Oleh:
Nurul Husain, S.Ked
K1A1 14 133
Pembimbing :
dr. I Putu Sudayasa, M.Kes
Telah menyelesaikan tugas Makalah konsep problem base learning dan problem
solution cycle dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu Kedokteran
Keluarga dan Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.
a. Tahap klarifikasi
Ini merupakan tahap awal pada proses diskusi PBL dimana pada
tahap ini kasus yang telah berisi masalah diberikan kepada peserta
diskusi. Selanjutnya mereka akan mengidentifikasi apakah ada kata-
kata yang tidak mereka mengerti kemudian akan dijelaskan oleh
peserta yang mengetahui artinya.
b. Mencari masalah atau identifikasi masalah
Pada tahap ini, peserta diskusi akan mencari dan mengidentifikasi
masalah apa saja yang ada di dalam kasus yang perlu mereka
pecahkan dan cari solusinya.
c. Brainstorming (menyampaikan pendapat)
Pada tahap ini para peserta diskusi akan berdiskusi mengenai
masalah yang telah ditentukan sebelumnya dengan pengetahuan
yang telah mereka miliki sebelumnya. Pada tahap ini, semua peserta
diskusi berkesempatan untuk dapat mengeluarkan pendapat mereka.
Semua pendapat yang dikeluarkan akan dicatat oleh notulen dalam
diskusi.
d. Penjelasan secara mendalam
Pada tahapan ini, hasil diskusi yang ada pada tahap ketiga dibahas
lagi secara lebih mendalam atau lebih rinci.
e. Learning objective
Pada tahap ini, apabila hasil dari materi atau pengetahuan pada
tahap keempat dirasa masih kurang maka pertanyaan-pertanyaan
tersebut akan dijadikan sebagai learning objective sebagai bahan
pembelajaran mandiri mereka. Selain itu juga anggota diskusi dapat
menentukan materi pembelajaran apa lagi yang mereka butuhkan
untuk memecahkan masalah yang ada pada kasus yang diberikan
dalam bentuk pertanyaan.
f. Mencari informasi
Setelah menetukan materi pembelajaran, para peserta diskusi akan
belajar secara mandiri untuk mencari atau mengumpulkan informasi
yang mereka butuhkan melalui sumber-sumber terpercaya.
g. Sintesis
Tahap ini merupakan tahapan akhir dari proses diskusi. Para peserta
diskusi saling mengemukakan pendapat yang mereka dapatkan pada
saat belajar secara mandiri mengenai masalah yang telah ada
sebelumnya. Proses ini nantinya akan memberikan jawaban dan
solusi dari pertanyaan mereka yang ada pada tahapan penentuan
learning objective.
h. Feedback
Setelah proses diskusi selesai, baik fasilitator maupun peserta
diskusi saling memberikan masukan mengenai proses diskusi yang
telah mereka lakukan agar dapat memperbaiki diskusi selanjutnya
(Susanti, 2017).
a. Forming
Pada awal diskusi kelompok baru akan berbicara secara superfisial.
b. Norming
Pada tahap kedua, peraturan dan tujuan kelompok akan dibahas
secara informal sehingga akan muncul berbagai komentar dalam
kelompok.
c. Storming
Pada tahap ini mahasiswa dalam kelompok diskusi akan mulai
menyampaikan pengetahuan dalam membahas tujuan. Dalam tahap
ini mungkin akan muncul emosi karena ketidaksamaan dalam
presepsi pengetahuan maka tutor harus membina kebersamaan
mahasiswa dalam diskusi.
d. Reforming
Pada tahap ini mahasiswa mencapai kesepakatan atau keputusan
tentang tugas-tugas yang akan dilakukan oleh kelompoke.
e. Disbanding
Merupakan tahap terakhir yaitu tutor kelompok memutuskan waktu
diskusi telah habis(Susanti, 2017).
Sementara model Protokol PBL yang disajikan dalam ilustrasi berikut:
2. Identifikasi masalah
Mengidentifikasi masalah kesehatan dapat diperoleh dari berbagai cara
antara lain:
a. Laporan kegiatan dari program kesehatan yang ada.
b. Survailance epidemilogi atau pemantauan penyebaran penyakit
c. Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh
masukan perencanaan kesehatan.
d. Hasil kunjungan lapangan supervisi dan sebagainya.
4. Menentukan tujuan
Menentukan tujuan perencanaan pada dasarnya adalah membuat
ketetapan-ketetapan tertentu yang ingin dicapai oeh perencanaan
tersebut. Semakin jelas rumusan masalah kesehatan maka akan
semakin mudah menentukan tujuan. Penetapan tujuan yang baik apabila
dirumuskan secar kongkret dan dapat diukur.
Perumusan sebuah tujuan operasional program kesehatan harus
bersifat SMART: spesific (jelas sasarannya dan mudah dipahami oleh
staf pelaksana), measurable (dapat diukur kemajuannya), appropriate
(sesuai dengan strategi nasional, tujuan program dan visi/misi institusi,
dan sebagainya), realistic (dapat dilaksanakan sesuai dengan fasilitas
dan kapasitas organisasi yang ada), time bound (sumber daya dapat
dialokasikan dan kegiatan dapat direncanakan untuk mencapai tujuan
program seuai dengan target waktu yang telah ditetapkan). Hal yang
perlu diperhatikan dalam menyusun tujuan program:
a. Tujuan adalah hasil akhir dari sebuah kegiatan.
b. Tujuan harus sesuai dengan masalah, terget ditetapkan sesuai
dengan kemampuan organisasi, dan dapat diukur.
c. Tujuan operasional basanya ditetapkan dengan batas waktu (batas
pencapaiannya) dan hasil akhir yang ingi dicapai pada akhir kegiatan
program (dead line).
d. Berbagai macam kegiatan altrnatif dipilih untuk mencapai tujuan.
e. Masalah, faktor penyebab masalah, dan dampak masalah yang telah
dan akan mungkin terjadi dimsa depan sebaiknya dikaji terlebih
dahulu.
6. Pelaksanaan
Melaksanakan semua kegiatan yang sudah direncanakan untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati (Muninjaya, 2004).
BAB III
KESIMPULAN
Penerapan problem based learning dapat membantu dala
mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Kemampuan berpikir
kritis perlu dikembangkan oleh mahasiswa sebagai upaya mempersiapkan diri
untuk menghadapi tantangan dan permasalahan yang akan ditemui sekarang
maupun nantinya.