Anda di halaman 1dari 3

KBK dengan Metode PBL

Seluruh dokter di dunia harus memenuhi kriteria five stars doctor, yaitu seorang dokter yang berperan
sebagai pemberi pelayanan (care provider), pembuat keputusan (decision maker), komunikator
(communicator), pemimpin masyarakat (community leader), manajer (manager). Sehingga pada tahun
2006 Indonesia mewajibkan pelaksanaan sebuah kurikulum model baru yang saat ini dikenal dengan
nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada sistem pendidikan Kedokteran.

KBK adalah kurikulum, bukan mode pembelajaran. Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah
pendekatan dalam belajar mengajar untuk menghasilkan kemampuan praktik dokter yang berorientasi
pada kebutuhan pasien. Ketercapaian tujuan KBK dinilai berdasarkan ketercapaian kompetensi yang
disusun berdasarkan Standar Kompetensi Dokter (SKDI) dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).
Penyusunan KBK diserahkan sepenuhnya kepada fakultas kedokteran masing-masing berdasar
kebutuhannya.

Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) merupakan standar minimal kompetensi lulusan dan
bukan merupakan standar kewenangan dokter layanan primer. SKDI pertama kali disahkan oleh
Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun 2006 dan telah digunakan sebagai acuan untuk
pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). SKDI juga menjadi acuan dalam
pengembangan uji kompetensi dokter yang bersifat nasional.

Problem Based Learning merupakan suatu mode pembelajaran dengan penggunaan skenario yang
disusun secara saksama dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu berdasarkan suatu tema
pembelajaran tertentu untuk menginisiasi dan menstimulasi pembelajaran mahasiswa melalui diskusi
dalam suatu kelompok kecil yang difasilitasi oleh seorang tutor. Mode pembelajaran ini kemudian
dikenal dengan diskusi tutorial.

Pada diskusi tutorial, mahasiswa diberi skenario tentang berbagai permasalahan klinis yang sering
dijumpai dalam masyarakat. Mahasiswa diharapkan dapat mengeksplorasi skenario tersebut dan
membahas berbagai aspek yang terkait dengan skenario tersebut. Dengan metode belajar seperti ini
diharapkan nantinya pada saat berhadapan dengan pasien yang sesungguhnya, mereka telah memiliki
keterampilan yang cukup dalam penanganan pasien

Ada empat prinsip penting dalam pembelajaran PBL, yaitu :


1. Pembelajaran merupakan suatu proses konstruktif. (Learning should be a constructive
process)
Pembelajaran merupakan suatu proses di mana mahasiswa secara aktif membangun
pengetahuan mereka sendiri. Mahasiswa tidak lagi secara pasif mendapatkan pengetahuan
tentang fakta-fakta melalui perkuliahan satu arah oleh dosen (one-way lecture), mereka
diharapkan dapat memahami tentang suatu teori berdasarkan pengalaman mereka sendiri dan
juga dari research mereka sendiri.

2. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dimotori oleh keinginan dari dalam diri sendiri
(Learning should be a self directed process)
Dalam proses pembelajaran, mahasiswa memiliki tanggung jawab mulai dari
perencanaan, monitoring, dan evaluasi proses belajar mereka sendiri.
3. Pembelajaran merupakan suatu proses kolaborasi (learning should be a collaborative
process)
Dalam diskusi tutorial, mahasiswa didorong untuk berinteraksi satu sama lain,
melalui interaksi dengan sesama anggota kelompok, mahasiswa akan mampu membentuk
suatu pemahaman baru tentang suatu permasalahan dan saling berbagi pendapat yang akan
digabungkan menjadi satu.

4. Pembelajaran merupakan sesuatu yang diberikan kontekstual (Learning should be a


contextual process)
Proses pembelajaran dengan sistem PBL akan memfasilitasi mahasiswa untuk dapat
belajar dengan permasalahan yang bersifat nyata, masalah yang nantinya akan sering mereka
jumpai pada saat pendidikan klinik dan pada saat mereka menjadi dokter dan mengasah
berpikir kritis.

Pertanyaan dan Jawaban


1. Bagaimana mekanisme penerapan KBK dan mode pembelajaran PBL?
Indonesia membutuhkan dokter yang mampu berorientasi pada kebutuhan pasien dan
memenuhi SKDI, sehingga Indonesia menerapkan dengan mewajibkan pelaksanaan KBK di
tahun 2006 pada sistem pendidikan Kedokteran. KBK dinilai sudah tercapai apabila sudah
tercapainya SKDI. Untuk memenuhi KBK ini, dibuatlah mode pembelajaran yang dinamakan
Problem Based Learning (PBL). PBL adalah mode pembelajaran dengan kelompok kecil
yang difasilitasi seorang tutor (tutorial). Mahasiswa diminta untuk turut berpikir dalam
permasalahan klinis yang dijumpai di masyarakat dan mengeksploitasi materi yang terkait
dengan masalah tersebut serta aspek yang berhubungan. Mahasiswa harus membuat dan
menjawab sendiri pertanyaan dan diakhiri dengan pleno.

2. Mengapa PSPD FK UNSRI memilih untuk menerapkan KBK dengan mode pembelajaran
PBL?
Ketika kelompok diskusi yang mengikuti format PBL ketika dibandingkan dengan kelompok
mahasiswa lain yang menjalani metode pembelajaran dengan kuliah tradisional, memiliki
motivasi yang lebih tinggi, peningkatan kemampuan menyelesaikan masalah (problem
solving) dan keterampilan belajar mandiri.
PBL juga dapat mengaplikasikan SKDI, sehingga PBL merupakan mode pembelajaran yang
dipilih dalam pengaplikasian KBK. Di sini mahasiswa yang dituntut untuk mencari apa yang
harus ia selesaikan dan jawaban dari pertanyaan sendiri. PBL bertujuan membangun
kemampuan mahasiswa kedokteran untuk memanfaatkan dan menerapkan ilmu pengetahuan
yang mereka miliki dalam berbagai permasalahan pasien sejak mereka dalam masa praklinik.

3. Apa kelebihan dan kekurangan dari mode pembelajaran PBL?


Kelebihan :
1) Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis,
menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, memotivasi internal untuk belajar,
peningkatan kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving), keterampilan belajar
mandiri dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
2) Mahasiswa belajar memecahkan suatu masalah maka mahasiswa akan menerapkan
pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mencari pengetahuan yang diperlukan
sehingga pengetahuan tersebut akan diingat dan dapat diterapkan langsung pada masa
klinik.
3) Mahasiswa dapat mengevaluasi sendiri akan pengetahuan yang dimilikinya sehingga
mengetahui apa yang harus ditingkatkannya.
4) Dengan adanya berbagai skenario, mahasiswa terbiasa berpikir pada penerapan
permasalahan di kehidupan nyata, tidak hanya berdasarkan teori/pengetahuan, serta
mahasiswa dapat mengambil intisari dari pembelajaran secara individu ataupun kelompok
dan dapat mengaplikasikannya di pendidikan klinik.
Kekurangan :
1) Skenario yang digunakan harus tersedia dalam jumlah yang banyak sehingga terbatasnya
skenario akan membatasi ruang lingkup mahasiswa untuk mengeksploitasi lebih jauh lagi.
2) Terkadang mahasiswa hanya mencari/memahami apa yang menjadi bagiannya atau
aspek-aspek yang terkait dengan skenario dan tidak mencari tahu lebih dalam akan modul
di blok tersebut.
3) Pembelajaran ini membutuhkan waktu yang lama untuk satu skenario.
4) Perlu ditunjang dengan literatur dan bahan bacaan atau pun jurnal yang banyak dan
beragam serta dapat dimengerti.

4. Apa kriteria yang diharapkan terbentuk melalui mode pembelajaran PBL?


PBL diharapkan dapat membentuk mahasiswa yang mampu berpikir kritis, mempunyai
motivasi dalam bekerja, dapat menyelesaikan dan memutuskan sendiri permasalahan, dan
berhubungan baik secara tim. Dengan PBL, mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan
nyata yang terjadi dan diterapkan pada masa klinik serta saat menjadi dokter. PBL
membentuk mahasiswa untuk memenuhi SKDI dan pada saat berhubungan langsung dengan
pasien, mahasiswa memiliki keterampilan yang cukup dalam menangani pasien.

5. Bagaimana seorang Introvert dapat mengikuti pembelajaran dengan mode pembelajaran


PBL?
PBL membutuhkan mahasiswa yang aktif dalam diskusi ataupun aktif dalam penyampaian
ide dan dapat mengemukakan pendapatnya. Seorang introvert harus mempunyai motivasi
sendiri dari dalam dirinya dan menjalani ini karena keinginannya sendiri. Teman-teman satu
kelompok atau pun teman yang dekat dengannya dapat memberikan motivasi atau support
kepadanya. Ia juga dapat bertanya kepada dirinya sendiri kenapa tidak berani mengutarakan
pendapatnya. Setelah itu, ia harus memperbaiki cara berpikirnya dan selalu positive thinking.

Daftar Pustaka
Yudaristy, Herdinta., Irfanuddin, dan Mutiara Budi Azhar. 2014. “Persepsi Mahasiswa dan Dosen
Tentang Ketercapaian Kompetensi Dasar dan Klinis Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya” dalam Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Volume 1 No. 1 (halaman 25-33).
Palembang: Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Fitri, Amelia Dwi. 2016. “Penerapan Problem Based Learning (PBL) dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi” dalam Jambi Medical Journal Volume 4 Nomor 1 (halaman 95-100). Jambi. Fakultas
Kedokteran Universitas Jambi

Anda mungkin juga menyukai