OLEH :
NAMA : NURUL HIKMA
NIM : A1G119014
KELAS : A.4
Prinsip model pembelajaran PBL atau Problem Based Learning terkait dengan
masalah kehidupan nyata, sehingga siswa mempunyai kesempatan dalam memlilih dan
melakukan penyelidikan apapun baik di dalam maupun di luar sekolah sejauh yang
diperlukan dalam memecahkan masalah.
▪ Kesulitan memecahkan persoalan manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak
memiliki kepercayaan bahwa masalah tersebut bisa dipecahkan.
▪ Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan agar model pembelajaran ini
cukup lama.
▪ Jika tidak diberikan pemahaman dan alasan yang tepat kenapa mereka harus berupaya
untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar
apa yang mereka ingin pelajari.
3. Tujuan model pembelajaran problem based learning
Tujuan PBL Tujuan pembelajaran berdasarkan masalah ada tiga, yaitu membantu
siswa mengembangkan keterampilan-keterampilan penyelidikan dan pemecahan masalah,
memberi kesempatan kepada siswa mempelajari pengalaman-pengalaman dan peranperan
orang dewasa, dan memungkinkan siswa meningkatkan sendiri kemampuan berpikir
mereka dan menjadi siswa mandiri. Adapun tujuan PBL menurut Rusman (2010: 238)
yaitu penguasaan isi belajar dari disiplin heuristik dan pengembangan keterampilan
pemecahan masalah. PBL juga berhubungan dengan belajar tentang kehidupan yang lebih
luas (lifewide learning), keterampilan memaknai informasi, kolaborasi dan belajar tim,
dan keterampilan berpikir reflektif dan evaluatif.
Trianto (2010: 94-95) menyatakan bahwa tujuan PBL yaitu membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah, belajar
peranan orang dewasa yang autentik dan menjadi pembelajar yang mandiri. Sejalan
dengan pendapat tersebut, pemecahan masalah merupakan salah satu strategi pengajaran
berbasis masalah dimana guru membantu siswa untuk belajar memecahkan melalui
pengalaman-pengalaman pembelajaran hands-on (Jacobsen et al, 2009: 249), sehingga
pernyataan tersebut sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh PBL terhadap kemampuan kognitif C3, C4, C5 dan C6 berdasarkan
keterampilan pemecahan masalah persoalan fisika siswa.
Menganalisis masalah
Setiap anggota kelompok mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki
anggota tentang masalah. Nantinya terjadi diskusi yang membahas informasi faktual (yang
tercantum pada masalah), dan juga informasi yang ada dalam pikiran anggota.
Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki, dan sudah punya
tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka harus mencari informasi tambahan itu, dan
menemukan ke mana akan dicari.
Dari informasi baru yang didapatkan, kita diskusikan kembali dengan kelompok
untuk kemudian dari semua yang sudah dibahas disusun menjadi suatu laporan. Laporan bisa
berupa laporan tertulis, video, maupun karya fisik.
https://gurudigital.id/model-pembelajaran-pbl-pengertian-ciriciri-kelebihan-
kekurangan-langkah/
MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LEARNING
Menurut Gulo (dalam Al-Tabani, 2014: 78) menyatakan strategi inkuiri berarti
suatu rangkaian kegatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuan-penemuannya dengan penuh percaya diri.
Menurut Al-Tabani (2014: 147) inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis kontekstual. Pengetahuan dan ketersmpilan yang diperoleh siswa diharapkan
bukan hasil mengingat seperangkat fakta, melainkan hasil dari menemukan sendiri.
1. Orientasi. Langkah yang bertujuan agar siswa bisa sadar dengan permasalahan dan
bisa mendefinisikan masalah yang menjadi pokok penelitian, langkah orientasi bisa
juga disebut masa pengenalan dan adaptasi.
2. Rumusan Masalah. Langkah ini terdiri dari pengenalan tentang apa yang harus
diselesaikan permasalahan yang ada di lapangan.
3. Rumusan Hipotesis. Bagian ini dimanfaatkan untuk arahan pada saat melaksanakan
penelitian, merupakan ranah untuk mengambil dugaan sementara.
4. Definisi. Adalah penjabaran dari pengertian yang terkandung dalam hipotesis.
5. Eksplorasi. Dilaksanakan untuk mengkaji fakta dan informasi dalam rangka untuk
memverifikasi data yang telah ditemukan untuk dianalisis.
6. Pembuktian. Langkah yang digunakan untuk mengoleksi berbagai data tentang
permasalahan dan koneksi antar data sehingga bisa ditarik hakikat hipotesis atau
kesimpulan.
Selain langkah di atas terdapat pula, opsi langkah lain. Berikut merupakan empat
langkah pembelajaran berbasis inkuiri:
Menurut Hamdani Discovery learning adalah proses mental dimana siswa mampu
mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip, dimana proses mental tersebut adalah
mengamati, menjelaskan, mengelompokan, membuat kesimpulan dan sebagainya.
Menurut Jerome Bruner penemuan ( Discovery ) adalah suatu proses, suatu jalan
cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau item pengetahuan
tertentu.5 Pada dasarnya discovery learning tidak jauh berbeda dengan pembelajaran
inquiry, namun pada discovery learning masalah yang diperhadapkan kepada siswa
semacam masalah yang direkayasa oleh guru, sehingga siswa tidak harus mengerahkan
seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam
masalah itu melalui proses penelitian.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model
discovery learning adalah model pembelajaran yang mendorong siswa untuk menemukan
sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau
kemampuan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
b. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.
h. Siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar, karena ia berpikir dan menggunakan
kemampuan untuk menemukan hasil akhir. 16 Hosnan,
a. Menyita banyak waktu karena guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang
umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing,
Setiap model pembelajaran memiliki tujuan yang ingin dicapai. Seperti yang diungkapkan
Bell dalam Hosnan beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran dengan model discovery di
antaranya:
a. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran. Kenyataan menunjukkan bahwa partisipasi siswa dalam pembelajaran
meningkat ketika penemuan digunakan.
b. Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam situasi
konkrit maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan
yang diberikan.
c. Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan
menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam
menemukan.
f. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus,
lebih mudah ditransfer untuk aktivitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang
baru.
Adapun tujuan model pembelajaran Discovery menurut Azhar adalah:
a. Kemampuan berfikir agar lebih tanggap, cermat dan melatih daya nalar (kritis, analisis
dan logis).
4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif (dari
contoh-contoh generalisasi).
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas, dan
sebagainya untuk dipelajari peserta didik
http://repository.stitradenwijaya.ac.id/369/3/Bab%202.pdf
MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK
1. Pengertian Pendekatan Matematik Realistik (PMR)
Guru membentuk kelompok dan meminta kelompok tersebut untuk berkerja sama
mendiskusikan penyelesaian masalah-masalah yang telah diselesaikan secara individu
(negosiasi, membandingkan, dan berdiskusi).
DAFTAR PUSTAKA
https://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkahpendekatan-matematik-
realistik-pmr/
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING
Menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (2007) CTL (Contextual Teaching and Learning)
adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang
diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.
Menurut Jonhson dalam Sugiyanto (2007) CTL adalah sebuah proses pendidikan
yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat siswa melihat makna didalam materi
akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik
dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa CTL adalah
konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran CTL
1. Memberikan kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi
yang dimiliki sisiwa sehingga sisiwa terlibat aktif dalam PBM.
2. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu
isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif
7. Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.
1. Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada kebutuhan siswa
padahal,dalam kelas itu tingkat kemampuan siswanya berbeda-beda sehinnga guru
akan kesulitan dalam menetukan materi pelajaran karena tingkat pencapaianya siswa
tadi tidak sama.
2. Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam
PBM
3. Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak jelas antara siswa yang
memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan kurang, yang
kemudian menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa yang kurang
kemampuannya.
4. Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL ini akan terus
tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalan, karena dalam model pembelajaran
ini kesuksesan siswa tergantung dari keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang
dengan baik mengikuti setiap pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu
teman yang tertinggal dan mengalami kesulitan.
5. Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan
kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan model CTL ini.
8. Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam CTL ini peran guru hanya
sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk aktif dan
berusaha sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan menemukan pengetahuan-
pengetahuan baru di lapangan.
http://ardhaphys.blogspot.co.id/2013/05/model-pembelajarankontekstual.html
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSSING
http://repositori.unsil.ac.id/678/6/11.%20BAB%202.pdf
MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE JIGSAW
Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan suatu
investigasi mendalam. Pertanyaan esensial diajukan untuk memancing pengetahuan,
tanggapan, kritik dan ide peserta didik mengenai tema proyek yang akan diangkat.
b. Perencanaan aturan pengerjaan proyek
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek
mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek.
c. Membuat jadwal aktifitas
Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Jadwal ini disusun untuk mengetahui berapa lama waktu yang
dibutuhkan dalam pengerjaan proyek.
d. Me-monitoring perkembangan proyek peserta didik.
Pendidik bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta
didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi
peserta didik pada setiap proses.
e. Penilaian hasil kerja peserta didik
Pada akhir proses pembelajarannya, pendidik dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudh dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik
secara individu amupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.radenintan.ac.id/1914/4/BAB_II2_EDIT.pdf
https://kangtofa.wordpress.com/2016/02/03/tujuan-dan-manfaat-pembelajaran-
berbasis-masalah/