Blok Berfikir Kritis dan Keterampilan Belajar Sepanjang Hayat dilaksanakan pada
semester 1 (satu) Tahun Akademik baru. Blok ini merupakan suatu modul pembelajaran
dengan metode PBL melalui rangkaian kegiatan pembelajaran berbentuk kuliah interaktif
oleh pakar terkait, tutorial, diskusi online (e-forum), praktika penelusuran informasi melalui
internet di dalam kelas, penyelesaian tugas melalui email dan ujian akhir blok. Modul ini
mengintegrasikan antara pencapaian kompetensi keterampilan belajar berbasis bukti (EBL)
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara tepat guna dengan
pembentukan pola dasar belajar sepanjang hayat (penerapan dan afektif).
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mampu membuat kajian secara mandiri permasalahan bidang kedokteran gigi pada
pasien atau masyarakat berdasarkan skenario.
2. Mampu mengusulkan alternatif solusi yang inovatif permasalahan berdasarkan skenario
menggunakan pendekatan evidence-based dentistry yang dapat dipertanggungjawabkan
secara akademik.
C. KARAKTERISTIK MAHASISWA
Blok Berfikir Kritis dan Keterampilan Belajar Sepanjang Hayat ditujukan bagi
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri pada
semester 1 yang telah mendapat dasar-dasar (materi) pada jenjang pendidikan sebelumnya.
Blok ini dimaksudkan memberikan pengetahuan tentang bagaimana mahasiswa dapat
belajar mandiri dan berfikir kritis untuk memecahkan masalah yang diajukan melalui diskusi.
F. REFERENSI
1. Cantillon et al. (2003). ABC Learning and Teaching in Medicine. BMJ Books. London.
2. Schunks, D. (2012). Learning Theories. Pearson. USA
2
H. MATERI
1. Learn How To Learn
Proses belajar adalah proses alamiah dari setiap individu, akan tetapi tidak setiap
individu dapat me “manage” dirinya agar dapat belajar secara efektif dan efisien sehingga
didapatkan hasil yang maksimal. Proses belajar sangat individual, artinya setiap orang
mempunyai cara belajar yang berbeda; akan tetapi proses belajar dapat dipelajari dan
dirubah sehingga didapatkan hasil yang lebih maksimal.
Ada beberapa strategi pembelajaran di antaranya :
1. Pembelajaran berbasis permasalahan
2. Pembelajaran meningkatkan kemampuan berfikir
3. Pembelajaran kooperatif
4. Pembelajaran konseptual
Competence Based :
1. Knowledge
2. Understanding
3. Skill
4. Value
5. Attitude
6. Interest
Conceptions of learning :
1. Quantitative increase in knowledge
2. Memorising
3. Retained
4. Making sense
5. Understanding reality
2. Deep Learning
2.1 Pengertian Pembelajaran Model Deep Learning
Model pembelajaran ini bersifat dinamik, dimana keterkaitan antar pengetahuan
digunakan sepenuhnya untuk menunjang pemahaman. Mahasiswa diajak untuk
mengenal, memahami dan menerapkan pengetahuannya dalam penyelesaian
permasalahan dari sudut penyelesaian yang umum. Tumbuhnya pemahaman terhadap
materi yang diajarkan dimungkinkan melalui penggunaan konsep dan metode dalam
konteks dan domain yang berbeda-beda.
Dalam strategi pembelajaran PBL, mahasiswa berperan sebagai subyek bukan
obyek, sehingga strategi pembelajaran berbeda dengan pembelajaran konvensional,
karena pembelajaran berbasis pada permasalahan; maka rangkaian kegiatan
pembelajaran menekankan pada proses berfikir kritis dan analitis untuk menemukan
sendiri jawaban permasalahan yang diberikan, belajar tidak hanya sekedar proses
menghafal, tetapi merangkai beberapa teori atau fenomena untuk menemukan sendiri
tujuan belajar, meskipun dosen tetap berada sebagai fasilitator.
5
2. Aspek Pengembangan Rasa Ingin Tahu
Aspek penumbuhan rasa ingin tahu dalam pengembangan pengetahuan merupakan
prinsip pembelajaran bagi mahasiswa. Rasa ingin tahu seperti kemampuan
artikulasi, refleksi, dan berfikir kritis dapat dipelajari melalui pengamatan dan
pengalaman. Untuk itu mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi
diwajibkan untuk studi lapangan dalam mata kuliah praktikum dan praktek kerja
dalam mata kuliah interenship. Selain itu, proses pembelajaran di kelas, buku materi
belajar, program computer atau situs dapat menunjang tumbuhnya rasa ingin tahu.
Kegiatan pembelajaran yang hanya bersifat memberikan informasi tentang materi
pelajaran atau menjawab keinginan mahasiswa tentang materi ujian atau
penggunaan multimedia, bukanlah upaya untuk menumbuhkan rasa ingin tahu,
merupakan kegiatan belajar yang memberikan penjelasan tentang :
1. Urgensi materi kuliah yang sedang dipelajari. Untuk apa dan mengapa itulah yang
menjadi perhatian mahasiswa.
2. Batasan atau asumsi-asumsi yang berlaku pada suatu materi yang dipelajari.
3. Bagaimana materi kuliah tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan peserta kuliah.
4. Bagaimana kegunaan materi belajar tersebut dalam profesinya yang akan datang.
7
Soedarso mengatakan “metode speed reading merupakan semacam latihan untuk
mengelola secara cepat proses penerimaan informasi”. Seseorang akan dituntut untuk
membedakan informasi yang diperlukan atau tidak. Informasi itu kemudian disimpan
dalam otak. Speed reading juga merupakan keterampilan yang harus dipelajari agar
mampu membaca lebih cepat sekaligus memahami semua yang terkandung di dalam
bacaan yang bersangkutan. Tidak ada orang yang dapat membaca cepat karena bakat,
maka harus dipahami bahwa membaca cepat bukanlah melulu cepat memecah kode dan
segera menyelesaikan sebuah buku. Speed Reading adalah bagaimana dapat membaca
dengan pemahaman yang lebih baik dalam waktu lebih cepat serta mengingatnya
dengan baik pula. Bersamaan dengan hal tersebut di atas Supriyadi (1995:127)
menyatakan “keterampilan membaca yang sesungguhnya bukan hanya sekedar
kemampuan menyuarakan lambang tertulis dengan sebaik-baiknya namun lebih jauh
adalah kemampuan memahami dari apa yang tertulis dengan tepat dan cepat”. Dengan
menggunakan teknik speed reading mahasiswa diharapkan dapat lebih efesien
menggunakan waktu dalam belajar. Data survey menunjukkan bahwa lima dari empat
puluh siswa yang telah mampu menggunakan pola speed reading dapat memahami
suatu bacaan dengan sama baiknya dengan siswa yang belum menguasai speed
reading. Dengan pola pelatihan yang kontinyu diharapkan mahasiswa dapat membaca
dengan kecepatan hingga 800 kata per menit tanpa menghilangkan makna bacaan.
4. Critical R eading
4.1 Pengertian Critical Reading (Membaca Kritis)
Critical Reading (Membaca kritis) ialah kegiatan membaca dilakukan dengan
bijaksana, penuh tenggang rasa, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan ingin
mencari kesalahan penulis. Critical Reading berusaha memahami makna tersirat sebuah
bacaan. Dalam Critical Reading, pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis. Critical
Reading adalah membaca yang bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta yang terdapat
dalam bacaan kemudian memberikan penilaian terhadap fakta itu. Pembaca tidak hanya
sekedar menyerap masalah yang ada, tetapi bersama-sama penulis berpikir tentang
masalah yang dibahas. Critical Reading berarti harus membaca secara analisis dan
dengan penilaian. Dalam Critical Reading pembaca harus terbuka terhadap gagasan
orang lain. Pembaca harus mengikuti pikiran penulis secara tepat, akurat, dan kritis.
Akurat artinya dalam hubungan relevansi, membedakan yang relevan dan yang tidak
relevan atau tidak benar. Kritis berarti menerima pikiran penulis dengan dasar yang baik,
logis, benar, atau menurut realitas, karena dalam Critical Reading membaca akan
menganalisis, membandingkan, dan menilai.
DISSEMINATE
Communication of your result contributes to the pool of knowledge within your
discipline (and others) and very often provide information that helps others interpret their
own experimental result.
Indonesian Scientific Writing Type :
1. Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan Kerja Ilmiah (Telaah Pustaka, Praktek Kerja
Lapangan)
2. Artikel Ilmiah untuk diterbitkan dalam Jurnal Ilmiah
COVER
Telaah Pustaka Berbasis Masalah/Kasus
Judul
Lambang Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
Nama fakultas
Tahun pembuatan
Identitas Kelompok
Nama mahasiswa yang tergabung dalam satu kelompok
PRAKATA : Menyebutkan peran dari setiap mahasiswa
ABSTRAK : Merupakan ringkasan yang sangat efektif dan efisien, karena itu tidak boleh
melebihi 250 kata, dibuat dalam 1 (satu) alinea dan berisi Latar belakang (masalah),
Tujuan, Metode kajian masalah, Hasil Kajian Masalah dan Kesimpulan. Abstrak harus
dilengkapi dengan Kata Kunci (3-4 kata) sebagai pengarah untuk penelusuran sumber
belajar.
RESUME : Merupakan merupakan ringkasan yang lebih panjang dari ABSTRAK, terdiri
dari 2-3 halaman yang pada intinya memuat bagian yang sama dengan ABSTRAK.
Dalam Resume WAJIB dilengkapi dengan Kerangka Konsep (Conceptual Mapping).
GOOD TITLE
1. Simple and concise, removing all unnecessary word (<12 words)
2. Avoid Abbreviations
3. Use slightly different phrasing/term as the abstract
4. Emphasis what’s new and important
5. Contains key words
6. Describes the content of the paper accurately
7. Usually omit the verb
STRUCTURED ABSTRACT
1. ABSTRACT
BACKGROUND : Extrapulmonary Tuberculosis prevalence in New York City is still high in the
last decade (45-60%).
OBJECTIVE : To analyze the factors associated with survival in patients with pulmonary
and extrapulmonary tuberculosis in New York City
DESIGN : Observational study of a citywide cohort of tuberculosis cases. Setting- New
York City, April 1991, before the strengthening of its control program.
SUBJECTS : All 229 newly diagnosed cases of tuberculosis documented by culture in
April 1991. Most patients (74%) were male, and the median age was 37
years (range, 1-89 years). In all, 89% belonged to minority groups. Human
immunodeficiency virus (HIV) infection was present in 50% and multidrug
resistance in 7% of the cases. Twenty-one patients (9%) were not treated.
MAIN OUTCOME MEASURE : Follow up Information was collected through the city tuberculosis
registry; death from any cause was verified through the National Death
Index.
CONCLUSION : HIV and Poverty are the main cause of Extrapulmonary Tuberculosis in New
York.
Key words : Extrapulmonary Tuberculosis, survival, HIV
2. Key words
1. Vocabulary for cataloguing/indexing
2. Normally 3-6 items
3. Consider keywords contained in the title
4. Helps potential readers “find” your article in databases, i.e. different terminology for the
same concepts
5. Try to use NLM’s MeSH Terms
Medical Subject Heading
http:/www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?db=mesh
17
3. Bab I
Pendahuluan, rumusan masalah, tujuan
1. Background: Mengapa tulisan ini harus dibuat (scientifically)?
Banyak informasi yang sudah tidak up to date
Banyak Sumber Informasi yang tidak kompeten
Mekanisme X belum dapat dijelaskan… dll
2. Rumusan Masalah: Learning issue yang harus dijawab
3. Tujuan : Menggambarkan, membuktikan, menjelaskan
4. Bab II
Tinjauan Pustaka
Tinjauan teoritis tentang kasus atau masalah yang sedang diteliti atau sedang dijelaskan,
selalu menjelaskan hubungan antar variabel yang bertujuan membuktikan sebab akibat suatu
peristiwa atau kasus (Mechanism of action).
5. Bab III
Kerangka teori / konsep (conceptual mapping) dari hipotesis. Penjelasan dari hipotesis
(pernyataan yang masih harus dibuktikan melalui penelitian)
Contoh Hipotesis: Flavonoid meningkatkan hormon insulin
6. Bab IV
Diskusi/pembahasan
Mendiskusikan tentang mechanism of action secara teoritis, kesamaan dengan penelitian
terdahulu atau pertentangan hasil penelitian. Menuju pada suatu kesimpulan ilmiah, yang dapat
18
berupa temuan baru, menyanggah temuan lama atau mengembangkan teori yang sudah ada.
Menempatkan posisi penelitian di antara penelitian lain di dunia
7. Bab V
Simpulan dan saran
Kalimat yang menyatakan hasil olah pikir: menganalisis hasil penelitian dan mensintesis
diskusi atau pembahasan
Daftar jurnal ilmiah yang di Indonesia sebagian atau semua dapat diakses
secara gratis:
1. Annual Reviews Collection at NCBI BookShelf
2. ASM Journal
3. BioMed Central
4. Directory of Open Access Journals (DOAJ)
5. FindArticles.com
6. Frontiers in Bioscience (FBS)
7. Journal of Medical Internet Research (JMIR)
8. Journal of Experimental Medicine
9. Molecular Biology Today
10. Public Library of Science (PLoS)
11. PubMed Central (PMC)
12. OAIster
13. The Scientist
14. BioTechniques
20
2. Membantu mengingat kenangan yang ada
3. Menyajikan gagasan lebih dalam
4. Mendorong pendekatan BRAIN STORMING untuk perencanaan dan
pengorganisasian
5. Membantu perumusan hipotesis melalui pengumpulan data
6. Memperjelas dan mempertajam ruang lingkup
7. Membantu membahas masalah
Hipotesis
- Jawaban sementara atas pertanyaan yg telah dirumuskan di pendahuluan
- Ditarik dari serangkaian fakta yg muncul sehubungan dengan hal yg telah dirumuskan
- Membimbing / mengarahkan dalam pengumpulan fakta
Peran Hipotesis
1. Memberikan batasan / memperkecil jangkauan
2. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data
3. Panduan pengujian dan penyesuaian data – fakta
4. Membantu mengarahkan identifikasi masalah
Ciri Hipotesis
1. Hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan
2. Tumbuh dari ilmu pengetahuan yang ingin dibahas
3. Harus dapat diuji
4. Harus sederhana dan terbatas
Aku hidup karena berfikir
kualitas hidup ditentukan dari cara berfikir
Pemikiran kritis adalah pemikiran yg berdasarkan pada hal ilmiah bukan sekedar pemikiran
yg muncul dari emosional atau asumsi dan justifikasi jangan terjebak pada arus provokasi
yang memaksa untuk berfikir kritis.
Mahasiswa bukan pemuda tanpa visi, tanpa arah namun pemuda yg dibangun secara
intelektual.
21
Penulisan Referensi/Pustaka
Pada penulisan ilmiah, diperlukan suatu literature darimana sumber informasi diperoleh.
Dengan mencantumkan literature maka penulis tersebut terbebas dari sebutan sebagai penjiplak
hasil karya orang lain atau mencegah adanya pengulangan penulisan dengan topik yang sama.
Ada dua metode penulisan literature, yaitu Harvard dan Vancouver. Penggunaan salah
satu metode penulisan harus diikuti sesuai dengan aturan penulisan ilmiah dimana naskah ilmiah
akan dipublikasikan.
Secara umum ada perbedaan cara penulisan literature sesuai dengan jenis literature yang
digunakan:
1. Jurnal institusi
Nama penulis, tahun publikasi, judul, nama jurnal, volume, nomor, halaman.
2. Buku
Nama penulis, tahun publikasi, judul buku, penerbit (nama dan lokasi geografis).
3. Bab pada buku
Nama penulis, tahun publikasi, judul bab, in: nama editor, judul buku, penerbit (nama dan
lokasi geografis).
4. Media
Nama penulis, judul, detail (tanggal dan nama media).
5. Akses internet
Nama penulis, judul, tanggal publikasi jika ada, alamat url dan kapan file terakhir diakses.
E-Learning
– Suatu jenis proses belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke
mahasiswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer
lain (Hartley, 2001).
– Proses pembelajaran menggunakan berbagai fasilitas yang terdapat dalam media
internet.
– Mempengaruhi berbagai faktor, yaitu :
a. Waktu
b. Jarak
c. Proses Komunikasi
d. Informasi
Facebook
1. Situs jejaring sosial pertemanan yang bersifat terbuka dan terbatas.
2. Berperan sebagai “rumah” virtual dalam “komplek” virtual
3. Mempunyai berbagai aplikasi web yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan, diantaranya :
a. Events
b. Groups
c. Profile
d. Pages
e. Wall
4. Peran aplikasi, diantaranya sebagai berikut :
a. Melakukan seleksi teman atau grup
b. Aktifitas surat elektronik
c. Diskusi atau komunikasi perorangan atau kelompok
d. Undangan event
e. Upload link dan foto
f. Memberi kabar status aktifitas
5. Untuk proses pembelajaran, dapat dalam 2 bentuk :
a. Personal
b. Groups
23
c. Search Engine (google.com)
Google.com
1. Situs pencari terpopuler saat ini dengan jangkauan pencarian yang paling luas
2. Kendala
a. Banyak pengguna mesin pencari yang kecewa terhadap hasil yang
didapatkan, tidak sesuai dengan yang diinginkan
b. Penggunaan yang kurang optimal
Optimalisasi google.com
1. Pengolahan dan penggunaan keyword secara ulet dan tepat
24
a. Lebih spesifik akan lebih baik
b. Pemilihan dan penulisan kata atau kalimat yang tepat
2. Penggunaan dan perpaduan kode atau syntax secara tepat
Basic Search
1. OR: Informasi mengandung salah satu dari kedua kata. [OR bukan or]. Dapat
menggunakan simbol (|). Contoh : sakit OR nyeri, sakit | nyeri
2. AND: Informasi mengandung kedua kata yang dicari. Dapat menggunakan salah satu
dari tiga alternatif berikut: gingival inflammation, gingival AND inflammation,
gingival+inflammation
3. NOT: Hasil pencarian mengandung kata yang di depan, tapi tidak yang dibelakang minus
(‐). Contoh : periodontal–gingiva
4. FRASA: Informasi mengandung frase yang dicari dengan menggunakan tanda (“…”).
Contoh: “dental management”
5. SINONIM (~): Kata beserta sinonimnya. Contoh : ~ treatment, akan menghasilkan:
treatment dan sinonimnya
6. ASTERIK (*): Karakter pengganti kata. Contoh : dental * treatment, hasil dapat berupa :
dental clinic management, dental treatment management, dan sejenisnya.
7. CASE INSENSITIVE: Tidak mempermasalahkan pemakaian jenis huruf . TOOTHACHE
atau toothache akan didapatkan hasil yang sama.
8. PENGABAIAN KATA: Google mengabaikan keyword berupa karakter dan kata tunggal
berikut: a, about, an, and, are, as, at, b, by, from, how, i , in, is, it, of, on, or, that, the,this,
to, we, what, when, where, which, with. Bila menghendaki pencarian kata tersebut, dapat
menggunakan karakter (+). Contoh : MKG edisi +1 (dianggap sebagai MKG edisi 1).
Advanced Search
1. DEFINE: Mencari definisi. Contoh : define:pulp canal
2. LINK: Menampilkan daftar link yang mengarah ke sebuah situs.
Contoh : link:gigisehat.com, akan didapatkan daftar link yang mengarah ke situs
gigisehat.com.
3. RELATED: Menampilkan daftar situs yang mirip atau memiliki hubungan dengan suatu
situs.
Contoh : related: gigisehat.com
4. INFO: Menampilkan informasi tentang sebuah situs.
Contoh: info:gigisehat.com
5. SITE: Menampilkan pencarian khusus di suatu situs yang ditunjuk.
Contoh : site:gigisehat.com
6. ALLINURL: Menampilkan seluruh kata yang dicari di dalam URL.
Contoh : allinurl:sikat gigi, akan didapatkan daftar URL yang mengandung kata sikat dan
gigi. Allinurl ini tidak dapat digabungkan dengan operator (sintaks) lain.
7. INURL: Menampilkan satu kata yang dicari di dalam URL.
25
Contoh : inurl:ebook dental, akan didapatkan daftar URL yang mengandung kata ebook
dan isi halaman mengandung kata dental.
8. ALLINTITLE: Menampilkan seluruh kata yang dicari dalam TITLE halaman.
Contoh : allintitle:sikat gigi, akan didapatkan halaman yang memiliki title sakit gigi.
allintitle ini tidak dapat digabungkan dengan operator (sintaks) lain.
9. INTITLE: Menampilkan satu kata yang dicari dalam TITLE halaman.
Contoh : intitle:ebook dental, akan didapatkan halaman yang memiliki title ebook dan isi
halaman yang mengandung kata dental.
10. FILETYPE: Menampilkan suatu jenis (ekstensi) file tertentu. Jenis file yang bisa dicari
adalah: doc, rar, zip, xls, rtf, swf, ps, lwp, flv, ppt, pdf, mdb, txt, dsb.
Contoh : filetype:ppt akan didapatkan hasil pencarian berupa file .ppt yang mengandung
keyword root canal treatment
2. LITERATUR
26
Menurut ALA Glosary of Library and Information Science (1983), Literatur adalah
bahan bacaan yang digunakan dalam berbagai aktivitas baik secara intelektual maupun
rekreasi.
Literatur dapat dikelompokkan menurut beberapa kategori, diantaranya :
a. Jenis literatur menurut lokasi penempatan koleksi dapat dibedakan menjadi
2, yaitu
1) Koleksi Umum
Koleksi umum terdiri atas buku untuk tingkat pembaca dewasa yang telah diolah
dan ditempatkan di rak terbuka. Sebagian besar koleksi umum merupakan
monograf dan judul dalam seri. Terbitan berseri yang bukan majalah dapat
dimasukkan di sini menjadi koleksi yang dapat dipinjam.
2) Koleksi referensi
Koleksi referensi atau koleksi rujukan, menghimpun informasi yang secara
langsung dapat menjawab pertanyaan. Misalnya, kamus, direktori, ensiklopedi,
buku pedoman, buku pegangan, dll. Selain itu koleksi referensi juga menghimpun
informasi yang merujuk kepada sumber informasi lain atau hanya menunjukkan
lokasi di mana informasi yang dicari dapat ditemukan. Misalnya, katalog,
bibliografi, dan lain - lain.
28
2. Membantu proses pengambilan keputusan klinik untuk kepentingan pencegahan
diagnosis terapeutik maupun rehabilitasi yang didasarkan pada bukti ilmiah terkini
yang terpercaya dan dapat dipertanggung jawabkan.
3. Untuk menemukan diagnosis pasti
4. Untuk menemukan apa terapi terbaru
5. Untuk mensurvey suatu cakupan yang luas tentang jurnal medis yang menerapkan
ukuran2 tegas untuk mutu dan kebenaran riset dalam mengembangkan kemampuan
berfikir kritis.
6. Untuk merencanakan pemeriksakan
7. Memungkinkan adanya penelitian yang berkualitas tinggi, lebih relevan dan
berorientasi ke klinis yang akan meningkatkan kualitas perawatan pada pasien dan
sebagai hasilnya diperoleh peningkatan reputasi profesi.
8. Untuk menentukan apakah suatu pengobatan sudah benar sesuai dengan hukum
9. Diharapkan akan didapatkan hasil yang optimal dlm pengobatan, kualitas dari
kehidupan serta perubahan dari kebiasaan dokter.
29
3. Kajian kritis terhadap bukti :
1. Desain metodologi : cara melakukan randomisasi untuk menentukan tingkat
validitas artikel
2. Menentukan besar sampel
3. Menilai hasil untuk menentukan artikel ini penting atau tidak
4. Menerapkan hasil kajian kritis kepada pasien dan evaluasi
1. Membandingkan secara komprehensif keadaan pasien dalam makalah dengan
pasien kita
2. Evaluasi, apakah artikel tersebut dapat diterapkan pada pasien kita (menurut
Supriatno, drg, M. Kes., Ph,D)
sempit (tak punya bias yang besar/standar deviasi), aman, baik aspek diagnostik,
terapi dan prognosis
2. Clinical expertise : kemampuan menggunakan ketrampilan dan pengalaman secara
cepat dan tepat u/ mengidentifikasi, mendiagnosis keadaan dan resiko pasien serta
harapan pasien
3. Patient values : kesatuan dari kecenderungan, perhatian dan pengharapan setiap
pasien pada suatu keadaan klinis tertentu
Sumber acuan Dokter/dokter gigi: seminar, textbook, pendapat ahli, bahkan seringkali
hanya mengandalkan detailment dari pabrik obat.
BLOK 1
BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BELAJAR
SEPANJANG HAYAT
31
Tim Tutor :
1. Sri Basuki Kusumaningsih, drg. MKes
2. Dr. Filia Dana Tyasingsih, drg. MKes
3. Richa Rochmani, drg. MM
4. Annisa Ramadhani, drg. MMRS
5. Yanuar Kristanto, drg. MImun
6. Yolanda Kartika, drg
7. Yeni Puspitasari, drg
32