Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KANKER PAYUDARA
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Asuhan Kebidanan KB dan Kespro

Dosen Pengampu:
Thira Ayu
Kelompok 5:
1. Afla Khatul Mazidah
2. Dea Putri
3. Dinda Safitri
4. Poni

AKADEMI KEBIDANAN GRAHA HUSADA CIREBON


PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,


rahmat, petunjuk dan hiyadahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Tugas utama di bidan
komunitas dan tugas tambahan di bidan komunitas” . Makalah ini
disusun sebagai sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
tugas mata kuliah asuhan kebidanan komunitas.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik maupun saran demi hasil yang lebih baik,
semoga hasil dari makalah ini bermanfaat bagi kita semuanya Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis dengan penuh kerendahan hati
menghaturkan banyak terimakasih.

Wassalamualaikum wr. wb.


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang mempunyai angka
mortalitas cukup tinggi dan merupakan jenis keganasan yang paling sering
menyerang wanita. Angka prevalensinya cenderung terjadi peningkatan dari tahun
ke tahun terutama pada negara-negara sedang berkembang yang sering berakibat
fatal karena keterlambatan diagnosis, yang berarti juga keterlambatan pengobatan
sehingga seringkali ditemukan dalam keadaan stadium akhir. Kanker payudara
(carcinoma mammae) merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker ini mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, jaringan lemak,
maupun jaringan ikat pada payudara (Masita, 2019).
Prevalensi kasus kanker payudara pada wanita yaitu mencapai 50 per
100.000
kasus per tahun, dengan angka kematian 21,6 pada tahun 2015 (Kemenkes RI,
2016). Kanker payudara merupakan jenis kanker tertinggi pada perempuan di
Indonesia. Penyakit kanker payudara di Indonesia lebih sering diketahui pada
stadium lanjut, dimana sebanyak 70% menyebabkan tingginya angka kematian
diketahui pada stadium lanjut (Kemenkes RI, 2019). Penyakit kanker payudara
cukup tinggi juga ditemukan di Provinsi Bali dimana pada tahun 2017 yaitu
sebanyak 300 orang ditemukan dalam stadium lanjut, dan 3 orang diantaranya
adalah remaja (Dinkes Provinsi Bali, 2017). Kabupaten Gianyar memiliki
kejadian kanker payudara sebanyak 14,3% dengan 2 jumlah kasus baru 57 pasien
dan kasus lama 179 pasien pada tahun 2020 (Dinkes Kabupaten Gianyar, 2020).
Gejala permulaan kanker payudara sering tidak disadari atau dirasakan
dengan jelas oleh penderita, sehingga banyak penderita yang berobat dalam
stadium lanjut. Hal ini akan mempengaruhi prognosis dan tingkat kesembuhan
pasien. Kanker payudara yang ditemukan dalam stadium awal, maka prognosis
dan tingkat kesembuhan pasien akan jauh lebih baik dimana kanker payudara
yang diobat pada stadium dini kemungkinan sembuh mendekati 95%, sehingga
perlu dilakukan deteksi sejak dini (Firdaus dkk, 2014).
Dilihat dari perkembangan teknologi dunia kedokteran, upaya yang bisa
dilakukan untuk mengendalikan kanker payudara adalah dengan melakukan
pencegahan primer seperti pengendalian faktor risiko dan peningkatan
komunikasi, informasi dan edukasi. Pencegahan sekunder dilakukan melalui
deteksi dini kanker payudara yaitu pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
(Kemenkes RI, 2015). SADARI merupakan metode pemeriksaan sederhana dan
paling mudah yang dapat dilakukan dengan menggunakan jari-jari tangan.
Tindakan ini sangat penting karena hampir 85% benjolan di payudara wanita
ditemukan oleh penderita sendiri. Caranya sangat mudah karena dilakukan oleh
diri sendiri dan tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun (Widiyaningrum, 2017).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Kanker Payudara?
2. Siapa yang lebih berisiko terkena kanker payudara?
3. Bagaimana cara untuk mencegah Kanker Payudara?
4. Apa penyebab Kanker Payudara?
5. Apa saja gejala-gejala Kanker Payudara?
6. Bagaimana cara untuk menyelidiki dan mendiagnosis Kanker Payudara?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui tentang Kanker Payudara

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui apa itu Kanker Payudara.


2. Untuk mengetahui siapa saja yang lebih berisiko terkena Kanker Payudara.
3. Untuk mengetahui cara mencegah Kanker Payudara.
4. Untuk mengetahui penyebab Kanker Payudara.
5. Untuk mengetahui gejala Kanker Payudara.
6. Untuk mengetahui cara menyelidiki dan mendiagnosa Kanker Payudara.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kanker payudara

Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para
wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih
dari 3.500 kasus kanker payudara baru di Hong Kong. Secara umum, risiko
kanker payudara akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Namun,
dalam beberapa tahun terakhir, jumlah kasus yang dilaporkan meningkat secara
signifikan pada kelompok wanita dengan usia yang lebih muda. Saat ini, usia rata-
rata penderita kanker payudara di Hong Kong adalah 54 tahun.
Berkat kemajuan ilmu pengobatan, tingkat kesembuhan kanker payudara
telah meningkat dalam dekade terakhir ini. Walaupun demikian, deteksi dini dan
tindakan pengobatan sangat penting untuk meningkatkan peluang kelangsungan
hidup pasien. Menurut statistik setempat, tingkat kelangsungan hidup pasien
penderita kanker payudara stadium awal bisa mencapai 80% atau lebih dengan
tindakan pengobatan yang tepat. (Terima kasih kepada Dr. Mai Yee LUK,
Konsultan, Onkologi Klinis, Rumah Sakit Queen
Mary, yang telah mengulas dan meninjau informasi pada halaman ini.)
Payudara terdiri dari jaringan kelenjar yang mencakup jaringan kelenjar
susu, lemak, dan jaringan ikat. Selama kehamilan, kelenjar susu akan
memproduksi dan mengeluarkan susu sebagai makanan untuk bayi.
Namun, jika sel-sel di dalam kelenjar susu membelah diri dan berkembang secara
tidak terkendali, sel-sel ini bisa berkembang menjadi tumor jinak ataupun ganas.
Kanker payudara merupakan tumor ganas yang berkembang di dalam payudara.
2.2 Orang yang lebih berisiko terkena kanker payudara
Faktor risiko tinggi penyebab kanker payudara adalah sebagai berikut:
1. Jenis kelamin: meskipun beberapa orang pria juga bisa menderita penyakit ini,
hampir semua kasus kanker payudara ditemukan pada wanita.
2. Usia: secara umum, risiko kanker payudara akan meningkat seiring dengan
bertambahnya usia.
3. Riwayat keluarga dan genetika: seorang wanita akan lebih mungkin terkena
kanker payudara jika ibunya, saudara perempuannya atau kerabat langsungnya
pernah menderita penyakit yang sama. Menurut studi klinis, sekitar 5-10% kasus
kanker payudara memiliki kaitan dengan terjadinya perubahan genetik.
4. Siklus menstruasi: wanita yang mengalami menstruasi pertama sebelum usia 12
tahun atau mengalami menopause setelah usia 55 tahun memiliki faktor risiko
yang lebih tinggi
5. Pola makan: asupan makanan dengan kandungan lemak yang tinggi secara
berkepanjangan
6. Gaya hidup: merokok, minum minuman keras, dan kurang berolahraga akan
meningkatkan faktor risiko
7. Melahirkan: wanita yang tidak pernah melahirkan atau melahirkan anak
pertama
pada usia di atas 35 tahun
8. Penggunaan obat: asupan kontrasepsi atau menjalani terapi penggantian
hormon
secara berkelanjutan selama lebih dari 5 tahun
9. Riwayat kanker: riwayat keganasan kanker tertentu seperti penyakit Hodgkin,
kanker paru-paru, kanker usus besar, atau riwayat kanker pada masa kanak-kanak
2.3 cara untuk mencegah Kanker Payudara
Sebagian besar kasus kanker payudara diketahui pertama kali oleh diri pasien
sendiri. Karena tingkat penyembuhan kanker payudara stadium awal yang jauh
lebih tinggi, para
wanita harus benar-benar memperhatikan kesehatan diri dan memeriksa kondisi
payudara mereka setiap bulan:
Gaya hidup yang sehat bisa membantu menurunkan risiko kanker payudara.
1. Berolahraga secara rutin
2. Konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan segar, hindari makanan
dengan kandungan lemak yang tinggi
3. Jangan minum minuman beralkohol atau merokok
Pemeriksaan payudara secara massal yang dilakukan pada populasi penduduk di
Asia masih menjadi subjek yang kontroversial. Sampai sekarang, belum ada bukti
pasti yang
bisa merekomendasikan pemeriksaan kesehatan secara rutin bagi semua wanita.
Namun, wanita dengan faktor risiko yang lebih tinggi (misalnya riwayat kanker
payudara pada
keluarga) harus berkonsultasi dan meminta saran dari dokter mereka.
2.4 Penyebab Kanker Payudara
Penyebab persis dari kanker payudara masih belum jelas hingga saat ini. Kanker
payudara biasanya berkembang pada sel saluran susu atau sel lobular.
Kemungkinan penyebab
lainnya bisa mencakup riwayat keluarga dan genetik, penggunaan kontrasepsi atau
terapi penggantian hormon wanita, radiasi (sinar X) ke payudara, makanan yang
kaya kandungan
lemak, merokok, minum minuman beralkohol, atau kurangnya olahraga.
2.5 Gejala-gejala Kanker Payudara
Jika Anda mengalami gejala-gejala berikut ini, Anda berisiko terkena kanker
payudara:
1. Payudara
a. benjolan dengan berbagai ukuran*
b. perubahan bentuk atau ukuran
c. cerukan pada kulit
d. tersumbatnya pembuluh vena atau bentuk kulit payudara seperti kulit
jeruk
2. Putting susu
a. keluarnya cairan dengan bercak darah
b. retraksi (puting masuk ke dalam payudara)
3. Ketiak
a. kelenjar getah bening bengkak
Payudara yang membesar atau benjolan pada payudara merupakan reaksi
fisiologis normal yang disebabkan oleh perubahan hormon siklik, yang umum
terjadi di kalangan wanita sebelum siklus menstruasi. Jangan khawatir dengan
kondisi ini. Jika Anda ragu
dengan benjolan yang diamati, segera lakukan konsultasi dengan dokter Anda
untuk
memastikan apakah benjolan tersebut bersifat jinak atau ganas. Sebagian besar
dari
benjolan tersebut merupakan kista jinak (kantong yang berisi cairan atau kantong
yang berada di dalam jaringan) atau fibroma (tumor non-kanker yang terdiri dari
jaringan fibrosa) yang tidak berbahaya bagi tubuh manusia.
2.6 Cara untuk menyelidiki dan mendiagnosis Kanker
Payudara
Setelah memeriksa riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik,
dokter akan menetapkan pemeriksaan tindak lanjut berikut ini untuk
beberapa kasus yang mencurigakan:
a) Mamogram: untuk mendeteksi dan memastikan lokasi tumor payudara
b) Biopsi: jaringan dari benjolan diambil dengan jarum yang sangat kecil untuk
keperluan pemeriksaan mikroskopis lebih lanjut, untuk menentukan sifat sel pada
benjolan tersebut.
Beberapa tes lainnya juga mungkin diperlukan:
a) USG: pemindaian USG digunakan untuk melengkapi hasil pemeriksaan
mammogram dalam menentukan lokasi, ukuran, dan sifat benjolan pada payudara
b) Reseptor Hormonal dan tes HER2: Tes ini bisa membantu untuk menentukan
apakah pasien harus menerima pengobatan hormonal atau terapi yang ditargetkan
c) Tes darah: untuk mengevaluasi kondisi tubuh, fungsi hati, dan ginjal secara
umum
d) Sinar X bagian dada
e) Pemindaian Tomografi Terkomputasi (CT) dan pemindaian tulang; atau PET
scan: terutama untuk pasien dengan faktor risiko tinggi di mana tumor bisa
menyebar ke organ
lain dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai