Konflik antar kelas sering terjadi di kalangan masyarakat, termasuk di
kalangan masyarakat Indonesia. Konflik antar kelas mencakup banyak hal, termasuk kesenjangan sosial antar golongan atas dan golongan bawah. Golongan atas sering kali menganggap remeh golongan bawah yang menyebabkan kedua pihak berseteru. Salah satu konflik yang terjadi di Indonesia ialah konflik antara para buruh dengan PT. Megariamas, dimana para buruh menuntut hak pekerjanya kepada PT. Megariamas. Secara garis besar, konflik ini terjadi karena para buruh menuntut agar pemerintah dapat mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan yang ingkar terhadap pemberian Tunjangan Hari Raya (THR). Sekitar 500 lebih buruh yang terbaung dalam Serikat Buruh Garmen Tekstil dan Sepatu – Gabungan serikat Buruh Independen (SBGTS-GSBI) PT Megariamas Sentosa menyerbu Kantor Sudin Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Jakarta Utara. Mereka ingin pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dibayar oleh PT. Megariamas sebagaimana ketentuan yang berlaku. Ratusan buruh PT Megariamas Sentosa menggelar orasi dengan diwarnai berbagai poster maupun pamflet yang mengancam perusahaan mereka yang tidak memberikan THR. Padahal pemberian THR merupakan kewajiban setiap perusahaan sebagaimana yang telah tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kera N0. 4 Tahun 1994 tentang THR. Pertentangan ini wajar dilakukan oleh para buruh, selain tidak membayar tunjangan wajib, PT. Megariamas juga tidak menghormati hak asasi manusia para buruh yang sudah bekerja di perusahaan mereka. Salah satu koordinator buruh mengatakan bahwa pihaknya menuntut agar mendapatkan THR sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ia menambahkan, jangan karena ada konflik internal para karyawan tidak mendapatkan THR. Karena yang mereka tahu pihak perusahaan juga tidak mengalami kerugian justru sebaliknya. Pihaknya meminta agar Nakertrans Jakarta Utara bisa memberikan fasilitas kepada para karyawan. Hal ini haruslah terpenuhi, karena sudah sepantutnya para buruh mendapatkan hak mereka. Setelah dua jam menggelar orasi di depan halaman Sudin Nakertrans Jakarta Utara, bahkan hendak memaksa masuk ke dalam kantor. Akhirnya perwakilan buruh diterima oleh Kasudin Nakertrans, Saut Tambunan di ruang rapat kantornya. Dalam peryataannya di depan para pendemo, Sahut Tambunan berjanji akan menampung aspirasi para pengunjuk rasa dan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. "Pasti kami akan bantu, dan kami siap untuk menjadi fasilitator untuk menyelesaikan masalah ini," tutur Sahut. Selain itu, Sahut juga akan memanggil pengusaha agar mau memberikan THR karena itu sudah kewajiban. “Kalau memang perusahaan tersebut mengaku merugi, pihak manajemen wajib melaporkan ke pemerintah dengan bukti konkret,” kata Saut usai menggelar pertemuan dengan para perwakilan demonstrasi. Demonstrasi kali ini bukanlah pertama kali yang dilakukan oleh buruh PT Megariamas Sentosa. Para buruh juga pernah mengadukan soal tindakan perusahaan yang berlaku sewenang-wenang dan bahkan ada karyawan yang diberhentikan secara paksa karena dianggap frontal. Menanggapi hal tersebut, pihak Nakertrans Jakarta Utara akan siap membantu dan memfasilitasi para buruh untuk mendapatkan THR, karena itu merupakan hak para buruh dan sudah menjadi kewajiban bagi setiap perusahaan. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, karyawan yang sudah bekerja lebih dari satu tahun akan mendapatkan THR. Sementara bagi yang kurang dari satu tahun namun lebih dari tiga bulan mendapatkan THR diberikan secara proporsional, serta bagi mereka yang bekerja kurang dari tiga bulan bisa saja mendapatkan THR sesuai dengan peraturan perusahaan. Permasalahan ini dapat terselesaikan dengan mudah apabila ada rasa hormat dan rasa tanggung jawab terhadap orang yang dibawah kita. Bila kita berstatus lebih tinggi, bukan sepantutnya orang yang dibawah kita diperlakukan seeenaknya. Komunikasi yang sehat antara perusahaan dan buruh juga membantu pertumbuhan perusaahaan ke arah yang lebih baik. Daftar Pustaka