2
MODUL BK-PBM
Di susun oleh:
PENDAHULUAN
Sejak dulu mahasiswa ilmu kesehatan hanya mengikuti pembelajaran manual
yang telah ditentukan sebelumnya. Siswa sering mengabaikan pentingnya
menerapkan konsep-konsep ilmiah dasar dalam situasi kehidupan nyata.
Kekurangan metode pembelajaran tradisional ini dapat diatasi dengan pembelajaran
berbasis masalah (PBL). Pembelajaran berbasis masalah adalah pendekatan inovatif
yang berpusat pada siswa di mana siswa menentukan tujuan pembelajaran mereka
menggunakan pemicu dari situasi masalah yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam PBL siswa ditempatkan dalam situasi belajar aktif dengan memberikan
masalah klinis dan melatih mereka untuk mengidentifikasi apa yang perlu mereka
pelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Biasanya tutorial PBL melibatkan
sekelompok 5 sampai 8 siswa mendiskusikan dan menganalisis masalah umum
pasien dalam dua pertemuan selama seminggu, setiap pertemuan berlangsung 2-3
jam.
Pada bulan Februari tahun 2012, Ethiopia meluncurkan inisiatif kurikulum
pendidikan kedokteran baru disertai pelatihan pendidikan kedokteran menggunakan
pendekatan PBL . Penerapan PBL ini memiliki sejarah yang relatif singkat di Ethiopia
dan Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan di Universitas Debre Tabor, salah satu
sekolah tinggi di Etiopia ini juga mengadopsi PBL sebagai salah satu strategi
pendidikan utama demi merancang kurikulum inovatif untuk bidang pendidikan
kesehatan pada tahun 2013 serta Anestesi, Keperawatan, dan Laboratorium
Kedokteran pada tahun 2016.
1.1.1 Apa perbedaan model problem based learning (PBL) dan konvensional?
1.1.3 Apa saja faktor penunjang dan penghambat yang dapat mempengaruhi model
pembelajaran PBL?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah adalah
strategi instruksional di mana masalah digunakan sebagai pemicu pembelajaran;
siswa berkolaborasi dalam kelompok kecil; pembelajaran berlangsung di bawah
bimbingan seorang tutor; pembelajaran diprakarsai oleh siswa dan kurikulum
mencangkup waktu yang cukup untuk belajar mandiri.
Tujuan dari Pembelajaran Berbasis Masalah ini adalah untuk menutupi
kekurangan dari pembelajaran tradisional yang selama ini telah dilakukan jauh
sebelum strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dilaksanakan di mana yang
dulunya mahasiswa akibat sistem pembelajaran tradisional sering mengabaikan
ilmu kesehatan dasar di situasi nyata menjadi lebih fokus dalam ilmu kesehatan
dasar ini dalam penyelesaian skenario atau masalah yang ditentukan.
Kelebihan PBM:
Keterlibatan aktif dalam memecahkan masalah klinis dapat membantu siswa untuk
lebih baik menyimpan informasi dalam ingatan mereka, karena informasi tersebut
relevan dengan solusi masalah yang sedang mereka hadapi.
Kekurangan PBL:
PBL sering kali fokus pada aspek klinis evaluasi dan manajemen pasien, yang bisa
merugikan pemahaman dasar ilmu-ilmu kedokteran. Ini bisa membuat mahasiswa
kehilangan pemahaman yang kokoh tentang dasar ilmu-ilmu tersebut.
Metode ini lebih berfokus pada keterampilan pemecahan masalah daripada pada
pengetahuan faktual. Namun, pengetahuan faktual juga penting dalam praktik medis,
dan PBL tidak selalu memberikan penekanan yang cukup pada aspek ini.
c. Kemungkinan Inefisiensi
PBL dapat memakan waktu lebih lama dalam memahami masalah klinis karena
mahasiswa harus mengatasi banyak aspek, seperti terminologi medis, anatomi,
fisiologi, dan dinamika sosial. Ini bisa menjadi tidak efisien dalam beberapa kasus.
Metode PBL mungkin kurang sesuai untuk ujian sertifikasi yang lebih menekankan
mengingat fakta dan konsep yang terisolasi. Mahasiswa perlu memiliki pengetahuan
dasar yang kuat untuk menghadapi ujian semacam ini.
BAB III
ANALISIS MASALAH
(sofia mindmap revisi)
BAB IV
PEMBAHASAN
PBL atau PBM merupakan sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Seperti yang diungkapkan oleh Indrianawati, (2014) yang mendeskripsikan bahwa
“model PBL merupakan sebuah model pembelajaran yang bersifat student center
sehingga memusatkan siswa untuk dapat menggunakan intelegensi mereka untuk
dapat menyelesaikan masalah nyata yang dipecahkan dengan teman kelompoknya”.
pbl dihasilkan dari suatu proses pemecahan masalah Ini setara dengan penilaian
Baret, T., & Moore, S. (2011) menjelaskan dimana “PBL merupakan pembelajaran
yang dihasilkan dari suatu proses pemecahan masalah yang disajikan di awal proses
pembelajaran. Siswa belajar dari masalah yang nyata dalam kehidupan sehari-hari,
mengorganisasi, merencana, serta memutuskan apa yang dipelajari dalam kelompok
kecil”.
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Syafriana, (2017) bahwa “PBL adalah
model pembelajaran yang berpusat pada siswa yang mengawali pembelajaran
dengan pemberian masalah nyata kepada siswa sehingga merangsang siswa untuk
belajar, kegiatan dalam model PBL didasari dari adanya kegiatan mengajukan
pertanyaan atau masalah, penyelidikan autentik, bekerjasama serta menyajikan
sebuah karya”.
Selain itu, pendapat Gd. Gunantara, (2014) juga menyampaikan hal yang hampir
sama bahwa “PBL adalah model pembelajaran yang berorientasi pada siswa
sehingga memerlukan keterlibatan siswa untuk menyelesaikan masalah, model PBL
dapat mendorong dan meningkatkan motivasi dan rasa ingin tahu siswa sehingga
model PBL dapat menjadi suatu tempat bagi siswa untuk dapat mengembangkan
cara berpikir dan keterampilan berpikir kritisnya”.
Rahmadani & Anugraheni, (2017), juga memiliki pendapat yang setara bahwa
“PBL adalah pendekatan pembelajaran yang memanfaatkan masalah nyata sebagai
suatu bahan untuk belajar, yang berguna dalam membangkitkan keterampilan
berpikir dan keterampilan memecahkan masalah siswa untuk menangkap serta
memahami beragam konsep dari materi yang dipelajari”.
Pada jurnal Hadi, (2016) terdapat perbedaan pada bagian yang menyampaikan
bahwa PBL selain memecahkan masalah, PBL juga akan mengarahkan siswa untuk
mampu mengkonstruk serta mengintegrasi pengetahuan baru mereka melalui
kegiatan pemecahan masalah. ( marsya ) Berikut ini adalah beberapa hal menjadi
fokus pendekatan dalam model pembelajaran PBL, yaitu:
2. Pendekatan Aktif
PBM mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Mereka harus
mencari informasi, menganalisis data, mengembangkan hipotesis, dan mencari
solusi sendiri.
3. Interdisipliner
PBM sering kali melibatkan berbagai disiplin ilmu karena masalah klinis atau
situasi dunia nyata seringkali kompleks dan memerlukan pengetahuan dari berbagai
bidang.
5. Pendekatan Personal
Model ini sering membuat siswa menjadi pasif dan kurang motivasi (Trianto,
2007) akan tetapi mudah diterapkan dalam proses pembelajaran dengan sistem
pembelajarannya lebih pada pengerjaan tugas. Pembelajaran konvensional juga
dilakukan hanya dengan satu arah dari guru ke siswa “kondisi pembelajaran yang
hanya dilakukan dengan satu arah, yaitu dari guru kepada siswa. Dalam konteks
pembelajaran konvensional, siswa sekaligus mengerjakan dua kegiatan yaitu
mendengarkan dan mencatat” Sumitro,(2017).
2. Struktur Tersusun
4. Individualisasi Terbatas
Dari kedua pendekatan model pembelajaran di atas PBM atau PBL cenderung
lebih sesuai untuk pengembangan pemecahan masalah dan keterampilan klinis,
sementara pembelajaran konvensional lebih cocok untuk memahami konsep dasar
dan teori. Beberapa pendekatan pendidikan juga mengintegrasikan elemen-elemen
dari keduanya untuk mencapai hasil yang optimal.
Menurut Savoie dan Hughes dalam Warsono dan Hariyanto (2012, h.149) ada
beberapa kegiatan yang menunjang proses pembelajaran problem based learning
yaitu :
1. Kesiapan Siswa
Persiapan ini melibatkan pelatihan siswa dalam berpikir kritis, bekerja secara
kelompok, membaca, mengatur waktu, dan mencari informasi. Kemampuan-
kemampuan ini sangat penting dalam mengatasi masalah yang dihadapi dalam PBL.
Sumber-sumber bimbingan yang sesuai harus tersedia untuk siswa. Ini termasuk
panduan, materi referensi, dan bantuan dari guru atau fasilitator. Sumber ini
membantu siswa dalam memecahkan masalah dan mencapai hasil akhir yang
diharapkan.
Masalah yang dipilih harus sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Ini akan
membantu siswa terhubung dengan konteks dunia mereka dan menghadirkan
kemampuan otentik.
Kolaborasi dan kerja kelompok diperkuat dalam PBL. Siswa diharapkan untuk
bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan masalah dan belajar dari satu
sama lain.
Semua faktor-faktor ini berperan penting dalam menjalankan PBL secara efektif
dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pemecahan masalah,
kolaborasi, dan pengembangan kemampuan siswa.
Saat memiliki tugas atau proyek besar yang harus diselesaikan, sering kali akan
bermanfaat jika memecahnya menjadi tugas-tugas yang lebih kecil dan lebih mudah
dikelola. Dengan membagi tugas, Anda dapat memvisualisasikan dengan lebih baik
apa yang perlu Anda lakukan untuk menyelesaikannya, dan efisiensi serta
produktivitas Anda dapat meningkat.
Self rewards
Self reward dapat menjadi salah satu motivasi untuk menyelesaikan tugas lebih
cepat. Mengatasi kesenangan dari pengalaman belajar, memberikan penghargaan
pada diri sendiri setelah melakukan atau menyelesaikan penugasan.
ketika diberi tugas, terkadang seseorang memikirkan berapa banyak waktu yang
tersedia untuk menyelesaikan tugas tersebut, bukan berapa banyak waktu yang
sebenarnya kita perlukan. Pola pikir ini mengakibatkan waktu terbuang dan alur kerja
tidak efisien.
Harus fokus dengan setiap tugas kecil dan kerjakan lebih dahulu. Hal ini membuat
pekerjaan menjadi lebih cepat dibandingkan dengan langsung mengerjakan tugas
yang lebih besar atau sulit
Set the bar low
Dengan memberikan standar yang rendah atau tidak terlalu tinggi membuat
pekerjaan dapat dikerjakan dengan cepat. Memberikan standar yang tinggi dapat
membuat rasa malas karena lama waktu yang diperlukan.
Paham dengan tipe diri sendiri, merupakan hal yang penting agar kita dapat
mengetahui dengan mudah cara metode belajar yang baik agar tidak mengalami
kesulitan dalam melakukan pekerjaan salah satu contohnya adalah penundaan.
BAB V
Yadav R.L., Piryani R.M., Deo G.P., Yadav L.K., Islam N. Attitude and perception of
undergraduate medical students toward the problem-based learning in Chitwan
Medical
College, Nepal. Adv in Med Edu and Pract. 2018; 9: 317-22.
Kibret S., Teshome D., Fenta E., Hunie M., Taye M.G.,Fentie Y., et al. Medical and
Health
Science Students Perception Towards a Problem-Based Learning Method: A case of
Debre Tabor University. Adv in Med Edu and Pract. 2021; 12: 781-6.
Zahid MA, Varghese R, Mohammed AM, Ayed AK. Comparison of the problem based
learning-driven with the traditional didactic-lecture-based curricula. Int J Med Educ.
2016 Jun 12;7:181-7.