Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 3

PENDIDIKAN IPS DI SD

(Nama : Ni Wayan Wiwik Apriani )

(NIM: 859015512)

PROGRAM S1 BI UPBJJ UT DENPASAR

POKJAR KECAMATAN KUTA UTARA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2020
Uraian Tugas
Pendekatan adalah cara umum dalam melihat dan bersikap terhadap suatu masalah kea rah
pemecahannya atau sudut pandang yang digunakan orang dalam memecahkan suatu masalah.

Soal no. 1
Sebutkan dan jelaskan 6 (enam) rumpun pendekatan perilaku yang anda ketahui?

Soal no. 2
Sebutkan sifat-sifat yang kurang baik dari metode ceramah ( sebagai contoh pendekatan ekspositori)?

Soal no. 3
Buatlah rancangan evaluasi keterampilan IPS!

Soal no. 4
Buatlah contoh model pembelajaran IPS terpadu!

Soal no. 5
Sebutkan langkah-langkah dalam melaksanakan metode ceramah!

Jawaban:
1. Model Belajar Cara Belajar dari Pembelajaran Menguasai (Mastery Learning)
Belajar tuntas atau Mastery Learning menyajikan suatu cara yang sistematik, menarik dan ringkas
untuk meningkatkan unjuk kerja siswa ke tingkat pencapaian suatu pokok bahasan yang lebih
memuaskan.
Langkah-langkah yang harus diambil guru untuk melaksanakan belajar tuntas (mastery
learning) mencakup:
1) Memecah-mecah mata pelajaran ke dalam sejumlah unit belajar yang lebih kecil (misalnya
pengajaran dua mingguan), menetapkan tujuan pembelajaran untuk setiap unit belajar, dan
mengurutkan unit-unit belajar tersebut berdasarkan tingkat kesulitannya (diawali dengan yang
paling mudah).
2) Memberikan pretest untuk unit pelajaran yang akan disajikan.
3) Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar kecil.
4) Siswa mempelajari unit pelajaran pertama dalam kelompok belajarnya masing-masing.
5) Melaksanakan tutorial individual bagi siswa yang berkesulitan.
6) Melaksanakan tes formatif pada akhir setiap unit pelajaran.
7) Memberikan materi penghubung tambahan (supplementary instructional connectives) untuk
membantu siswa mengatasi kesulitan belajar pada unit itu sebelum pembelajaran kelompok
dilanjutkan ke unit pelajaran berikutnya.
8) Memberikan pengayaan kepada siswa yang telah mencapai penguasaan penuh untuk unit
pelajaran ini.
9) Memberikan tes sumatif untuk mengecek ketuntasan belajar siswa bagi seluruh mata pelajaran.
10) Jika pada hasil tes sumatif tersebut siswa tidak menunjukkan ketuntasan, maka guru
menggunakan strategi-strategi korektif/pengayaan hingga ketuntasan dicapai.
2. Instruksi Langsung
Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) merupakan salah satu model pengajaran yang
dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan
pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi
selangkah. Yang dimaksud dengan pengetahuan deklaratif (dapat diungkapkan dengan katakata)
adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan
tentang bagaimana melakukan sesuatu.Model pembelajaran langsung dikembangkan secara
khusus untuk meningkatkan proses pembelajaran para siswa terutama dalam hal memahami
sesuatu (pengetahuan) dan menjelaskannya secara utuh sesuai pengetahuan prosedural dan
pengetahuan deklaratif yang diajarkan secara bertahap
3. Assertive Training
Assertive Training merupakan latihan keterampilan-sosial yang diberikan pada individu yang
diganggu kecemasan, tidak mampu mempertahankan hak-haknya, terlalu lemah, membiarkan
orang lain merongrong dirinya, tidak mampu mengekspresikan amarahnya dengan benar dan cepat
tersinggung
4. Model Belajar Dari Simulasi
Model pembelajaran simulasi merupakan model pembelajaran yang membuat suatu peniruan
terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan sekelilingnya (state of affaris) atau proses. Model
pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan
kenyataan sosial dan untuk menguji reaksi mereka, serta untuk memperoleh konsep keterampilan
pembuatan keputusan. Pendekatan simulasi dirancang agar mendekati kenyataan dimana gerakan
yang dianggap kompleks sengaja dikontrol, misalnya, dalam proses simulasi ini dilakukan dengan
menggunakan simulator.
5. Model Pembelajaran Kontrol Diri
Pendekatan belajar control/pengendalian diri bertolak dari keyakinan bahwa perilaku peserta didik
merupakan hasil belajar. Karena itu peserta didik harus diberi kemudahan untuk belajar bagaimana
bertanggung jawab secara moral atas lingkungan personal dan sosial memahami dirinya secara
utuh.
Pendekatan ini digunakan oleh guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang produktif dan
menghindarkan peserta didik dari keengganan untuk melibatkan diri dalam kesempatan belajar
yang tersedia secara umum. Peserta didik yang suka mengganggu temannya, dapat belajar secara
lebih produktif untuk berhubungan dengan temannya. Kemudian peserta didik yang memiliki rasa
takut terhadap mata pelajaran tertentu, dapat belajar bagaimana menghilangkan rasa takut itu
dengan membangun perasaan yang tegar (affirmatif).
6. Model Pembelajaran Relaksasi
Model relaksasi dapat dijadikan bantuan bagi siswa yang mengalami stress akademik. Model
ini dapat digabungkan dengan model yang lainnya. Relaksasi merupakan suatu proses yang
membebaskan mental dan fisik dari segala macam faktor yang menyebabkan adanya ketegangan
dengan menggunakan berbagai macam teknik. Tujuan pokok relaksasi adalah untuk menahan
terbentuknya respon stres, terutama dalam sistem saraf dan hormon. Ada dua teknik relaksasi,
yaitu: 1) Teknik relaksasi fisik. Yaitu dengan cara pernapasan diafragma. 2) Teknik relaksasi
mental. Yaitu dengan cara meditasi.

2 sifat-sifat yang kurang baik dari metode ceramah.


a. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang
dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang diberikan
guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada
apa yang dikuasai guru.
b. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.
c. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai
metode yang membosankan. Sering terjadi, walau pun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun
secara mental siswa sa-ma sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran; pikirannya
melayang ke mana-mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
d. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa
yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak
ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.
3. rancangan evaluasi keterampilan IPS
Sebelum menyusun sebuah tes, terlebih dahulu harus memperhatikan hal-hal berikut :
Dalam merancang evaluasi selalu dituntut mempelajari kurikulum sekolah yang berlaku.
merancang dan menyusun alat evaluasi keterampilan IPS, maka yang diperlukan adalah membuat
indikator untuk kisi-kisi soal (tes). Kisi-kisi soal yang dibuat hendaknya dapat mengungkap
keterampilan, seperti yang dijelaskan, yaitu mengamati, membuat hipotesis, merencanakan
penelitian, mengenmdalikan variabel, menafsir data, menyusun kesimpulan sementara,
meramalkan, menerapkan, dan menginformasikan.

4. contoh model pembelajaran IPS terpadu


“Potensi Bali Sebagai Daerah Tujuan Wisata”. Dalam pembelajaran yang
dikembangkan dalam Kebudayaan Bali dikaji dan ditinjau dari faktor alam, historis
kro-nologis dan kausalitas, serta perilaku masyarakat terhadap aturan. Melalui ka-
jian potensi utama yang terdapat di daerahnya, maka peserta didik selain dapat
memahami kondisi daerahnya juga sekaligus memahami Kompetensi Dasar yang
terdapat pada beberapa disiplin yang tergabung dalam IPS .

5. langkah-langkah dalam melaksanakan metode ceramah


Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:
1) LangkahPembukaan.
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan.
Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh langkah ini.
2) Langkah Penyajian.
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran de-ngan cara bertutur. Agar
ceramah berkualitas sebagai metode pembe-lajaran, maka guru harus menjaga perhatian siswa
agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan.
3) Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah.
Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok matar agar materi pelajaran yang sudah
dipahami dan dikuasai siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang
memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran.
Perlu diperhatikan, bahwa ceramah akan berhasil baik, bila didukung oleh metode-metode
lainnya, misalnya tanya jawab, tugas, latihan dan lain-lain. Metode ceramah itu wajar dilakukan
bila: (a) ingin mengajarkan topik baru, (b) tidak ada sumber bahan pelajaran pada siswa, (c)
menghadapi se-jumlah siswa yang cukup banyak.

Anda mungkin juga menyukai