NIM : 859015551 Jurusan/Kelas : PGSD BI/A Semester :I Mata Kuliah : Pendidikan IPS Di SD Dosen : Ni Ketut Subadri, S.Pd.,M.Pd
TUGAS 2-PENGUASAAN KONSEP
1. Mengapa metode ceramah kurang baik digunakan oleh guru yang kurang menarik apabila berbicara ? Jawaban : Menurut pendapat saya metode ceramah kurang baik diterapkan oleh guru yang kurang menarik saat berbicara, mungkin ada benarnya. Sebab, jika seseorang guru menerapkan metode ini guru tersebut harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, yang akan membius para audience atau dalam hal ini peserta didik agar tergiring konsentrasinya sehingga membuat para peserta didik fokus dalam menyimak dan mendengarkan guru saat menjelaskan materi. Hal yang berbanding terbalik akan terjadi jika guru tidak memiliki kemampuan komunikasi yang baik saat menerapkan metode ceramah ini. Dampaknya para peserta didik akan merasa bosan dan tidak fokus belajar di dalam kelas. Pendapat saya diperkuat oleh pernyataan yang ada dalam buku modul Pedidikan IPS di SD halaman 7.4 bahwa metode ceramah menjadi kurang baik jika guru kurang menarik apabila berbicara, sebaiknya tidak menggunakan metode ini sebab siswa akan menjadi bosan. 2. Mengapa aspek analisis, sintesis dan evaluasi tidak atau belum perlu diberikan untuk anak sekolah dasar? Jawaban : Menurut pendapat saya ketiga aspek tersebut belum perlu diberikan pada anak-anak sekolah dasar karena dalam pendalaman materi dari ketiga aspek tersebut berisikan suatu pemahaman yang sangat mendalam dan terfokus. Sehingga hal ini akan menyulitkan anak- anak sekolah dasar untuk mematangkan pemikirannya dalam hal menganalisi, kemudian bisa mengungkapkan hal secara sintesis yang didalamnya berisikan suruhan agar siswa mampu berpikir induktif (dari factor, fakta, kemudian mengambil sebuah kesimpulan) serta selanjutnya aspek mengevaluasi, ini merupakan aspek yang cukup penting ketika siswamampu menerapkan kedua aspek sebelumnya,aspekketiga ini menjadi aspek penentu kemampuan siswa sehingga apa yang sudah mereka pelajari bisa mereka perbaiki jika ada kesalahan melalui evaluasi ini. Kondisi ini menurut saya yang menyebabkan bahwa 3 aspek ini belum tepat diterapkan pada jenjang sekolah dasar yang masih terhambat akan minimnya daya konsentrasi, imajinasi dan visualisasi oleh siswa tersebut. 3. Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap yang harus digunakan dalam model inkuiri sosial ? Jawaban : Menurut buku modul Pendidikan IPS di SD halaman 5.7 yang saya baca, teradapat tahapan- tahapan yang digunakan dalam model inkuiri sosial sebagai berikut: Masalah – Hipotesis - Data – Kesimpulan. Masalah merupakan suatu gangguan beban yang ada didalam pikiran berkaitan dengan gejala yang tampak atau yang ditangkap oleh pancaindra. Hipotesis berasal dari bahasa latin yakni hypo dan thesis. Hypo artinya setengah dan thesis artinya kesimpulan. Jadi hipotesis adalah suatu kesimpulan yang masih sementara atau setengah benar dan masih perlu pengkajian, pengujiian dan pembuktian. Data berasal dari bahasa latin yakni datum yang artinya satu informasi petunjuk yang berisikan hasil-hasil dari sebuah penelitian dengan kondisi sebenarnya. Kesimpulan adalah hipotesis yang telah diuji dan dibuktikan kebenarannya. 4. Apakah sasaran pendekatan kognitif yang berorientasi proses konseptualisasi ? Jawaban : Menyikapi pertanyaan diatas,pendekatan kognitif memang benar berorientasi pada proses konseptualisasi. Hal ini disebutkan pada buku modul Pendidikan IPS di SD halaman 5.14 disana disebutkan bahwa pembentukan konsep atau proses konseptualisasi pada dasarnya merupakan proses pembentukan konsep atau concept formation atau concept attainment. Selain itu pendekatan kognitif ini juga dapat digambarkan bahwa karakteristik pembelajaran IPS di SD secara umum sebagai dasar partisipasi sosial. Artinya pusat perhatian utama pembelajaran IPS SD adalah pengembangan diri peserta didik sebagai actor sosial yang cerdas. Dalam pemahaman lain sasaran pendekatan kognitif yang berorientasi pada konseptualisasi adalah bertujuan memusatkan perhatian siswa pada proses pemahaman dan penggunaan factor, konsep, generalisasi dan teori. Proses konseptualisasiini erat kaitannya dengan proses asimilasi akomodasi dan ekuibilibrasi dalam pikiran kita. Oleh karena itu, dengan proses koneptualisasi ini seseorang akan dapat meningkatkan isidan dinamika skemata dalam pikirannya (Modul Pendidikan IPSdi SD Halaman 5.19) 5. Sebutkan minimal 3 tujuan pendidikan IPS ! Jawaban : Menurut Permendiknas No 22 tahun 2006 menyatakan bahwa pendidikan IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat dan lingkungannya. b. Memiliki kemampuan dasar berpikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c. Memiliki kesadaran terhadap nilai sosial dan kemanusiaan.
Proposal penerapan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik pada Pembelajaran IPA Kelas VIII SMP Negeri 2 Kuantan Hilir Seberang Kabupaten Kuantan Singingi