Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja adalah mereka yang mengalami masa transisi (peralihan) dari masa
kanak- kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO
(2007) adalah 12-24 tahun. Perubahan yang terjadi pada remaja hampir pada
semua aspek perkembangannya, yaitu meliputi perkembangan fisik, kognitif,
kepribadian, dan sosial (Gunarsa,2002).

Masa pertumbuhan atau masa remaja diwarnai dengan munculnya


karakteristik remaja yang disebut “krisis identitas”yaitu masa dimana
individu harus memutuskan siapa dia, apa yang dia lakukan dan apa yang
dilakukan dalam hidupnya. Akibatnya, remaja sangat peka terhadap stres,
frustasi, dan konflik, Karena remaja sedang mengalami pergolakan dalam
jiwanya untuk mencari jati diri (Star, 2010). Oleh karena itu remaja sangat
rentan sekali mengalami masalah psikososial. Salah satu masalah yang
merupakan bentuk kenakalan remaja adalah penyalahgunaan napza (Kartono,
2013).

NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat


yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama
otak/susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik,
psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta
ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA. Istilah NAPZA umumnya
digunakan oleh sektor pelayanan kesehatan yang menitikberatkan pada upaya
penanggulangan dari sudut kesehatan fisik, psikis, dan sosial. NAPZA sering
disebut zat psikoaktif, yaitu zat yang bekerja pada otak, sehingga
menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran (Anggreni, 2015).
Undang-undang RI No.22 Tahun 1997 tentang narkotika, memberikan
pengertian bahwa narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman

1
atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa
mengurangi sampai menghilangkan nyeri dan dapat menimbulkan ketergant
ungan (adiktif).

Penyalahgunaan Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA)


di kalangan remaja di Indonesia menjadi ancaman besar. Hasil penelitian
Kurniawaty (2012) menyatakan bahwa sebagian besar remaja mulai
menyalahgunakan NAPZA sejak berada pada tingkatan pendidikan SMP.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Kurniawaty bahwa remaja mulai
menyalahgunakan NAPZA sejak SMP. Menurut Martono (2008)
menyebutkan bahwa salah satu faktor penyebab remaja menyalahgunakan
NAPZA adalah akibat pengaruh dan bujukan teman sebaya (peer group) serta
adanya tekanan atau ancaman dari teman.

Menurut WHO pengguna napza di dunia mencapai 190 juta orang. Sementara
pengguna napza di Indonesia cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Prevalensi penyalahgunaan napza menurut BNN dan Puslitkes UI tahun
2009-2011 terjadi peningkata n yaitu 1,99% dari jumlah penduduk, 2,21% dari
jumlah penduduk, dan 2,25% dari jumlah penduduk . Tahun 2015
diproyeksikan naik jadi 2,8 % (lima –enamjuta jiwa). Begitu juga menurut
Efendy (2009) bahwa kasus penyalahgunaan napza di Indonesia meningkat
rata-rata 28,9% per tahun. Di Indonesia diprediksi terdapat sekitar 1.365.000
kasus penyalahgunaan napza aktif dan data perkiraan estimasi terakhir
menyebutkan bahwa pengguna napza di Indonesia mencapai 5.000.000 jiwa.
Prevalensi penyalahgunaan napza di Sumatera Barat tahun 2011 mencapai
1,94% dari jumlah penduduk yaitu 3.296.900 jiwa dan Sumatera barat
termasuk peringkat ke-11 di Indonesia.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian napza?
2. Apa jenis-jenis napza?
3. Apa saja faktor penyalahgunaan napza?
4. Bagaimana cirri-ciri pemakai napza?
5. Apa saja bahaya napza?
6. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan napza?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Agar dapat memberikan pendidikan kesehatan pada orangtua atau
remaja tentang napza.
2. Tujuan khusus
a. Untuk memahami pengertian tentang napza
b. Untuk dapat memahami tentang jenis-jenis napza
c. Untuk dapat memahami tentang faktor penyalahgunaan napza
d. Untuk dapat memahami tentang ciri-ciri pemakai napza
e. Untuk dapat memahami tentang bahaya napza
f. Untuk dapat memahami tentang pencegahan dan penanggulangan
napza

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Napza
Napza merupakan kepanjangan dari narkotika dan obat berbahaya sering
disebut juga (narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya). Istilah NAPZA
umumnya digunakan oleh pihak kedokteran yang menitikberatkan pada upaya
penanggulangan dari segi kesehatan fisik, psikis, dan sosial (di dalam
Martaatmadja, 2007:1). Undang-undang RI No.22 Tahun 1997 tentang
narkotika, memberikan pengertian bahwa narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa,mengurangi sampai menghilangkan nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (adiktif).

B. Jenis-jenis Napza
a. Narkotika
Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika, narkotika
dikelompokkan kedalam tiga golongan yaitu:
1. Narkotika golongan I adalah narkotika yang dapat digunakan untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: heroin, kokain, ganja.
a. Kokain
Kokain merupakan alkaloid didapat ditanaman belukar
erythroxiloncoca berasal dari Amerika Serikat
Gejala :
a) Gelisah, nadi meningkat
b) Euforia /rasa gembira berlebihan
c) Banyak bicara & kewaspadaan meningkat
d) Kejang, tekanan darah meningkat

4
e) Berkeringan & mudah berkelahi
f) Penyumbatan pembuluh darah
g) Distosia (kekuatan otot leher)
b. Opium (Heroin, Morphin)
Jus dari bunga opium disiling untuk membuat (morfin, kodein,
heroin), opium beraboad digunakan sebagai penghilang rasa sakit.
Gejala :
a) Perasaan tenang dan bahagia
b) Acuh tak acuh (apatis)
c) Malas bergerak
d) Mengantuk
e) Rasa mual
f) Bicara cadel
g) Pupil mengecil (lebar bila overdosis)
h) Gangguan perhatian /daya ingat
c. Ganja
Ganja merupakan pemicu psikosis, memicu dan mencampur
adukkan antara kecemasan dan depresi.
a) Rasa senang dan bahagia
b) Santai dan lemah
c) Acuh tak acuh
d) Mata merah
e) Nafsu makan meningkat
f) Mulut kering
g) Pengendalian dan konsentrasi berkurang
h) Depresi sering menguap /mengantuk
2. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk
pengobatan, digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan

5
ketergantungan. Contoh: morfin, petidin, turunan garam dalam
golongan tertentu.
3. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat dalam
pengobatan yang banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
menyebabkan ketergantungan. Misalkan: kodein, garam-garam
narkotika dalam golongan tertentu.
b. Psikotropika
Menurut UU No. 5 Tahun 1997 tentang psikotropika yang dapat
dikelompokkan kedalam empat golongan:
1. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya digunakan
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi yang amat kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Yang termasuk golongan ini yaitu: MDMA,
ekstasi, LSD, ST
2. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk
pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
menimbulkan ketergantungan. Contoh: amfetamin, fensiklidin,
sekobarbital, metakualon, metilfenidat (Ritalin).Amfetamin (habu,
estasy), Ecstasy /methylen dioxy methamphetamine /MDMA
mendorong tubuh untuk melakukan aktifitas melampaui batas
maksimum dari kekuatan tubuh itu sendiri, selain itu juga dapat
mengakibatkan kekurangan cairan tubuh yang pada akhirnya
mengakibatkan kematian.
Gejala :
a) Kewaspadaan meningkat
b) Bergairah
c) Rasa senang & bergairah
d) Pupil mata melebar

6
e) Tekanan Darah meningkat, nadi meningkat
f) Susah tidur /insomnia
g) Hilang nafsu makan

3. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat


pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
menyebabkan ketergantungan. Contoh : fenobarbital dan
flunitrasepam.
4. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang mempunyai
khasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan
atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: diazepam,
klobazam, bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxiase,
nitrazepam (BK, DUM, MG).

c.  Zat Adiktif
Zat adiktif merupakan penghantar untuk memasuki dunia
penyalahgunaan Narkoba. Pada mulanya seseorang nyicip zat adiktif ini
sebelum menjadi pecandu aktif. Zat adiktif yang akrab ditelinga
masyarakat ialah nikotin dalam rokok dan etanol dalam minuman
beralkohol dan pelarut lain yang mudah menguap seperti aseton, thiner
dan lain-lain.

Dalam KEPRES tahun 1997, minuman yang mengandung etanol yang


diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat
dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi,
maupun yang diproses dengan mencampur konsentrat dengan etanol atau
dengan cara pengenceran minuman mengandung etanol.

7
Minuman alkohol dibagi menjadi 3 golongan sesuai dengan kadar
alkoholnya yaitu:
1. Golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 1% - 5%
Contoh : bir, greend sand.
2. Golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 5% - 20%
Contoh : anggur kolesom.
3. Golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 20% - 55%
Contoh : arak, wisky, vodka.

C. Penyebab Penyalahgunaan Napza


Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :
1. Faktor individual :
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang
mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri –
ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :
a. Cenderung memberontak
b. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas
c. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
d. Kurang percaya diri
e. Mudah kecewa, agresif dan destruktif
f. Murung, pemalu, pendiam
g. Merasa bosan dan jenuh
h. Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
i. Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
j. Identitas diri kabur
k. Kemampuan komunikasi yang rendah
l. Putus sekolah
m. Kurang menghayati iman dan kepercayaan.

8
2. Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik
sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.

Lingkungan Keluarga :
a. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik

b. Hubungan kurang harmonis


c. Orang tua yang bercerai, kawin lagi
d. Orang tua terlampau sibuk, acuh
e. Orang tua otoriter
f. Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
g. Kurangnya kehidupan beragama.

Lingkungan Sekolah :
a. Sekolah yang kurang disiplin
b. Sekolah terletak dekat tempat hiburan
c. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif
d. Adanya murid pengguna NAPZA.

Lingkungan Teman Sebaya :


a. Berteman dengan penyalahguna
b. Tekanan atau ancaman dari teman.

Lingkungan Masyrakat / Sosial :


a. Lemahnya penegak hukum
b. Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.

9
Faktor – faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang kelak
menjadi penyalahgunaan napza. Akan tetapi makin banyak faktor – faktor
diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna napza.

D. Gejala Klinis Penyalahgunaan Napza


1. Perubahan Fisik :
a. Pada saat menggunakan napza : jalan sempoyongan, bicara pelo
( cadel ), apatis ( acuh tak acuh ), mengantuk, agresif.

b. Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut jantung


dan nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.
c. Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair, menguap
terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran
menurun.
d. Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli
terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada
lengan.

2. Perubahan sikap dan perilaku :


a. Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering
membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.
b. Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk
di kelas atau tempat kerja.
c. Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa
ijin.
d. Sering mengurung diri, berlama – lama di kamar mandi, menghidar
bertemu dengan anggota keluarga yang lain.
e. Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh
anggota keluarga yang lain.
f. Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak
jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik

10
sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan
dengan polisi.
g. Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar,
bermusuhan pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.

E. Pengaruh Penyalahgunaan Napza


Napza berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :
Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan
cukup lama, Pengaruhnya :
1) Otak dan susunan saraf pusat :
a) gangguan daya ingat
b) gangguan perhatian / konsentrasi
c) gangguan bertindak rasional
d) gagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi
e) gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja
f) gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik / buruk.

2) Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru ( Bronchopnemonia ).


pembengkakan paru ( Oedema Paru )
3) Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.
Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik,
hubungan seksual.
4) Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS.
Para pengguna napza dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka
mau melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang
untuk membeli zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah :
kencing nanah ( GO ), raja singa ( Siphilis ) dll. Dan juga pengguna
NAPZA yang mengunakan jarum suntik secara bersama – sama membuat
angka penularan HIV / AIDS semakin meningkat. Penyakit HIV / AIDS

11
menular melalui jarum suntik dan hubungan seksual, selain melalui
tranfusi darah dan penularan dari ibu ke janin.
5) Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.
6) Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum
suntik, sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.
7) Komplikasi pada kehamilan :
a. Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.
b. Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati
c. Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.

Dampak Sosial :

1. Lingkungan Keluarga :
a. Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering
terjadi pertengkaran, mudah tersinggung.
b. Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
c. Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak
tertib, hidup bebas) dan menjadi aib keluarga.
d. Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah
atau pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan
keuangan.
e. Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat
untuk biaya pengobatan dan rehabilitasi.

2. Lingkungan Sekolah :
a. Merusak disiplin dan motivasi belajar.
b. Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.
c. Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman
sebaya.

12
3. Lingkungan Masyarakat :
a. Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari
pengguna / mangsanya.
b. Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa
yang telah menjadi ketergantungan.
c. Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian,
pembunuhan sehingga masyarkat menjadi resah.
d. Meningkatnya kecelakaan.

F. Upaya pencegahan penyalahgunaan napza :


Upaya pencegahan meliputi 3 hal :
1. Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan napza
dan melakukan intervensi.
Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja yang mempunyai
resiko tinggi untuk menyalahgunakan napza, setelah itu melakukan
intervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan napza.

Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang
dapat menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.

2.Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi


menggunakan napza.
3. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan napza.

Yang dilakukan di lingkungan sekolah untuk pencegahan penyalahgunaan napza :

1. Upaya terhadap siswa :

a. Memberikan pendidikan kepada siswa tentang bahaya dan akibat


penyalahgunaan napza.

13
b. Melibatkan siswa dalam perencanaan pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan napza di sekolah.
c. Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan ketrampilan
yang positif untuk tetap menghidari dari pemakaian napza dan
merokok.
d. Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa
( ekstrakurikuler ).
e. Meningkatkan kegiatan bimbingan konseling.Membantu siswa yang
telah menyalahgunakan napza untuk bisa menghentikannya.
f. Penerapan kehidupan beragama dalam kegiatan sehari – hari.

2. Upaya untuk mencegah peredaran napza di sekolah :

a. Razia dengan cara sidak


b. Melarang orang yang tidak berkepentingan untuk masuk lingkungan
sekolah
c. Melarang siswa ke luar sekolah pada jam pelajaran tanpa ijin guru
d. Membina kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.
e. Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai dengan pulang
sekolah.

3. Upaya untuk membina lingkungan sekolah :

a. Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat dengan membina


huibungan yang harmonis antara pendidik dan anak didik.
b. Mengupayakan kehadiran guru secara teratur di sekolah
c. Sikap keteladanan guru amat pentingMeningkatkan pengawasan anak
sejak masuk sampai pulang sekolah.

14
Yang dilakukan di lingkungan masyarakat untuk mencegah penyalahguanaan
napza:

a.Menumbuhkan perasaan kebersamaan di daerah tempat tinggal, sehingga


masalah yang terjadi di lingkungan dapat diselesaikan secara bersama-
sama.
b. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyalahguanaan
napza sehingga masyarakat dapat menyadarinya.
c.Memberikan penyuluhan tentang hukum yang berkaitan dengan napza.
d. Melibatkan semua unsur dalam masyarakat dalam melaksanakan
pencegahan dan penanggulangan penyalahguanaan napza.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah penyalahguanaan narkoba / napza khususnya pada remaja
adalah ancaman yang sangat mencemaskan bagi keluarga khususnya
dan suatu bangsa pada umumnya. Pengaruh napza sangatlah buruk, baik
dari segi kesehatan pribadinya, maupun dampak sosial yang
ditimbulkannya.

Masalah pencegahan penyalahgunaan napza bukanlah menjadi tugas


dari sekelompok orang saja, melainkan menjadi tugas kita bersama.
Upaya pencegahan penyalahgunaan napza yang dilakukan sejak dini
sangatlah baik, tentunya dengan pengetahuan yang cukup tentang
penanggulangan tersebut. Peran orang tua dalam keluarga dan juga
peran pendidik di sekolah sangatlah besar bagi pencegahan
penaggulangan terhadap napza.

16

Anda mungkin juga menyukai