Anda di halaman 1dari 23

1

Skenario 1
ADULT LEARNING
Mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran sedang melakukan kegiatan belajar
mandiri (independent learning) untuk menyiapkan bahan diskusi dalam tutorial
keesokan harinya. Saat belajar mandiri ia berdiskusi dengan kakak kelasnya dan
mendapat penjelasan tentang PBL dan bagaimana cara belajar yang tepat dan
efektif bagi mahasiswa kedokteran. Mereka akhirnya mengerti bahwa untuk
menjadi sukses adalah dengan menerapkan pembelajaran adult learning dan
keterampilan belajar yang bias menunjang cara belajar mahasiswa kedokteran.

STEP 1 (Klarifikasi Masalah)


1. Independent Learning = Belajar mandiri
2. Efektif = Pencapaian target
3. Tutorial = Program bantuan belajar yang
disediakan, bimbingan belajar
4. Adult Learning = Belajar mandiri dan aktif mencari
informasi
5. Keterampilan Belajar = Keahlian belajar
6. Problem Based Learning (PBL) = Belajar berdasarkan masalah,
integrasi kebagian disiplin ilmu

STEP II (Rumusan Daftar Masalah)


1. Apa yang dimaksud dengan adult learning?
2. Sebutkan kelebihan dan kekurangan PBL?
3. Mengapa PBL sangat dibutuhkan di FK?
4. Apa kegunaan PBL?
5. Bagaimana penerapan self-directed learning dan critical thinking?
6. Bagaimana penerapan belajar deep learning?
7. Apa efek dari tidak menggunakan metode deep learning dalam proses
pembelajaran FK?
8. Bagaimana kita mengetahui cara belajar yang tepat untuk kita?
9. Mengapa cara belajar yang tepat untuk kita itu penting?
10. Bagaimana cara kita mengoptimalkan strategi belajar?
11. Mengapa mahasiswa kedokteran harus menerapkan self directed learning?
12. Apa saja gaya belajar yang tepat bagi mahasiswa FK?
2

13. Hubungan antara PBL dengan teori belajar?

STEP III (Analisis Masalah)


1. Proses pembelajaran dewasa dengan menghubungkan masalah yang ada di
kehidupan nyata.
2. A) Kelebihan PBL:
- Mempercepat menyelesaikan masalah
- Dapat berfikir secara luas
- Berbagi informasi
B) Kekurangan PBL:
- Akan tertinggal jika kurang inisiatif
- Suasana kadang tidak kondusif
3. - Berbagi informasi
- Mencari referensi secara lengkap
- Dapat menarik kesimpulan dari suatu masalah
- Mendapatkan solusi
4. (sama dengan no. 3)
5. A) Critical Thinking:
- Mengidentifikasi informasi dan masalah
- Memperdalam pengetahuan
- Menganalisis dan menghubungkan suatu masalah secara detail
- Evaluasi
- Menentukan sebab-akibat dan kesimpulan
B) Self-directed Learning:
- Memiliki rasa inisiatif dan kreatif
- Merumuskan target belajar
- Mengidentifikasi sasaran belajar
- Membuat perencanaan dan jadwal belajar
- Memiliki / menyiapkan berbagai referensi
6. Strategi deep learning:
Mengembangkan rasa ingin tahu dan focus terhadap suatu masalah
dengan cara memperbanyak referensi sehingga menimbulkan fakta baru.
3

7. Efek tidak menggunakan deep learning :


Kurang menguasai suatu materi sehingga akan tertinggal dan tidak
tercapainya tujuan pembelajaran
8. Dengan cara refleksi diri.
9. Mengoptimalkan proses pembelajaran
10. (Sama dengan pembahasan sebelumnya)
11. (Sama dengan pembahasan sebelumnya)
12. (Sama dengan pembahasan sebelumnya)
13. (Sama dengan pembahasan sebelumnya)

STEP IV (Sistematika Masalah)


1. Cara menerapkan Adult Learning:
a. Belajar mandiri
b. Membuat pertanyaan konstruktif
c. Berfikir kritis
d. Refleksi diri
2. Kelebihan PBL:
a. Membuat siswa lebih aktif
b. Potensi lebih berkembang
c. Mengaplikasikan materi didapat dengan masalah dikehidupan nyata
Kekurangan PBL:
a. Tidak semua Universitas yang melaksanakan PBL
b. Tidak mendapatkan pengetahuan dasar secara utuh
3. a. Sharing information : dapat bertukar informasi dengan orang lain atau
anggota lain untuk menambahkan wawasan pengetahuan.
b. Mencari referensi dari jurnal-jurnal atau buku yang dapat dibuktikan
kebenarannya (sumber yang terpercaya)
c. Mendapatkan solusi salah satunya dengan cara bertukar informasi dan
mempelajari materi dari sumber-sumber yang terpercaya.
4. ( Sama dengan nomor 3 )
5. a. Berfikir secara mendetail dan pola pikir dengan cara memfilternya
terlebih dahulu .
4

b. Dapat mengerti secara mendalam


c. Mengetahui sumber informasinya dari mana
d. Membuat jadwal belajar sehingga tujuan atau target pembelajaran dapat
tercapai dan melaksanakannya secara continue.
e. Mencapai diri secara terus menerus, agar dapat bertahan dalam proses
pembelajaran guna mencapai tujuan.
6. Strategi deep learing :
a. Megubah proses belajar yang pasif menjadi aktif
b. Mampu menyampaikan pendapat
c. Mencari informasi tambahan
d. Belajar sesuai gaya belajar masing – masing
e. Meningkatkan pembelajaran secara mandiri
f. Memperbanyak referensi
g. Melakukan pendalaman materi dan merubah pola pikir kita
7. Efek tidak menggunakan deep learning yaitu menjadi tertinggal materi
sehingga tujuan tidak tercapai khususnya sebagai seorang dokter tidak
dapat menyelesaikan suatu masalah
8. Refleksi diri salah satunya dengan cara mengenali gaya belajar masing-
masing untuk mengoptimalkan informasi yang didapat dan dapat
memahami pelajaran atau materi dengan baik serta mengevaluasi kembali
semuanya agar menjadi lebih baik.
9. Agar mengoptimalkan proses pembelajaran guna mendapatkan informasi
dengan baik dan memahami materi secara menyeluruh.
10. ( Sama dengan pembahasan sebelumnya )
11. ( Sama dengan pembahasan sebelumnya )
12. ( Sama dengan pembahasan sebelumnya )
13. ( Sama dengan pembahasan sebelumnya )

 Mind Map
1. Deep Learning

Learning Approach 2. Strategic Learning


5

3. Surface Learning
Definisi
Self-Directed
Learning Ciri-Ciri

Critical
Thinking
PBL
Adult Learning
Definisi
Ciri-Ciri

Study Skills

STEP V (Sasaran Belajar)


Jelaskan definisi, kegunaan/manfaat, macam-macam, hubungan, kekurangan dan
kelebihan dari :
1. adult learning
2. PBL
3. Study skills
4. Deep learning
5. Critical thinking
6. Self-directed learning
7. Approach learning
8. Strategi belajar
9. Gaya belajar
10. Teori belajar
11. Keterampilan belajar
12. SPICES
13.
STEP VI
Belajar Mandiri
STEP VII (Penjelasan)
1. Adult Learning
- Definisi:
6

Adult Learning merupakan kegiatan belajar mengajar yang terjadi


pada orang dewasa yang umumnya dilaksanakan di perguruan tinggi atau
lembaga-lembaga pelatihan yang kompeten. Tentu saja pembelajaran
tesebut berbeda dengan pembelajaran anak-anak dan remaja yang
umumnya terjadi oleh campur tangan penuh dari orang dewasa yaitu orang
tua dan guru. Karena umumnya mereka belum menyadari sepenuhnya
tujuan belajar mereka. Pembelajaran pada orang dewasa umumnya terjadi
oleh keinginan atau kebutuhan individu sendiri, misalnya mahasiswa S1
belajar karena ingin masa depannya terjamin yaitu dapat bekerja untuk
mendapatkan nafkah.1
- Tujuan Adult Learning:
1. Membentuk konsep diri pada mahasiswa
2. Menambah pengalaman mahasiswa dalam menghadapi masalah
3. Mengembangkan kesiapan belajar mandiri bagi mahasiswa
4. Menambah orientasi diri atau kepercayaan diri mahasiswa.1
- Macam-macam adult learning:
a. Pembelajaran aktif:
Suatu aktivitass interaksi yang melibatkan para mahasiswa didalam
mengerjakan berbagai hal dan berpikir tentang hal yang apa mereka
kerjakan.2
b. Pembelajaran interaktif:
Suatu pembelajaran yang tidak hanya menggunakan aktivitas tatap
muka, melainkan pembelajaran yang terdapat interaksi social dengan
menggunakan berbagai media.2
c. Pembelajaran mandiri:
suatu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa.
Mahasiswa memutuskan sendiri tentang bagaimana, dimana, dan kapan
belajar tentang suatu hal yang mereka anggap merupakan hal yang
penting.2
- Kegunaan:
- Mengembangkan potensi
- Mengeksplorasi pertanyaan
7

- Membangun pertanyaan serta kemampuan kompetensi melalui proses


pembelajaran aktif, interaktif, dan mandiri.1

2. PBL
- Definisi:
PBL adalah suatu pendekatan pengembangan yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah,
serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari
materi kuliah atau materi pelajaran.3
Kelebihan PBL:
- Mahasiswa memiliki kemampuan memecahkan masalah
- Dapat membangun pengetahuannya sendiri.
- Pembelajaran lebih terfokus
- Terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan yang terpercaya
baik melalui buku, internet, wawancara, perpustakaan, dan
observasi.
- Dapat mengevaluasi diri.
- Dapat bertukar informasi sehingga menambah pengetahuan3
Kekurangan PBL:
- PBL tidak dapat diterapkan dalam setiap materi pembelajaran
- Kadang terjadi kesulitan pembagian tugas sehingga suasana
menjaadi tidak kondusif.
- Waktu relative singkat sehingga dikhawatirkan tidak dapat
menjangkau seluruh konten yang diharapkan walaupun PBL terfokus
pada masalah bukan konten materi
- Dibutuhkan fasilitator yang baik3

PBL didasari 4 teori dasar:


a) Pembelajaran konstruktif: MAhasiswa harus memngembangkan
pengetahuannya sendiri
8

b) Pembelajaran mandiri: Proses belajar dan keinginan belajar harus


timbul atas dasar keinisiatifan mahasiswa tersebut
c) Pembelajaran kontekstual: suatu proses pembelajaran harus mampu
mengobservasi situai dan kondisi.
d) Pembelajaran kolaboratif: suatu proses pembelajaran harus mampu
memfasilitasi terjadinya interaksi antar mahasiswa agar terjadi
proses pertukaran informasi.4
Manfaat PBL:
Lebih menitik beratkan kepada siswa sebagai pembelajaran serta
terhadap permasalahan yang otentik dan relevan untuk dipecahkan dalam
menggunakan pegetahuan yang dimiliki.
Tujuan PBL:
- Memvalidasi instrument untuk mengukur tingkat pelaksanaan
keempat teori dasar PBL
- Mengetahui tingkat pelaksanaaan PBL berdasarkan proses
pembelajaran konstruktif, mandiri, kolaboratif, dan kontekstual
- Membandingkan tingkat pelaksanaan PBL berdasarkan karakteristik
angkatan.3
3. Study skill
Study skills are strategies and techniques that enable you to make
the most efficient use of your time, resources, and academic potential.5
Benefit of Study Skills:
a. To make more efficient use of your study time- get more work done in
less time
b. To make your learning easier, and help retain what you have learned
for longer.
c. To feel the work and effort involved is worthwhile; it “pays
dividends”5

4. Deep Learning
Proses pembelajaran adalah sesuatu proses mentransformasikan
ilmu pengetahuan dengan cara mengorganisasikan materi ajar dengan
9

menggunakan metode yang akan digunakan sehingga peserta kuliah


memahami materi secara metode yang akan digunakan sehingga peserta
kuliah memahami materi secara efektif.6
Maka ada beberapa model pembelajaran yang harus diketahui dan
dikuasai oleh seluruh mahasiswa dan dosen yang mengajar pada prodi
manajemen. Model pembelajaran yang dimaksudkan meliputi :
a. Model Surface Learning
Proses pembelajaran yang baik hendaknya berkaitan dengan
bagaimana merangsang dan memotivasi mahasiswa untuk terlibat
dalam suatu proses pembelajaran sesuai dengan yang diminatinya.
Model surface learning merupakan model pembelajaran statis dengan
menggunakan satu referensi, Referansi ini dialami sampai paham
betul. Ciri-ciri model Surface Learning seperti yang dikemukakan
oleh Pujo diantaranya :
- Pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki kurang begitu
ditekankan atau kurang ditunjukkan keterkaitannya. Pada model ini
baru materi-materi yang baru dan tidak ada kaitannya dengan
pengalaman mereka
- Menemukan kesulitan untuk menumbuhkan pemahaman terhadap
materi yang baru
- Peran proses tatap muka dan pemberian tugas kurang bermanfaat
dalam membangun pengetahuan
- Proses pembelajaran kurang merefleksikan tujuan dan strategi
pembelajaran
- Proses pembelajaran menimbulkan beban bagi mahasiswa dan
kekhawatiran tentang kemampuan menyelesaikan tugas – tugas.
- Ciri lain model surface learning adalah focus terhadap materi
belajar tertentu. Model ini cocok untuk mata kuliah yang bersifat
teoritis.6
b. Model Deep Learning
Model ini bersifat dinamik, dimana keterkaitan antar pengetahuan
digunakan sepenuhnya untuk menunjang pemahaman. Tumbuhnya
10

pemahaman terhadap materi yang diajarkan dimungkinkan melalui


penggunaan konsep dan metode dalam konteks dan domain yang
berbeda-beda. Ciri – ciri model deep learning diantaranya :
- Pembelajaran dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
telah dimiliki
- Mempelajari pengetahuan-pengetahuan yang telah menjadi
landasan terhadap pengetahuan yang sedang dipelajari, serta pola
umum pemecahan persoalan.
- Melakukan evaluasi terhadap fakta - fakta yang tersedia dan
dikaitkan dengan kesimpulan terhadap materi yang sedang
dipelajari.
- Melakukan pemeriksaan terhadap logika dan uraian tentang suatu
materi belajar secara rinci dan kritis.
- Menumbuhkan kesadaran dari dalam tentang tumbuhnya
pemahaman selama mengikuti pembelajaran.
- Menumbuhkan keaktifan dalam mempelajari materi belajar.
 Pendekatan dalam menggunakan model deep learning
 Pendekatan dalam memahami pengetahuan yang diajarkan
Dalam pendekatan ini, mula-mula mahasiswa diajarkan
konsep pengetahuan dasarnya, kemudian berikan penjelasan
mana definisi, mana konsep, mana teori dan mana generalisasi.
 Pendekatan dalam menerapkan suatu pengetahuan
Setelah memahami konsep, definisi, dan teori, maka teori-
teori tadi akan digunakan untuk pemecahan masalah – masalah
praktis. Dalam memahami permasalahan yang terjadi, semua
konsep dan teori dituangkan dalam bentuk model (semacam
benang merah) dari pengetahuan. Kegunaan kedua pendekatan
tersebut agar peserta perkuliahan lebih memahami dan lebih
menguasai secara rinci tentang suatu pengetahuan yang
diajarkan dan penggunaan pengetahuan tersebut untuk
penyelesaian masalah dalam kehidupan praktis.
 Aspek pengembangan Dalam model deep learning:
11

 Aspek pengembangan kognitif


Pada pengembangan kognitif, berupaya untuk memadukan
hal – hal pokok, kemudian dituangkan dalam model materi
belajar. Deep learning sangat efektif untuk menerjemahkan
kompetensi yang diharapkan menjadi suatu kurikulum yang
terstruktur.
 Aspek penumbuhan rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu seperti kemampuan artikulasi,refleksi dan
berfikir kritis dapat dipelajari melalui pengamatan dan
pengalaman.
Kegiatan pembelajaran yang hanya bersifat memberikan
informasi tentang materi perkuliahan atau menjawab keinginan
peserta tentang materi ujian atau penggunaan multimedia,
bukanlah upaya untuk menumbuhkan rasa ingin tahu seperti
ajar.6
Deep learning nampaknya harus dipertimbangkan lagi.
Dari sisi pengajar :
 Para pengajar sudah waktunya menjelaskan manfaat dari setiap materi
yang diajarkan harus menumbuhkan rasa ingin tahu dikalangan
peserta ajar
 modeling merupakan bagian pokok dala menyajikan perkuliahan.
 Penyajian materi belajar jangan mendominasi waktu tatap muka
 Peserta ajar diminta untuk memahami materi belajar secara mandiri
Sedangkan bagi peserta ajar :
 Pola belajar pasif perlu diubah menjadi pola belajar aktif
 Peserta ajar dilatih untuk mampu berdiskusi dan menyampaikan
pendapat.
 Pola pikir mahasiswa yang hanya mementingkan materi ujian dan
nilai harus segera dirubah.
 Tumbuhkan kemandirian untuk belajar jangan terpaku pada materi
yang diajarkan dalam tatap muka oleh dosen yang sifatnya sangat
terbatas
12

 Biasakan belajar kelompok, diskusi, dan bertanya meskipun kepada


mahasiswa yang bukan program studinya.6

5. Critical Thinking
Berfikir kritis merupakan proses berfikir intelektual dimana pemikir
dengan senga menilai kualitas pemikirnya, pemikir menggunakan
pemikiraan yang relatif, independen, jernih dan rasional.7
Berfikir kritis mencangkup keterampilan, menafsirkan dan menilai
pengamat, informasi, dan argumentasi. Berfikir kritis meliputi pemikiran
dan penggunaan alasan yang logis mencangkup, keterampilan
membandingkan, menganalisifikasi, melakukan pengurutan (sekuensi)
menghubungkan sebab dan akibat, mendeskripsikan pola, membuat
analogi, menyusun rangkaian, memberi alasan secara deduktif dan
induktif, pemahaman, perencanaan, perumusan hipotesis, dan
penyampaian kritik.7
Berfikir kritis tidak sama dengan berdebat atau mengkritis orang lain,
kata “kritis” terhadapat suatu argumen identik dengan “ketidaksetujuan”
terhadap suatu argumen pandangan orang lain . penilaian kritis bisa saja
dilakukan terhadap suatau arguman yang bagus, sebab pemikiran kritis
bersifat netral, imparsial dan tidak emosional.7
Berfikir kritis membutuhkan kemampuan untuk mengidentifikasi
prasangka, bias (keberpihakan), propaganda (misalnya, propaganda
perusahaan obat), kebohongan, distorsi (penyesatan), miss informasi
(informasi yang salah), egosentrisme, dan sebagainya.7
Karakteristik Pemikir Kritis:
- Mengemukakan pertanyaan-pertanyaan dan masalah penting
- Memunculkan ide baru berguna dan relevan untuk melakukan tugas.
- Mengumpulkan dan menilai informasi-informasi yang relevan.
- Menarik kesimpulan dan solusi dengan alasan yang kuat
- Berpikir terbuka dengan menggunakan berbagai alternatif sistem
pemikiran
- Mampu mengatasi kebingungan
13

- Mengkomunikasikan dengan efektif kepada orang lain


- Jujur terhadap diri sendiri.7

6. Self - Directed Learning


Self directed learning adalah peningkatan pengetahuan keahlian prestasi
dan pengembangkan diri individu yang diawali dengan inisiatif sendiri
dengan belajar perencanaan belajar sendiri (self-planned) dan dilakukan
sendiri (self- conducted), menyadari kebutuhan belajar, serta memiliki
tannggung jawab sendiri menjadi agen perubahan dalam belajar.8
Aspek- aspek self-directed learning:
a. Siswa mengontrol banyaknya pengalaman belajar yang terjadi.
Perubahan utama dari teacher directed learning menjadi self directed
learning. yaitu sebuah perubahan pengaruh dari guru ke siswa
b. Perkembangan keahlian kontrol yang berasal dari dalam dan akan
memiliki tujuan kecuali jika siswa belajar untuk fokus dan
menerapkan talenta dan kemampuan mereka.
c. Mengubah diri dari kinerja yang paling baik.
d. Manajemen diri siswa dalam self-directed learning.
e. Motivasi diri dan penilaian diri banyak prinsip diri dari motivasi yang
dibangun.8
Kelebihan atau manfaat dari self directed learning:
a. Kemungkinan akan bisa menciptakan pengetahuan sebagai budaya
pada setiap individu.
b. Kesadaran akan muncul dari setiap individu juga bisa membentuk
independent learning pada mereka sehingga bisa mengatasi sifat
c. Ketergantungan pada sebuah bentuk pembelajaran yang tidak
membentuk kemandiriannya.
Dapat melakukan perubahan menuju kehidupan yang lebih baik lagi
lebih mudah terbentuk.8
7. Learning Approach
Merupakan pendekatan yang dilakukan mahasiswa dalam proses
belajar yang didalamnya terdiri dari dua aspek yaitu motif dan strategi.9
14

1. Surface approach adalah malakukan pendekatan belajar yang didasari


oleh motif dari lingkungan dengan tujuan untuk menghindari
konsekuensi negatif dan belajar dengan usaha yang seminimal
mungkin. Strategi yang digunakan dalam belajar antara lain :
memusatkan perhatian hanya pada materi yang diangap penting saja,
dan hanya sekedar menghapal.9
2. Deep approach adalah malakukan pendekatan belajar yang didasari
oleh ketertarikan dari dalam diri untuk mengetahui pengetahuan lebih
mendalam dan rasa ingin tahu yang besar terhadap materi perkuliahan.
Strategi yang digunakan dalam belajar antara lain: menghubungkan
pengetahuan yang telah didapatkan dengan pengetahun yang diperoleh
sebelumnya, serta merefleksikan pemahaman yang telah didapatkan
dalam menyelesaikan kasus dan membuat suatu laporan kepribadian..9
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi learning approach:
1. Personal
Faktor personal adalah faktor faktor yang terkait dengan diri
mahasiswa itu sendiri, terdiri atas hubungan antara suatu
keyakinan dalam diri individu tentang arti belajar, yang nantinya
akan menentukan bagaimana cara siswa tersebut mempelajari dan
menyelesaikan tugas.9
2. Experiential in learning instituation
Pada faktor ini siswa menganggap sekolah merupakan tempat
institusi belajar. Sekolah memiliki fungsi utama mempersiapkan
siswa siswinya untuk bisa beradaptasi dan member kontribusi
pada lingkungannya. Siswa mungkin dapat dimotivasi oleh
struktur dan disiplin ketat namun motivator yang lebih sukses
adalah kehangatan guru, tugas belajar yang menantang dan
kesempatan untuk terlibat9

8. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat di
15

capai secara efektif dan efisien. Dalam strategi pembelajaran terkandung


makna perencanaan. Artinya bahwa strategi pada dasarnya masuh bersifat
konseptual tentang keputusan keputusan yang akan di ambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran.10
Strategi pembelajaran memiliki beberapa kriteria, yaitu
1. Berorientasi pada tujuan pembelajaran. Tipe prilaku ini diharapkan
dapat dicapai oleh peserta didik, misalnya menyusun bagan analilis
pembelajaran.11
2. Pilih teknik pembelajaran yang sesuai dengan keterampilan .
Misalnya setelah belajar, peserta didik di tuntut untuk pandai
memprogram data computer. Hal ini berarti metode yang paling
tepat adalah praktikum dan analisis kasus /pemecahan masalah
(problem solving).11
3. Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin
memberikan rangsangan pada indra peserta didik. Artinya, dalam
satuan satuan waktu yang bersamaan peserta didik dapat
melakukan aktivitas fisik maupun psikis, misalnya menggunakan
OHP.11
Tujuan dari strategi belajar adalah agar bias mengatur waktu dan
kondisi belajar. Sebelum melakukan strategi pembelajaran kita harus tau
dahulu gaya belajar dari setiap individu itu sendiri.10

9. Gaya Belajar
A. Definisi
Gaya belajar adalah suatu predisposisi dari sekelompok peserta
didik untuk mengadopsi suatu strategi belajar yang khusus tanpa
memperhatikan tuntutan spesifik dari tugas pembelajaran.12
B. Macam-macam Gaya Belajar

1. Gaya Belajar Auditorial


Gaya belajar ini berhubungan dengan masalah pendengaran
mahasiswa.
16

Ciri – Ciri gaya belajar Auditorial antara lain :


- Mudah ingat dari apa yang didengarakan
- Tidak bisa belajar dalam suasana atau berisik
- Senang dibacakan atau mendengarkan
- Lebih munyakai diskusi atau juga cerita
- Bisa mengulangi apa yang didengarkannya
1. Gaya Belajar Visual
Gaya belajar ini berhubungn dengan masalah penglihatan
mahasiswa.
- Lebih mudah mengingat dengan cara melihat
- Tidak tergantung oleh suara ribut atau berisik
- Lebih suka membaca
- Suka mendemostrasikan sesuatu dari pada penjelasan
2. Gaya Belajar Kinestik
Gaya belajar ini berhubungan dengan masalah gerak mahasiswa.
- Kalau menghafal sesuatu dengan cara berjalan atau melihat
langsung
- Belajar melalui peraktek langsung atau manipulasi (trik, peraga)
- Banyak gerak fisik dan punya perkembangan otot yang baik
3. Gaya Belajar Global
Gaya belajar ini cendrung melihat segala sesuatu secara
menyeluruh, dengan gambaran yang besar, namun demikian
mereka dapat melihat hubungan antara yang satu dengan yang
lain.
4. Gaya Belajar Analitik
Mahasiswa yang memiliki gaya belajar analitik dalam memandang
sesuatu cendrung lebih terperinci, spesifik dan teratur.13

2. Tipe – Tipe Gaya Belajar


- Gaya Belajar Mandiri (Independent Learning)
Gaya belajar mandiri tidak dipengaruhi oleh lingkungan dan
pendidikan dimasa lampau.
- Gaya Belajar Bergantung
17

Gaya Belajar bergantung dapat dipengaruhi oleh lingkungan,


banyak bergantung pada pendidikan sewaktu kecil, dididik untuk
selalu memperhat kan orang lain.13
10. Teori Belajar
Teori belajar atau merupakan kumpulan prinsip umum yang saling
berhubungan dan penjelasan atas sejumlah fakta serta penemuan fakta
yang berkaitan dengan peristiwa belajar.(14) Teori belajar atau konsep
belajar juga disebut suatu konsep pemikiran yang dirumuskan mengenai
bagaimana proses belajar itu terjadi, menurut notoatmojo (1997) bahwa
teori belajar di kelompokkan menjadi 2 faktor yang kelompok yaitu:
a) Teori yang hanya memperhitungkan factor yang dating dari luar
individu (faktor eksternal) yaitu teori stimulus dan respon.
Teori yang memperhitungkan faktor yang berasal dari dalam individu
(faktor internal), maupun yang berasal dari luar, individu (faktor
ekstern) dikenal dengan teori transformasi. 15
Di dalam system pembelajaran PBL terdapat 2 faktor yang di
dalam system pembelajaran mempengaruhi, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.

INTERNAL
EKSTERNAL PBL
Pandangan Teori Belajar dan Pembelajaran
 Pandangan Teori Belajar Behaviorisme
Teori belajar behaviorisme berpandangan bahwa belajar adalah proses
perubahan perilaku. Dari perspektif perilaku, belajar adalah proses
penerimaan respon dari stimulus yang dapat diukur dan di observasi. 16
 Pandangan Teori Belajar Kognitivisme
Teori belajar ini menekankan pada studi tentang model dan proses
mental atau proses internal dalam diri manusia seperti berfikir,
meningat dan pemecahan masalah, motivasi, kesengajaan, keyakinan,
dll16
 Pandangan Teori Belajar Konstruktivisme
18

Dalam opandangan teori belajar konstruktivisme, proses belajar


adalah merupakan aktivitas internal si belajar dalam membangun atau
mengkonstruksi pengetahuan16
11. Keterampilan belajar dapat diartikan sebagai seperangkat sistem, metode,
dan teknik yang baik dalam usaha menguasai materi pengetahuan yang
disampaikan guru secara tangkas, efektif, dan efisien. Keterampilan belajar
perlu dikuasai oleh siswa karena belajar merupakan kegiatan yang
mempunyai tujuan.17
Bentuk keterampilan yang diharapkan dapat dikuasai
a. Keterampilan dasar, keterampilan membaca
b. Keterampilan akademik, keterampilan berhitung, mengikuti
pembelajaran, mengikuti ujian, dll
c. Keterampilan pendukung, keterampilan meningkatkan konsentrasi,
keterampilan menghafal, dan keterampilan memanagent waktu.

Keterampilan belajar yang menunjang mahasiswa kedokteran:

Keterampilan belajar ditentukan oleh banyak faktor diantaranya,


konten materi, metode penyimpaian, pesertanya, instruksinya, peralatan
serta lingkungan pembelajarannya. Kesemuanya harus berjalan dengan
baik agar proses pembelajaran keterampilan tersebut bisa mencapai tujuan.

Keterampilan klinik merupakan komponen penting dalam kompetensi


yang harus dikuasai oleh seorang dokter. Pembelajaran ini pun saat ini
sudah dimulai dari tahap pre-klinik yaitu pada setting khusus yang dikenal
sebagai skills-lab.18

Ada 3 tahap proses yang harus dilakukan yaitu :

1. Observasi suatu demonstrasi keterampilan


2. Melakukan atau mempraktekkan di bawah supervise
3. Mempraktekkan secara mandiri sampai mahir

12. SPICES dapat dipandang sebagai sebuah konsep pembelajaran


mutakhir dan inovatif. Konsep pembelajaran yang digagas oleh Harden,
dkk (1984) ini telah banyak dipraktikkan dan dikembangkan dalam
pendidikan medis. SPICES merupakan akronim dari (1) Student-centered,
19

(2) Problem-based; (3) Integrated; (4) Community-based(Consummer-


based); (5) Elective; dan (6) Systematic. Akronim ini sekaligus
menggambarkan komponen-komponen utama dari konsep pembelajaran
ini.
1. Student Centred
Yang dimaksud dengan terpusat pada mahasiswa adalah mahasiswa
sebagai orang dewasa diberi tanggung jawab untuk mengelola
pembelajarannya secara mandiri.
Ada enam prinsip belajar secara mandiri, yaitu;
(1) mahasiswa belajar menurut caranya sendiri,
(2) mahasiswa memiliki ketentuan sendiri dalam mengelola proses
pembelajarannya menyangkut tempat, materi, sumber, cara, dan waktu
belajar,
(3) mahasiswa didorong untuk mengembangkan rencana belajar
sendiri,
(4) perbedaan kebutuhan belajar setiap individu diperhatikan dan
diberitanggapan khusus per individu tersebut,
(5) pembelajaran mahasiswa didukung dengan penyediaan sumber dan
panduan belajar,
(6) peran dosen berubah dari penyampai informasi menjadi manajer
proses pembelajaran.19
2. Problem-Based
Problem based berarti siswa diberikan trigger masalah atau ilustrasi
kasus yang akan digunakan untuk mencari, menggali dan
mengumpulkan informasi dan ilmu. Dengan cara ini siswa dirangsang
untuk mengembangkan nalar dan daya analisanya, berpikir kritis dan
mampu menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya. Salah satu
metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk memenuhi prinsip
pembelajaran ini adalah metode Problem Based Learning.
3. Integrated
Integrasi mahasiswa sebagai pelajar adalah komponen integrasi yang
jugaharus diperhatikan. Konsep self-directed learning yang berdasar
pada paham konstruktivisme akan berujung pada individualisme jika
tidak dikelola dengan baik.19
integrated berarti perencanaan dan kurikulum lajaran didesain secara
terintegrasi, baik secara horisontal maupun vertikal. Dalam hal ini,
sswa tidak diajak berpikir secara terkotak-kotak dalam masing-masing
20

disiplin ilmu, tetapi mereka dapat menghubungkan dan


mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya
secara utuh (lintas disiplin).
4. Community Oriented Medical Education (COME)
Di tingkat sarjana, COME dilaksanakan untuk pembelajaran
epidemiologi, promosi kesehatan, prinsip kesehatan masyarakat,
pengembangan komunitas, dampak sosial terhadap kesehatan
masyarakat. Di tingkat sarjana, COME juga dapatdigunakan untuk
belajar keterampilan klinik dasar, latihan keterampilan komunikasi dan
keterampilan untuk mengembangkan profesi.
5. Elective
Proses pemilihan program elektif dapat dilakukan dalam 3 cara, yaitu
(1) mahasiswa memilih program yang disarankan dosen, (2)
mahasiswa memilih program yang disediakan oleh institusi
pendidikan, dan (3) mahasiswa mengusulkan program elektif yang
dibutuhkan atau diinginkannya.
6. Systematic
Pendekatan sistematis dapat tercapai melalui kejelasan,
kesinambungan, keterpaduan dan keteraturan sistem pendidikan yang
dilaksanakan. Menjadi tugas institusi pendidikan untuk meyakinkan
bahwa mahasiswa telah mengikuti proses pendidikan dan telah
mencapai kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya.
21

DAFTAR PUSTAKA

1. Supeni. Pembelajaran Orang Dewasa. Jurnal Utm. Fall. Mariagorreti. 2012


Januari. 36(2) hlm. 62.
2. (2)Harsono. Student Centered Learning di Perguruan Tinggi Maret 2008. Jurnal
Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia. 2008 Maret 3(1)
3. (3)Sanjaya, Wina. Kajian Kurikulum dan Pembelajaran. SPs UPI. 2007
4. (6)Suryana. Model Pembelajaran Efektif.
(5)
5. O’Donogue, Rita. Study Skills: Managing Your Learning: Ireland, Galway.
2006
(4)
6. Suhoyo Y, dkk. Tingkat Pelaksanaan Problem-Based Learning di Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada Berdasarkan Pembelajaran
Konstruktif, Mandiri, Kolaboratif, dan Konstektual.Jurnal Pendidikan
Kedokteran Indonesia. 2013 Maret;2(1)
(7)
7. Murti, Bhisma. Berfikir Kritis (Critical Thinking).Seri Kuliah Blok Budaya
Ilmiah.Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
8. (8)Munawaroh, Siti. Jurnal pendidikan dokter : self Direct-Learning. 2015;4 (1):
9-10.
22

9.(10)Wina senjaya. Strategi pembelajaran. berorientasi standar proses pendidikan.


2008
10. (11)Udin s. winataputra. Strategi belajar mengajar: pusat penerbitan universitas
terbuka. 2003
(12)
11. Brown, H Douglas. Principles of Language Learning and Teaching.
Printice-Hall. 2010
(13)
12. Hyman, Ronald. Contemporary Issues in Educational Psychology.
Singapore. Mc Graw-Hill Book Company. 2014
(14)
13. Russuli, I. Refleksi Teori Belajar Behavioristik Dalam Perspektif Islam.
Majelis Pendidikan Daerah Aceh. 2014
14. (15)Hasrul, Pemahaman Tentang Gaya Belajar. Jurnal Medtek. 2009
(16)
15. Bandono, A. Perdebatan Sekitar Teori Belajar Dalam Praktek
Pembelajaran. 2009
(9)
16. Adelina I. Studi Deskriptif Mengenal Learning Approach pada Mahasiswa
yang Sedang Mengambil Mata Kuliah PPLK di Universitas Kristen
Maranatha Bandung. 2009
(17)
17. Ida Umami. Keterampilan Belajar Sebagai Komponen Layanan
Penguasaan Konten Dalam Bimbingan Konseling. 2015;5(1):39-49.
(18)
18. Saputra oktadini, Rika Lisiswati. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keberhasilan Pembelajaran Keterampilan Klinik Di Institusi Pendidikan
Kedokteran. 2015;5(9):104-109.
(19)
19. Abraham MR. Inquiry and the learning cycle approach. In: Pienta NJ,
Cooper MM, Greenbowe TJ, editors. Upper Saddle River, NJ: Pearson
Prentice Hall, 2005: 41–52.
23

Anda mungkin juga menyukai