TUTORIAL
SKENARIO 1
“DIBUANG SAYANG”
Disusun Oleh:
KELOMPOK IV
KELAS 1 B
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Skenario Kasus
“Di Buang Sayang”
Seorang pria, 37 tahun dirawat dibangsal Penyakit Dalam Pria karena sakit saat
buang air kecil sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengatakan bahwa ia sering kali
menahan kencing selama 3 tahun terakhir karena ditempatkan pada bagian
pelayanan publik, dan sedikit minum air putih di setiap hari. Rasa sakit yang
dirasakan saat dilakukan pengkajian skala nyeri didapatkan skala 3 (sedang)
nyeri terus menerus di bagian bawah perut. Pemeriksaan fisik terasa nyeri ketika
di palpasi pada bagian perut bawah. Pasien juga mengalami Disuria.
Pemeriksaan Penunjang laboratorium: BP 110/90 mmHg, RR 20x/menit, HR
90x/menit, T 38,5 C. Pemeriksaan Kultur urin menunjukkan adanya bakteri
E.Coli, sehingga terjadi infeksi pada saluran kemih.
B. Analisa Kasus
1. Langkah 1: daftar istilah atau katas sulit
a) Disuria
b) Blood Pressure
c) Infeksi
d) E.Coli
e) Kultur Urin
2. Langkah 2: daftar pertanyaan
a) Apakah ada selain menahan kencing yang dapat menyebabkan infeksi
perkemihan?
b) Dari riwayat yang telah di jelaskan, apa yang paling dominan untuk
menyebabkan disuria?
c) Apakah lingkungan berpengaruh terhadap orang hingga terkena infeksi
saluran kemih?
d) Adakah tanda lain sebelum infeksi dari menahan kencing?
e) Saat palpasi pada abdomen bawah klien, apakah dapat langsung
dikatakan terinfeksi saluran kemih?
f) Gaya hidup seperti apa yang sangat merentankan terhadap infeksi saluran
kemih?
g) Kenapa menahan kencing dan sedikit minum air dapat menyebabkan
ISK?
h) Apa diagnosa dan intervensi keperawatan yang dapat diterapkan pada
klien dengan ISK?
3. Langkah 3: jawaban dari istilah-istilah sulit dan pertanyaan-pertanyaan
a) Jawaban dari kata sulit
1) Disuria adalah nyeri saat hendak buang air kencil. Yang mana nyeri
terasa panas atau terbakar.
2) Blood Pressure adalah bahasa inggris dari tekanan darah.
3) Infeksi adalah adanya peradangan dengan gejala rumor, trubor, color,
dolor dan fungsiolaisa
4) E.Coli merupakan bakteri yang menyerang sistem perkemihan
maupun sistem pencernaan yang bila tidak ditangani akan
mengakibatkan masalah yang serius.
5) Kultur Urin adalah pemeriksaan klinik untuk mengetahui bakteri yang
terkandung dalam urin.
b) Jawaban dari pertanyaan
1) Apakah ada selain menahan kencing yang dapat menyebabkan infeksi
perkemihan?
Jawab:
Ada contoh nya seperti perubahan struktur saluran kemih , usia ,
gender, prevalensi bakteriuria.
Menurut Reny (2014) bermacam-macam mikroorganisme dapat
menyebabkan ISK. Mikroorganisme yang paling sering adalah
bakteri aerob. Saluran kemih normal dihuni oleh bakteri atau mikroba
lain, karena itu urin dalam ginjal dan buli-buli biasanya steril. Selain
bakteri aerob, ISK juga disebabkan oleh virus, jamur, dan ragi.
Kemudian menurut Jurnal e-Biomedic (eBM), Volume 1, Nomor 1,
Maret 2013 berikut adalah penyebab ISK:
Pengidap diabetes ( karena tingginya kadar glukosa dalam urin )
Penderita batu ginjal dan mengalami pembengkakan kelenjar
prostat
Pria yang tidak disunat
Cacat lahir
Kelumpuhan saraf yang menyebabkan gangguan berkemih
2) Dari riwayat yang telah di jelaskan, apa yang paling dominan untuk
menyebabkan disuria?
3) Apakah lingkungan berpengaruh terhadap orang hingga terkena
infeksi saluran kemih?
Jawab:
Ya. Karena ada beberapa kebiasaan dari lingkungan yang tidak baik.
Yang mana jika dilakukan terus menerus maka akan berdampak
dengan timbulnya ISK
4) Adakah tanda lain sebelum infeksi dari menahan kencing?
Jawab:
Ada, contoh nya seperti anyang anyang atau rasa ingin buang air
kecil lagi,meski sudah di coba tapi tidak bisa , nyeri pada pinggang.
Menurut sumber lain gejala yang sering ditemukan pada Isk Adalah:
Nyeri dan rasa panas ketika berkemih (disuria), polakisuria, dan
terdesak ingin berkemih (urgency).
Stranguria (sulit berkemih dan disertai kejang otot pinggang).
Tenesmus (rasa nyeri dengan keinginan mengosongkan kandung
kemih meskipun telah kosong).
Nokturia (kecenderungan sering buang air kecil pada malam hari).
Prostatismus (kesulitan memulai berkemih).
5) Saat palpasi pada abdomen bawah klien, apakah dapat langsung
dikatakan terinfeksi saluran kemih?
Jawab:
Tidak. Kita harus melakukan pemeriksaan penunjang untuk benar-
benar memastikan apakah yg diderita klien tersebut memang infeksi
saluran perkemihan atau bukan. Dimana pemeriksaan penunjang
tersebut antara lain urinalisis, bakteriologis, tes kimiawi, dan
pemeriksaan radiologis lainnya.
6) Gaya hidup seperti apa yang sangat merentankan terhadap infeksi
saluran kemih?
Jawab:
Menurut Tessy (2011), berikut ini adalah gaya hidup yang rentan
terkena ISK:
Kebersihan organ reproduksi tidak terjaga
Sering menahan kencing
Selain itu ada beberapa juga gaya hidup lain yg bisa menyebabkan
ISK, antara lain:
Tidak menjaga kebersihan
Tidak sering ganti celana dalam
Tidak banyak minum air putih
Sering menahan kencing
Tidak setia pada satu pasangan dalam melakukan hubungan
7) Kenapa menahan kencing dan sedikit minum air dapat menyebabkan
ISK?
Jawab:
Menahan kencing akan mengakibatkan obstruksi saluran kemih yang
bermuara pada kevesika urinarius dan akan menimbulkan
peningkatan tekanan VU yang juga berdampak pada penebalan
dinding VU karena hal tersebut makan akan terjadi penurunan
kontraksi otot VU maka terjadilah masalah kesulitan untuk berkemih
atau yang disebut dengan retensi urin.
8) Apa diagnosa dan intervensi keperawatan yang dapat diterapkan pada
klien dengan ISK?
Jawab:
Diagnosa yang biasa muncul pada klien dengan ISK adalah nyeri,
gangguan eliminasi urin dan kurang pengetahuan.
- Kaji TTV
Nyeri - Kaji frekuensi Nyeri
- Ajarkan tehnik distraksi dan
relaksasi
Gangguan eliminasi urine - Kaji frekuensi urine
- Kaji intake dan output
- Berikan pendidikan kesehatan
Kurang pengetahuan tentang penyebab dan tanda gejala
B. Etiologi ISK
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika suatu organisme penginfeksi, biasanya
suatu bakteri gram negatif seperti E.coli, masuk ke saluran kencing.Radang area
lokal terjadi, diikuti dengan infeksi ketika organisme bereproduksi.Bakteri
radang muncul di kulit area genital dan memasuki saluran perkemihan melalui
pembukaan uretra.Organisme dapat juga masuk selama kontak seksual. Dalam
hal ini infeksi terjadi sebagai infeksi yang diperoleh dari komunitas yang tidak
kompleks.Pasien dengan kateter perkemihan bisa juga mengalami infeksi karena
adanya kateter yang memberikan suatu jalan kecil bagi bakteri untuk masuk ke
kandung kemih.Beberapa peralatan saluran kencing, misal cystoscopy, juga
memberikan suatu jalan kecil bagi bakteri untuk masuk kandung kemih.
Sebagian dari peralatan tidak disterilkan sepenuhnya antara pasien satu dengan
yang lainnya; peralatan diberi desinfektan dosis tinggi karena serat optik dan
lensa di dalam tidak akan tahan dengan temperatur tinggi yang diperlukan untuk
mensterilkan. Infeksi ini akan dipandang sebagai nosocomial. (Mary. 2014)
Menurut Nurarif (2015) ISK terjadi tergantung banyak factor seperti : Usia,
gender, pravelensi bakteriuria, dan factor predisposisi yang menyebabkan
perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal. Berikut menurut jenis
mikroorganisme dan usia:
C. Manifestasi Klinis
Menurut Mary (2014) tanda dan gejala ISK adalah :
Menurut Nurarif (2015) tanda dan gejala pada klien dengan ISK adalah sebagai
berikut:
1. Anyang-anyangan atau rasa ingin buang air kecil, meski sudah dicoba untuk
berkemih namun tidak ada air kemih yang keluar.
2. Sering kencing dan kesakitan saat kencing, air kencingnya bisa berwarna
putih, cokelat, atau kemerahan dan baunya sangat menyengat.
3. Warna air seni kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan menandakan
ada darah yang terkandung dalam urin.
4. Nyeri pada pinggang.
5. Demam atau menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai
ginjal (diiringi rasa nyeri di sisi bawah belakang rusuk, mual, dan muntah).
6. Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh-
sembuh dapat menjadi pemicu terjadinya kanker kandung kemih.
7. Pada neonatus usia 2 bulan, gejalanya dapat menyerupai infeksi atau sepsis
berupa demam, apatis, berat badan tidak naik, muntah, mencret, anoreksia,
problem minum dan sianosis (kebiruan).
8. Pada bayi gejalanya berupa demam, berat badan suakr naik atau anoreksia.
9. Pada anak besar gejalanya lebih khas seperti sakit waktu kencing, frekuensi
kencing meningkat, nyeri perut atau pinggang, mengompol, anyang-
anyangan (polakisuria) dan bau kencing yang menyengat.
D. Patofisiologi
Menurut Rendy dkk (2012) sebagian besar merupakan infeksi asenden. Pada
wanita, jalur yang biasa terjadi adalah mula-mula kuman dari anal berkoloni di
vulva, kemudian masuk ke kandung kemih melalui uretra yang pendek secara
spontan atau mekanik akibat hubungan seksual. Pada pria, setelah prostat
terkoloni maka akan terjadi infeksi asenden. Mungkin juga terjadi akibat
pemasangan alat seperti kateter, terutama pada golongan usia lanjut. Kemudian
wanita yang sering menderita penyakit ini karena uretra yang pendek, masuknya
kuman dari hubungan seksual dan mungkin perubahan pH dan flora vulva dalam
siklus menstruasi. Dan pada wanita yang memiliki frekuensi berkemih yang
jarang. Seharusnya bakteri yang masuk di bersihkan oleh mekanisme pertahanan
tubuh, namun terdapatnya kelainan anatomi yang sering dijumpai adalah
nefropati refluks, nefropati analgesik, dan kehamilan. Pada pria biasanya akibat
batu dan prostat, sedangkan pada anak-anak karena kelainan kongenital.
Berdasarkan buku dari Isman (2015) ISK disebabkan oleh adanya
mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk
melalui kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada
dua jalur yaitu:
1. Asending
Faktor anatomi dimana pada wanita memiliki ureter yang lebih pendek
sehingga ISK lebih tinggi, tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal,
pemasangan alat (DC), dan decubitus.
2. Hematogen
Pada pasien yang system imunnya rendah.
E. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nurarif (2015), berikut ini adalah beberapa pemeriksaan penunjang
yang dapat dilakukan pada klien dengan terduga ISK :
1. Analisa urin rutin, mikroskop urine segar tanpa putar, kultur urine, serta
jumlah kuman/ml urine
2. Investigasi lanjutan harus berdasarkan indikasi klinis
a) Ultrasonogram (USG)
b) Radiografi: Foto polos perut, pielografi IV, micturating cystogram
c) Isotop scanning
Madjid dan Suharyanto (2013) menyebutkan beberapa pemeriksaan penunjang
pada ISK, yaitu:
1. Urinalisis (leukosuria/pyuria, hematuria)
2. Bakteriologis (mikroskopis/biakan bakteri)
3. Kultur urine
4. Hitung koloni
5. Metode tes
a) Tes dipstick multistrip untuk WBC dan nitrit
b) Tes penyakit menular seksual
c) Dan tes tambahan lainnya
Menurut Mary (2014) berikut ini adalah beberapa pemeriksaan penunjang pada
pasien gangguan sistem perkemihan:
1. Tes kultur dan sensitivitas
Tes kultur melihat kemungkinan adanya bakteri didalam urin. Tes sensitivitas
menentukan antibiotik apa yang dapat digunakan untuk membunuh bakteri.
Laboratorium membagi spesimen urin menjadi dua; satu bagian dikultur
untuk menentukan bakteri mana yang berkembang.Laporan persiapan harus
tersedia dalam 24 jam.Bagian kedua digunakan untuk menentukan pada
antibiotik mana organisme tersebut peka.
2. Cystoscopy
Tes ini menguji dinding kandung kemih untuk melihat kemungkinan
pertumbuhan dan tumor. Ini juga digunakana sebagai alat untuk
memindahkan tumor kecil, batu dan benda asing dan untuk mendilatasi
saluran kencing (uretra) dan saluran ginjal(ureter). Suatu cystoscope
dimasukan kedalam uretra ke kandung kemih, yang membuat struktur benar-
benar divisualisasikan; misalnya uretra, kandung kemih, ureter dan prostat.
3. Studi sinar x ginjal, ureter, kandung kemih (KUB)
Studi KUB adalah sinar x abdominal yang digunakan untuk mendeteksi batu
ginjal, bisul abdominal, paralytic ileus atau obstruksi.
4. Prostate spesific antigen (PSA) test
Tes ini mengukur tingkat PSA didalam darah. Tingkat PSA akan naik pada
psien dengan BPH (Begign Prostatic Hypertropy) atau kanker prostat.
Kenaikan tingkat PSA tidak memberi dokter cukup informasi untuk
membedakan antara kanker dan kondisi-kondisi protat jinak;namun, dokter
akan mempertimbangkan hasil tes ketika memutuskan apakah akan
mengorder penyaringan tambahan untuk kanker prostat. Tes ini juga
digunakan untuk memonitor perawatan dan untuk menguji kekambuhan
kanker prostat.
5. Pengumpulan urin 24 jam
Ini adalah tes diagnostik yang melibatkan pengumpulan urin pasien selama
24 jam.Tes ini biasanya digunakan untuk mengukur volume dan berbagai
faktor fungsi ginjal dan juga untuk menentukan pengeluaran sehari-hari unsur
tertentu seperti protein, elektrolit dan lain-lain.
6. Urinalysis
Urinalysis (analisa urin) adalah pengujian urin secara fisik, kimia, dan
mikroskopis.Pengujian inimeliputi sejumlah tes untuk mengevaluasi
spesimen urin mengenai penampilan, warna, kejelasan, pH, berat jenis, dan
kehadiran bakteri, darah kepingan-kepingan, glukosa, keton leukosit, protein,
RBC, dan WBC. Tes digunakan untuk mengkonfirmasikan gejala ISP, untuk
memeriksa diabetes karena kelebihan kadar glukosa, dan untuk memonitor
fungsi ginjal pada pasien gagsl ginjal.
7. Urine flow studies
Urine flow studies, juga dikenal sebagai uroflowmetry, mengukur kekuatan
dan volume per detik aliran urin dari kandung kemih ketika pasien buang air
kecil ke dalam mesin tes. Tes ini membantu mengidentifikasi sumbatan atau
kelainan Saluran kencing dan membantu mengevaluasi seberapa baik atau
seberapa buruk pasien buang air kecil.
8. Voiding cystogram
Tes ini melibatkan pengambilan gambar sinar x kandung kemih dan uretra
selama perkemihan.Suatu material kontras radiopaque ditanamkan ke dalam
kandung kemih via kateter Foley ke dalam sluran tubuh. Setelah sinar x
diambil, kateter dipindahkan. Pasien buang air kecil sementara sinar x
diperoleh. Tes ini dilakukan untuk mencari kelainan sistem perkemihan,
tumor kandung kemih, ureter, dan uretra, atau untuk mengeluarkan ( refluks)
urin dari kandung kemih ke ureter.
F. Penatalaksanaan
Menurut Nurarif (2015), berikut ini adalah 2 macam jenis penatalaksaan pada
pasien dengan ISK, yaitu:
1. Non farmakologi
Istirahat , diet , perbanyak vitamin a dan c untuk mempertahankan epitel
saluran kemih
2. Farmakologi
a) Antibotik sesuai kultur , bila hasil kultur belum ada dapat diberikan
antibiotikcefotaxime,cefriaxon,kontromoxsazol,trimethoprim,fluoroquino
lon,amoksisklin, doksisiklin, dan aminoglikosid.
b) Bila ada tanda-tanda urosepsis dapat diberikan imipenem atau kombinasi
penisilin dengan aminoglikosida.
c) Untuk ibu hamil dapat diberikan amoksilin , nitrofurantoin atau
sefalosporin
3. Diagnosa Keperawatan
Menurut Prabowo dan Pranata (2014) diagnosa yang sering muncul, yaitu:
a) Diagnosa yang sering muncul pada ISK atas:
1) Gangguan rasa nyaman nyeri
2) Hipertermia
3) Gangguan eliminiasi urine
4) Kelebihan volume cairan
b) Gangguan yang sering muncul pada ISK bawah:
1) Gangguan rasa nyaman nyeri
2) Kelebihan volume cairan
3) Defisit pengetahuan
4. Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan menurut Aspiani (2015),
yaitu:
a) Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung
kemih dan struktur traktus urinarius
1) Kaji secara komprehensif tentang nyeri (penyebab, qualitas, daerah,
skala dan waktu munculnya nyeri)
2) Kaji latar belakang budaya pasien
3) Ajarkan penggunaan tekhnik non-farmakologi (relaksasi, guided
imagery, terapi musik, distraksi, aplikasi panas-dingin, massase)
4) Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan respon pasien
5) Tingkatkan tidur atau istirahat yang cukup
6) Kolaborasi dalam pemberian analgetik
b) Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada
kandung kemih ataupun struktur traktus uriarius
1) Lakukan pengkajian yang komprehensif mengenai haluaran urine (pola
berkemih, fungsi kognitif, dan masalah perkemihan yang dialami klien)
2) Pantau eliminasi (frekuensi, konsistensi, bau, volume dan warna)
3) Pantau tingkat distensi kandung kemih melalui palpasi dan perkusi
4) Ajarkan klien untuk minum 200 ml cairan saat makan, diantara waktu
makan dan petang hari
5) Ajarkan klien dan keluarga untuk mencatat haluaran urine dan pola
berkemih
6) Lakukan kateterisasi untuk urine residu
7) Pasang kateter urin
c) Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi
1) Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya
2) Jelaskan patofisiologi penyakit serta anatomi dan fisiologi
3) Jelaskan tanda-tanda dan gejala yang biasanya muncul
4) Berikan informasi kepada klien tentang kondisinya
5) Berikan informasi tentang tindakan diagnostik yang dilakukan
6) Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin muncul
5. Kajian dalam Islam
ْال ُمت ه ه
ط ِه ِرينه هوي ُِحب التوا ِبينه ي ُِحب ّللاه ِإن
Artinya: "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)
Dari Anas, bahwasanya ia berkata, bahwasanya Rasulullah shallallahu ’alahi
wassalam bersabda:
ب ْالقَب ِْر ِمنَه
ِ تَن ََّزهُوا ِمنَ ْالبَ ْو ِل ؛ فَإِ َّن َعا َّمةَ َعذَا: سلَّ َم َّ صلَّى
َ َّللاُ َعلَ ْي ِه َو ُ قَا َل َر: َع ْن أَنس قَا َل
َ ِسو ُل هللا
“Tidak ada shalat ketika makanan telah dihidangkan, begitu pula tidak ada
shalat bagi yang menahan akhbatsan (kencing atau buang air besar).” (HR.
Muslim no. 560).
Bagi ulama yang berpendapat bahwa khusyu’ termasuk dalam kewajiban
dalam shalat, berarti maksud kata “laa” dalam hadits menunjukkan tidak
sahnya shalat dengan menahan kencing. Sedangkan menurut jumhur atau
mayoritas ulama bahwa khusyu’ dihukumi sunnah, bukan wajib. Sehingga
“laa” yang dimaksud dalam hadits adalah menafikan kesempurnaan shalat
atau hadits itu diartikan “tidak sempurna shalat dari orang yang menahan
kencing”. Selain dari segi ibadah menahan kencing juga dapat berakibat
buruk pada kesehatan. Ketika seseorang menahan buang air kecil, maka
kandung kemih akan melakukan mekanisme seperti halnya melar atau pun
meregang, hal ini tentunya akan mengakibatkan pompa di kandung kemih
tidak bisa berfungsi dengan baik saat buang air kecil. Sehingga tak jarang
banyak orang yang baru selesai buang air kecil, tak lama kemudian akan
timbul kembali rasa ingin pipis. Beberapa penyakit yang mengancan apabila
sering menahan buang air kecil, seperti: infeksi ginjal, batu ginjal, gagal ginjal
& infeksi saluran kemih (ISK).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu infeksi akibat berkembangnya
bakteri atau mikroorganisme di dalam saluran kemih , yang dalam keadaan
normal air kemih tidak mengandung bakteri , virus , atau mikroorganisme lain.
Dengan tanda dan gejalanya adalah frekuensi terkait dengan iritasi otot kandung
kemih. urgensi terkait dengan iritasi otot kandung kemih, susah buang air kecil
karena iritasi lapisan mucosal, rasa sesak/ penuh di dalam area suprapublik, dan
pungung bawah sakit.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakit-penyakit
dalam keperawatan salah satunya infeksi saluran kemih dan juga
meningkatkan kemampuan dalam membuat asuhan keperawatan yang baik
dan benar.
2. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar dapat meningakatkan ketrampilan dalam
memberikan asuhan keperawtan serta pengetahuan sehingga dapat
memberikan asuhan keperawtan yang optimal khususnya pada klien yang
menderita penyakit infeksi saluran kemih dan perawat mampu menjadi
edukator yang baik bagi klien dan keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, Reny Yuli. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Aplikasi
NANDA, NIC, dan NOC. Jakarta : Trans Info Media
Muttaqin, Arif & Sari, Kumala. 2014. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika
Prabowo, Eko. & Pranata, Andi Eka. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan
Sistem Perkemihan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rendy, M. Clevo & Margareth TH. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Dan Penyakit Dalam. Yogjakarta : Nuha Medika
Tessy, Agus Ardaya, Suwanto. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi
Saluran Kemih. Edisi : 3. Jakarta: FKUI