Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

Ny. J, Dengan Gangguan Panik (Anxietas Paroksismal Episodik)

Pembimbing: dr. Fitta Deskawaty, Sp.KJ


HANNESIA SESILIA SIPAYUNG
(102120019)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM


RUMAH SAKIT UMUM RAJA AHMAD TABIB
KEPULAUAN RIAU
2021
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. J
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tgl Lahir : 22 Mei 1978
Usia : 49 tahun
Agama : Islam
Suku : Minang
Pendidikan : S1
Alamat : Jl. Dr, Sutomo No.2, RT 02, RW 06,
Kecamatan Tanjungpinang Barat.
Tanggal Masuk RS : 02 September 2020
Tanggal Wawancara : 04 Mei 2021
Wawancara : Autoanamnesis
Identitas Pasien
• Pasien adalah wanita berinisial J, berusia 49 tahun, suku Minang,
beragama Islam, saat ini tinggal bersama suami dan anak-anak
pasien.

• Anamnesa diperoleh Autoanamnesis dengan Ny. J, 49


tahun, kebenaran anamnesis dapat di percaya.

RIWAYAT PASIEN
Keluhan utama

Pasien datang ke Rumah Sakit Umum Raja Ahmad Thabib sendiri,


pasien mengaku sangat depresi, emosi pasien tidak trabil, marah-
marah, dan mempunyai kecemasan yang berlebih pada hal-hal
yang mungkin dianggap orang awal biasa saja seperti
menggunakan pesawat terbang.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Sejak kelahiran anak ke-3, sekitar 14 tahun yang lalu pasien mengeluhkan bahwa pasien memiliki rasa takut saat
menggunakan pesawat terbang, pasien memiliki kecemasan dan kepanikan saat menaiki pesawat terbang sampai meminta
obat kepada dokter agar lebih nyaman saat menggunakan transportasi pesawat terbang, akan tetapi sampai sekarang
kecemasan akan menaiki pesawat terbang belum juga membaik, pasien juga mengeluhkan ketakutan pada saat berada di
ketinggian. Lalu kecemasaan pasien semakin bertambah semenjak menikah, karena mertua yang menuntut pasien untuk lebih
perfectionist sesuai dengan kemauan mertua dan membuat pasien tidak nyaman dan merasa tertekan saat berada bersama
dengan mertua.
Ditambah sifat acuh tak acuh suami yang lebih membela ibu mertua pasien yang membuat pasien semakin tertekan dan
merasa kecemasan yang pasien rasakan semakin membesar. Lalu pasien mengaku sekitar 3 tahun belakangan ini, pasien
merasakan sakit pada bagian tenggorokan pasien, dimana pasien merasakan ada banyak lendir yang membuat pasien sering
merasa sesak nafas, pasien dengan ketakutan membayangkan penyakit-penyakit ganas yang sedang di alami pasien, namun
setelah berobat ke dokter spesialis yang bersangkutan ternyata tidak terdapat penyakit yang membahayakan pada pasien, tapi
pasien tetap saja merasa sangat cemas dan ketakutan. Karena tidak mengalami perubahan, pasien akhirnya dibawa untuk
berobat ke Rumah Sakit Umum Raja Ahmad Thabib Tanjung Pinang oleh suami beliau untuk mendapatkan penanganan yang
lebih lanjut.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Gangguan Mental dan Emosi

Tidak terdapat Tidak terdapat


riwayat penyakit riwayat gangguan
dahulu mental dan emosi

Kondisi Medis Umum Riwayat Trauma Gangguan Neurologi

Riwayat Medis Riwayat penyakit Riwayat gangguan


Riwayat trauma
fisik sebelumnya neurologis tidak
tidak ada
tidak ada ada
Riwayat Sosial Keluarga dan Status Marital Orang Tua

Keluarga pasien hidup dalam sosial budaya Minang dengan keadaan ekonomi yang cukup. Saat ini pasien
tinggal bersama suami dan anak-anak pasien.

Riwayat Pendidikan dan Fungsi Sekolah saat ini


Tidak ada keluhan

Riwayat Hubungan dengan Teman Sebaya


Tidak ada keluhan

Riwayat Psikiatrik dan Medik Keluarga


Abang kandung pasien juga mengalami gangguan seperti pasien, dan masih
dalam pernyembuhan juga.

Pemeriksaan Fisik Saat Ini


Status Internus: keadaan umum baik, fungsi saluran cerna, pernapasan dan kardiovaskular dalam batas normal.
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 04 Mei 2021 pada pukul 11.30 di
Rumah Sakit Umum Raja Ahmad Tabib.

Penampilan Fisik
Seorang wanita yang tampak sesuai dengan usianya. Kondisi fisik
sehat, berperawakan kecil, tinggi badan sesuai usia, status gizi tampak
cukup dan kulit kuning langsat. Pasien menggunakan kerudung rapi,
PowerPoint
bentuk wajah lonjong, kebersihan diri baik, ekspresi wajah tampak
Presentation
biasa.

Perilaku Motorik
Selama dilakukan pemeriksaan pasien berperilaku normal dan
kooperatif.

Interaksi Orangtua – Anak : pasien terlihat memiliki hubungan dekat


dengan anak-anak pasien.
1. Bicara dan Berbahasa
Pada saat wawancara klinis Pasien kooperatif. Pasien tampak
biasa.

2. Emosi
Mood : Kesan disforik
Afek : Luas, sesuai

3.Pikiran dan Persepsi


Bentuk : Realistik, relevan, koheren
Isi pikiran : Kesan tidak ada
Gangguan pikiran : kesan tidak ada
Riwayat Ilusi dan halusinasi : Tidak terdapat ilusi/halusinasi
4. Sensorium dan Kognisi
Kesadaraan : Compos mentis
Memori Immediate, Recent, Recent past, Remote : Tidak terganggu
Orientasi terhadap Waktu, Tempat dan Orang : Baik
Konsentrasi dan perhatian : Cukup
Berfikir abstrak : Baik
Kognisi : Sesuai dengan usia

5. Wawasan terhadap Penyakit


Tingkatan tilikan derajat 3, Terdapat kesadaran bahwa mereka sakit tapi
melemparkan kesalahan pada orang lain, pada faktor eksternal/faktor
organik.

6. Penilaian
Penilaian sosial : Tidak terganggu
Penilaian terhadap tes : Tidak terganggu
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Psikologi

FORMULASI BIOPSIKOSOSIAL
Pasien seorang wanita berumur 49 tahun, seorang ibu dari
seorang suami dan 3 (tiga) orang anak. Pasien dibesarkan dalam
kultur Minang, dalam ajaran agama Islam. Saat ini pasien tinggal
bersama suami dan anak-anak pasien. Sehari-hari bekerja sebagai
seorang guru di SMPN 05 Tanjung Pinang.

RINGKASAN PENEMUAN
Pasien adalah seorang wanita berinisial J, berusia 49 tahun,
pasien adalah seorang ibu dari seorang suami dan 3 (tiga) orang
anak, suku Minang, beragama Islam, saat ini tinggal di Jl. Dr.
Sutomo No.2, RT 02, RW 06, Kecamatan Tanjungpinang Barat,
bersama suami dan anak-anak pasien.
DIAGNOSA
DIAGNOSA MULTIAXIAL

Axis I : F.41.0 Gangguan Panik (Anxietas


Paroksismal Episodik)
Axis IV : Masalah berkaitan dengan
DD: “primary support gruop” (keluarga)
1. 300.29 (F40.298): Specific Phobia, Other
2. F 45.2 Gangguan Hipokondrik

Axis II: Tidak ada diagnosa Axis V: Global Assessment of Functioning


(GAF) saat ini 50-61 : (gejala sedang),
disabilitas sedang.
Axis III : Tidak ada diagnosa
DAFTAR MASALAH
1. Masalah berkaitan dengan lingkungan keluarga 85% 35% 65% 45%

IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam

X. RENCANA TERAPI MENYELURUH


A. Psikoterapi suppoti
R/ Sertraline 50 mg fv No. XXX
R/ Alprazolam 0,4 mg fv No. XXX
S 1dd 1 tab (0 - 0 –1) po
Edukasi
1. Edukasi keluarga mengenai
penyakit pasien
Psikoterapi
Memotivasi pasien supaya minum
2. Edukasi keluarga agar belajar
obat teratur dan control kepada
menerima kondisi pasien
psikiater, memberikan informasi pada
pasien mengenai penyakitnya.
3. Edukasi mengenai penyakit
Memotivasi pasien untuk
pasien dan tidak mengucilkannya
menghilangkan pikiran-pikiran yang
membuat dirinya sakit
4. Edukasi bahwa kerja sama
keluarga sangat diperlukan untuk
memastikan pasien minum obat
teratur dan control teratur
PEMBAHASAN
Panik berasal dari kata Pan yaitu nama Dewa Yunani yang
tinggal di pegunungan dan hutan serta mempunyai tingkah laku
yang sulit diramalkan. Riwayat Gangguan Panik ini berasal dari
konsep yang dikemukakan oleh Jacob Mendes DaCosta (1833-1900)
gejala-gejala seperti serangan jantung yang ditemukan pada tentara-
prajurit pada Perang Saudara di Amerika. Gejala DaCosta meliputi
gejala psikologik dan somatik.
Gangguan panik merupakan suatu permasalahan kesehatan
masyarakat. Gangguan panik merupakan suatu pengalaman serangan
panik yang tidak diharapkan yang diikuti oleh ketakutan yang
menetap tentang kemungkinan berulangnya serangan atau perubahan
perilaku dalam kehidupan sehari-hari sebagai akibat dari serangan
tersebut.
Prevalensi dalam kehidupan,
Gangguan Panik pada kisaran 1 hingga 4
% populasi, sedangkan Serangan Panik
pada kisaran 3 hingga 6 %. Wanita 2
hingga 3 kali lipat lebih banyak menderita
gangguan ini dibanding laki-laki.
Gangguan Panik bisa terjadi kapan
saja sepanjang hidup, onset tertinggi
pada usia pada kisaran 20-an, ditandai
dengan episode serangan cemas tiba-
tiba, terus menerus, sesak nafas, disertai
perasaan akan datangnya bahaya, serta
ketakutan akan kehilangan kontrol atau
menjadi gila.
Bila tidak diobati berisiko terjadinya ide
bunuh diri dan percobaan bunuh diri.
Etiologi dari gangguan panik terdiri dari :

Faktor
t or k Biologis Fa
k i Ps kto
Fa net
os ikos r
ge ia
l

Add Text
Simple
PowerPoint
Presentation
Penatalaksanaan meliputi : Psikoterapi
A. Farmakoterapi 1. Terapi relaksasi Terapi ini bermanfaat meredakan
1. SSRI (Serotonin selective reuptake inhibitors), serangan panik dan menenangkan individu, namun
terdiri atas sertralin, fluoksetin, fluvoksamin, terapi ini membutuhkan kepatuhan.
escitalopram dll. Obat diberikan selama 3 2. Terapi kognitif perilaku Individu diajak untuk
hingga 6 bulan atau lebih, tergantung kondisi melakukan restrukturisasi kognitif, yaitu mengubah
individu. pola perilaku dan pikiran yang irasional dan
menggantinya dengan yang pikiran rasional.
2. Golongan Benzodiazepin seperti Alprazolam 3. Psikoterapi dinamik Individu diajak untuk lebih
yang awitan kerjanya cepat, digunakan sekitar 4 memahami hakikat diri dan kepribadiannya, bukan
hingga 6 minggu, setelahnya di turunkan secara sekedar menghilangkan gejalanya semata.
perlahan sampai akhirnya dihentikan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai