Anda di halaman 1dari 2

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PLP. PENDIDIKAN KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Jalan Palembang-Prabumulih, KM 32 Inderalaya Kabupaten Ogan Ilir 30662
Zona F, Telepon (0711) 580227,/Jalan Dr. Moh. Ali Komplek RSMH Palembang 30126
Telpon (0711) 373438 Faksimile (0711) 373438
Laman http://kedokteran@fk.unsri.ac.id

Skenario A Blok 19 Tahun 2021

Ny.Bulan/37 tahun dikonsulkan oleh dokter jaga bangsal ke psikiater karena sering marah-marah
selama perawatan di rumah sakit. Dari autoanamnesis didapatkan bahwa Ny.Bulan telah 2 bulan dirawat di
bangsal perempuan karena tumor medulla spinalis area cervical yang dideritanya. Ny.Bulan mengalami
kelumpuhan dari daerah leher kebawah akibat tumor tersebut sehingga harus mengalami prosedur
tracheostomy dan dirawat inap dalam jangka waktu yang cukup lama. Selama pemeriksaan psikiatri,
Ny.Bulan juga berulangkali mengatakan bahwa ia ingin pulang dan menghabiskan sisa hidupnya dengan
tenang bersama keluarganya. Ny.Bulan juga beranggapan bahwa sakit yang ia derita tidak mungkin
disembuhkan lagi, dan situasi di rumah sakit malah memperparah kondisi sakitnya. Ketika bercerita
mengenai sakit dan disabilitasnya, Ny.Bulan mengatakan sakit ini adalah hukuman, yang terpaksa harus ia
terima karena selama hidup ia jarang beribadah. Saat ditanya perasaannya ia mengatakan takut dan khawatir,
takut bila ia meninggal sendirian saat ditinggal suaminya, dan khawatir dengan pengasuhan anaknya karena
ia sakit dan akan mati. Ny.Bulan sering menangis terutama ketika mengingat masa lalunya dan
membayangkan hari-harinya kelak. Ia juga merasa putus asa dan sedih bila membayangkan harus butuh
bantuan orang lain sepanjang hidupnya. Menurut ny.Bulan, andainya ia tidak menderita tumor, maka rasa
sedih, takut, khawatir, dan marah tersebut tidak ada.
Dari alloanamnesis dengan suaminya memang didapatkan bahwa sejak sakit (± 3 bulan yang lalu)
Ny.Bulan memang menjadi lebih emosional (mudah marah, lekas tersinggung, dan tidak sabaran), semua
keinginannya harus dituruti dengan secepatnya. Pasien seperti frustasi sakitnya tidak kunjung membaik,
bahkan semakin parah. Menurut suami, selama perawatan (terutama 2 pekan ini) pasien menjadi lebih mudah
marah dan banyak menangis. Ia juga selalu ingin ditemani, pernah Ny.Bulan menjerit histeris karena ketika
ia bangun tidur, suami sedang keluar untuk membeli makan.
Dari alloanamnesis dengan dokter yang merawat didapatkan informasi bahwa tulang cervical dan
medulla spinalis pasien sudah mengalami kerusakan >80% sehingga tidak memungkinkan lagi untuk kembali
beraktifitas seperti biasa. Pasien juga harus dipasangi alat bantu (berupa kanul tracheostomy) untuk
pernafasan dan popok untuk BAB dan BAKnya, seumur hidup pasien harus bergantung dengan orang lain
untuk aktifitas sehari harinya. Dokter dan suami belum menyampaikan hal tersebut ke Ny.Bulan.
Riwayat Premorbid:
Ny.Bulan adalah anak pertama dari 3 bersaudara, lulusan SMK, bekerja sebagai penjahit dengan suami
adalah kuli serabutan (kesan sosioekonomi menengah kebawah). Pasien menikah kurang lebih sudah 10
tahun, dikaruniai 3 anak (usia 8 tahun, usia 5 tahun dan 3,5 tahun). Pasien juga adalah orang yang tertutup,
tidak pernah mengungkapkan masalahnya, selalu berusaha mencari solusi sendiri, bertanggung jawab
terutama terhadap keluarganya. Dalam bekerja, pasien sangat ambisius, teliti, perfeksionis, beberapa kali
bahkan membongkar ulang jahitannya karena hasilnya tidak seperti yang ia harapkan selain juga karena ia
malu bila hasil pekerjaannya tidak sempurna. Pasien juga mandiri, penyabar, sangat jarang sekali meminta
pertolongan kepada orang lain terutama mengenai urusan rumah tangga yang menurutnya adalah kewajiban
seorang istri. Riwayat gangguan jiwa sebelumnya tidak ada, Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga tidak
ada.
Pemeriksaan Internistik:
Pemeriksaan Neurologis:
TD 110/70, N 80/menit, RR 16x/menit, temp 36,5,
Kelumpuhan 4 ekstremitas, Reflek Patologis
skala nyeri VAS 4
(Hoffman +/+ ; Trommer+/+ ; Babinsky +/+)
Psikopatologi yang didapat selama pemeriksaan:
Sikap terhadap pemeriksaan : kooperatif, terkadang diam, mata berkaca-kaca, menangis
Psikomotor : tenang, hipoaktif akibat kelumpuhan
Bicara : verbalisasi jelas, lancar, terkadang diselingi isak tangis
Mood : secara obyektif terkesan hipotim intensitas berat; secara subyektif
sedih
Afek : depresif
Pikiran : preokupasi pada penyakit yang diderita, rasa putus asa, sedih, takut,
dan khawatir
Persepsi, daya nilai : dalam batas normal
Aktivitas sehari-hari : dibantu karena disabilitasnya
Kegiatan sosial : ditinggalkan, tidak lagi diikuti, karena disabilitasnya
Kemampuan mengurus diri : dibantu karena disabilitasnya

Anda mungkin juga menyukai