SIKLUS MENSTRUASI
SIKLUS OVARIUM
PERUBAHAN SIKLIK
Ovarium mengalami perubahan-perubahan dalam besar, REPRODUKSI WANITA
bentuk, dan posisinya sejak bayi dilahirkan hingga masa
tua seorang wanita. Pada masa pubertas ovarium
berukuran 2,5-5 cm panjang, 1,5-3 cm lebar, dan 0,6 -1,5 Sebagai konsekuensi dari laju sekresi estrogen dan
tebal. Pada salah satu pinggirnya terdapat hilus, tempat
progesteron yang berubah-ubah sepanjang siklus haid, maka
keluar-masuknya pembuluh-pembuluh darah dan
saluran reproduksi wanita mengalai serangkaian perubahan
serabut-serabut saraf. Ovarium dihubungkan oleh
mesovarium dengan ligamentum latum, dan oleh
siklik secara teratur. Perubahan-perubahan ini dapat dikenali
ligamentum ovarii proprium dengan uterus. Permukaan dari pemeriksaan histologi endometrium, komposisi dan
ovarium ditutupi oleh satu lapis sel kubik yang disebut tampilan lendir serviks, dan ciri-ciri sitologik epitel vagina.
germinal epitelium. Di bawahnya terdapat tunika Akhir dari setiap siklus ditandai oleh perdarahan uterus yang
albugenia yang kebanyakan terdiri dari serabut-serabut berlangsung 3-7 hari.
jaringan ikat.
Selama fase sekresi terjadi perubahan-perubahan histologik yang Fase ini dimulai pada hari pertama menstruasi
berlangsung sangat cepat. Pada paruh pertama fase ini, tampilan epitel (hari 1). Tetapi acara utama dalam fase ini adalah
kelenjar paling berguna dalam menentukan “hari” endometrium, perkembangan folikel di ovarium. Pada awal fase
sementara menentukan “hari” secara akurat pada paruh kedua sangat folikuler, lapisan rahim (endometrium) tebal
bergantung pada sifat-sifat stroma. Pada hari ke-16 dari siklus (hari dengan cairan dan nutrisi yang dirancang untuk
kedua pasca ovulasi), vakuola-vakuola kaya glikogen subnuklear menjadi menyuburkan embrio. Jika tidak ada sel telur yang
nyata pada epitel kelenjar. Vakuola-vakuola akan mendesak nuklei sel-sel dibuahi, kadar estrogen dan progesteron rendah.
epitel ke posisi sentral di dalam sel. Menjelang hari ke-19 (hari kelima Akibatnya, lapisan atas endometrium
pasca ovulasi) hanya ada sedikit vakuola yang tertinggal dalam sel. ditumpahkan, dan pendarahan menstruasi terjadi.
Bahan-bahan sekresi asidofilik intraluminal kelenjar paling jelas terlihat
pada hari ke-21. Edema stroma yang bervariasi pada fase proliferasi, juga
menjadi nyata pada saat ini dan mencapai puncaknya pada hari ke-22. FASE OVULASI
Menjelang hari ke-24, perubahan pseudodesidua atau pradesidua mulai
terlihat pada stroma. Perubahan-perubahan ini mulanya paling jelas
terlihat di sekitar arteria Spiralis dan akhirnya menyebar ke daerah-
daerah stroma yang luas. Infiltrasi limfosit pada stroma meningkat nyata Fase ini dimulai ketika level hormon luteinizing
bersamaan dengan terjadinya perubahan-perubahan pseudodesidua, dan meningkat. Hormon luteinizing merangsang
menjelang hari ke-26 sudah terlihat pula invasi PMN. folikel dominan untuk menonjol dari permukaan
ovarium dan akhirnya pecah, melepaskan sel
telur. Tingkat hormon perangsang folikel
meningkat ke tingkat yang lebih rendah. Fungsi
FASE MENSTRUASI peningkatan hormon perangsang folikel tidak
dipahami. Lonjakan hormon luteinizing dapat
dideteksi dengan mengukur tingkat hormon ini
Bila tidak terjadi kehamilan, maka akan diamati perubahan-perubahan dalam urin. Pengukuran ini dapat digunakan
endometrium sekunder dari penurunan produksi hormon oleh korpus untuk menentukan kapan wanita subur. Fertilisasi
luteum pada hari ke-24. Lapisan fungsional dari stroma akan mulai lebih mungkin ketika sperma hadir di saluran
menciut, dan kelenjar-kelenjar endometrium menjadi lebih berkelok- reproduksi sebelum telur dilepaskan. Sebagian
kelok dan tampak bergerigi. Konstriksi intermiten dari arteria spiralis besar kehamilan terjadi ketika hubungan seksual
menyebabkan stasis kapiler-kapiler lapisan fungsional, iskemia jaringan, terjadi dalam 3 hari sebelum ovulasi.
dan ekstravasasi darah ke dalam stroma dan pembentukan hematom-
hematom kecil. Akhirnya terjadi deskuamasi dan pengelupasan seluruh
lapisan endometrium fungsional.
FASE LUTEAL
LENDIR SERVIKS
Fase ini dimulai setelah ovulasi. Ini berlangsung
Lendir serviks adalah suatu sekresi kompleks yang dihasilkan oleh sekitar 14 hari (kecuali pembuahan terjadi) dan
kelenjar-kelenjar endoserviks. Lendir ini terdiri dari 92-98% air dan berakhir tepat sebelum periode menstruasi. Pada
sekitar 1% garam anorganik di mana NaCl merupakan unsur utama. fase ini, folikel yang pecah menutup setelah
Lendir juga mengandung gula sederhana, polisakarida, protein, dan melepaskan sel telur dan membentuk struktur
glikoprotein. pH biasanya basa dan berkisar antara 6,5 hingga 9,0. Klinisi yang disebut korpus luteum, yang menghasilkan
dapat segera menilai beberapa sifat fisik dari lender. Karena sifai-sifat peningkatan jumlah progesteron. Progesteron yang
ini dipengaruhi oleh kadar estrogen dan progesteron serum, maka diproduksi oleh korpus luteum mempersiapkan
seringkali mungkin untuk memperkirakan status hormonal pasien hanya uterus jika embrio ditanam. Progesteron
dengan melakukan pemeriksaan lendir serviks. Estrogen merangsang menyebabkan endometrium menebal, mengisi
produksi lendir yang jernih dan encer seperti air dalam jumlah banyak dengan cairan dan nutrisi untuk menyuburkan
(hingga 700 mg/hari) yang dapat dengan mudah ditembus sperma. Akan embrio potensial. Progesteron menyebabkan
tetapi progesteron, walaupun pada kadar estrogen plasma yang tinggi lendir di leher rahim menebal, sehingga sperma
sekalipun, akan mengirangi sekresi lendir. Lendir menjadi sedikit, kental, atau bakteri kurang mungkin memasuki uterus.
dan selular selama fase luteal siklus menstruasi dan pada kehamilan.
Sekitar 20-60 rng lendir diproduksi setiap harinya yaitu pada sebagian
besar hari dalam siklus menstruasi.
EPITEL VAGINA
Mukosa vagina merupakan lapisan epitel berlapis gepeng yang Sek-sel superfisial adalah sel-sel epitel matang,
tidak memiliki kelenjar-kelenjar. Sel-sel pada lapisan luar yang dipilih, biasanya poligonal dengan inti
menjadi pipih selama tahun-tahun reproduktif dan dapat hiperkromatik, piknotik. Sel-sel ini berkembang
mengandungH granula-granula keratohialin, namun pertandukan sebagai respon terhadap rangsang kadar estrogen
sejati tidak terjadi. Sel-sel epitel vaginal seperti halnya jaringan yang tinggi dan tidak diimbangi.
lain dan saluran reproduksi wanita, berespons terhadap
perubahan kadar steroid-steroid seks ovarium. Estrogen Sel-sel intermedia merupakan sel gepeng yang
relatif matang dengan sitoplasma eosinofilik atau
merangsang proliferasi dan pematangan sel-sel epitel,
sianofilik dan suatu inti vesikular non-piknotik.
menyebabkan mukosa vagina menebal dan kandungan glikogen
Tampilan nukelus ini merupakan faktor yang
epitel menjadi meningkat. Glikogen ini kemudian penting alam membedakan sel-sel intermedia dari
difermentasikan menjadi asam laktat oleh flora bakteria normal sel-sel superficial. Sel-sel intermedia akan
vagina, dan bertanggungjawab atas pH cairan vagina yang agak dominan pada status endokrinologis di mana kadar
asam. Perubahan-perubahan histologik dan sitologik epitel progesteron tinggi, misalnya pada kehamilan atau
vagina wanita selama siklus menstruasi normal nyaris tidak pertengahan fase luteal dari siklus menstruasi.
nyata jika dibandingkan dengan perubahan-perubahan pada
siklus estrus binatang pengerat.
DAFTAR PUSTAKA
http://rs-hga.co.id/siklus-menstruasi/
https://www.slideshare.net/HendrikLidapraja/endokrinologi-reproduksi-siklus-menstruasi
https://kumparan.com/babyologist/mengenal-siklus-menstruasi-pada-wanita
https://www.honestdocs.id/proses-terjadinya-menstruasi
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/41927/Fulltext.pdf?sequence=1&isAllowed=
y
https://www.alodokter.com/menstruasi
https://hellosehat.com/wanita/menstruasi/haid-menstruasi/
https://www.e-journal.unair.ac.id/index.php/JVHS
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/695
https://forikes-ejournal.com/index.php/SF/article/view/sf12112