Anda di halaman 1dari 28

ASKEP KANKER PAYUDARA

Oleh :

Kelompok 1

1. A. Ahriani Febrianti Asra 6. Khusnul Khatimah

2. A. Kurniati Abbas 7. Kiki Reski Putri

3. Ahyar Khalid 8. Riska

4. Dian Alfionita 9. Emmawati

5. Haerunnisa 10. Sumarni I

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kemudahan dalam pengerjaan tugas Mata kuliah Keperawatan Maternitas 2 yang

berjudul “Askep Kanker Payudara”. Shalawat dan sallam tak lupa selalu kami

panjatkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhamad SAW.

Penulisan makalah ini dalam rangka memenuhi penugasan yang telah

diamanatkan kepada kelompok kami, kelompok satu di mata kuliah Keperawatan

Maternitas 2.

Semoga pembahasan dalam makalan ini berguna bagai pembaca. Kami

menyadari bahwa dalam penulisan makalan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan, guna perbaikan penulisan

atau penyusunan makalah kami yang selanjutnya. Akhir kata kami hanya bisa berdo’a

semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

2
DAFTAR ISI

Halaman judul

Kata pengantar

Daftar isi

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

Bab II Pembahasan

A. Konsep

1. Definisi

2. Etiologi

3. Manifestasi klinik

4. Patofisiologi

5. Komplikasi

6. Pemeriksaan penunjang

7. Penatalaksanaan

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

2. Diagnosis

3
3. Rencana Asuhan Keperawatan

Bab III Penutup

A. Kesimpulan

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Di Indonesia kanker payudara mendududuki tempat kedua (15,8%) dari

sepuluh kanker tebanyak setelah kanker mulut rahim ditempat pertama. Kanker

payudara umumnya menyerang wanita yang telah berusia lebih dari 40 tahun.

Diperkirakan semakin meningkat di masa yang akan dating (Reksoprodjo dkk,

2010).Hal ini mungkin disebabkan antara lain oleh gaya hidup yang jauh berbeda,

pola makan, polusi lingkungan, penggunaan insektisida, zat zat pengawet, penyedap

rasa, pewarna, serta strees yang berkepanjangan.

Karsinoma/ kanker payudara adalah kanker yang paling sering terjadi pada

wanita di seluruh dunia. Kanker payudara adalah penyakit yang ditandai adanya

pertumbuhan abnormal dari payudara yang tumbuh cepat, dimulai dari sistem

saluran kelenjar susu, kemudian tumbuh menyusup ke bagian lain melalui pembuluh

darah dan pembuluh getah bening. Jika tidak cepat di atasi akibatnya dapat

menyerang seluruh bagian tubuh (metastasis).Oleh sebab itu penting sekali bagi

wanita untuk melakukan deteksi dini kanker payudara, dengan tujuan mendeteksi

kanker sedini mungkin agar lebih mudah ditangani.Salah satu cara yang paling

sederhana dan paling murah untuk deteksi kanker payudara adalah dengan

mengenali payudara sendiri melalui Self Breast Examination atau pemeriksaan

payudara sendiri di singkat dengan SADARI.

5
Perawat sebagai tenaga profesional mempunyai beberapa peran dan fungsi.

Salah satu fungsi utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah

penyakit, serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab perawat

B. Rumusan Masalah

1. Seperti apa konsep penyakit dari Kanker Payudara?

2. Seperti apa konsep asuahn keperawatan pasien kanker payudra?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui eperti apa konsep penyakit dari Kanker Payudara?

2. Untuk mengetahui Seperti apa konsep asuahn keperawatan pasien kanker

payudra?

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Penyakit Kanker Payudara

1. Definisi

Kanker payudara adalah keganasan pada sel – sel yang terdapat pada

jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya maupun komponen

selain kelenjar seperti lemak, pembuluh darah, dan persarafan.

Kanker payudara merupakan penyakit kegansan yang paling banyak

menyerang wanita. Penyakit ini disebabkan karena terjadinya sel- sel tubuh

secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan

tumbuh menjadi benjolan tumor. Apabila tumor ini tidak diangkat, di

khawatirkan akan masuk dan menyebar ke seluruh tubuh.

2. Etiologi

Etiologi dan perjalanan penyakit dari kanker payudara belum diketahui

secara jelas, akan tetapi, banyak penelitian yang menunjukkan adanya beberapa

faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko atau kemungkinan untuk

terjadinya kanker payudara. Namun adanya faktor risiko tersebut tidak

menandakan secara pasti bahwa orang tersebut akan menderita kanker payudara,

tetapi faktor tersebut akan meningkatkan kemungkinan.

a. Riwayat tumor jinak

Peningkatan risiko untuk terkena kanker payudara pada wanita dengan

riwayat tumor jinak berhubungan dengan adanya proses proliferasi yang

7
berlebihan. Proses proliferasi jaringan payudara yang berlebihan tanpa

adanya pengendalian kematian sel yang terprogram oleh proses apoptosis

mengakibatkan timbulnya keganasan karena tidak adanya kemampuan untuk

mendeteksi kerusakan pada DNA

b. Lama menyusui

Kebiasaan menyusui berhubungan dengan siklus hormonal. Segera

setelah proses melahirkan kadar hormon estrogen dan hormon progesteron

yang tinggi selama masa kehamilan akan menurun dengan tajam. Kadar

hormon estrogen dan hormon progesteron akan tetap rendah selama masa

menyusui. Menurunnya kadar hormon estrogen dan hormon progesteron

dalam darah selama menyusui akan mengurangi pengaruh hormon tersebut

terhadap proses proliferasi jaringan termasuk jaringan payudara

c. Lama penggunaan konntrasepsi oral

Kandungan estrogen dan progesteron pada kontrasepsi oral akan

memberikan efek proliferasi berlebih pada duktus ephitelium payudara.

Berlebihnya proliferasi bila diikuti dengan hilangnya kontrol atas proliferasi

sel dan pengaturan kematian sel yang sudah terprogram (apoptosis) akan

mengakibatkan sel payudara berproliferasi secara terus menerus tanpa

adanya batas kematian. Hilangnya fungsi kematian sel yang terprogram

(apoptosis) ini akan menyebabkan ketidakmampuan mendeteksi kerusakan

sel akibat adanya kerusakan pada DNA, sehingga sel-sel abnormal akan

berproliferasi secara terus menerus tanpa dapat dikendalikan

8
d. Riwayat kanker payudara pada keluarga

Kanker payudara merupakan penyakit kanker familial (Sindroma Li

Fraumeni / LFS). Tujuh puluh lima persen dari sindroma tersebut disebabkan

adanya mutasi pada gen p53. Gen p53 merupakan gen penekan tumor

(suppressor gene) mutasi pada gen p53 menyebabkan fungsi sebagai gen

penekan tumor mengalami gangguan sehingga sel akan berproliferasi secara

terus menerus tanpa adanya batas kendali. Seseorang akan memiliki risiko

terkena kanker payudara lebih besar bila pada anggota

e. Riwayat kanker Payudara dan kanker ovarium sebelumnya

Wanita dengan riwayat kanker payudara sebelumnya kemungkinan besar

akan mendapatkan kanker payudara pada sisi yang lain, hal ini terjadi karena

payudara merupakan organ berpasangan yang dilihat dari suatu sistem

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama. Wanita dengan kanker payudara

menunjukkan hiperplasi korteks ovarium. Terdapat hubungan positif antara

kanker payudara dan kanker ovarium, keduanya dianggap terjadi akibat

adanya ketidakseimbangan hormon estrogen. Peningkatan risiko terkena

kanker payudara pada wanita yang pernah menderita kanker ovarium diduga

berhubungan dengan pengaruh peningkatan hormon estrogen, dan wanita

yang menderita atau pernah menderita kelainan proliferatif memiliki

peningkatan risiko untuk mengalami kanker payudara

f. Usia menstruasi pertama

9
Usia menarche yang terlalu dini pada perempuan, yaitu kurang dari 12

tahun menyebabkan paparan hormon estrogen pada tubuh menjadi lebih

cepat. Hormon estrogen dapat memicu pertumbuhan sel pada bagian tubuh

tertentu secara tidak normal. Mekanisme terjadinya kanker payudara oleh

paparan estrogen masih belum diketahui secara pasti disebabkan karena

stimulasi estrogen terhadap pembelahan sel epitel atau karena disebabkan

oleh estrogen dan metabolitnya yang secara langsung bertindak sebagai

mutagen sehingga dapat menyebabkan timbulnya sel kanker pada payudara

3. Manifestasi klinik

Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari

jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki

pinggiran yang tidak teratur.

a. Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan benjolan bisa

digerakkan dengan mudah dibawah kulit.

b. Edema dengan peant d orange (keriput seeperti kulit jeruk)

c. Adanya lekukan ke dalam, tarikan dan retraksi pada area mammae

d. Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting, keluar cairan spontan

e. Nyeri tekan

f. Ulserasi pada payudara

g. Nyeri pada bahu, pinggang, punggung bawah

h. Anoreksia

4. Patofisiologi

10
Kanker payudara berasal dari jaringan epitelia dan paling sering terjadi

hiperflasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini berlanjut

menjadi karsinoma insitu dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu

7 tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang

cukup besar untuk dapat teraba ( diameter 1 cm). Pada ukuran tersebut ,kira kira

seperempat dari kanker payudara telah bermetastasis.

Karsinoma payudara 95% merupakan karsinoma , berasal dari epitel

saluran dan kelenjar payudara. Karsinoma muncul sebagai akibat sel sel yang

abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak

beraturan. .Sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan

perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya. Mutasi gen ini dipicu oleh

keberadaan suatu benda asing yang masuk dalam tubuh kita, diantara pengawet

makanan, vetsin, radioaktif, oksidan atau karsinognik yang dihasilkan oleh

tubuh sendiri secara alamiah. Pertumbuhan dimulai didalam duktus atau kelenjar

lobulus yang disebut karsinoma non invasif. Kemudian tumor menerobos keluar

dinding duktus atau kelenjar di daerah lobulus dan invasi ke dalam stroma , yang

dikenal dengan nama karsinoma invasif. Pada pertumbuhan selanjutnya tumor

meluas menuju fasia otot pektoralis atau daerah kulityang menimbulkan

perlengketan-perlengketan. Pada kondisi demikian tumor dikategorikanstadium

lanju inoperabel.

Penyebaran tumor terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan

tumbuh dikelenjar getah bening sehingga kelenjar getah bening aksiler ataupun

11
supraklavikuler membersar. Kemudian melalui pembukuh darah, tumor

menyebar ke organ jauh antara lain paru , hati, tulang dan otak . Akan tetapi dari

penelitian para pakar , mikrometastase pada organ jauh dapat juga terjadi tanpa

didahului penyebaran limfogen. Sel kanker dan racun racun yang dihasilkannya

dapat menyebar keseluruh tubuh kita seperti tulang , paru-paru dan liver tanpa

disadari oleh penderita,. Oleh karena itu penderita kanker payudara ditemukan

benjolan diketiak atau dikelenjar getah bening lainnya.Bahkan muncul pula

kanker pada liver dan paru-paru sebagai kanker metastasisnya.

Diduga penyebab terjadinya kanker payudara tidak terlepas dari

menurunnya atau mutasi dari aktifitas gen T Supresor atau sering disebut dengan

p53. Penelitian yang paling sering tentang gen p53 pada kanker payudara adalah

immunohistokimia dimana p53 ditemukan pada insisi jaringan dengan

menggunakan parafin yang tertanam di jaringan. Terbukti bahwa gen supresor

p53 pada penderita kanker payudara telah mengalami mutasi sehingga tidak

bekerja sebagaimana fungsinya. Mutasi dari p53 menyebabkan terjadinya

penurunan mekanisme apoptosis sel. Hal inilah yang menyebabkan munculnya

neoplasma pada tubuh dan pertumbuhan sel yang menjadi tidak terkendali.

5. Komplikasi

Karsinoma payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh.

Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebarab langsung ke jaringan

sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Tempat yang paling

sering untuk metastase yang jauh atau sistemik adalah paru paru, pleura, tulang

12
(terutama tengkorak, vertebra dan panggul), adrenal dan hati. Tempat yang lebih

jarang adalah otak, tiroid, leptomeningen, mata, perikardium dan ovarium

6. Pemeriksaan Penunjang

Mammografi, Ultrasonografi, Biopsi, Monografi, Foto toraks, Termografi,

staging

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkai pengobatan

meliputi pembedahan ,kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi, dan yang

terbaru adalah terapi imunologi ( antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk

memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta

menghilangkan gejala- gejala nya.

Pembedahan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan

penyakit ,jenis tumor,umur dan kondisi kesehatan secara umum. Banyak

penelitian membuktikan bahwa sebagian besar kanker payudara tahap dini ,

lumpektomi ( mengangkat tumornya saja) diteruskan dengan radioterapi

merupakan pengobatan pilihan.

a) Modified radical mastektomy, yaitu pengangkatan seluruh payudara,

jaringan payudara ditulang dada,tulang selangka dan tulang iga serta

benjolan disekitar ketiak.

b) Total(simple )mastektomi yaitu pengangkatan seluruh payudara saja tetapi

bukan kelenjar diketiak.

13
c) Lumpektomi, yaitu pengangkatan hanya pada pada jaringan yang

mengandung sel kanker , bukan seluruh payudara .

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Anamnesa

Pengkajian diawali dengan mencata identitas lengkap klien. Kemudian

keluahan utama dari klien, dimana klien mengeluh adanya benjolan

dipayudara dan terasa sakit

b. Riwayat kesehatan sekarang

Terdapat benjolan yang menekan dipayudara, rasa sakit, cairan pada

puting susu, adanya ulkus, kulit kemerahan, bengkak

c. Riwayat kesehatan dahulu

Adanya riwayat karsinoma mammae sebelumnya atau ada kelainan pada

mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada

bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada,

ataupun mengidap penyakit kanker lainnya. Pemakaian obat-obatan,

hormon, termasuk pil kb jangka waktu yang lama. Riwayat menarche,

jumlah kehamilan,abortus, riwayat menyusui.

d. Riwayat Psiko-sosial

Pada sebagian besar klien dengan kanker payudara mengalami perubahan

pada konsep diri mereka. Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan

membuat klien tidak percaya diri, malu, sedih berkepanjangan, stres

14
berlebihan hingga mengalami gangguan dalam melakukan peranya dalam

berinteraksi sosial dan bisa mengalami keputusasaan

e. Pemeriksaan Fisik

Karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormonal antara lain

estrogen dan progesteron maka sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan

disaat pengaruh hormonal itu seminimal mungkin yaitu setelah menstruasi

lebih kurang satu minggu dari hari pertama menstruasi. Pemeriksaan fisik

yang baik dan teliti, ketepatan pemeriksaan untuk kanker payudara secara

klinis cukup tinggi.

Pada pemeriksaan payudara, inspeksi kesimetrian payudara, kelainan

papila, letak dan bentu, adakah puting susu, kelainan kulit, tanda radag,

peanue d’orange, ulserasi, dan lain-lain. Inspeksi ini juga dilakukan dalam

keadaan kedua tangan diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan

tumor dibawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal.

2. Diagnosis

Adapun diagnosis yang mungkin muncul pada klien dengan kanker

payudara yakni :

a. Nyeri Kronis berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor

Gejala dan tanda mayor

Ds :

1) Mengeluh nyeri

15
2) Merasa derpresi (tertekan)

Do:

1) Tampak meringis

2) Gelisah

Gejala dan tanda Minor

DS : -

Do :

1) Tidak mampu menuntaskan aktivitas

2) Bersikap protektif (mis, posisi menghindari nyeri)

3) Waspadaa

4) Pola tidur berubah

5) Anoreksia

6) Fokus menyempit

7) Berfokus pada diri sendiri

b. Gangguan interaksi kulit berhubungan dengan faktor mekanis (tekanan

jaringan mammae, efek terapi radiasi

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif

(tidak tersedia)

16
Objektif

1) Kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif

(tidak tersedia)

Objektif

1) Nyeri

2) Perdarahan

3) Kemerahan

4) Hematoma

c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk tubuh

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif

1) Mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh

Objektif

1) Kehilangan bagian tubuh

2) Fungsi/struktur tubuh berubah/hilang

17
Gejala dan Tanda Minor

Subjektif

1) Tidak mau mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh

2) Mengungkapkan perasaan negatif tentang perubahan tubuh

3) Mengungkapkan kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang lain

4) Mengungkapkan perubahan gaya hidup

Objektif

1) Menyembunyikan/menunjukkan bagian tubuh secara berlebihan

2) Menghindari melihat dan/atau menyentuh bagian tubuh

3) Fokus berlebihan pada perubahan tubuh

4) Respon nonverbal pada perubahan dan persepsi tubuh

5) Fokus pada penampilan dan kekuatan masa lalu

6) Hubungan sosial berubah

d. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis, luka Operasi

3. Rencana Asuhan Keperawatan

a. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor

Setalah dilakukan intervensi keperawatan, maka diharapkan Tingkat Nyeri

Menurun dengan ktiteria hasil :

- Kemampuan menuntaskan aktivitas 5 (Meningkat)

18
- Keluhan Nyeri 5 (Menurun)

- Meringis 5 (Menurun)

- Gelisah 5 (Menurun)

- Kesulitan tidur 5 (Menurun)

- Menarik diri 5 (Menurun)

- Muntah 5 (Menurun)

- Frekuensi nadi 5 (Membaik)

- Pola napas 5 (Membaik)

- Pola tidur 5 (Membaik)

Intervensi : Manajemen nyeri

Observasi

 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas

nyeri

 Identifikasi skala nyeri

 Identifikasi respons nyeri non verbal

 Identifikasi faktor yang memperberat dan meperingan nyeri

19
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri

 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan

 Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik

 Berikan tekhnik nonfarmakologis untuk mengurasi rasa nyeri (mis,

TENS, hipnosis akupresur, terapi musik , biofeedback, terapi pijat,

aromaterapi, tekhnik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi

bermain)

 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis, suhu ruangan

,pencahayaan, kebisingan)

 Fasilitas istirahat dan tidur

 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi

meredakan nyeri

Edukasi

 Jelaskan penyebab, periode,, dan oemicu nyeri

 Jelaskan strategi meredakan nyeri

 Anjurkan memonitor nyerisecara mandiri

 Anjurkan mengguanakan analgetik secara tepat

 Ajarkan tekhnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

20
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

b. Gangguan interaksi kulit berhubungan dengan faktor mekanis (tekanan

jaringan mammae, efek terapi radiasi

Setalah dilakukan intervensi keperawatan, maka diharapkan Integritas kulit

dan jaringan Meningkat dengan ktiteria hasil :

- Elastisitas 5 (Meningkat)

- Perfusi jaringan 5 (Meningkat)

- Kerusakan Jaringan 5 (Menurun)

- Kerusakan lapisan kulit 5 (Menurun)

- Nyeri 5 (Menurun)

- Suhu kulit 5 (Membaik)

- Tekstur 5 (Membaik)

- Pertumbuhan rambut 5 (Membaik)

Intervensi : Perawatan integritas kulit

Observasii

21
 Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis, perubahan sirkulasi,

perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan

ekstrem, penurunan mobilitas

Terapeutik

 Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring

 Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu

 Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering

 Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit

sensitif

 Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering

Edukasi

 Anjurkan menggunakan pelembab (mis, lotion, serum)

 Anjurkan minum air yang cukup

 Anjurkan menigkatkan asupan nutrisi

 Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur

 Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem

 Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada di luar

rumah

 Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya

c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk tubuh

22
Setalah dilakukan intervensi keperawatan, maka diharapkan Citra tubuh

Meningkat dengan ktiteria hasil :

- Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh 5 (Menurun)

- Vervalisasi kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang lain 5

(Menurun)

- Melihat bagian tubuh 5 (Membaik)

- Menyentuh bagian tubuh 5 (Membaik)

- Hubungan sosial Membaik 5 (Membaik)

Intervensi : Promosi Citra Tubuh

Observasi

 Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan

 Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait citra

tubuh

 Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial

 Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri

 Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah

Terapeutik

 Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya

23
 Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri

 Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan dan penuaan

 Diskusikan kodisi stress yang mempengaruhi citra tubuh (mis.luka,

penyakit, pembedahan)

 Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis

 Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra

tubuh

Edukasi

 Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh

 Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh

 Anjurkan menggunakan alat bantu (mis. pakaian, wig, kosmetik)

 Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis.kelompok sebaya)

 Latih fungsi tubuh yang dimiliki

 Latih peningkatan penampilan diri (mis. berdandan)

 Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun

kelompok

d. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis

Setalah dilakukan intervensi keperawatan, maka diharapkan Tingkat infeksi

Menurun dengan ktiteria hasil :

24
- Kebersihan Tangan 5 (Meningkat)

- Kebersihan badan 5 (Meningkat)

- Demam 5 (Menurun)

- Kemerahan 5 (Menurun)

- Nyeri 5 (Menurun)

- Bengkak 5 (Menurun)

- Kadar sel darah putih 5 (Membaik)

- Nafsu makan 5 (Membaik)

Intervensi : Pencegahan Infeksi

Observasi

 Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik

Terapeutik

 Batasi jumlah pengunjung

 Berikan perawatan kulit pada area edema

 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien

 Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi

25
Edukasi

 Jelaskan tanda dan gejala infeksi

 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar

 Ajarkan etika batuk

 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi anjurkan

meningkatkan asupan cairan

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberi imunisasi, jika perlu

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

27
DAFTAR PUSTAKA

Irianto. 2015. Kesehatan reproduksi : teori & Praktikum. Bandung : Alfabeta CV

Rasjidi. Imam. 2010. 100 Questions & Answer Kanker Payudara. Jakarta : Elex Media

Komputindo

Dewi. Gusti Ayu Triara. Lucia Yovita Hendrati. 2015. Analisis Faktor risiko kanker

payudara berdasarkan riwayat pemakaian kontrasepsi hormonal dan usia Menarche.

Jurnal Berkala Epidemiologi. Vol.3. No.1

28

Anda mungkin juga menyukai