Anda di halaman 1dari 8

STIKES PATRIA HUSADA BLITAR

Standar Operating Procedure (SOP)


Pemberian Insulin
Pengertian Memberikan tambahan insulin pada klien yang membutuhkan
(Kusyati, Erni, (2006), Keterampilan dan Prosedur Laboratorium
Keperawatan Dasar, EGC, Jakarta).
Tujuan 1. Menurunkan kadar gula dalam darah
Petugas 1. Mahasiswa keperawatan semester III
2. Perawat
Pengkajian 1. Kaji ulang order doktrer tentang pemberian obat meliputi nama
obat, dosis, waktu, dan rute pemberian
2. Baca ulang protokol pemberian obat subcutan
3. Cek tanggal kadaluarsa obat
4. Kaji faktor yang mungkin mempengaruhi injeksi seperti shock
sirkulasi atau penurunan perfusi jaringan
5. Kaji ulang tentang pemberian injeksi subcutan sebelumnya
6. Kaji kondisi kulit klien (adanya warna kemerahan, hematoma,
jaringan parut, abrasio, lesi, pembengkakan, pengelupasan, dan
adanya rambut yang berlebihan)
7. Cek kadar gula darah
Persiapan pasien 1. Berikan penjelasan pada klien prosedur pemberian injeksi
subcutan
2. Berikan privasi pada klien
3. Berikan posisi yang nyaman
Persiapan alat 1. Spuit 1 cc / spuit insulin
2. Jarum ukuran (25-27 atau 3/8 - 5/8 inci)
3. Kapas alkohol 2 buah
4. Sarung tangan bersih
5. Buku pencatatan obat
6. Obat yang diberikan
7. Tempat untuk membawa obat
8. Tempat sampah medis
Persiapan Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman
lingkungan
Prosedur 1. Mencuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih
Tujuan: Mengurangi kontaminasi M.O
2. Tutup pintu dan jaga tetap ada kain atau selimut yang menutupi
tubuh klien
Tujuan: memberikan privasi
3. Siapkan obat dan alat yang akan digunakan
Tujuan: Mengurangi kemungkinan kesalahan dalam pemberian
obat
4. Jelaskan maksud dan prosedur pemberian insulin
Tujuan: Menurunkan kecemasan
5. Apabila insulin dalam keadaan dingin, hangatkan pada telapak
tangan untuk mendapatkan suhu ruangan
Tujuan: Insulin dalam keadaan dingin akan mengakibatkan nyeri
dan mempengaruhi absorbsi
6. Apabila menggunakan NPH atau lente anda perlu mencampur
secara perlahan putar botol diantara telapak tangan atau miringkan
botol secara perlahan secara berulang kali, JANGAN
MENGOCOK, apabila timbul gumpalan jangan digunakan
Tujuan: Pengocokan dapat menyebabkan protein mengalami
denaturasi dan penurunan potensinya. Gumpalan merupakan
indikasi bahwa protein telah terdenaturasi
7. Bersihkan tutup karet dengan alkohol dan biarkan kering sekama
beberapa detik
Tujuan: mencegah terjadinya M.O
8. Buka pembungkus spuit dan letakkan di area bersih. Isi spuit
dengan udara yang jumlahnya sama dengan unit insulin yang
diperlukan. Tetap pertahankan botol tetap diatas dan injeksikan
udara kedalam botol insulin, dorong spuit sampai udara habis.
Tujuan: Udara terlebih dahulu di injeksikan kedalam dengan
jangka waktu kerja yang lama. Udara selalu di injeksikan untuk
mencegah terbentukkan vacum.
9. Injeksikan udara kedalam botol insulin dengan spuit yang masih
tetap berada didalam botol, balik botol dan tarik plunger sejumlah
unit yang diperlukan. Tetap pertahankan spuit dalam posisi yang
tegak lurus, bersihkan udara yang ada dengan menarik kembali
plunger dan ketuk-ketuk spuit untuk menaikkan gelembung udara
keatas. Dorong plunger sejumlah unit yang diinginkan, jamin tidak
ada lagi gelembung udara dan tarik spuit.
Tujuan : Insulin reguler / humolog / novolog selalu ditarik terlebih
dahulu. Hal ini untuk mencegah potensi komunikasi insulin jangka
panjang ke jangka pendek (yang dapat menghambat waktu kerja
insulun reguler). Gelembung udara dalam spuit dapat mengubah
dosis yang diinginkan.
10. Pilih lokasi suntikan, observasi kulit terhadap adanya inflamasi,
edema, bekas injeksi sebelumnya dan sangga spuit diatas area
bersih, pilih area yang akan digunakan dan bersihkan dengan
alkohol dan biarkan sampai kering.
Tujuan : Semua jaringan subcutan dapat digunakan sebagai area
injeksi. Absorbsi paling baik di abdomen bagian bawah, diikuti
dengan lengan luar atas, paha atas dan terakhir bokong. Latihan
dan panas dapat mempercepat absorbsi obat yang diberikan.
11. Cubit kulit dan jaringan dengan tangan nondominan, tangan yang
lain memegang spuit dengan mata spuit menghadap keatas seperti
pensil. Arahkan jarum kekulit yang dicubit pada sudut 90o.
Aspirasi dengan cara menarik plunger jika tidak ada darah,
injeksikan insulin dalam waktu 1-5 detik. Lepaskan cubitan dan
tarik jarum sementara berikan tekanan lembut pada sisi injeksi
selama 10-15 detik. Hal ini untuk mencegah kebocoran injeksi.
Tujuan : Hati-hati dengan menghindari injeksi ke otot, untuk
mempercepat absorbsi
12. Buang spuitdan jarum pada lokasi jika perlu
Tujuan : Mencegah transmisi M.O
13. Bereskan semua peralatan yang telah digunakan
14. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
15. Kaji ulang klien dan lokasi injeksi tiap 5, 15, dan 30 menit untuk
mendeteksi efek dan efek samping obat
16. Dokumentasi pemberian obat pada buku pengobatan
Sumber rujukan Daftar Pustaka :
Kusyati, Eni (2012). Ketrampilan dan Prosedur Laboratorium
Keperawatan Dasar, Ed.2. EGC : Jakarta
Elkin, Perry Poter. 2000, Nursing Intervention & Klinikal Skill,
Second Edition. Mosby Inc; USA
STIKES PATRIA HUSADA BLITAR

Standar Operating Procedure (SOP)


Injeksi Insulin
Pengertian Insulin adalah salah satu bagian dari penatalaksanaan Diabetes Mellitus yang
ditujukan untuk membantu mengendalikan kadar gula darah agar berada pada
rentang yang ditetapkan sesuai sasaran pengobatan.
Actrapid Novolet adalah insulin short acting yang dikemas dalam bentuk
pulpen insulin khusus yang berisi 3 cc insulin.
Tujuan Mengontrol kadar gula darah dalam pengobatan Diabetes Mellitus.

Petugas 1. Mahasiswa
2. Perawat
Perhatian 1. Vial insulin yang tidak digunakan sebaiknya disimpan di lemari es.
2. Periksa vial insulin tiap kali akan digunakan (misalnya : adanya perubahan
warna).
3. Pastikan jenis insulin yang akan digunakan dengan benar.
4. Insulin dengan cepat (rapid-acting insulin) harus dibersihkan dalam 15
menit sebelum makan. Interval waktu yang direkomendasikan antara
waktu pemberian injeksi dengan waktu makan adalah 30 menit.
5. Sebelum memberkan terapi insulin, periksa kembali hasil laboratorium
(kadar gula darah).
6. Amati tanda dan gejala hipoglikemia dan hiperglikemia.
Khusus untuk actrapid novolet :
1. Actrapit novolet yang tidak sedang digunakan harus disimpan dalam suhu
2-8 derajat celcius dalam lemari pendingin (tidak boleh di dalam freezer).
2. Actrapit novolet yang sedang diginaka sebaiknya tidak disimpan dalam
lemari pendingin. Actrapit novolet dapat digunakan atau dibawa oleh
perawat dalam kondisi duhu ruangan (sampai dengan suhu 25 derajat
celcius) selama 4 minggu.
3. Jauh dari jangkauan anak-anak, tidak boleh terpapar dengan api, sinar
matahari langsung dan tidak boleh dibekukan.
4. Jangan menggunakan actrapid novolet jika cairan didalamnya tidak
berwarna jernih lagi.
5. Kontraidikasi : klien yang mengalami hipoglikemia dan hipersensivitas
terhadap human insulin.
Pengkajian 1. Mengkaji program/instruksi medic tenang rencana pemberian terapi injeksi
insulin (prinsip 6 benar : nama klien, obat/jenis insulin, dosis, waktu, cara
pemberian dan pendokumentasian).
2. Mengkaji cara kerja insulin yang akan diberikan, tujuan, waktu kerja, dan
masa efek puncak insulin, serta efek samping yang mungkin timbul.
3. Mengkaji tanggal kadaluwarsa insulin.
4. Mengkaji adanya tanda dan gejala hipoglikemia atau alergi terhadapp
human insulin.
5. Mengkaji riwayat medic dan riwayat alergi.
6. Mengkaji ke adekuatan jaringan adipose, amati apa ada pengerasan atau
penurunan jumlah jaringan.
7. Mengkaji tingkat pengetahuan klien prosedur dan tujuan pemberian terapi
isulin.
8. Mengkaji obat-obat yang digunakan waktu makan dan makanan yang telah
dimakan klien.
Persiapan 1. Menjelaskan kepada klien tentang persiapan dan tujuan prosedur
pasien pemberian injeksi insulin.
2. Menutup sampiran (jika perlu).
Persiapan 1. Spuit insulin/insulin pen (actrapid novolet)
Alat 2. Vial insulin
3. Kapas + alcohol/alcohol swab
4. Handscoon bersih
5. Daftar/formulir obat klien

Prosedur 1. Mencuci tangan.


2. Memakai handscoon bersih.
3. Mengambil vial insulin dan aspirasi sebanyak dosis ynag diperlukan untuk
klien (berdasarkan daftar obat klien/instruksi medik).
4. Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya terdapat
kebiruan, inflamasi/edema.
5. Melakukan rotasi tempat atau lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan
perawat sebelumnya.
6. Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alcohol atau alcohol swab,
dimula dari bagian tengah secara sirkular kurang lebih 5 cm.
7. Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus dan
renggangkan kulit pada klien yang gemukdengan tangan yang tidak
dominan.
8. Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang dominan
secara lembut dan perlahan.
9. Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh dimassage, hanya dilakukan
penekanan pada area penyuntikan dengan menggunakan kapas alkohol.
10. Membuang spuit ketempat yang telah ditentukan dalam keadaan jarum
yang sudah tertutup dengan tutupnya.
Khusus insulin pen (actrapid novolet) :
a. Memeriksa apakah novolet berisi tipe insulin yang sesuai dengan
kebutuhan.
b. Mengganti jarum pada insulin pen dengan jarum yang baru.
c. Memasang cap novolet sehingga angka nol (0) terletak sejajar dengan
indicator dosis.
d. Memegang novolet secara horizontal dan menggerakkan insulin pen
(bagian cap) sesuai dosis yang telah ditentukan, sehingga indicator
dosis sejajar dengan jumlah dosis insulin yang akan diberikan kepada
klien.
e. Skala pada cap : 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, unit (setiap rasa
“klik” yang dirasakan perawat saat memutar cap novolet menandakan
2 unit insulin telah tersedia).
11. Merapikan klien dan peralatan.
12. Melepaskan handscoon dan cuci tangan.
Evaluasi 1. Mengevaluasi respon klien terhadap medikasi yang diberikan 30 menit
setelah injeksi insulin dilakukan.
2. Mengobservasi tanda dan gejala adanya efek samping pada klien.
3. Menginspeksi tempat penyuntikan dan mengamati apakah terjadi
pebengkakan atau hematoma.
Dokumentasi 1. Mencatat respon klien setelah pemberian injeksi insulin.
2. Mencatat kodisi tempat tusukan injeksi insulin.
3. Mencatat tanggal dan waktu pemberian injeksi insulin.
Sikap 1. Sistematis
2. Hati-hati
3. Berkomunikasi
4. Mandiri
5. Teliti
6. Tanggap terhadap respon klien
7. Rapih
8. Menjaga privaci
9. Sopan
Sumber DAFTAR PUSTAKA
rujukan Kusyati, Erni, (2006). Ketrampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan
Dasar, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai