Anda di halaman 1dari 16

RESUME PBL

SKENARIO 1
“ADAPTASI PEMBELAJARAN DI FK”

NAMA : RESTI LIVIA HUDAELI


NPM :
KELOMPOK : 11 B
TUTOR : dr. Bambang Wibisono, M. HKes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2020
SKENARIO 1
ADAPTASI PEMBELAJARAN DI FK

Adaptasi pembelajaran di FK Hari itu seluruh mahasiswa FK UGJ angkatan pertama di


blok 1.1 merasakan pengalaman yang berbeda. Tahap pembelajaran tutorial Poblem Based
Lerning (PBL) dengan pendekatan SPICES hingga assesment melalui quiz telah selesai dilalui.
Sebagian besar mahasiswa merasa kurang bahagia karna mendapatkan nilai quiz yang kurang
menggembirakan. Kebanyakan dari mereka belum memahami cara belajar mahasiswa
kedokteran dan active learnig dalam PBL. Hal ini kemudian menjadikan mereka tidak punya
pilihan selain menerapkan adult learning dengan learning approach yang tepat. Harapannya
mereka dapat beradaptasi dan terampil dalam belajar agar mereka mendapatkan nilai terbaik.

STEP 1 :
1. SPICES : Student centered learning, problem based learning, integrated, community
based learning, elective, systematic dimana ini adalah strategi pendekatan dalam
mengembangkan kurikulum pendidikan kedokteran.
2. ACTIVE LEARNING : suatu proses pembelajaran yang mengajak peserta didik atau
mahasiswa untuk belajar secara aktif baik fisik maupun fikirannya
3. ADULT LEARNING : proses belajar dalam suatu pelatihan yang ditunjukka kepada
orang dewasa untuk dapat memaknai suatu keadaan dan menghubungkannya dengan
kehidupan nyata, mahasiswa diharuskan mencari informasi sebanyak mungkin dan
berpikir secara kritis
4. LEARNING APPROACH : strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan
kegiatan mempelajari materi yang akan dipeajari
5. PBL : proses pembelajaran untuk menuju pemahaman dan penyelesaian suatu masalah,
menggunakan teori kontruktifisme dan berpikir kreatif
STEP 2 :
1. Mengapa pada pembelajaran PBL harus dengan pendekatan SPICES?
2. Apa tujuan kita melakukan PBL?
3. Mengapa mereka harus menerapkan adult learning sebagai cadangan metode
pembelajaran jika mereka belum bisa memahami cara belajar active learning?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi cara belajar di kedokteran?
5. Apa kesulitan dalam menerapkan konsep adult learning?
6. Bagaimana cara mengembangkan keterampilan dalam belajar?
7. Apa manfaat dari adult learning?
STEP 3 :
1. Karena PBL merupakan salah satu metode pendekatan SPICES dimana mahasiswa
dihadapkan pertama kali dengan sebuah masalah yang memacu proses pembelajaran.
2. Untuk menimbulkan rasa keingintahuan mahasiswa dengan cara menghubungkan dengan
kehidupan sehari-hari sehingga mendorong mahasiswa untuk berpikir secara kritis dan
analisis. Tujuan dari PBL sendiri untuk saling bertukar pendapat, dan juga untuk
menyelesaikan suatu masalah. Memungkinkan mahasiswa untuk mendapatkan rasa
percaya diri dan kemampuan yang dimilikinya sendiri untuk berpikir menjadi pelajar
yang mandiri.
3. Adult learning menggunakan pemikiran kritis dimana itu akan sangat membantu ketika
mahasiswa FK bertemu dengan pasien. Proses belajar yang dituntut mahasiswa untuk
mencari informasi yang seluas-luasnya.
4. Faktor yang mepengaruhi cara belajar di kedokteran ada 3 yaitu faktor eksternal, internal,
dan learning approach.
5. Kesulitan dalam adult learning adalah kita harus bisa membiasakan beradaptasi dan
bersifat menjadi dewasa selama pembelajaran, adanya perbedaan cara belajar dan
perbedaan karakter, mahasiswa belum cukup mandiri dalam belajar.
6. Cara mengembangkan keterampilan belajar adalah mencari wawasan di internet, kita
berfokus pada satu cara belajar yang memang cocok untuk kita, membuat strategi cara
belajar sehingga pembelajaran materi yang disampaikan dapat dipahami, mencari
informasi kepada pakar atau ahli.
7. Mahasiswa dapat memperluas pengetahuannya karena sudah mencari informasi dari
beberapa sumber dan dapat berpikir kritis sehingga pembelajaran bisa dikuasai
materinya, membuat mahasiswa jadi lebih mandiri karena dimana mahasiswa dituntut
untuk mencari materinya sendiri, dengan mengaplikasikan adult learning mahasiswa
dapat memecahkan masalah dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan nyata.
STEP 4 :
1. Mengapa pada pembelajaran PBL harus dengan pendekatan SPICES?
Karena PBL merupakan salah satu metode pendekatan SPICES dimana mahasiswa
dihadapkan pertama kali dengan sebuah masalah yang memacu proses pembelajaran.
SPICES merupakan pembelajaran adult learning dimana pendekatan PBL dengan
SPICES untuk mengasah mahasiswa berpikiran dewasa tanpa harus diberi oleh dosen
atau tutor, jadi mahasiswa tersebut belajar untuk menyelesaikannya dengan sendiri
melalui informasi-informasi yang didapatkan dari sumber-sumber yang jelas. Adult
learning sendiri adalah suatu proses pembelajaran terhadap sesuatu yang dibutuhkan dan
diperlukan untuk kehidupannya sehingga prosesnya tidak didasarkan pada pertimbangan
pendidik akan tetapi didasarkan pada kepentingan peserta didik. Dalam PBL mahasiswa
diberikan ilustrasi kasus yang akan digunakan untuk dicari, menggali, dan
mengumpulkan informasi juga mahasiswa dirangsang untuk mengembangkan dan
mengintegrasikan ilmu yang diperoleh sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh.
Tujuan adult learning :
a. Mahasiswa dilatih untuk berpikir kritis untuk memecahkan masalah dan untuk
mencari pengetahuan secara luas
b. Untuk mengubah pola pikir karena orang dewasa memiliki dasar pembelajaran yang
berlanjut mereka cenderung mencari masalah dalam pembelajaran berdasarkan
ketertarikan, keinginan, dan kebutuhan pribadi
c. Untuk mengembangkan kesiapan dalam belajar mandiri bagi mahasiswa
d. Membentuk konsep diri pada mahasiswa
e. Menambah orientasi diri atau kepercayaan diri mahasiswa
f. Menambah pengalaman mahasiswa dalam menghadapi masalah
g. Mahasiswa juga dilatih untuk belajar berdasarkan pengalaman
h. Melatih mahasiswa untuk berpikir kritis sehingga mahasiswa dapat menemukan
sebab-sebab dan akibat dari suatu masalah
i. Melatih mahasiswa berperan menjadi orang dewasa atau autentik
j. Ikut serta bertanggung jawab dalam perencanaan dan penyusunan belajar
Cara menerapkan adult learning :
a. Berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran
b. Merancang kegiatan belajar
c. Merumuskan tujuan belajar
d. Mengikuti kelompok belajar agar bisa bertukar pikiran dengan mahasiswa lain
e. Mempunyai strategi dan metode belajar sendiri
f. Lebih harus percaya diri dan memperbanyak pengetahuan
g. Mengevaluasi hasil belajar sendiri
h. Memperluas pengetahuan dan mencari informasi di beberapa sumber
i. Agar dapat mendefinisikan kebutuhan belajar
j. Fokus pada tujuan pembelajaran

S = Student centered, mahasiswa belajar dengan caranya sendiri, siswa secara aktif
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari, mahasiswa sebagai
peserta aktif dan mandiri dalam proses belajarnya sendiri, mahasiswa yang bertanggung
jawab dan berinisiatif untuk memenuhi kebutuhan belajarnya, peran dosen berubah dari
penyampai informasi menjadi manajer proses pembelajaran.
P = problem based learning, mahasiswa dihadapkan pada masalah dalam kehidupan
sehari-hari,
Tahapan-tahapan dalam PBL :
1. Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas (classification unfamiliar
sentence)
2. Memberikan pertanyaan dari kasus tersebut (rumusan masalah)
3. Menyampaikan berdasarkan pemikiran sesuai step 2 dan buah pikiran berupa
hipotesis yang tidak boleh disanggah (explanation about hypothesist)
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya dari step 3, membahas step 2 dan step 3
lebih teliti dan berdasarkan literatur bisa juga digunakan sebagai sesi terbuka untuk
menyanggah atau memperkuat pertanyaan di step 3 lalu membuat mind map diakhir
diskusi
5. Sasaran belajar sehingga tujuan pembelajaran harus dicapai
6. Belajar mandiri, lalu mencari literatur dan dibuktikan dalam bentuk resume yang
diberi daftar pustaka
7. Pembahasan sasaran belajar yang ada di step 5, menganalisis seluruh permasalahan
secara lengkap dari step 5
I = Integrated, mahasiswa harus mampu menjelaskan dan mengintegrasikan ilmu yang
diperoleh
C = community based learning, mahasiswa belajar dalam kelompok pembelajaran, proses
belajar untuk berinteraksu secara langsung
E = Elective, mahasiswa disiapkan modul-modul pilihan yang dapat diambil sesuai
kemampuan yang bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat
S = systematic, mahasiswa harus belajar dan menguasai ilmu secara sistematis agar
didapatkan pemahaman yang baik, proses belajar untuk meningkatkan pengetahuan
secara bertahap
2. Apa tujuan kita melakukan PBL?
Untuk menimbulkan rasa keingintahuan mahasiswa dengan cara menghubungkan dengan
kehidupan sehari-hari sehingga mendorong mahasiswa untuk berpikir secara kritis dan
analisis. Tujuan dari PBL sendiri untuk saling bertukar pendapat, dan juga untuk
menyelesaikan suatu masalah. Memungkinkan mahasiswa untuk mendapatkan rasa
percaya diri dan kemampuan yang dimilikinya sendiri untuk berpikir menjadi pelajar
yang mandiri.
Pembelajaran yang diorientasikan pada penguasaan kemampuan daripada perolehan
kemampuan. PBL menganut pandangan kontruktivisme dalam pembelajaran dan
memberikan kesempatan mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan secara kritis
dan evaluatif melalui analisis masalah nyata dalam kehidupan sehari – hari. yaitu
penguasaan isi belajar dari disiplin heuristik dan pengembangan keterampilan pemecahan
masalah PBL juga berhubungan dengan belajar tentang kehidupan yang lebih luas
(lifewide learning), keterampilan memaknai informasi, kolaborasi dan belajar tim, dan
keterampilan reflektif dan evaluatif.
3. Mengapa mereka harus menerapkan adult learning sebagai cadangan metode
pembelajaran jika mereka belum bisa memahami cara belajar active learning?
Adult learning menggunakan pemikiran kritis dimana itu akan sangat membantu ketika
mahasiswa FK bertemu dengan pasien. Proses belajar yang dituntut mahasiswa untuk
mencari informasi yang seluas-luasnya.
Berpikir kritis penting karena dengan berpikir kritis mampu mampu menganalisis bukti
bukti yang jelas sehingga akan menghindari kesalahan hal hal yang akan merugikan diri
sendiri dan pasien, dengan menerapkan adult learning dapat mengaplikasikan dan
memecahkan masalah berdasarkan sebab dan akibat. Untuk mengatasi masalah tersebut,
kita juga harus lebih percaya diri, melakukan self directed learning, menumbuhkan
motivasi dari dalam diri sendiri, lebih fokus ketika belajar, serta dapat mengaplikasikan
apa yang telah dipelajari sebelumnya
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi cara belajar di kedokteran?
Faktor yang mepengaruhi cara belajar di kedokteran ada 3 yaitu faktor eksternal, internal,
dan learning approach.
A.Faktor internal, Faktor internal adalah factor yanga asalnya dari dalam diri seseorang
atau individu itu sendiri. contohnya jasmani, psikologis, kelelahan Pendekatan
pembelajaran dengan, self directed learning.
B. Faktor ekternal, faktor eksternal adalah faktor yang asalnya dari luar diri seseorang
atau individu. Contohnya keluarga, sekolah dan masyarakat
C. Faktor learning approach : belum menemukan metode belajar yang ia sukai
5. Apa kesulitan dalam menerapkan konsep adult learning?
Kesulitan dalam adult learning adalah kita harus bisa membiasakan beradaptasi dan
bersifat menjadi dewasa selama pembelajaran, adanya perbedaan cara belajar dan
perbedaan karakter, mahasiswa belum cukup mandiri dalam belajar.
Adanya perubahan fisiologi(fisik) seperti menurunnya pendengaran, penglihatan, tenaga
sehingga mempengaruhi kecepata belajar orang dewasa.
6. Bagaimana cara mengembangkan keterampilan dalam belajar?
Cara mengembangkan keterampilan belajar adalah mencari wawasan di internet, kita
berfokus pada satu cara belajar yang memang cocok untuk kita, membuat strategi cara
belajar sehingga pembelajaran materi yang disampaikan dapat dipahami, mencari
informasi kepada pakar atau ahli.
Selain itu juga kita dapat menggunakan metode pembelajaran seperti :
1) Adult learning
2) Learning approach
3) PBL
4) Active learning
5) SPICES
7. Apa manfaat dari adult learning?
Mahasiswa dapat memperluas pengetahuannya karena sudah mencari informasi dari
beberapa sumber dan dapat berpikir kritis sehingga pembelajaran bisa dikuasai
materinya, membuat mahasiswa jadi lebih mandiri karena dimana mahasiswa dituntut
untuk mencari materinya sendiri, dengan mengaplikasikan adult learning mahasiswa
dapat memecahkan masalah dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan nyata.
• Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk
dihargai.
• Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil meme- cahkan problem-
problem yang kompleks.
• Meningkatkan kolaborasi. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi. Dan Meningkatkan keterampilan peserta didik
dalam mengelola sumber.
• Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti
perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

ADAPTASI PEMBELAJARAN FK
MIND MAP

PBL ACTIVE LEARNING ADULT LEARNING SPICES LEARNING APPROACH

- DEFINISI - DEFINISI - DEFINISI


- CARA MELAKUKAN - CARA MELAKUKAN - CARA MELAKUKAN
- MANFAAT - MANFAAT - MANFAAT

- DEFINISI - DEFINISI
- CARA MELAKUKAN - CARA MELAKUKAN
- MANFAAT - MANFAAT
STEP 5 :
1. Jelaskan definisi, kekurangan dan kelebihan PBL?
2. Bagaimana langkah-langkah PBL?
3. Jelaskan tentang pendekatan SPICES?
4. Keterampilan belajar yang menunjang cara belajar mahasiswa FK
5. Adult learning definisi, pendekatan, dan metode

REFLEKSI DIRI

Pada PBL pertemuan pertama hari selasa, 12 Oktober 2020 sudah berjalan dengan
lancar karena sebelumnya sudah mempelajari dan memahami apa isi dari skenario
tersebut. Pada permasalahan ini saya dapat menegetahui bagaiamana cara beradaptasi
pembelajaran di FK kemudian permaslahan lainnya seperti adult learning, SPICES, active
learning dan learning approach. Kemudian selain memahami dari skenario tersebut, saya
harus belajar lagi dari berbagai sumber supaya dapat menguasai materinya dengan baik.
Dan semoga pada pertemuan kedua berjalan lebih lancar dan aktif.

STEP 6

Belajar Mandiri

STEP 7

1. Jelaskan definisi, kekurangan dan kelebihan PBL?


 Definisi PBL
Menurut Hung (2008), Problem Based Learning (PBL) adalah sebuah kurikulum
yang merencanakan pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan instuksional. PBL merupakan
model pembelajaran yang menginisiasi siswa dengan menghadirkan sebuah masalah agar
diselesaikan oleh siswa. Selama proses pemecahan masalah, siswa membangun pengetahuan
serta mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan keterampilan self-regulated
learner. Dalam proses pembelajaran PBL, seluruh kegiatan yang disusun oleh siswa harus
bersifat sistematis. Hal tersebut diperlukan untuk memecahkan masalah atau menghadapi
tantangan yang nanti diperlukan dalam karier dan kehidupan sehari– hari. Mengacu rumusan
dari Kwan (2009), bahwa “PBL merupakan Metode instruksional yang menantang peserta
didik agar belajar untuk belajar, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi
masalah yang nyata”. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta
kemampuan analisis peserta didik dan inisiatif atas materi pelajaran. PBL mempersiapkan
peserta didik untuk berfikir kritis dan analistis dan untuk mencari serta menggunakan sumber
pembelajaran yang sesuai (Fakhriyah, 2014). Proses pembelajaran PBL secara utuh dimulai
dengan membagi siswa kedalam grup, kemudian mereka diberikan masalah. Masalah
tersebut harus otentik yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Siswa berusaha
memecahkannnya dengan pengetahuan yang mereka miliki, dan sekaligus mencari informasi
– informasi baru yang relevan untuk solusinya. Mereka harus mengidentifikasi masalah
tersebut, kemudian membuat hipotesis, mendaftar apa yang mereka perlukan dan
mengeksplor kegiatan eksperimen apa yang mereka butuhkan. Selama dalam kegiatan kerja
kelompok tersebut, siswa harus menyelesaikan tugasnya. Mereka harus mengumpulkan
informasi sebanyak mungkin dari berbagai sumber. Setelah itu, mereka harus membuat
laporan, dan kemudian mempresentasikan kepada teman-teman yang lain. Jika ada masukan
atau revisi, mereka harus memperbaikinya dan terakhir yaitu membuat kesimpulan apakah
hipotesisi yang telah mereka buat dirterima tau ditolak.
 Kekurangan dan kelebihan PBL
Menurut Sanjaya (2009), model PBL memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun
kelebihan model PBL adalah
(1) Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk
memahami isi pelajaran.
(2) Pemecahan masalah memotivasi kemampuan pebelajar untuk menemukan pengetahuan
baru.
(3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktvitas belajar
(4) Pemecahan masalah dapat membantu pembelajar menghubungkan pengetahuan yang
dimiliki dengan masalah dunia nyata
(5) Pemecahan masalah membantu pembelajar untuk mengembangkan pengetahuan baru
dan tanggung jawab dalam pembelajaran yang dilakukan serta membantu pembelajar dalam
menilai hasil maupun proses pembelajaran
(6) Melalui pemecahan masalah dapat menunjukkan pada pebelajar bahwa setiap mata
pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh
pebelajar, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau buku-buku
(7) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis pebelajar dan
menyesuaikan dengan pengetahuan yang baru.
Selain itu, kekurangan model PBL adalah
(1) Manakala pebelajar tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan dan
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka pebelajar enggan untuk mencoba
(2) Strategi pembelajaran PBL memerlukan cukup banyak waktu untuk persiapan
(3) Tanpa pemahaman mengenai alasan pebelajar berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka akan pelajari.

2. Bagaimana langkah-langkah PBL?


Suprijono (2012: 74) berpendapat “PBL terdiri dari 5 langkah-langkah dan
perilaku. Langkah-langkah dan perilaku tersebut merupakan tindakan berpola. Pola ini
diciptakan agar hasil pembelajaran dengan pengembangan pembelajaran berbasis
masalah dapat diwujudkan”.
1) Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada peserta didik. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, mendiskripsikan berbagai kebutuhan logistik
penting dan momotivasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah.
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti. Guru membantu peserta didik
mendifinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar terkait dengan
permasalahannya.
3) Membantu investigasi mandiri dan kelompok. Guru mendorong peserta didik untuk
mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, dan mncari penjelasan dan
solusi.
4) Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit .Guru membantu peserta
didik dalam merencanakan dan menyiapkan artefakartefak yang tepat, seperti laporan,
rekaman video, dan model-model serta membantu mereka untuk menyampaikannya
kepada orang lain.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Guru membantu peserta
didik melakukan refleksi diri terhadap investigasinya dan proses.

3. Jelaskan tentang pendekatan SPICES?


Metode pembelajaran Problem Based Learning(PBL)atau diskusi dengan pendekatan
SPICES (Student centered, Problem based, Integrated, Community based oriented,
Elective dan Systematic). SPICES memiliki 6 komponen yang dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1) Student-centered
Siswa secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang
dipelajari, aktif dalam pengelolaan pengetahuan, belajar menentukan apa yang ingin
mereka ketahui, mampu mencari pengetahuan sendiri (mandiri) dan belajar
berkesinambungan, memanfaatkan banyak mediaserta penekanan pada pencapaian
kompetensi bukan pada tuntasnya materi.
2) Problem-based
Siswa diberikan trigger (masalah)atau ilustrasi kasus yang akan digunakan untuk
mencari, menggali dan mengumpulkan informasi sertailmu. Siswa dirangsang untuk
mengembangkan nalar dan daya analisanya, berpikir kritis dan mampu menggunakan
pengetahuan yang telah dimilikinya.
3) Integrated
Perencanaan dan kurikulum ajaran didesain secara terintegrasi, baik secara
horisontal maupunvertikal. Siswa tidak diajak berpikir secara terkotak-kotak dalam
masing-masing disiplin ilmu, tetapi mereka dapat menghubungkan dan mengintegrasikan
pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya secara utuh (lintas disiplin).
4) Community-based (Consummer-based)
Pembelajaran harus berorientasi pada kebutuhan masyarakat atau pada
kepentingan konsumen. Proses pembelajaran siswa tidak hanya dibatasi oleh ruang kelas
dengan bahan tekstual tetapi mereka mempelajari berbagai aspek kehidupan masyarakat
yang ada di lingkungan nyata mereka. Melalui berbasis komunitas ini, siswa diajak secara
langsung untuk berlatih dan belajar mengambil peran secara positif dalam lingkungan
sosialnya.
5) Elective
Selain menyediakan mata pelajaran yang telah terstruktur dalam kurikulum,
institusi pendidikan seyogyanya menyediakan program-program pilihan yang dapat
diambil siswa, disesuaikan dengan minat, tujuan, bakatdan keunikan karakteristik mereka
masing-masing.
6) Systematic
Pembelajaran dikembangkan dengan tujuan, materi dan tahapan-tahapan yang
jelas, logis dantertib, sehingga pada gilirannya para siswa dapat memperoleh pemahaman
yang lebih baik dan mencapai kompetensi secara utuh.

4. Keterampilan belajar yang menunjang cara belajar mahasiswa FK


Banyaknya aktifitas pembelajaran di fakultas kedokteran serta aktifitas lainnya
yang dilakukan mahasiswa menuntut mahasiswa untuk dapat melakukan manajemen
waktu yang baik. Manajemen waktu merupakan pengaturan diri untuk menggunakan
waktu seefektif dan seefisien mungkin untuk mencapai tujuan dan mampu membuat
prioritas dengan baik. Manajemen waktu dapat mengarahkan proses belajar mahasiswa.
Manajemen waktu belajar yang kurang baik menyebabkan mahasiswa menggunakan
pendekatan surface learning dalam belajar. Hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar
mahasiswa. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan keterampilan
manajemen waktu dengan memperhatikan aspek aspek yang harus dihindari dan harus
dilakukan. Mahasiswa yang telah melakukan manajemen waktu dengan baik maka akan
mempunyai manajemen waktu belajar dengan baik. Manajemen waktu merupakan salah
satu faktor internal bagi seorang mahasiswa untuk menerapkan prinsip belajar yang
efisien.
Hofer et al menyatakan bahwa, manajemen waktu seseorang dipengaruhi oleh
pengaturan diri, motivasi dan pencapaian tujuan seseorang. Mahasiswa harus berlatih
untuk memiliki pengaturan diri yang baik, tetap menjaga dan selalu memperbarui
motivasi serta memperjelas tujuan yang akan dicapai. Usaha yang perlu dilakukan
mahasiswa untuk memiliki manajemen waktu yang baik adalah dengan menghindari
kebiasaan menghabiskan waktu.Kebiasaan seperti selalu mengecek hape, mengakses
sosial media terkadang merupakan kebiasaan yang tidak terasa akan menghabiskan
banyak waktu yang tersedia. Mahasiswa juga harus memiliki sikap asertif sehingga
mereka dapat fokus pada kegiatan yang menuju kepada tujuan.
5. Adult learning definisi, pendekatan, dan metode
 Definisi Adult Learning
Adult Learning atua Andragogi sendiri secara harfiah dapat diartikan sebagai seni
dan pengetahuan belajar orang dewasa. Namun, karena orang dewasa sebagai
individu yang dapat mengarahkan diri sendiri, maka dalam pengertian adult learning
hal penting dalam prosesnya adalah kegiatan belajar dari peserta didik itu sendiri
bukan kegiatan mengajar dosen. Sifat belajar orang dewasa berupa sifat yang
subyektif dan unik, maka terlepas dari benar atau salah, ungkapan pendapat, perasaan,
pikiran, gagasan, teori, sistem ataupun nilai yang dianut perlu dihargai. Tidak
menghargai pemikiran mereka hanya akan mematikan motivasi belajar orang dewasa.
 Pendekatan
Terdapat 2 pendekatan yang berkontribusi untuk mengerti mengenai pembelajaran
orang dewasa. Pertama, pembelajaran lebih menyeluruh bukan hanya sekedar sebuah
mesin kognitif yang memproses informasi. Orang dengan pembelajaran dewasa
(adult learning) memiliki pikiran, memori, keadaan sadar dan dunia bawah sadar,
emosi, imajinasi dan fisik tubuh, dimana semua komponen tersebut dapat berinteraksi
dengan pembelajaran yang baru. Kedua, proses belajar lebih banyak terjadi
dibandingkan secara sistematik dan lebih banyak pula melakukan penyimpanan
informasi yang diterima. Perubahan cara pandang belajar pada adult learning bukan
hanya pada apa yang kita pelajari tetapi juga bagaimana cara kita belajar dan
bagaimana pembelajaran itu dapat diserap dan digambarkan kembali (Merriam,
2001).
 Metode
Proses pembelajaran dapat terjadi dengan baik apabila metode dan teknik
pembelajaran melibatkan peserta didik.
a) Mendefinisikan kebutuhan belajarnya
b) Merumuskan tujuan belajar
c) Ikut serta memikul tanggung jawab dalam perencanaan dan penyusunan
pengalaman belajar
d) Berpartisipasi dalam mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar. Dengan
demikian setiap pendidik harus melibatkan peserta didik seoptimal mungkin
dalam kegiatan pembelajaran.
Adapun yang mendeskripsikan pembelajaran orang dewasa adalah seseorang yang
memiliki :
a) Konsep mandiri (independent selfconsept) dan dapat mengarahkan belajarnya
sendiri
b) Sudah mempunyai pengalaman hidup yang berfungsi sebagai sumber untuk
pembelajaran
c) Memiliki kebutuhan belajar yang teliti terkait untuk mengubah peranan social
d) Problem-centered dan tertarik dalam pengaplikasian segera dari ilmu
Pengetahuan
e) Motivasi internal untuk belajar lebih dominan dari pada faktor eksternal
(Knowles, 1980)
DAFTAR PUSTAKA

1. Shofiyah N, Wulandari FE. Model Problem Based Learning (Pbl) Dalam Melatih
Scientific Reasoning Siswa. J Penelit Pendidik IPA. 2018;3(1):33
.
2. Palennari M. Problem Based Learning ( PBL ) Memberdayakan Keterampilan Berpikir
Kritis Pebelajar Pada Pembelajaran Biologi Problem Based Learning ( PBL ) Empowering
Student Critical Thinking Skills at Biological Learning. Proseding Semin Biol dan
Pembelajarannya. 2018;(2008):599–608.

3. Cahyani H, Setyawati RW. Pentingnya Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah


Melalui PBL untuk Mempersiapkan Generasi Unggul Menghadapi MEA. Prism Pros
Semin Nas Mat. 2016;151–60.

4. Pirantika, A. Purwanti RS. No Title‫ جرائم تتغذى على طفرة «التواصل ال‬..‫االبتزاز اإللكتروني‬. Univ
Nusant PGRI Kediri [Internet]. 2017;01:1–7. Available from: http://www.albayan.ae

5. Sari MI, Lisiswanti R, Oktafany O. Manajemen Waktu pada Mahasiswa: Studi Kualitatif
pada Mahasiswa Kedokteran Universitas Lampung. J Kedokt Univ Lampung [Internet].
2017;1(3):525–9. Available from:
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/JK/article/view/1714/0

6. Bourdieu P, Education L, Albright J, Luke A, Abingdon E, Routledge E, et al. No Title


‫ وبكتيرية لمياه نهري دجلة وديالى جنوبي بغداد‬v‫دراسة بيئية‬. Director [Internet]. 2018;15(2):2017–9.
Available from: https://www.uam.es/gruposinv/meva/publicaciones
jesus/capitulos_espanyol_jesus/2005_motivacion para el aprendizaje Perspectiva
alumnos.pdf
%0Ahttps://www.researchgate.net/profile/Juan_Aparicio7/publication/253571379_Los_es
tudios_sobre_el_cambio_conceptual_

7. Dannur M. Fikrotuna: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam. Fikrotuna [Internet].


2017;5(1). Available from:
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/fikrotuna/article/view/2953

Anda mungkin juga menyukai