Anda di halaman 1dari 12

1

 Skenario

Seseorang mahasiswa kedokteran semester akhir sedang berkonsultasi dengan


dosen wali. Mahasiswa tersebut terancam drop-out dikarenakan nilai IPK nya tidak
memenuhi syarat minimal kelulusan. Mahasiswa merasa mampu mengerjakan soal ujian
namun nilai yang diperoleh kecil. Pada saat PBL mahasiswa sulit untuk berperan aktif
dalam proses PBL karena merasa dirinya sulit untuk mengutarakan pendapat dalam
diskusi. Hal ini membuat mahasiswa tersebut tidak mampu memahami sasaran belajar.

 STEP 1 (Klarifikasi Istilah)

1. Drop-Out : Pemberhentian status kemahasiswaan atau proses pencabutan


status kemahasiswaan sebelum waktunya karena masalah tertentu.
2. IPK : Ukuran kemampuan mahasiswa sampai pada periode tertentu
yang dihitung berdasarkan jumlah SKS yang sudah ditempuh.
3. PBL : Kegiatan kelompok kecil pembelajaran berbasis masalah dan
memecahkan masalah dengan bertukar pendapat.
4. Konsultasi : Pertukaran pikiran untuk mendapatkan kesimpulan sebaik-
baiknya dengan meminta pertimbangan dalam memutuskan sesuatu.

 STEP 2 (Rumusan Daftar Masalah)

1. Bagaimana cara yang harus dilakukan mahasiswa tersebut agar dia dapat
mengikuti kegiatan PBL dengan baik dan ikut berperan aktif dalam proses PBL?
2. Mengapa mahasiswa tersebut sulit mengutarakan pendapatnya pada proses
PBL?
3. Mengapa mahasiswa tersebut merasa mampu mengerjakan soal ujian, akan
tetapi nilai yang diperolehnya kecil?
4. Bagaimana cara mahasiswa tersebut mampu memahami sasaran belajar?
5. Mengapa mahasiswa yang sudah semester akhir masih kesulitan dalam
melaksanakan PBL?
2

 STEP 3 (Analisis Masalah)

1. -Mengeluarkan pendapatnya untuk memecahkan sebuah permasalahan dan


memberikan pertanyaan serta menanggapi pendapat orang lain
- Belajar dari awal
2. - Kurang percaya diri dengan pendapatnya
- Karena tidak memahami materi tersebut dan karena factor eksternal dan
internal
- Karena bisa dipengaruhi oleh budaya daerah asalnya
3. - Karena belum bisa menemukan cara belajarnya dan juga menerapkan
prinsip Adult Learning
- Attitude mahasiswa tersebut yang tidak baik
- Tidak ada kemampuan untuk mengemukakan pendapat
4. - Dapat mengetahui sasaran belajar dengan cara mencari tahu materinya dari
buku atau jurnal
- Mencari referensi sebanyak mungkin sesuai dengan sasaran belajar
- Meningkatkan kepercayaan dirinya dalam mengutaraan pendapat
5. - Kurang motivasi dan kurang fokus pada kuliahnya
- Kurang aktif
- Kurangnya kemampuan dasar
- Kurangnya pemahaman mahasiswa tersebut pada metode PBL

 2.5 STEP 4 (Sistematika Masalah)

Dengan adanya Adult Learning di dalam PBL, maka mahasiswa menjadi


Student Center dan dapat memahami pembelajaran layaknya orang dewasa.
a. Student Center : Mahasiswa menjadi mandiri
b. Problem Based Learning: Menyelesaikan masalah dengan diskusi dan menukar
pendapat dalam kelompok kecil
c. Integrated
d. Community Based
3

e. Elective
f. Systematic
g. Karena tidak dapat memahami materi dan juga ada faktor internal dan eksternal
Internal : - Bersifat kognitif
- Bersifat Psikomotor
Eksternal: - Kondisi lingkungan sekitar
- Faktor Keluarga
- Lingkungan sekolah
- Budaya daerah

LEARNING
PROBLEM STYLE
BASED
LEARNING Belajar

ADULT
KETERAMPILAN LEARNING
BELAJAR
FAKTOR

INTERNAL
SPICES
EKSTERNAL
4

 STEP 5 (Sasaran Belajar)

1. Apa yang dimaksud dengan SPICES?


2. Apa yang dimaksud Adult Learning dan karakteristiknya juga Learning
Approach?
3. Apa yang dimaksud keterampilan belajar?

 STEP 6 (Belajar Mandiri)

Belajar Mandiri.

 STEP 7 (Penjelasan)

1. SPICES
SPICES merupakan rangkaian strategi pendidikan yang tersusun dari Student
centered,Problem based learning, Integrated, Comunnity based, Elective dan
Systematic.(1)

a. Student Centered
Student centered adalah suatu konsep dimana pusat suatu proses belajar
adalah mahasiswa. Ada 6 Prinsip belajar mandiri, yaitu : (1)
1. Mahasiswa belajar menurut caranya sendiri
2. Mahasiswa memiliki ketentuan sendiri dalam mengelola proses
pembelajarannya menyangkut tempat, materi, sumber, cara dan
waktu belajar
3. Mahasiswa didorong untuk mengembangkan rencana belajar sendiri
4. Perbedaan kebutuhan belajar setiap individu
5. Pembelajaran mahasiswa didukung dengan penyediaan sumber dan
panduan belajar
6. Peran dosen berubah dari penyampai informasi menjadi manager
proses pembelajaran
5

Ciri dari Student Centered : (1)

1. Mahasiswa diminta aktif dan memacu diri sendiri untuk belajar


2. Refleksi diri
3. Motivasi belajar dari diri sendiri
4. Belajar dapat secara individu
5. Dosen hanya bertindak sebagai fasilitator
6. Kegiatan belajar harus melibatkan dosen dan mahasiswa
7. Mahasiswa menentukan tujuan belajar, cara belajar, pencapaiannya
dan proses penilaiannya
8. Keterampilan dalam belajar akan meningkatkan proses belajar itu
sendiri
b. Problem Based learning
Kegiatan kelompok kecil pembelajaran yang diberi ilustrasi kasus untuk
didiskusikan masalahnya yang dihadapi mahasiswa dalam bentuk
skenario. Kegiatan ini juga sebagai pemicu bagi peserta didik untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah
serta untuk memperoleh pengertian atau pengetahuan dan konsep yang
esensial dari materi kuliah.
c. Integrated
Mahasiswa harus mampu menghubungkan dan mengintegrasikan ilmu
yang diperoleh sehingga menjadi kesatuan yang utuh.
d. Community Based
Pendidikan yang mempunyai dasar belajar keterampilan,komunikasi
yang harus berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
e. Elective
Mahasiswa disiapkan modul-modul yang dapat diambil sesuai dengan
kemauan yang bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat.
6

f. Systematic

Dalam pelaksanaan pembelajarannya mahasiswa harus belajar dan


menguasai ilmu secara sistematis tidak melompat-lompat agar didapatkan
pemahaman yang baik.

Cara menerapkan strategi SPICES : (2)

 Melakukan kegiatan diskusi bersama kelompok belajar


 Saling terbuka (sharing) kepada sesama anggota kelompok
 Mendisiplinkan diri terhadap apa yang sedang dikerjakan.

Kendala dalam menerapkan SPICES : (2)

 Adanya sifat malas dalam diri mahasiswa


 Tidak adanya kesadaran dalam diri mahasiswa untuk mencapai sukses
 Perbedaan karakter setiap mahasiswa.

Manfaat SPICES : (2)

 Mahasiswa menjadi aktif dalam kegiatan belajar


 Menjadi lebih kritis dan kreatif
 Meningkatkan wawasan
 Selalu ingin menjadi dokter yang ingin menyejahterakan masyarakat.

2. ADULT LEARNING
Keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan apapun isi, tingkatan, dan
metodenya yang melanjutkan maupun menggantikan pendidikan semula di
sekolah,akademik dan universitas serta latihan kerja. (3)
The European Commission tahun 2006 mendefinisikan adult learning dengan
“all forms of learning undertaken by adults after having left initial education
and training, however far this process may have gone”. Penekanan dari definisi
7

ini adalah segala bentuk pembelajaran yang dilakukan oleh orang dewasa setelah
meninggalkan pendidikan dan pelatihan formal, karakteristiknya sangat luas,
karakteristiknya beragam dan cenderung untuk mengisyaratkan pentingnya
pendidikan sepanjang hayat (lifelong learning).(4)

Karakteristik Adult Learning :


A. Dewasa bersikap otonom dan mandiri. Mereka harus bebas untuk mengarahkan
diri mereka sendiri. Pendidikan atau instruktur harus secara aktif melibatkan
peserta didik yang telat dewasa tersebut dalam proses belajar dan berfungsi
sebagai fasilisator bagi mereka.
B. Dewasa telat memiliki dasar pengetahuan dan pengalaman hidup yang
mencakup segenap kegiatan sebelumnya yang berhubunngan dengan pekerjaan,
tanggung jawab keluarga dan pendidikan atau pelatihan sebelumnya.
C. Orang dewasa berorientasi pada tujuan. Setelah mendaftar diri pada suatu kursus
atau pendidikan tertentu. Sebagai orang dewasa biasanya tahu apa tujuan yang
ingin mereka capai.
D. Orang dewasa berorientasi dengan hal-hal yang relevansinya jelas. Sebelum
memutuskan untuk belajar tentang sesuatu.
E. Dewasa bersikap praktis, hendaklah fokus pada aspek pelajaran yang paling
berguna bagi mereka dan pekerjaan mereka.
F. Sesama orang dewasa harus saling menunjukan rasa hormat, pendidikan atau
instruktur harus mengakui kekayaan pengalaman yang peserta pembelajaran
dewasa punnya dan membawanya keatas.(4)

SELF DIRECTED LEARNING

Suatu proses dimana seseorang memiliki inisiatif dengan atau tanpa bantuan
orang lain untuk menganalisis kebutuhan belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber-
sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajarnya yang sesuai serta
mengevaluasi hasil belajarnya sendiri.
8

CRITICAL THINKING

Kemampuan untuk berpikir secara luas, reflektif, sistematis dan produktif yang
diaplikasikan dalam membuat pertimbangan dan mengambil keputusan yang baik.

LEARNING APPROACH

Merupakan konsep filsafat dan metode yang diterapkan dalam strategi belajar
mengajar. Ini memperlihatkan tujuan pembelajaran dan orientasi mereka yang
mencakup pengetahuan, pengulangan, dan rekonstruksi, penerapan, pemahaman,
pengamatan dari perspektif yang berbeda dan membentuk pemikiran. (5)

Menurut Biggs, keberhasilan mahasiswa dapat dipengaruhi oleh pendekatan


belajar (learning approach) yang dipilihnya. Learning Approach dibagi dalam dua
kelompok, yaitu surface approach dan deep approach.(6)

1. Pendekatan mendalam (deep approach) : Belajar dengan sungguh-sungguh dengan


cara belajar terus menerus disertai praktik.
2. Pendekatan dangkal ( surface approach ) : Belajar hanya dengan sebatas menghafal.

a. Surface approach
Mengacu pada keinginan belajar mahasiswa untuk menghindari konsekuesi
positif dan negatif seperti ketidaklulusan pada mata kuliah, sehingga strategi yang
digunakan dalam belajar terkesan santai, hanya menghapal, dan kurang mendalam,
seperti belajar sehari sebelum ujian, atau mengabaikan meteri yang kurang
dimengerti dan tidak mau untuk bertanya.(6)
b. Deep approach
Mengacu pada adanya keinginan belajar mahasiswa yang didasari oleh rasa
ingin tahu yang besar, menganggap ilmu itu penting, strategi yang digunakan
dalam belajar serius, dan berusaha untuk memahami materi tersebut sehingga dapat
mengaplikasikanya, melakukan diskusi,dll.(6)
9

3. KETERAMPILAN BELAJAR
Keterampilan belajar (study skills) merupakan bagian dari peserta didik yang
kurang diperhatikan. Padahal keterampilan belajar (study skills) akan sangat membantu
seseorang dalam penyelesaian tugas akademik sehingga dapat memperoleh prestasi
akademik yang diinginkan. Gettinger dan Seibert mengungkapkan bahwa “study skills
are fundamental to academic competence. Effective study skills are associated with
positive outcomes across multiple academic content areas and for diverse
learners.”Dennis H. Congos adalah seorang spesialis dalam hal keterampilan
belajar.Berdasarkan inventori yang disusunnya dan banyak dipergunakan di seluruh
dunia, terdapat enam keterampilan dasar yang akan membentuk keterampilan belajar
seseorang. Keterampilan tersebut adalah membaca buku (textbook reading), mencatat
(note taking), mengingat (memory), persiapan ujian (test preparation), konsentrasi
(concentration), dan manajemen waktu (time management). (7)

Aspek-aspek Keterampilan Belajar

Menurut Office of Educational Services, Learning Assistance Center (LAC)


University of Cincinaty, keterampilan belajar terdiri dari sepuluh komponen, yaitu:
kecemasan (anxiety), sikap (attitude), konsentrasi (concentration), pemrosesan
informasi (information processing), motivasi (motivation), pengetesan diri (self-testing),
pemilihan ide utama (selecting main ideas), bantuan belajar (study aids), strategi tes
(test strategies), dan manajemen waktu (time management).(8)

1. Kecemasan (Anxiety)
Aspek kecemasan mengidentifikasi kecemasan mahasiswa dalam memasuki
Perguruan Tinggi dan tentang prestasi akademik dan keterkaitan antara
kecemasan dengan hasil belajar mahasiswa serta keterampilan untuk mengatasi
kecemasan.
2. Sikap (Attitude)
Sikap yang dimaksud adalah sikap dan minat mahasiswa terhadap perguruan
tinggi serta bagaimana pentingnya perguruan tinggi bagi mahasiswa untuk
kehidupannya di masa yang akan datang.
10

3. Konsentrasi (Concentration)
Memperhatikan pada tugas-tugas akademik serta kemampuan untuk mengatasi
pengaruh stimulus negative dalam mencapai tujuan pendidikan di perguruan
tinggi.
4. Pemrosesan informasi (Information Processing)
Pemrosesan informasi adalah kemampuan untuk menggunakan strategi
pengelolaan dan keterampilan berpikir untuk mengkaitkan antara pengetahuan
yang telah diketahui dan yang sedang dipelajari.
5. Motivasi (Motivation)
Motivasi adalah kerajinan dan disiplin diri mahasiwa dalam menjalani
perkuliahan dan kemauan untuk mengerahkan usaha dalam mengerjakan tugas-
tugas perkuliahan.
6. Pengetesan diri (Self-Testing)
Pengetesan diri adalah penggunaan berbagai teknik untuk menentukan tingkat
pemahaman diri terhadap materi perkuliahaan yaitu dengan mempelajar berbagai
teknik dan memonitor tingkat pemahaman atas informasi yang telah diterima
dalam perkuliahan.
7. Pemilihan ide utama (Selecting Main Ideas)
Keterampilan dalam mengidentifikasi informasi penting yang akan
dipelajari/diteliti, kemampuan untuk membedakan tingkat pentingya ide-ide.
8. Bantuan belajar (Study Aids)
Ketrampilan dalam menggunakan bahan-bahan pendukung belajar, tingkat
pemahaman tentang layout teks dan pengetahuan mencari sumber informasi
9. Strategi tes (Test Strategies)
Keterampilan mempersiapkan diri dalam menghadapi tes dan penggunaan
berbagai strategi dalam menjalankan tes.

10. Manajemen waktu (Time Management)


Keterampilan dalam mengaplikasikan prinsipprinsip pengelolaan waktu dalam
situasi akademik dan keterampilan dalam pembuatan prioritas waktu bagi mata
kuliah yang memiliki tuntutan yang lebih tinggi.
11

Pentingnya Keterampilan Belajar

1. Listening
Skills yang sangat penting, bukan hanya pada akademik tetapi juga pada
penempatan klinik.
2. Notes taking
Sangat penting untuk mengingat setelah waktu pembelajaran dan mencatat poin-
poin penting dari bacaan.
3. Reading
Dengan cara menemukan potongan kata dari informasi dengan melihat sub judul
kemudian kata kunci.
4. Highlighting
Memberi tanda pada bacaan yang penting agar tidak memakan waktu.
5. Plan The Essay
Menjelaskan tiap bagian atau sub judul tanpa harus ditulis, otomatis akan lebih
mudah memahami materi.
6. Estimating Time
Kita harus pintar mengatur waktu agar dapat mengumpulkan tugas tepat waktu.
7. Referencing Your Work
Gunakan banyak referensi untuk mendapat informasi yang akurat.
8. Plagiarism
Hal yang harus dihindari yaitu plagiat yang merupakan suatu kegiatan untuk
menjiplak dan mencontek hasil kerja orang lain.(9)
12

DAFTAR PUSTAKA

1. Suhoyo Y. Konsep inovasi strategi pendidikan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada


Yogyakarta; 2012.
2. Sari I, Usiswanti R, Oktaria D. Pembelajaran di Fakultas Kedokteran: Pengenalan Bagi
Mahasiswa Baru. 2016;1(2):(3p).
3. Danial M. Pengaruh Strategi PBL Terhadap Keterampilan Metakognisi dan Respon
Mahasiswa. 2010;6(2):(5p).
4. Budianto, Bestari A. Aplikasi Adult Learning Theory. 2014;3(2):328-9.
5. Aflalo E, Gabay E. Learning Approach and Learning: Exploring a New Technological
Learning System. International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning;
2013.
6. Adelina I. Studi Deskriptif Mengenai Learning Approach pada Mahasiswa. Bandung:
Universitas Kristen Maranatha; 2009.
7. Wahyudi E. Keterampilan Belajar (Study Skills) Mahasiswa bimbingan dan Konseling
FIP UNJ. Jember: Universitas Negeri Jember; 2010.
8. Office of Educational Services, Learning Assistance Center (LAC) University of
Cincinnati, Helping Students Become More Strategic Learners: Learning And Study
Strategies Inventory (LASSI) User Manual. USA: University of Cincinnati; 2003.
9. Midwives Information and Resources Service An Insight Into Study Skills For Student.
[document on the Internet] September 2014[diunduh 10 oktober 2018]. Tersedia dari:
https://www.midirs.org/study.skills

Anda mungkin juga menyukai