Ekstremitas : kekuatan otot 4444 5555 5555 5555
Kulit : Kulit kering, turgor 3 detik.

ANALISA DATA
DATA/SYMTOM ETOLOGI PROBLEM

DS: Penyakit kronis Risiko infeksi


- Klien mengatakan suhu
tubuhnya naik turun
- Klien mengatakan balutan
luka diganti dua hari sekali
DO:
- Suhu 38,6 0C
- Terdapat luka pada
payudara kanan (diameter
±15cm, kedalaman luka ±8
cm)
- Luka berwarna merah
kekuningan
- Luka berbau
- Terdapat pus berwarna
kuning
- Nyeri saat di bersihkan
- Mendapat terapi
metronidazole dan
nebacetine
DS: klien mengatakan gatal nyeri Ketidakadekuatan Risiko infeksi
pada bagian dadanya pertahanan tubuh
DO:
- Tidak ada ekimosis dan
epistaksis
- Trombosit 234 ribu/ul,
- Hematokrit 18%
- Konjungtiva anemis
- Tampak adanya perdarahan
pada luka payudara ±1 cc
berwarna merah segar.
DS: klien mengatakan cemas Ancaman terhadap konsep ansietas
dengan kedaanya diri
DO: nadi meningkat, suhu
meningkat, tekanan darah
meningkat, frekuensi pernafasan
meningkat

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko infeksi b/d Penyakit kronis
2. Resiko infeksi b/d Ketidakadekuatan pertahanan tubuh
3. Ansietas b/d Ancaman terhadap konsep diri
INTERVENSI
NO DX.KEP Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi
Indoesia (SLKI) Keperawatan Indonesia
(SIKI)
1. Resiko infeksi b/d Setelah dilakukan asuhan Pencegaha Infeksi :
Penyakit kronis keperawatan 2x24 jam maka Observasi
resiko infeksi membaik denan  Monitor tanda dan
kriteria hasil : gejala infeksi lokal
 Kemempuan mencari dan sistemik
informasi tentang faktor Terapeutik
resiko meningkat  Berikan perawatan
dengan skor 5 kulit pada bagian
 Kemampuan luka
mengidentifikasi faktor  Pertahankan
resiko meningkat antisepik pada
dengan skor 5 pasien beresiko
 Kemempuan tinggi
menghindari faktor Edukasi
resiko meningkat  Jelaskan tanda dan
dengan skor 5 gejala infeksi
 Ajarkan mencuci
tangan dengan
benar
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian obat
antiseptik
2. Resiko infeksi b/d Setelah dilakukan asuhan Pencegaha Infeksi :
Ketidakadekuatan keperawatan 2x24 jam maka Observasi
pertahanan tubuh resiko infeksi membaik denan  Monitor tanda dan
kriteria hasil : gejala infeksi lokal
 Kemempuan mencari dan sistemik
informasi tentang faktor Terapeutik
resiko meningkat  Berikan perawatan
dengan skor 5 kulit pada bagian
 Kemampuan luka
mengidentifikasi faktor  Pertahankan
resiko meningkat antisepik pada
dengan skor 5 pasien beresiko
 Kemempuan tinggi
menghindari faktor Edukasi
resiko meningkat  Jelaskan tanda dan
dengan skor 5 gejala infeksi
 Ajarkan mencuci
tangan dengan
benar
 Jelaskan dampak
yang memengaruhi
infeksi
3. Ansietas b/d Setelah dilakukan asuhan Redukasi ansietas :
Ancaman terhadap keperawatan 2x24 jam maka Observasi
konsep diri resiko infeksi membaik denan  Identifikasi tingkat
kriteria hasil : ansietas
 Verbalisasi  Monitor tanda-
kebingungan menurun tanda vital (verbal
dengan skor 5 dan nonverbal)
 Prilaku gelisah Terapeutik
menurun dengan skor 5  Ciptakan suasana
 Frekuensi pernafasan terapeutik untuk
sedang engan skor 3 menumbuhkan
 Frekuensi nadi sedang kepercayaan
dengan skor 3  Pahami situasi
 Pucat menurun dengan yang membuat
skor 5 ansietas
 Frekuensi tekanan  Dengarkan dengan
darah dengan skor 5 penuh perhatian
 Moyivasi
mengidentifikasi
situasi yang
memicu kecemasan
Edukasi
 Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
 Anjurkan
mengungkapkan
perasaan persepsi

IMPLEMENTASI
NO DX.KEP IMPLEMENTASI

1. Resiko infeksi b/d Penyakit kronis Pencegaha Infeksi :


Observasi
 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
dan sistemik
Terapeutik
 Berikan perawatan kulit pada bagian
luka
 Pertahankan antisepik pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan mencuci tangan dengan benar
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antiseptik
2. Resiko infeksi b/d Pencegaha Infeksi :
Ketidakadekuatan pertahanan tubuh Observasi
 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
dan sistemik
Terapeutik
 Berikan perawatan kulit pada bagian
luka
 Pertahankan antisepik pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan mencuci tangan dengan benar
 Jelaskan dampak yang memengaruhi
infeksi

3. Ansietas b/d Ancaman terhadap Redukasi ansietas :


konsep diri Observasi
 Identifikasi tingkat ansietas
 Monitor tanda-tanda vital (verbal dan
nonverbal)
Terapeutik
 Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
 Pahami situasi yang membuat ansietas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Moyivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
Edukasi
 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami
Anjurkan mengungkapkan perasaan persepsi

EVALUASI
NO DX.KEP EVALUASI

1. Resiko infeksi b/d Penyakit kronis S: Klien mengatakan sudah membaik


O: ttv membaik, luka dengan deameter
membaik
A: maslah teratasi
P:intervensi dihentikan pasien pulaang
2. Resiko infeksi b/d S: Klien mengatakan sudah membaik
Ketidakadekuatan pertahanan tubuh O: ttv membaik
A: : maslah teratasi
P: intervensi dihentikan pasien pulaang

3. Ansietas b/d Ancaman terhadap S: klien mengatakan tidak merasa cemas lagi
konsep diri O: ttv membaik
A: masalh teratasi
P: intervensi dihentikan pasien pulaang
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit kanker payudara merupakan neoplasma ganas, suatu pertumbuhan jaringan
payudara yang abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrative,
destruktif dan dapat bermetastase. Tumor ini tumbuh progresif dan relatif cepat membesar.
Penyakit ini dapat menyerang berbagai lapisan usia mulai dari remaja, dewasa, hingga lansia.
Saat ini penderita kanker payudara cukup tinggi. Oleh sebab itu perlu perhatian khusus bagi
klien yang memiliki luka kanker untuk dilakukan perawatan luka. Adapun tujuan perawatan
luka kanker payudara dengan bau adalah membuang jaringan mati dan mengeliminasi
kontaminasi bakteri. Autolitik atau enzymatic debridement merupakan metode yang cukup
dianjurkan untuk membuang jaringan mati. Penggunaan therapy antibiotic topikal pada luka
kanker payudara seperti metronidazole sangat efektif untuk membunuh bakteri yang dapat
menimbulkan bau (Gitaraja, 2004).

Anda mungkin juga menyukai