Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PBL BLOK 1.

Skenario 1

“Tidak Bisa Mengikuti Ujian”

Nama Kelompok : B2

Nama Fasilitator : Nike Indah Permatasari, dr.

(DIBAWAH NAMA ANGGOTA KELOMPOK, RATAAN TENGAH )

Nama Anggota Kelompok :


1. Muhamad Ilham A.A
2. Alim Izzati Ghazani
3. Amara Bintan Aulia
4. Liza Rokhim
5. Alvin Pratiwi Rinaldi
6. Lasca Aulia Subekti
7. M. Nabil Prawira Ivanka
8. Misbahul Alam

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2019
SKENARIO 1 (RATAAN TENGAH/CENTER)

“Tidak Bisa Mengikuti Ujian”

Seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran semester satu datang


berkonsultasi kepada dosen wali karena ia tidak dapat mengikuti ujian blok. Hal
tersebut dikarenakan jumlah kehadiran mengikuti kegiatan perkuliahan kurang.
Dosen wali menyarankan mahasiswa tersebut untuk dapat menerapkan Adult
Learning dan mengembangkan keterampilan belajar jika ingin menjadi dokter.

STEP 1

1. Mahasiswa : peserta didik yang menempuh bidang akademik dalam


universitas atau perguruan tinggi.
2. Dosen : Guru yang mengajarkan atau membimbing dalam
perguruan tinggi, pendidik yang mentransfer atau menyebarluaskan,
memaparkan materi ilmu pengetahuan dan tekhnologi kepada khalayak
luas.
3. Adult Learning : Proses belajar dalam suatu pelatihan yang ditujukan
kepada orang dewasa untuk dapat memaknai suatu keadaan dan
menghubungkan dengan kehidupan nyata.
4. Ujian Blok : Ujian yang dilakukan untuk mengikuti tentang
pembelajaran ujian yang telah dijalani mahasiswa.

STEP 2

1. Apakah Adult learning bisa membantu mahasiswa tersebut?


2. Faktor apa saja yang mempengaruhi mahasiswa tesebut yang sering tidak
hadir pada absensi tersebut?
3. Mengapa dosen wali menyarankan untuk menerapkan Adult learning dan
keterampilan belajar kepada mahasiswa?
4. Bagaimana caranya agar mahasiswa tersebut bisa mengikuti ujian bok?
5. Apa tujuan Adult learning?
STEP 3

1. Tentu bisa, karena adult learning menerapkan suatu proses pembelajaran


dewasa dimana mahasiswa tersebut harus menerangkan Adult learning
diperguruan tinggi.
2. Faktor Internal :
a. Kurangnya motivasi.
NO SELANJUTNYA MENGIKUTI YANG DI BOLD MERAH

b. Kebiasaan buruk.

c. Kelelahan terhadap perubahan.

d. Kurang mempersiapkan diri.

e. Kurangnya minat pada jurusan.

f. Sedang mendapatkan masalah.

Faktor Eksternal :

a. Faktor sosial, contoh mendapatkan nilai jelek.

3. Karena dengan Adult learning

1. Dapat mengembangkan keterampilan.

2. Memperkaya pengetahuan.

3. Meningkatkan keprofesionalannya.

4. Mengakibatkan perubahan pada sikap.

4. - Absensi memenuhi persyaratan.

- Laporan PBL skenario 1 sampai 4.

5. Tujuan :

1. Membentuk konsrp diri mahasiswa.

NO SELANJUTNYA MENGIKUTI YANG DI BOLD MERAH


2. Menambah pengalaman dalam menghadapi masalah.

3. Mengembangkan kesiapan belajar mahasiswa.

STEP 4

1. Karakteristik :

- Tanggung jawab.

- Attitude.

Prinsip Adult Learning :


a. Manfaat.
NO SELANJUTNYA POSISI MENGIKUTI YANG DI BOLD
MERAH

b. Sesuai dengan pengalaman (personal experience).


c. Masalah sehari hari.
d. Sesuai dengan kehidupan.
e. Menarik.
f. Berpartisipasi secara aktif (Active Learning).
g. Kerja sama.
h. Motivasi.
i. Self direction learning.

2. Kebiasaan buruk :

- Bangun siang.

- Kelalaian waktu.

- Malas.

3. Strategi :

1. Gaya Belajar.

2. Suasana belajar.

3. Student center.
4. Disiplin waktu.

5. Cara berkomunikasi dengan baik.

6. Elektif, Karakter mahasiswa yang berbeda beda.

7. Sistematik.

• Pendekatan SPICES

1) Student center

- mahasiswa sebagai center.

- tutor sebagai fasilitator.

2) Problem based

- memecahkan suatu masalah.

3) Integrated

- fokus pada suatu maslah.

4) Community based

5) Elektifitas

- Karakter yang berbeda.

- Konsentrasi pembelajaran.

6) Sistematik

Metode yang terarah dan terstruktur.

YANG DI BOLD MERAH PERBAIKI LAGI CARA PENULISAN,


PENOMORAN,SERTA LETAKNYA, JANGAN ACAK-ACAKAN

• Karakteristik Belajar

a. Time Management

- mengatur waktu.

- melakukan sesuatu yang lebih penting.


Ada 4 tahap waktu :

1. Penting terburu buru (laporan PBL dan laporan resume)


2. Penting tapi tidak terburu buru (belajar PBL untuk pertemuan
selanjutnya)
3. Kurang penting tapi terburu buru (organisasi)
4. Kurang penting tapi tidak terburu buru (main game)

b. Note Taking

- Catatan catatan kecil

c. Effective Reading

- Metode dalam membaca.

- Suasana dalam membaca.

4. • Absensi

75% dari daftar kehadiran.

• Attitude

- Manajemen waktu.

- Kebiasaan buruk.

ENTER 1X

STEP 5

1. Pendidikan (PENDEKATAN BUKAN PENDIDIKAN) spices


dihubungkan dengan acara belajar mahasiswa kedokteran.
2. Keterampilan belajar yang menunjang cara belajar mahasiswa kedokteran.
3. Gaya Belajar.
4. Rasionale cara belajar orang dewasa “ADULT LEARNING”.
ENTER IX

“ Refleksi Diri ”
ENTER IX

STEP 6

Belajar Mandiri !

ENTER IX

STEP 7

1. Sasbel 1 Pendekatan SPICES

Pendekatan spices adalah sebuah model atau konsep pendekatan


yang digunakan untuk membuat system belajar yag inovatif dan berkesan,
sehingga tercipta pengalaman belajar serta pada suatu saat akan dirasa
lebih baik daripada sistem pendekatan yang masih menggunakan system
konvensional.

Pendekatan SPICES :

PERHATIKAN TATA LETAK AWAL KALIMAT JANGAN MELIBIHI


NOMOR BESAR

1) Student Center

Student center yaitu mahasiswa aktif mengembangkan


pengetahuan dan ketrampilan yang dipelajari dengan dukungan belajar
(media) yang banyak dan memadai sehingga mencapai kompetensi.
Berbeda dengan Teacher Centered yakni mahasiswa hanya bergantung
pada satu sumber yakni dosen.

PARAGRAF DIBAWAH SELANJUTNYA MENGIKUTI


PARAGRAF YANG DI BOLD MERAH DI ATAS

2) Problem Based

Pada pendekatan ini Mahasiswa disediakan trigger permasalahan ,


dan dari masalah tersebut mahasiswa dituntut agar bisa menyelesaikannya
dengan berpikir kritis dan meggunakan pengetahuan yang dimilikinya.
Salah satu metode problem based adalah problem based learning, dalam
metode ini terdapat beberapa step yang harus diperhatikan ketika
melakukan problem based learning.

TAMBAHKAN LAGI PENJELASAN SETIAP STEP DARI PBL,


CANTUMKAN REFERENSI DI AKHIR PARAGRAF UNTUK SEMUA
JAWABAN

Step 1

mencari kata yang tidak familiar dan makna dari kata dari skenario yang
disajikan.

Step 2

mencari pertanyaan dari skenario yang telah diberikan.

Step 3

mencari jawaban hipotesis.

Step 4

memperinci jawaban hipotesis dengan berdiskusi, kemudian membuat


mind map berdasarkan apa yang telah dibahas.

Step 5

mencari sasaran belajar dan refleksi diri.

Step 6

Belajar mandiri.

Step 7

Mencari jawaban sesungguhnya berdasarkan jurnal yang kredibel dan


bertanggung jawab.
3) Integrated

Pada pendekatan ini mahasiswa terintegrasi secara vertikal


maupun horizontal. Dalam pendekatan ini mahsiswa tidak diajak berpikir
bedasarkan 1 sudut pandang dalam masing-masing disiplin ilmu, tetapi
dapat mengkombinasikan beberapa teori dan sudut pandang namun tidak
melenceng dari konteks yang diberikan.
4) Community Based

Pendekatan belajar dengan menggerakkan mahasiswa untuk


berbasis kepada masyarakat luas atau masyarakat, mengijinkan para
mahasiswa belajar mencari pengalaman baru di suatu wilayah tertentu.

5) Elective

Pendekatan sesuai dengan ap yang mahasiswa pilih untuk studinya


dan bisa menentukan sendiri mata pelajarannya.

6) Sistematis

Mahasiswa dalam mempelajari suatu kasus tertentu diharuskan


belajar atau menyelesaikan dari hal yang kompleks ke spesifik dan sesuai
dengan urutan-urutan. Sistematis juga bertujuan untuk melatih
keterampilan secara runtut dalam hal prosedural, misalnya ketrampilan di
kedokteran.

 Cara menerapkan strategi SPICES


- Melakukan kegiatan diskusi bersama kelompok belajar.
- Sharing kepada sesama anggota kelompok.
- Mendisiplinkan diri dengan apa yang dikerjakan.
 Kendala dalam melakukan strategi SPICES
- Malas dalam diri mahasiswa.
- Tidak adanya kesadaran dari dalam diri mahasiswa untuk mencapai
sukses.
- Perbedaan karakter setiap mahasiswa.
 Manfaat SPICES
- Mahasiswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
- Menjadi kreatif dan kritis.
- Meningkatkan wawasan.
- Mempunyai prinsip yang kuat dalam hidupnya.
- Selalu ingin menjadi dokter yang ingin mensejahterakan masyarakat.
- Mampu meningkatkan prior knowledge dengan baik.
 Kekurangan SPICES
- Membutuhkan waktu yang lama ketika melakukan Problem Based
Learning. Apabila dari individu kurang bersungguh-sungguh dalam
melakukan SPICES maka hasilnya pun tidak akan maksimal.2

2. Keterampilan belajar yang menunjang cara belajar mahasiswa


kedokteran (PERTANYAAN SETIAP NOMER DI BOLD HITAM)

Keterampilan belajar merupakan salah satu prasayarat belajar sukses.


Disini seorang mahasiswa harus mengetahui bagaimana mengelola belajar,
mengingat, dan berpikir. Keterampilan menurut gredler (1991) mencakup :
menaruh perhatian pada stimulus; menggaris bawahi gagasan-gagasan
penting dalam bahan bacaan ; menggunakan cara-cara titian ingatan atau
pengisyaratan-pengisyaratan lainnya untuk mengingat-ingat pokok pikiran
yang penting ; dan mengatur kembali unsure- unsure dalam situasi masalah
sehingga lebih memungkinkan pemecahanya.3

PARAGRAF DIBAWAH SELANJUTNYA LETAKNYA


MENYESUAIKAN PARAGRAF YANG DI BOLD MERAH

Aspek-aspek keterampilan belajar Menurut Office of Educational Services,


Learning Assistance Center (LAC) University of Cincinaty, keterampilan belajar
terdiri dari sepuluh komponen, yaitu : kecemasan (anxiety), sikap (attitude),
konsentrasi (concentration), pemrosesan informasi (information processing),
motivasi (motivation), pengetesan diri (self-testing), pemilihan ide utama
(selecting main ideas), bantuan belajar (study aids), strategites (test strategies),
dan manajemen waktu (time management).

Kesepuluh komponen ini dikelompokkan dalam tiga komponen


keterampilan belajar yaitu (1) komponen keterampilanya itu pemrosesan
informasi (information processing), pemilihan ide utama (selecting main ideas),
dan strategies (test strategies) ; (2) komponen keinginan yang terdiri dari
kecemasan (anxiety), sikap (attitude), dan motivasi (motivation) ; (3) komponen
regulasi diri yang terdiri dari : konsentrasi (concentration), pengetesan diri (self-
testing), dan manajemen waktu (time management). Untuk lebih jelasnya masing-
masing komponen keterampilan belajar dijelaskan di bawah ini:

a. Kecemasan (Anxiety)

Aspek kecemasan mengidentifikasi kecemasan mahasiswa dalam


memasuki Perguruan Tinggi dan tentang prestasi akademik dan keterkaitan
antara kecemasan dengan hasil belaja rmahasiswa serta keterampilan untuk
mengatasi kecemasan.

b. Sikap (Attitude)

Sikap yang dimaksud adalah sikap dan minat mahasiswa terhadap


perguruan tinggi serta bagaimana pentingnya perguruan tinggi bagi
mahasiswa untuk kehidupannya di masa yang akan datang.

c. Konsentrasi (Concentration)
Konsentrasi adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mempertahankan
perhatikan pada tugas-tugas akademik serta kemampuan untuk mengatasi
pengaruh stimulus negative dalam mencapai tujuan pendidikan di perguruan
tinggi.
d. Pemrosesan informasi (Information Processing)
Pemrosesan informasi adalah kemampuan untuk menggunakan strategi
pengelolaan dan keterampilan berpikir untuk mengkaitkan antara
pengetahuan yang telah diketahui dan yang sedang dipelajari.
e. Motivasi (Motivation)
Motivasi adalah kerajinan dan disiplin diri mahasiwa dalam menjalani
perkuliahan dan kemauan untuk mengerahkan usaha dalam mengerjakan
tugas-tugas perkuliahan.
f. Pengetesandiri (Self-Testing)
Pengetesan diri adalah penggunaan berbagai teknik untuk menentukan
tingkat pemahaman diri terhadap materi perkuliahaanya itu dengan
mempelajari berbagai teknik dan memonitor tingkat pemahaman atas
informasi yang telah diterima dalam perkuliahan.
g. Pemilihan ide utama (Selecting Main Ideas)
Keterampilan dalam mengidentifikasi informasi penting yang akan
dipelajari atau diteliti, kemampuan untuk membedakan tingkat pentingya
ide-ide.
h. Bantuan belajar (Study Aids)
Ketrampilan dalam menggunakan bahan-bahan pendukung belajar tingkat
pemahaman tentang layout teks dan pengetahuan mencari sumber informasi.
i. Strategites (Test Strategies)
Keterampilan mempersiapkan diri dalam menghadapi tes dan penggunaan
berbagai strategi dalam menjalankan tes.
j. Manajemen waktu (Time Management)
Keterampilan dalam mengaplikasikan prinsip prinsip pengelolaan waktu
dalam situasi akademik dan keterampilan dalam pembuatan prioritas waktu
bagi mata kuliah yang memiliki tuntutan yang lebih tinggi.
k. Note taking
1. Lebih memahami langkah-langkah yang akan dilaksanakan.
2. Guru memberikan penjelasan kepada siswa dengan jelas dan bahasa yang
mudah dipahami siswa.
3. Guru harus lebih melibatkan siswa pada setiap langkah pembelajaran.
4. Guru membuat lembar catatan yang lebih menarik.
5. Siswa focus memperhatikan penjelasan guru dan mengisi lembar catatan
terbimbing, dan
6. Guru memberikan perhatian khusus bagi siswa yang masih pasif dan
memberikan motivasi.4
l. Effective reading
Mendefinisikan membaca sebagai proses pembuatan makna dari teks
tertulis. Perlu harmoni banyak sumber terkait informasi. Menurut Wixson,
Peters, Weber, dan Roeber (1987), membaca adalah proses menciptakan
makna yang melibatkan: (a) pengetahuan pembaca yang ada ; (B) informasi
teks; dan (c) konteks membaca.5

3.Gaya Belajar (SASARAN BELAJAR NOMER 3 KAN ? PERHATIKAN LAGI


PENOMERANNYA, JANGAN SAMPAI TERLIHAT SEPERTI LANJUTAN
JAWABAN DI ATAS, PERHATIKAN LAGI LETAK DAN POSISINYA)
Gaya belajar adalah cara yang kompleks dimana pembelajar menganggap
dan merasa paling efektif, dan efisien dalam memproses, menyimpan dan
memanggil kembali apa yang telah mereka pelajari.

Gaya belajar ada 3 yaitu visual, auditori, kinestetik

1) Gaya belajar visual ( belajar dengan cara melihat )


Gaya belajar visual berfokus pada penglihatan, pada pembelajarannya
lebih banyak pada pergerakan. Tipe-tipe visual juga nyaman belajar
dengan menggunakan warna-warna, garis, maupun bentuk.

Ciri-ciri gaya belajar visual :

1. Bicara agak cepat.


2. Tidak mudah terganggu oleh keributan.
3. Lebih suka membaca daripada di bacakan.
4. Lebih suka music daripada seni.
5. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis,
dan sering minta bantuan orang untuk mengulanginya.

Strategi mempermudah proses pembelajaran visual :

1. Gunakan materi visual seperti gambar, diagram, peta.


2. Gunakan multi media seperti computer dan video.
3. Gunakan warna untuk melihat hal penting.
2) Gaya belajar auditori ( belajar dengan cara mendengar )
Gaya belajar auditori mengandalkan pendengaran sebagai menerima
informasi dan pengetahuan. Dan biasanya gaya belajar auditori paling
peka dan hafal dari setiap ucapan yang pernah di dengan bukan apa yang
di lihat.

Ciri-ciri gaya belajar auditori :

1. Lebih cepat menyerap dengan mendengar.


2. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika
membaca.
3. Senang membaca dengan keras dan mendengar.
4. Suka berbicara, berdiskusi.
5. Suka mengerjakan tugas kelompok.

Strategi gaya belajar auditori :

1. Bisa merekam saat guru mengajar lalu dikemukakan hari didengar kan
kembali.
2. Mendengarkan materi yang diajarkan guru saat di kelas dengan seksama.
3. Belajar diskusi bersama teman supaya lebih mudah memahami maupun
mengingat materi.
3) Gaya belajar kinestetik ( belajar dengan cara bergerak, bekerja dan
menyentuh )

Gaya belajar kinestetik pembelajaran yang menyerap informasi


melalui berbagai gerakan fisik.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :

1. Selalu berorientasi fisik dan banyak bergerak.


2. Berbicara dengan perlahan.
3. Menanggapi perhatian fisik.
4. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang.
5. Banyak menggunakan isyarat tubuh.

Strategi gaya belajar kinestetik :

1. Saat mendapatkan materi pembelajaran , bila memungkinkan segera coba


praktikkan.
2. Belajar sambil melakukan aktivitas yang melibatkan gerakan, misalnya
sambil berjalan atau sesederhana mengetikkan tangan.
3. Melakukan eksperimen dari materi yang didapatkan guru.

4. Berdasarkan pemaknaan yang dipaparkan oleh Malcolm Knowles dan


Lindeman, dapat disimpulkan bahwa karakteristik yang harus dimiliki oleh
seorang Adult Learner adalah sebagai berikut :
a. Self-Directed Learning

Adult Learner bersikap otonom dan mandiri. Mereka harus bebas untuk
mengarahkan diri mereka sendiri. Pendidikan atau instruktur harus secara
aktif melibatkan peserta didik yang telah dewasa tersebut dalam proses
belajar dan berfungsi sebagai fasilitator bagi mereka. Secara khusus, mereka
harus mendapatkan perspektif baru tentang topik apa yang harus dilakukan
untuk menutupi dan mengurangi kekurangannya atau peningkatan
kemampuannya. Mereka bekerja pada hal-hal yang mencerminkan
kepentingan mereka. Mereka harus dikondisikan untuk bertanggung jawab
atas pembelajaran mereka secara mandiri atau berkelompok.

b. Personal Experienced Based

Adult Learner telah memiliki dasar pengetahuan dan pengalaman. Mereka


perlu menghubungkan pembelajaran pengetahuan/pengalaman ini sebagai
dasar prior knowledge dalam mengembangkan pengetahuan dan pengalaman
mereka. Mereka harus bisa menghubungkan teori dan konsep dengan nilai,
pengalaman dan pengetahuan para pembelajar sebelumnya dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

c. Self-Motivation

Seorang Adult Learner merasa lebih termotivasi oleh dorongan internal


dibandingkan dorongan eksternal. Motivasi dari dalam diri lebih
berpengaruh bagi kelangsungan pembelajaran.

d. Active Learning

Sesama orang dewasa harus saling menunjukkan rasa hormat. Orang


dewasa harus diperlakukan setara dalam pengalaman dan pengetahuannya
serta diizinkan untuk menyatakan pendapat mereka secara bebas di dalam
kelas.
Prinsip-Prinsip Belajar Orang Dewasa
Karena orang dewasa pada prinsipnya sudah mempunyai pengalaman dan
keterbatasan dalam mengikuti proses pembelajaran, maka dalam melaksanakan
proses pembelajaran mempunyai prinsip sebagai berikut :

1. Nilai Manfaat
Orang dewasa akan belajar dengan baik apabila apa yang ia pelajari
mempunyai nilai manfaat bagi dirinya. Apabila sesuatu yang dipelajari
tidak mempunyai nilai manfaat bagi dirinya, maka ia enggan untuk belajar.
2. Sesuai dengan Pengalaman
Orang dewasa akan belajar dengan baik apabila yang dipelajari sesuai
dengan pengetahuan dan pengalaman yang ada pada dirinya. Ini berarti
apa yang disampaikan kepada mereka didasarkan kepada pengalamannya.
3. Masalah Sehari-hari
Orang dewasa akan belajar dengan baik apabila bahan yang dipelajari
berpusat pada masalah yang dihadapi sehari-hari. Apabila mereka dibantu
mengatasi permasalahan mereka dengan jalan memberikan mata pelajaran
tertentu, maka mereka akan sangat bergairah dan mau belajar.
4. Praktik
Orang dewasa akan belajar dengan baik apabila yang dipelajari praktis dan
mudah untuk diterapkan.
5. Sesuai dengan Kebutuhan
Orang dewasa akan belajar dengan baik apabila apa yang dipelajari sesuai
dengan kebutuhan mereka dan apabila kebutuhan itu dapat dipenuhi
dengan belajar, maka mereka akan sangat bergairah dalam belajar.
6. Menarik
Orang dewasa akan belajar dengan baik apabila apa yang dipelajari
menarik baginya. Misalnya, apa yang dipelajarinya merupakah hal yang
baru atau mudah baginya untuk dipraktekkan.
7. Berpartisipasi Secara Aktif
Orang dewasa akan belajar dengan baik apabila ia mengambil bagian.
Kegiatan belajar yang kurang melibatkan pesertanya akan kurang menarik.
8. Kerja Sama
Orang dewasa akan belajar dengan baik apabila terdapat situasi antara
fasilitator dengan peserta diklat saling kerja sama dan saling menghargai.
Situasi semacam ini terdapat rasa aman dalam diri peserta diklat untuk
belajar.

SASARAN BELAJAR NO 4 NYA MANA ?


KARAKTERISTIK ORANG DEWASA

Secara fundamental, karakteristik kedewasaan atau kematangan seorang


individu yang paling mendasar terletak pada tanggung jawabnya. Ketika individu
sudah mulai memiliki kemampuan memikul tanggung jawab, dimana ia sanggup
menghadapi kehidupannya sendiri dan mengarahkan diri sendiri. Jika mereka
menghadapi situasi baru tidak memiliki bekal kemampuan maupun keterampilan
diri (skills of directed inquiry), maka ia akan merasa sulit dalam mengambil
inisiatif terutama dalam memiliki tanggung jawab belajarnya. Kematangan dalam
kondisi dewasa-matang dapat ditandai oleh kemampuan memenuhi kebutuhannya,
memanfaatkan pengalamannya dan mengidentifikasi kesediaan belajar. Ketika
kemampuan belajar seputar masalah kehidupannya menjadi meningkat, maka
sikap ketergantungan kepada orang lain akan semakin

berkurang. Orang dewasa yang memiliki konsep diri matang dapat memikul
tanggung jawab kehidupan, menyadari dimana posisi dirinya pada saat itu dan
tahu akan kemana tujuan hidupnya. Disamping itu pula mereka cakap dalam
mengambil keputusan dan mampu berpartisipasi di masyarakat dan akan mampu
mengarahkan dirinya, memilih dan menetapkan pekerjaan yang relevan. Orang
dewasa yang betul-betul matang secara psikologis tidak akan menghindar atau lari
dari masalah yang dihadapi.

Metode Learning Approach memiliki 3 pendekatan utama, yaitu :

1. Surface Learning Approach


Menurut Biggs dan Tang, pendekatan pembelajaran di permukaan
adalah siswa melakukan apa yang harus dilakukan. Dengan kata lain,
mereka mendefinisikan itu siswa memiliki rasa melakukan tugas dengan
upaya rendah. Singkatnya, pendekatan pembelajaran permukaan terpenuhi
dari tujuan sebenarnya dari tugas dan didefinisikan sebagai refleksi dari
motivasi eksternal. Dalam proses ini, tugas yang harus dilakukan dilihat
sebagai hambatan yang harus diatasi oleh individu. Dengan demikian,
siswa yang mengadopsi pembelajaran permukaan lebih memilih untuk
mengatasi hambatan ini dengan menghabiskan lebih sedikit waktu dan
upaya dengan menggunakan kegiatan kognitif tingkat rendah. Jadi, siswa
hanya fokus pada menemukan kata kunci. ketika mereka sedang belajar.
Siswa tidak melihat tugas secara keseluruhan sehingga mereka
menganggap konten sebagai bagian terpisah dari satu sama lain. Siswa
hanya fokus pada pengulangan dan mengingat pengetahuan. menghafal
tanpa memahami isi adalah cara khas dari pendekatan ini. Dengan
demikian, pengetahuan diperoleh secara pasif. Sisi positif dari pendekatan
Surface Learning ini ada pada efektifitas waktu yang digunakan. Karena
Surface Learning ini mengacu pada cara belajar yang tidak memperdalam
disiplin ilmu, maka waktu yang dipakai untuk belajar pun semakin cepat.
Namun sisi negatif nya adalah disiplin ilmu yang dipelajari tidak
dipahami secara benar dikarenakan Surface Learning ini cenderung
menghafal yang dapat berdampak tidak melekatnya ilmu tersebut didalam
pikiran.

2. Deep Learning Approach


Pendekatan pembelajaran mendalam adalah bagian dari motivasi
intrinsik yang timbul dari kebutuhan individu untuk melakukan tugas
secara bermakna dan benar. Jadi, sementara siswa menangani tugas dia
mencoba menggunakan proses kognitif yang paling tepat. Ketika para
pembelajar perlu belajar, mereka secara otomatis fokus pada makna yang
mendasarinya, gagasan utama, masalah, prinsip, dan praktik yang
berhasil. Dalam konteks ini, pembelajaran dalam berfokus pada bukan
detail spesial yang tidak didukung oleh konseptual tetapi pada ide-ide
utama, subyek dan prinsip. Siswa yang mengadopsi pendekatan ini
mengembangkan berbagai strategi belajar untuk menemukan prinsip-
prinsip yang mendasari alasan dan pentingnya mereka ketika mereka
mempelajari detail dari suatu bidang subjek. Siswa dapat
mengembangkan hipotesis dan menguji mereka dan mencoba untuk
melihat koneksi dalam konteks memahami alasan logis dari suatu bidang
subjek. Dalam proses ini, dasar dari pendekatan pembelajaran mendalam
adalah melanjutkan hubungan antara siswa dan tugas melalui proses
pembelajaran dengan kepuasan siswa. Dengan demikian, pembelajaran
mendalam adalah pendekatan yang menghubungkan ide-ide baru dengan
pengetahuan dan pengalaman sebelumnya, mencari pola dan prinsip-
prinsip yang mendasari, mendiskusikan pada pola-pola ini secara logis,
menggunakan bukti yang menyadari pemahaman sendiri dan memiliki
keterampilan penilaian diri. Sisi positif dari pendekatan Deep Learning
ini ada pada hasil belajarnya. Deep Learning menerapkan cara
pembelajaran dengan menpelajari secara mendalam suatu disiplin ilmu.
Hasil belajar dari metode ini adalah memahami suatu disiplin ilmu yang
dipelajari secara mendalam. Namun sisi negatifnya ada pada lamanya
waktu yang dihabiskan untuk mempelajari suatu disiplin ilmu tersebut.
3. Strategic Learning Approuch
Strategic Learning Approuch didasarkan pada pengaplikasian
dari Deep Learning dan Surface Learning. Pengaplikasian dari gabungan
pendekatan cara belajar ini menerapkan sisi positif dari kedua pendekatan
tersebut terutama dalam metode penerapan pembelajaran. Dengan
demikian, tujuan dari Strategic Learning adalah untuk memaksimalkan
metode pembelajaran baik hasil maupun proses atau mekanisme. Juga,
fungsi yang paling utama dari pendekatan ini adalah menekankan pada
manajemen metode pembelajaran dan manajemen waktu. Sisi positif dari
Strategic Learning ini ada pada efektifitas metode, baik proses maupun
hasil. Dikarenakan Strategic Learning ini menargetkan suatu metode yang
sekiranya mengefektifitaskan waktu namun mempelajari suatu disiplin
ilmu secara mendalam. Namun sisi negatifnya adalah penerapan dari
Strategic Learning ini sangat sulit. Dikarenakan kedewasaan dalam diri
sangatlah diperlukan agar dapat menerapkan metode Strategic Learning
ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. John A.Dent.2014.using the SPICES model to develop innovative teaching


opportunities in ambulatory care fanues.korean jurnal medical education for
association for medical in Europe.airlie place.5-6.
2. Kristina,T.M,Laramita,M,Akbar,S.Pengembangan kuesioner penilaian
proses belajar problem based learning dengan model SPICES. Jurnal
pendidikan kedokteran Indonesia.november 2014;3(3):138-142.
3. Nasution Farid. Hubungan Metode Mengajar Dosen. Keterampilan Belajar.
4. Sarana Belajar. dan Lingkungan Belajar Dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa. Jurnal Ilmu Pendidikan. Februari 2001; Jilid 8(1):40-41.
5. Wahyuni Eka. Keterampilan Belajar (Study Skills) Mahasiswa Bimbingan
dan Koseling FIP UNJ. 2010:34-35.
6. Abbas PourthoseinGilakjani.How Can Student Improve Their Reading
Comprehension Skill?.journal of studies in education.2016;6(2):230.
7. Awla,H.A. Learning style and their relation to teaching stiyles. Journal of
language and linguistics.2014;2(3):242.
8. Sudaryanto,D.H.Pendekatan adult learning dalam upaya menunjang proses
pembelajaran diklat aparatur.2012;02(2):67.

Anda mungkin juga menyukai