Anda di halaman 1dari 31

BAGIAN ILMU PSIKIATRI LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN DESEMBER 2018


UNIVERITAS PATTIMURA

PSIKOSIS POST-PARTUM

Disusun oleh:
Nerissa Alviana Sutantie
2017-84-040

Pembimbing:
dr. Sherly Yakobus, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PSIKIATRI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
KASUS

mmm
I. Identitas
 Nama : Ny. R
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Umur : 22 Tahun
 No Rekam Medik : 000033
 Agama : Islam
 Alamat : Ponegoro
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Status Pernikahan : Menikah
 Pendidikan : SMP
 Tanggal Pemeriksaan : 11-12-2018
 Tempat Pemeriksaan : Poli Jiwa RSKD Passo, Ambon
 Pengantar : Suami
II. ANAMNESIS
 Keluhan utama: perasaan khawatir berlebihan

 Riwayat penyakit sekarang: Pasien mengatakan


keluhan mulai dirasakan sejak 1 minggu yll. Pasien mulai
sering merasa khawatir saat terpisah dari anak
ketiganya, karena sekarang dirawat di Irian oleh
neneknya. Pasien sebelumnya pernah di rawat uuntuk
pertama kalinya di RS selama 2 minggu (1 bulan yll)
karena gelisah d marah-marah, berbicara dan tertawa
sendiri.
II. ANAMNESIS
 Awal perubahan perilaku pasien terjadi sejak 2 minggu
setelah pasien melahirkan anak ketiganya yang saat ini
berusia 6 bulan. Menurut keterangan suami pasien,
perubahan perilaku yang terjadi adalah pasien sering
merasa cemburu berlebih saat suaminya dekat dengan
wanita lain. Pasien juga mendengar suara berbisik di
telinganya yang menyuruhnya membunuh suaminya,
tetapi sekarang sudah tidak lagi. Saat ini pasien
mengaku tidak ada keluhan lain dan hanya datang untuk
kontrol karena sudah tidak mengkonsumsi obat sejak 1
minggu yll (obat habis).
II. ANAMNESIS
 Riwayat Penyakit Dahulu:
 Riwayat keluarga: tidak ada keluarga pasien yang
mengalami keluhan seperti pasien
 Riwayat NAPZA: tidak menggunakan
 Riwayat infeksi: tidak pernah
 Riwayat trauma: tidak ada
 Riwayat kejang: tidak pernah
 Riwayat kebiasaan: merokok -, alcohol-
ANAMNESIS
 Riwayat Pribadi:
 Masa prenatal: kelahiran normal, berat badan lahir cukup
 Masa kanak-kanak awal (0 bulan-3 tahun): tidak diketahui
 Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun): pasien mengaku
perlakuan keluarga serta teman-teman baik saja
 Masa kanak-kanak akhir (pubertas hingga remaja): pasien menikah
di usia yang muda (16 tahun) dan tidak disetujui oleh orang tua.
Pasien tidak melanjutkan pendidikan (SMP). Ayah kandung pasien
meninggal setelah 4 bulan menikah.
ANAMNESIS
 Riwayat Pribadi:
 Masa prenatal: kelahiran normal, berat badan lahir cukup
 Masa dewasa:
 a. Riwayat pekerjaan: pasien tidak bekerja, sehari-hari hanya mengurus
rumah tangga
 b. Riwayat hubungan dan perkawinan: pasien sudah menikah dan
memiliki 3 orang anak. Anak pertama (7 tahun, perempuan), anak kedua
(4 tahun, laki-laki) dan anak ketiga (6 bulan, perempuan). Proses
persalinan ketiga anaknya semua normal dan dibantu oleh bidan.
 c. Riwayat Militer: Tidak Ada
 d. Riwayat pendidikan: pasien tamatan SMP
 e. Agama: pasien beragama islam dan menjalankan
kewajibannya sesuai kepercayaannya.
 f. Aktivitas sosial: tidak diketahui
ANAMNESIS
 Riwayat Pribadi:
 g. Situasi kehidupan terkini: pasien sekarang tinggal bersama
suami serta anak ke I dan II (di Ambon). Dari pengakuan pasien,
perlakuan suami dan anak-anak baik saja kepadanya. Sedangkan
anak yang ketiga tinggal bersama mama kandung pasien (di
Papua). Sejak pasien dirawat di RSKD, suami pasien yang
membantu kebutuhan sehari-hari pasien dan anak-anaknya.
h. Riwayat pelanggaran hukum: tidak ada riwayat kejahatan atau
kekerasan yang berurusan dengan pihak berwenang
 i. Riwayat seksual: tidak ada riwayat hubungan seks di luar nikah
 j. Mimpi dan fantasi: tidak diketahui
 k. Nilai-nilai: daya nilai pasien baik
GENOGRAM

mmm
III. Pemeriksaan Fisik IV. Status Neurologis

• TD: 100/70 mmHg • Meningeal sign: tidak


• GCS: Sadar baik dilakukan
• a. Kepala : • Nervus kranialis:
Normocephali tidak dilakukan
• b. Leher : tidak • Pemeriksaan sistem
ada kelainan motorik: tidak
• c. Dada : dilakukan
jantung dan paru • Koordinasi gait
dalam batas normal keseimbangan
• d. Perut : sopel, (fungsi cerebellum):
datar, nyeri tekan (–), tidak dilakukan
BU (+) • Gerakan-gerakan
• e. Anggota gerak: abnormal: tidak
dalam batas normal dilakukan
• Vegetatif: tidak
dilakukan

V. Status Lokalis : Tidak ada


VI. STATUS PSIKIATRI
 1. Penampilan: tampak seorang
perempuan, perawakan sedang,
perawatan diri cukup, pasien
tampak sesuai usianya,
berpakaian rapih, kulit sawo
matang,pasien memakai jilbab
bermotif bunga-bunga berwarna
merah kebiruan, baju bermotif
gari-garis berwarna hitam putih
dan celana berwarna biru
 2. Kesadaran: compos mentis
3. Perilaku/psikomotor: tenang

mmm
VI. STATUS PSIKIATRI
 Bicara: lancar, spontan, intonasi biasa
Emosi (mood/afek): mood eutemia/afek serasi
 Gangguan pikiran dan persepsi
1. Bentuk pikir:-
2. Isi pikir/ide/waham/persepsi: waham dan halusinasi auditorik tidak
ada
Memori dan orientasi
1. Memori
a. Segera: baik (pasien dapat mengingat nama pemeriksa)
b. Pendek (baru): baik (pasien dapat mengingat jenis makanan yang
baru dimakan saat pagi)
c. Menengah: baik (pasien dapat mengingat pekerjaan suami dan
kejadian yang terjadi di rumahnya beberapa bulan sebelum masuk
rumah sakit)
d. Panjang: baik (pasien dapat mengingat tanggal lahirnya)
2. Orientasi
a. Tempat: baik (pasien tahu dimana ia berada sekarang)
b. Orang: baik (pasien menyebutkan nama pasien lain yang dirawat
bersamaan)
c. Waktu: baik (pasien dapat menyebutkan bulan dan tahun saat ini)
Tilikan/insight: derajat 5 (pasien sadar bahwa dia sakit dan butuh
bantuan serta mengetahui penyebabnya namun belum bisa melakukan
pengobatan dengan baik)
mmm
 VII. Pemeriksaan penunjang: Tidak dilakukan
 VIII. RESUME
 Pasien masuk RS untuk yang pertama kali diantar oleh suaminya dengan
keluhan mengamuk gelisah dan marah-marah, berbicara sendiri, tertawa
sendiri dan tidak bisa tidur nyenak sejak 1 bulan yang lalu. Saat ini, pasien
sering merasa khawatir berlebihan terhadap anak ketiganya yang sekarang
tinggal bersama neneknya di Irian.
 Awal perubahan perilaku pasien sejak 2 minggu setelah pasien
melahirkan anak ketiganya yang saat ini berusia 6 bulan. Menurut
keterangan suami pasien, perubahan perilaku yang terjadi adalah pasien
sering merasa cemburu berlebih saat suaminya dekat dengan wanita lain.
Pasien juga mendengar suara berbisik di telinganya yang menyuruhnya
membunuh suaminya, tetapi sekarang sudah tidak lagi.
 Sebelum sakit, pasien mengaku mendapat perlakuan baik dari suami
maupun keluarganya. Riwayat infeksi tidak ada (-) dan riwayat trauma (-).
Pasien dapat beraktivitas dengan normal setelah keluar RS. Riwayat kejang
tidak diketahui, riwayat merokok dan alkohol (-). Riwayat penggunaan obat-
obatan tidak diketahui dan tidak ada (-) riwayat penyakit yang sama dalam
keluarga (-).
IX. DIAGNOSIS X. PLANNING XI. PROGNOSIS
KERJA
• Risperidone tab 2 mg • Ad vitam: bonam
• Axis 1: Psikosis post
(2x sehari) • Ad sanationam: bonam
partum
• Chlorpromazine tab Ad fungsionam: bonam
• Axis 2: -
100 mg (0-0-1/2)
• Axis 3: -
• Axis 4: masalah
dengan primary
support grup,
psikososial dan
lingkungan lain
• Axis 5: Global
Assessment
Functioning (GAF)
score 90-81 yaitu
gejala minimal,
berfungsi baik, cukup
puas, tidak lebih dari
masalah harian biasa.

mmm
PEMBAHASAN

mmm
Kriteria Psikotik Akut dan Sementara
(PPDGJ III)
 Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang
diberikan untuk cirri-ciri utama terpillih dari gangguan ini. Urutan prioritas yang
dipakai ialah:
 Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang= jangka waktu gejala-
gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek
kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk periode prodormal
yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai cirri khas yang menentukan
seluruh kelompok.
 Adanya sindrom yang khas (berupa “polinorfik:” = beraneka ragam dan
berubah cepat atau “schizophrenia-like”= gejala skizofrenik yang khas
 Adanya stress akut yang berkaitan (tidak selalu ada, sehingga
dispesifikasikan dengan karakter ke-5; .x0= Tanpa penyerta stress akut;
.x1= dengan penyerta stress akut). Kesulitan atau problem yang
berkepanjangan tidak boleh dimasukan sebagai sumber stress dalam
konterks ini
 Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung.

 Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode manic
(F30.-), walaupun perubahan emosional dan gejala-gejala afektif individual
dapat menonjol dari waktu ke waktu.
 Tidak ada penyebab organic, seperti trauma kapitis, delirium atau demensia.
Tidak merupakan intoksikasi akibat penggunaan alcohol atau obat-obatan.


Etiologi gangguan psikotik

Fungsional
Organik
(non-organik)
Psikosis Post-partum: Definisi
 Psikosis postpartum adalah kondisi sakit mental berat
yang ditandai dengan respon emosional berat dan
ekstrim kepada bayi yang baru lahir, walaupun
terkadang dapat membahayakan anaknya.

 Secara sederhana psikosis postpartum ialah suatu


sindrom yang ditandai oleh depresi berat dan waham.

 Gejala muncul umumnya beberapa hari sampai 4-6


minggu post partum.

**Pada pasien ini gejala psikosis muncul 2 minggu pasca melahirkan


Psikosis Post-partum: Insidensi
 Psikosis post partum merupakan kondisi yang jarang.
Kasus ini di estimasi terjadi 1-2 per 1000 ibu. Setengah
dari ibu-ibu yang mengalami psikosis post-partum juga
memiliki riwayat gangguan sakit mental dan sisanya
terjadi secara tiba-tiba. Rekurensi dalam kehamilan
dapat mencapai 20-30%.

**Pada pasien ini gejala psikosis muncul tanpa riwayat gangguan


mental sebelumnya.
Psikosis Post-partum: Etiologi
 Umumnya tidak diketahui pasti, tetapi diduga dipicu oleh
pelepasan hormone-hormon setelah melahirkan.
 Penyakit mental dasar seperti skizofrenia atau bipolar,
 Konflik psikodinamik (kehamilan tak diinginkan atau
pernikahan tidak bahagia atau takut menjadi ibu) juga
berperan.
 Ada beberapa penelitian yang mengatakan bahwa ibu
yang berusia lebih tua lebih beresiko, tetapi ibu dengan
diabetes atau melahirkan bayi yang besar untuk
beberapa alasan lebih aman terhadap kondisi ini.

**Pada pasien ini gejala psikosis mungkin dipengaruhi faktor


perubahan hormon dan konflik psikodinamik
Psikosis Post-partum: Patofisiologi
• kadar estrogen dan progesterone secara drastis.
• Perubahan ini memicu peningkatan ikatan pada reseptor
dopamine + penurunan kadar hormone saat persalinan  suatu
Hormonal supersensitivitas reseptor dopamine yang mencetuskan psikotik

• Penelitian psikodinamik menunjukan bahwa pada gangguan post partum terdapat


konflik antara sang ibu dengan tugasnya sebagai ibu yang harus mengasuh anaknya

• Konflik ini mempunyai peranan dalam menentukan identitas dirinya sebagai seorang
Konflik ibu yang tak dapat berkomunikasi dengan bayinya, menghambat ibu menemukan
jati dirinya dan merupakan hambatan dini hubungan timbal balik antara ibu dan
psikodinamik anak

• Wanita dengan riwayat psikosis cenderung terjadi rekurensi


Biologis sebanyak 90%.
Psikosis Post-partum: Manifestasi Klinis
 Tiba-tiba melempar bayi atau membahayakan bayi
 Waham , Halusinasi
 Afek datar, wajah kosong
 Kesulitan mengatur respon emosional kepada bayi
 Kesulitan tidur normal
 Perubahan nafsu makan
 Iritabel, Bingung, Agitasi

**Pada pasien ini ditemukan gejala: waham, halusinasi auditorik,


bingung, sulit tidur dan agitasi pada awal serangan (2 minggu post-
partum). Akan tetapi, saat ini (on treatment) pasien mengatakan
sudah tidak ada keluhan seperti itu lagi. Pasien hanya merasa
khawatir saja, tidur malam, makan-minum baik.
Psikosis Post-partum: Diagnosis
 Menurut DSM-IV TR tidak ada kriteria
bagi gangguan psikotik pada postpartum.
Namun diagnosis bisa ditegakan apabila
psikosis yang terjadi mempunyai
hubungan dengan persalinan dan
perlangsungan hanya sementara.
gangguan psikotik dan gangguan mood
yang singkat disebabkan karena pasca
persalinan.
Psikosis Post-partum: Diagnosis
 PPDGJ III  diagnostic untuk gangguan
psikiatri pada post partum terdapat pada
kode F53.1 (Gangguan mental dan
perilaku berat yang berhubungan dengan
masa nifas ytk. Termasuk: psikosis masa
nifas YTT.
**sesuai dengan pedoman PPDGJ III, temuan khusus pada pasien
memenuhi Kriteria F53.1 psikosis post-partum (on treatment)
Psikosis Post-partum: Diagnosis Banding
Penatalaksanaan

Antipsikotik
Rawat inap Mood stabilizer Antidepresan
BZD

Konsul
ECT
psikiater/psikolog
Psikosis Post-partum: Prognosis

 Pada serangan pertama relative lebih baik,


seperti pada skizofrenia yang mempunyai
penyakit fisik sebagai presipitasi. Kira-kira
90% penderita sembuh dari psikosis
dalam waktu relative singkat (3bulan),
70% dalam 6 bulan, dan 30% rekurensi
pada kehamilan berikutnya

** pada pasien ini prognosis umumnya baik, pasien mengalami


perbaikan dalam 6 bulan.
PENUTUP

mmm
KESIMPULAN
 Psikosis postpartum ialah suatu sindrom yang ditandai oleh
depresi berat dan waham dengan gejala khas psikosis yaitu
gelisah, agitasi, emosi labil, insomnia serta pikiran atau
tindakan yang dapat membahayakan bayi dll. Psikosis
postpartum jarang ditemukan namun sering terjadi rekurensi
pada kehamilan yang sebelumnya mengalami psikosis
postpartum ini.

 Kondisi pada umumnya merupakan kondisi yang serius dan


membutuhkan penanganan segera. Pasien mungkin
membutuhkan obat dalam jangka waktu tertentu. Golongan
obat-obatan yang dapat diberikan yaitu antipsikotik,
antidepresan, mood stabilizer atau benzodiazepine dan bila
perlu dapat diberikan ECT. Prognosis umumnya baik.
TERIMA KASIH 

mmm

Anda mungkin juga menyukai