PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja adalah mereka yang mengalami masa transisi (peralihan) dari masa
kanak- kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO
(2007) adalah 12-24 tahun. Perubahan yang terjadi pada remaja hampir pada
semua aspek perkembangannya, yaitu meliputi perkembangan fisik, kognitif,
kepribadian, dan sosial (Gunarsa,2002).
1
atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa
mengurangi sampai menghilangkan nyeri dan dapat menimbulkan ketergant
ungan (adiktif).
Menurut WHO pengguna napza di dunia mencapai 190 juta orang. Sementara
pengguna napza di Indonesia cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Prevalensi penyalahgunaan napza menurut BNN dan Puslitkes UI tahun
2009-2011 terjadi peningkata n yaitu 1,99% dari jumlah penduduk, 2,21% dari
jumlah penduduk, dan 2,25% dari jumlah penduduk . Tahun 2015
diproyeksikan naik jadi 2,8 % (lima –enamjuta jiwa). Begitu juga menurut
Efendy (2009) bahwa kasus penyalahgunaan napza di Indonesia meningkat
rata-rata 28,9% per tahun. Di Indonesia diprediksi terdapat sekitar 1.365.000
kasus penyalahgunaan napza aktif dan data perkiraan estimasi terakhir
menyebutkan bahwa pengguna napza di Indonesia mencapai 5.000.000 jiwa.
Prevalensi penyalahgunaan napza di Sumatera Barat tahun 2011 mencapai
1,94% dari jumlah penduduk yaitu 3.296.900 jiwa dan Sumatera barat
termasuk peringkat ke-11 di Indonesia.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian napza?
2. Apa jenis-jenis napza?
3. Apa saja faktor penyalahgunaan napza?
4. Bagaimana cirri-ciri pemakai napza?
5. Apa saja bahaya napza?
6. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan napza?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Agar dapat memberikan pendidikan kesehatan pada orangtua atau
remaja tentang napza.
2. Tujuan khusus
a. Untuk memahami pengertian tentang napza
b. Untuk dapat memahami tentang jenis-jenis napza
c. Untuk dapat memahami tentang faktor penyalahgunaan napza
d. Untuk dapat memahami tentang ciri-ciri pemakai napza
e. Untuk dapat memahami tentang bahaya napza
f. Untuk dapat memahami tentang pencegahan dan penanggulangan
napza
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Napza
Napza merupakan kepanjangan dari narkotika dan obat berbahaya sering
disebut juga (narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya). Istilah NAPZA
umumnya digunakan oleh pihak kedokteran yang menitikberatkan pada upaya
penanggulangan dari segi kesehatan fisik, psikis, dan sosial (di dalam
Martaatmadja, 2007:1). Undang-undang RI No.22 Tahun 1997 tentang
narkotika, memberikan pengertian bahwa narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa,mengurangi sampai menghilangkan nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (adiktif).
B. Jenis-jenis Napza
a. Narkotika
Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika, narkotika
dikelompokkan kedalam tiga golongan yaitu:
1. Narkotika golongan I adalah narkotika yang dapat digunakan untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: heroin, kokain, ganja.
a. Kokain
Kokain merupakan alkaloid didapat ditanaman belukar
erythroxiloncoca berasal dari Amerika Serikat
Gejala :
a) Gelisah, nadi meningkat
b) Euforia /rasa gembira berlebihan
c) Banyak bicara & kewaspadaan meningkat
d) Kejang, tekanan darah meningkat
4
e) Berkeringan & mudah berkelahi
f) Penyumbatan pembuluh darah
g) Distosia (kekuatan otot leher)
b. Opium (Heroin, Morphin)
Jus dari bunga opium disiling untuk membuat (morfin, kodein,
heroin), opium beraboad digunakan sebagai penghilang rasa sakit.
Gejala :
a) Perasaan tenang dan bahagia
b) Acuh tak acuh (apatis)
c) Malas bergerak
d) Mengantuk
e) Rasa mual
f) Bicara cadel
g) Pupil mengecil (lebar bila overdosis)
h) Gangguan perhatian /daya ingat
c. Ganja
Ganja merupakan pemicu psikosis, memicu dan mencampur
adukkan antara kecemasan dan depresi.
a) Rasa senang dan bahagia
b) Santai dan lemah
c) Acuh tak acuh
d) Mata merah
e) Nafsu makan meningkat
f) Mulut kering
g) Pengendalian dan konsentrasi berkurang
h) Depresi sering menguap /mengantuk
2. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk
pengobatan, digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
5
ketergantungan. Contoh: morfin, petidin, turunan garam dalam
golongan tertentu.
3. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat dalam
pengobatan yang banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
menyebabkan ketergantungan. Misalkan: kodein, garam-garam
narkotika dalam golongan tertentu.
b. Psikotropika
Menurut UU No. 5 Tahun 1997 tentang psikotropika yang dapat
dikelompokkan kedalam empat golongan:
1. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya digunakan
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi yang amat kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Yang termasuk golongan ini yaitu: MDMA,
ekstasi, LSD, ST
2. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk
pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
menimbulkan ketergantungan. Contoh: amfetamin, fensiklidin,
sekobarbital, metakualon, metilfenidat (Ritalin).Amfetamin (habu,
estasy), Ecstasy /methylen dioxy methamphetamine /MDMA
mendorong tubuh untuk melakukan aktifitas melampaui batas
maksimum dari kekuatan tubuh itu sendiri, selain itu juga dapat
mengakibatkan kekurangan cairan tubuh yang pada akhirnya
mengakibatkan kematian.
Gejala :
a) Kewaspadaan meningkat
b) Bergairah
c) Rasa senang & bergairah
d) Pupil mata melebar
6
e) Tekanan Darah meningkat, nadi meningkat
f) Susah tidur /insomnia
g) Hilang nafsu makan
c. Zat Adiktif
Zat adiktif merupakan penghantar untuk memasuki dunia
penyalahgunaan Narkoba. Pada mulanya seseorang nyicip zat adiktif ini
sebelum menjadi pecandu aktif. Zat adiktif yang akrab ditelinga
masyarakat ialah nikotin dalam rokok dan etanol dalam minuman
beralkohol dan pelarut lain yang mudah menguap seperti aseton, thiner
dan lain-lain.
7
Minuman alkohol dibagi menjadi 3 golongan sesuai dengan kadar
alkoholnya yaitu:
1. Golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 1% - 5%
Contoh : bir, greend sand.
2. Golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 5% - 20%
Contoh : anggur kolesom.
3. Golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 20% - 55%
Contoh : arak, wisky, vodka.
8
2. Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik
sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
Lingkungan Keluarga :
a. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
Lingkungan Sekolah :
a. Sekolah yang kurang disiplin
b. Sekolah terletak dekat tempat hiburan
c. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif
d. Adanya murid pengguna NAPZA.
9
Faktor – faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang kelak
menjadi penyalahgunaan napza. Akan tetapi makin banyak faktor – faktor
diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna napza.
10
sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan
dengan polisi.
g. Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar,
bermusuhan pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.
11
menular melalui jarum suntik dan hubungan seksual, selain melalui
tranfusi darah dan penularan dari ibu ke janin.
5) Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.
6) Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum
suntik, sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.
7) Komplikasi pada kehamilan :
a. Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.
b. Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati
c. Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.
Dampak Sosial :
1. Lingkungan Keluarga :
a. Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering
terjadi pertengkaran, mudah tersinggung.
b. Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
c. Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak
tertib, hidup bebas) dan menjadi aib keluarga.
d. Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah
atau pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan
keuangan.
e. Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat
untuk biaya pengobatan dan rehabilitasi.
2. Lingkungan Sekolah :
a. Merusak disiplin dan motivasi belajar.
b. Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.
c. Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman
sebaya.
12
3. Lingkungan Masyarakat :
a. Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari
pengguna / mangsanya.
b. Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa
yang telah menjadi ketergantungan.
c. Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian,
pembunuhan sehingga masyarkat menjadi resah.
d. Meningkatnya kecelakaan.
Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang
dapat menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.
13
b. Melibatkan siswa dalam perencanaan pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan napza di sekolah.
c. Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan ketrampilan
yang positif untuk tetap menghidari dari pemakaian napza dan
merokok.
d. Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa
( ekstrakurikuler ).
e. Meningkatkan kegiatan bimbingan konseling.Membantu siswa yang
telah menyalahgunakan napza untuk bisa menghentikannya.
f. Penerapan kehidupan beragama dalam kegiatan sehari – hari.
14
Yang dilakukan di lingkungan masyarakat untuk mencegah penyalahguanaan
napza:
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah penyalahguanaan narkoba / napza khususnya pada remaja
adalah ancaman yang sangat mencemaskan bagi keluarga khususnya
dan suatu bangsa pada umumnya. Pengaruh napza sangatlah buruk, baik
dari segi kesehatan pribadinya, maupun dampak sosial yang
ditimbulkannya.
16