Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KEGIATAN SGD KELOMPOK 3

SKENARIO "Belajar Mandiri ...Why Not ??”

STEP 1
a. Self reflection
b. Collaborative Learning
c. Jurnal ilmiah
d. SPICES
e. Independent Learning
f. Peer Assessment
g. Self Directed Learning
h. Deep Learning
i. Continuing Proffesional Education
j. Self Assessment
k. Adult Learning
l. Riset
m. Konten

Pembahasan
1. self reflection
a. Evaluasi proses belajar mengajar.
b. Suatu penilaian terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan proses
akademik, ex: kuliah pakar
c. Cerminan diri
d. Suatu pencerminan terhadap diri sendiri mengenai apa yang telah kita lakukan.

2. Collaborative Learning
a. Belajar kelompok atau bekerjasama dalam kelompok
b. Perpaduan dari dua atau lebih sistem belajar menjadi satu.

3. Jurnal ilmiah
a. Jurnal itu merupakan suatu bentuk terbitan berbentuk pamflet berseri dan
didalamnya memilki suatu bahan yang sangat diminati oleh orang. Jurnal ilmiah itu
merupakan suatu terbitan berbentuk pamflet yang didalamnya berisi bahan-bahan
ilmiah sebagai penunjang penelitian dsb.
b. Jurnal ilmiah merupakan suatu hasil penelitian/riset pada bidang tertentu yang
dikemas secara ilmiah yang berisi tentang aspek-aspek penelitian.(metode
penelitian).

4. SPICES
Strategi inovasi pendidikan secara intgaral meliputi pendekatan student centre learning,
problem based integarated curriculum, coomunity oriented, elective dan systematic.

5. Independent Learning
a. Suatu pembelajaran yang dilaksanakan secara mandiri.
b. Proses dimana individu mengambil inisiatif tanpa bantuan orang lain dalam
memenuhi dan mencapai keberhasilan belajar.
c. Cara belajar tertentu yang bebeda dengan sekolah baik dari segi tempat, waktu,
lingkungan belajar maupun guru. Pelajar mungkin dibimbing oleh guru namun tidak
sepenuhnya dan lebih berorientasi pada pelajar dimana pelajar memiliki kebebasan
dan tanggung jawab besar untuk mengendalikan belajarnya sendiri.
d. Suatu pembelajaran yang dilaksanakan secara mandiri yang topiknya tidak
ditentukan.

6. Peer assessment
Menilai hasil kerja orang lain.

7. Self directed learning


a. Merupakan proses belajar yang dilakukan atas inisiatif individu mahasiswa sendiri
termasuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pengalaman terhadap hasil belajar
yang telah dijalani.
b. Suatu belajar dengana sistem otodidak dengan tanpa bimbingan orang lain denagan
mengedapankan tanggungjawab pribadi atau personal responsibility dengan dasasr
antusiasme dan kemampuan diri.
c. Cara belajar mandiri dari berbagai pengalaman yang pernah dilakukan untuk belajar
yang akan dipelajari.
d. Mengarahkan diri sendiri dalam proses belajar.
e. Proses ini merupakan cerminan terhadap aktifitas mahasiswa, dimana seorang
mahasiswa dapat belajar mandiri, sehingga pengetahuan yang dia miliki akan
bertambah.

8. Deep Learning
a. Suatu metode belajar yang berdasarkan pada pemahaman bahan ajar secara
mendetail.
b. Cara belajar yang mengaharuskan seorang siswa untuk aktif mencari informasi dari
berbagai sumber.

9. CPD
a. Pendidikan profesional yang dilakukan secara berkesinambunagan atau terus
menerus.
b. Upaya pembinaan bersistem untuk mempertahankan, mengemabangkan,
meningkatkan profesi dokter dengan baik.
c. Suatu kegiatan pembelajaran yang diperoleh melalui berbagai narasumber yang ahli
yang diperoleh melalui pendidikan formal dan dengan bimbingan ahli tersebut.

10. Self assessment


Penilaian terhadap diri sendiri, sejauh mana tentang diri kita terhadap cara belajar dan
mengetahui sesuatu, selain itu juga terhadap hasil yang telah kita pelajari.

11. Adult leearning


Sistem pembelajaran bagi orang dewasa yang teroraganisir secara baik, biasanya hal ini
banayak diterapkan pada mahasiswa.

12. Riset
Suatu kegiatan untuk dapat mendapatkan ide, keterangan, wawasan dan lain sebaginya
sehingga dapat merumuskan dan mendefinisikan masalah, dan hipotesis sehingga dapat
melanjutkan kegiatan yang lebih lanjut ynag lebih advance.

13.Konten
Isi, muatan, materi, komposisi.

STEP 2
- Bagaimana menerapkan konsep adult learning secara benar.
- Perkembangan ilmu kedokteran yang berlangsung saat ini berlangsung secara
cepat.
- Bagaimana cara belajar yanag baik di FK unissula
- Penerapan strategi SPICES di FK unissula
- Bagaimana cara FK unissula mengenali persoalan-persoalan yang akan
dihadapi selama belajar di FK dan cara mengantisipasinya.
- Bagaimana cara untuk dapat terampil belajar sepanjang hayat?
- Apa saja kendala yang terjadi dalam peneradpan SPICES dan bagaimana
mengatasinya?
- Apa yang dimaksud dengan belajar sepanjanag hayat dan kaitannya dengan
CPD!
- Bagaimana bentuk penyesuain diri terhadap ilmu kedokteran yang terus
berkembang!
- Sistem pembelajaran yang bagaimanakah yang dapat mengikuti
perkembanagn ilmu kedokteran.

MASALAH UTAMA :
Adaptasi terhadap ilmu kedokteran yang terus berkembang.

STEP 3.
 CPD
o Definisi CPD?
a. pendidikan profesional yang dilakukan secara berkesinambunagan atau terus
menerus.
b. upaya pembinaan bersistem untuk mempertahankan, mengemabangkan,
meningkatkan profesi dokter dengan baik.
c. suatu kegiatan pembelajaran yang diperoleh melalui berbagai narasumber
yang ahli yang diperoleh melalui pendidikan formal dan dengan bimbingan
ahli tersebut.

o Keuntungan dan kekurangan dari CPD?


Keuntungannya : mendapat ilmu pengetahuan yang dapat terpercaya dan ter-
update.
Kekurangannya : bagi mahasiswa yang kurang aktif akan ketinggalan dalam
informasi.

o Bagaimana cara penerapannya?


Mecari sumber terpercaya, selalu meng-update ilmu pengetahuan, rajin mengikuti
kegiatan kuliah dan seminar.

o Kendala dalam penerapan CPD?


Kurangnya fasilitas untuk menunjang kegiatan tersebut.

STEP 4
STEP 5
LEARNING ISSUE:
o Apa perbedaan CPD dan belajar mandirr?

 SPICES
o Definisi SPICES?
o Apa saja yang meliputi SPICES?
o Keuntungan dan kekuranagan SPICES?
o Bagaimana cara penerapan SPICES?
o Mengapa SPICES diterapkan di FK Unissula?
o Bagaimana kendala dari SPICES?
o Bagaimana sejarah atau latar belakang dari dicetuskannya SPICES?

 ADULT LEARNING
o Definisi Adult Learning?
o Apa sajakah konsep dari Adult Learning?
o Siapa sajakah sasaran dari Adult Lerning?
o Apakah bedanya Self directed learning dan independent learning?
o Apakah bedanya self assessment dan self reflection?

STEP 6
PEMBAHASAN LEARNING ISSUE:
o Apa perbedaan CPD dan belajar mandiri?

o Program pendidikan dan pelatihan kedokteran berkelanjutan (PPPKB)


atau istilah lainnya continuing professional development (CPD) adalah upaya
pembinaan bersistem untuk mempertahankan, meningkatkan dan
mengembangkan performance dokter agar ia
senantiasa dapat menjalankan profesinya dengan baik. PPPKB bukan hanya
berperan dalam meningkatkan pengetahuan tetapi lebih untuk
mempertahankan danmeningkatkan kompetensi yang bersangkutan sehingga
tercermin dalam kinerjanya.
Oleh karena itu kredit yang dikumpulkan melalui kegiatan CPD seyogianya
dapatmenjamin terselenggaranya pelayanan kedokteran yang bermutu, dan itu
berarti mengacu kepada standar profesi yang bersangkutan.

o Pengembanganprogram pendidikan dan pelatihan kedokteran


berkelanjutan tidak sama dengan pengembangan kurikulum pendidikan dokter
(undergraduate). Pengembangan program CPD yang terstruktur seringkali
menemui hambatan di lapangan seperti perbedaan kebutuhan pengembangan
performance antar dokter satu daerah dengan daerah lain, hambatan financial
dan sarana komunikasi yang belum lancar. Program CPD konvensional seperti
kuliah, seminar, kursus-kursus, simposium seringkali tidak efektif. Oleh
karena itu pengembangan program CPD saat ini lebih menitikberatkan pada
metode yang lansung ditemui oleh dokter di lapangan kerja seperti work based
learning, practice based learning atau experiential learning dan dengan
memperbaiki metode konvensional di atas sebagai variasi kegiatan PPPKB
yang holistik.

 Belajar Mandiri

 Juli 13, 2007 — zulharman

o Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang


sangat cepat mengharuskan seorang lulusan dokter untuk mampu belajar
sepanjang hayat. Seorang lulusan dokter harus selalu belajar untuk
mengembangkan ilmunya baik melalui seminar, kursus – kursus penyegaran
ilmu pendidikan kedokteran berlanjutan atau pun dengan belajar mandiri
menggunakan media seperti buku, jurnal dan internet. Seorang lulusan dokter
untuk dapat belajar sepanjang hayat membutuhkan suatu Kesiapan untuk
belajar mandiri. Seorang lulusan dokter yang mampu belajar mandiri memiliki
Kesiapan untuk menentukan kebutuhan dan tujuan belajarnya, kapan dan
dimana untuk belajar, menentukan sumber belajar dan mampu untuk menilai
hasil belajarnya.

o Institusi pendidikan dokter, memiliki kewajiban untuk


mengembangkan Kesiapan dan kesiapan mahasiswanya untuk belajar mandiri
yang merupakan bekal bagi mahasiswa tersebut untuk dapat menjadi
pembelajar sepanjang hayat. Pengembangan Kesiapan belajar mandiri
mahasiswa ini, memerlukan suatu penilaian terhadap Kesiapan yang dimiliki
oleh mahasiswa untuk belajar mandiri. Penilaian Kesiapan belajar mandiri
mahasiswa ini akan memberi informasi mengenai gambaran kelemahan belajar
mandiri mahasiswa dan juga gambaran Kesiapan yang yang telah dimiliki
mahasiswa tersebut

http://zulharman79.wordpress.com/

Sedangkan belajar mandiri sebagai proses mengandung makna bahwa


pebelajar mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mencapai tujuan
pembelajaran tertentu tanpa terlalu tergantung pada guru/tutor (mandiri).

1) mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri;


2) merumuskan/menentukan tujuan belajarnya sendiri;
3) mengidentifikasi dan memilih sumber-sumber belajarnya sendiri (baik
sumber belajar manusia atau non-manusia);
4) menentukan dan melaksanakan strategi belajarnya; dan
5) mengevaluasi hasil belajarnya sendiri.
http://fakultasluarkampus.net/karakteristik-independent-learning/

 SPICES
o Definisi SPICES?
SPICES merupakan strategi pembelajaran yang di dalamnya meliputi:

Student Centre Learning, maksudnya adalah pelajar yang memegang kontrol


dalam pembelajaran. Pelajar harus aktif dan diberikan tanggung jawab untuk
menjalani pembelajarannya.
Problem Based Learning, maksudnya pembelajaran bertolak dari problem
yang ada dalam kontek nyata.

Integration, maksudnya ada integrasi dalam bidang disiplin ilmu. Contohnya


dalam pendidikan dokter yaitu penerapan sistem blok dimana ada integrasi
beberapa disiplin ilmu dalam satu blok. Integrasi ini ada horizontal integration
dan vertical integration.

Community Based, maksudnya kurikulum sekarang harus berorientasi kepada


komunitas. Contohnya kuliah kerja nyata (KKN), Praktek belajar lapangan
Community oriented (PBL-COME).

Electives, maksudnya kurikulum harus memberikan pilihan bagi pelajar untuk


memilih. Misalnya blok elektif yang disusun dengan tema bermacam-macan
dan mahasiswa diberi kebebasan untuk memilih.

Systematic, maksudnya kurikulum dikembangkan secara sistematis.


Contohnya dapat dilihat dalam bentuk peta kurikulum yang sistematis,
perancangan pengalaman belajar dan konten kurikulum dirancang berdasarkan
learning outcome yang terlihat dalam blok blueprint.

( http : //zulharman.79.wordpress.com )

o Apa saja yang meliputi SPICES?

Student Centre Learning, maksudnya adalah pelajar yang memegang


kontrol dalam pembelajaran. Pelajar harus aktif dan diberikan tanggung jawab
untuk menjalani pembelajarannya.

Problem Based Learning, maksudnya pembelajaran bertolak dari


problem yang ada dalam kontek nyata.

Integration, maksudnya ada integrasi dalam bidang disiplin ilmu.


Contohnya dalam pendidikan dokter yaitu penerapan sistem blok dimana ada
integrasi beberapa disiplin ilmu dalam satu blok. Integrasi ini ada horizontal
integration dan vertical integration.

Community Based, maksudnya kurikulum sekarang harus berorientasi


kepada komunitas. Contohnya kuliah kerja nyata (KKN), Praktek belajar
lapangan Community oriented (PBL-COME).

Electives, maksudnya kurikulum harus memberikan pilihan bagi pelajar


untuk memilih. Misalnya blok elektif yang disusun dengan tema bermacam-
macan dan mahasiswa diberi kebebasan untuk memilih.

Systematic, maksudnya kurikulum dikembangkan secara sistematis.


Contohnya dapat dilihat dalam bentuk peta kurikulum yang sistematis,
perancangan pengalaman belajar dan konten kurikulum dirancang berdasarkan
learning outcome yang terlihat dalam blok blueprint.
( http : //zulharman.79.wordpress.com )

o Keuntungan dan kekuranagan SPICES?


- Keuntungan SPICES
 mahasiswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar
 mahasiswa manjadi lebih kritis
 mahasiswa memiliki wawasan yang lebih luas
 mahasiswa memiliki prinsip yang kuat dalam hidupnya
 mahasiswa mengupdate pengetahuan baru
 Mahasiswa aktif sehingga tidak ketinggalan info.
 Dibagi dalam keompok-kelompok kecil sehingga tutor dapat
memperhatikan mahsiswa lebih efisien.
 Menekankan makna bukan fakta.
 Mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan umum dan
perilaku diluar kuliah.
 Mahasiswa tidak tergantung pada dosen (dalam hal mencari
sumber belajar)
 Waktu belajar tidak terbatas.
 Mahasiswa Lebih jadi paham tentang teknologi dan bahasa
inggris.

-kekurangan SPICES

1. membutuhkan dana yang lebih besar

2.Siswa diharuskan mencari sendiri jawaban darimasalah yang


diberikan sehingga sulit mencari patokan yang jelas tentang batasan-
batasan yang harus diperoleh.

3.Siswa tidak memiliki dasar ilmu yang sesuai dengan tingkatannya


karena sebelumnya mahasiswa baru tidak diberi dasar pekuliahan.

4.Membutuhkan saran dan prasarana yang lebih banyak.

5.Siswa harus memiliki prior knowledge yang kuat


www.zulharman.79.wordpress.com

o Bagaimana cara penerapan SPICES?


 Student centered learning
merupakan strategi pembelajaran yang menempatkan mahasiswa
sebagai peserta didik (subyek) aktif dan mandiri sehingga terdapat
hubungan “tarik-menarik” antara learner support dan learner control
sehingga dosen berperan sebagai (tutor, penasihat, kritik, memberi
bantuan, konsultan, agen) dan aktivitas dosen (mengajar, membimbing,
memberi visualisasi, menjelaskan, memberi kritik, beradu pendapat, dan
bahkan “menghambat”
 Problem based
Ada beberapa cara menerapkan PBL dalam pembelajaran. Secara
umum, penerapan model ini mulai dengan adanya masalah yang harus
dipecahkan atau dicari pemecahannya oleh mahasiswa. Masalah tersebut
dapat berasal dari mahasiswa atau mungkin juga diberikan oleh pengajar.
Mahasiswa akan memusatkan pembelajaran di sekitar masalah tersebut,
dengan arti lain, mahasiswa belajar teori dan metode ilmiah agar dapat
memecahkan masalah yang menjadi pusat perhatiannya (I Wayan Dasna
dan Sutrisno, 2007).
Pemecahan masalah dalam PBL harus sesuai dengan langkah-langkah
metode ilmiah. Dengan demikian mahasiswa belajar memecahkan
masalah secara sistematis dan terencana. Oleh sebab itu, penggunaan
PBL dapat memberikan pengalaman belajar melakukan kerja ilmiah
yang sangat baik kepada mahasiswa.

 Integrated curriculum
Perancangan dan pengembangan kurikulum terpadu harus
memperhatikan karakteristik aturan dasar yang merupakan kombinasi
antara metoda dan filosofi yang dikenal sebagai SCL, sistem tutorial, dan
belajar secara mandiri.

 Community oriented
Community oriented diterapkan melalui pembelajaran secara
kelompok atau diskusi. Sehingga dapat meningkatkan kepekaan
lingkungan.

 Elective program
maksudnya kurikulum harus memberikan pilihan bagi pelajar
untuk memilih. Misalnya blok elektif yang disusun dengan tema
bermacam-macan dan mahasiswa diberi kebebasan untuk memilih

 Systematic
maksudnya kurikulum dikembangkan secara
sistematis.Contohnya dapat dilihat dalam bentuk peta kurikulum yang
sistematis, perancangan pengalaman belajar dan konten kurikulum
dirancang berdasarkan learning outcome.

Harsono www.parametrik.com

o Mengapa SPICES diterapkan di FK Unissula?


Strategi pendidikan SPICES telah disarankan oleh DIKTI untuk
dipergunakan sebagai strategi pembelajaran di FK seluruh Indonesia.
Lagipula, telah dilakukan penelitian dengan percobaan terhadap beberapa
mahasiswa di beberapa FK, hasilnya lebih bagus dibandingkan dengan metode
biasa (Buku Pedoman Pendidikan Dokter Gigi)

o Bagaimana kendala dari SPICES?


metode SPICES, yaitu Student Centre, Problem Based Learning, Integrated,
Community Based, Early Clinical Exposure, dan Structured. Dengan
kurikulum ini, mahasiswa dituntut untuk lebih aktif belajar, mempelajari ilmu
kedokteran berbasiskan problem kesehatan yang ada, dan metode yang
terintegrasi antara satu mata kuliah dan mata kuliah lain, yang pada kurikulum
sebelumnya dilakukan secara terpisah. Mahasiswa juga diprioritaskan
mempelajari penyakit-penyakit yang ada di masyarakat secara lebih dalam dan
secara dini dikenalkan dengan suasana klinik. Para calon ahli medis
diharapkan dapat lebih berkomunikasi dengan pasien dan mengembangkan
empati.

Implementasi metode SPICES membawa berbagai konsekuensi, yang salah


satunya adalah soal biaya. “Dengan metode SPICES, akan lebih dibutuhkan
banyak ruangan untuk kegiatan diskusi kelompok
http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news_print.asp?IDNews=289

o Bagaimana sejarah atau latar belakang dari dicetuskannya SPICES?


nala

Latar belakang diterapkanya kurikulum SPICES Berdasarkan


pengamatan dan pengalaman dari adalah bahwa banyak lulusan perguruan
tinggi di Indonesia memiliki karakteristik sebagai berikut:

•Hanya memahami teori


• Memiliki keterampilan individual
• Motivasi belajar hanya untuk lulus ujian
• Hanya berorientasi pada pencapaian grade atau nilai tertentu (pembatasan
target)
• Orientasi belajar hanya pada mata kuliah individual secara terpisah
• Proses belajar bersifat pasif, hanya menerima informasi dari dosen
• Penggunaan teknologi (misal: komputer) terpisah dari proses belajar

Sebaliknya kebutuhan bisnis dan industri adalah:

• Kemampuan solusi masalah berdasarkan konsep ilmiah


• Memiliki keterampilan TEAM (teamwork)
• Mempelajari bagaimana belajar yang efektif
• Berorientasi pada peningkatan terus-menerus dengan tidak dibatasi
pada target tertentu saja. Setiap target yang tercapai akan terus-menerus
ditingkatkan
• Membutuhkan pengetahuan terintegrasi antar-disiplin ilmu untuk solusi
masalah yang kompleks
• Bekerja adalah suatu proses berinteraksi dengan orang lain dan memproses
informasi secara aktif
• Penggunaan teknologi merupakan bagian integral dari proses belajar untuk
solusi masalah

Kesenjangan utama yang terjadi di atas, membutuhkan perubahan


proses
belajar di perguruan tinggi dari metode konvensional berupa kuliah
atau ceramah, menjadi case (problem) based learning yang mengandalkan
analisis kasus dan solusi masalah, sehingga memperoleh keterampilan
sebagai problem solver yang handal. Kurikulum perguruan tinggi di
Indonesia seyogianya diarahkan untuk Case (Problem) Based Learning
yang dilakukan melalui teori-teori ilmu pengetahuan diorganisasikan di
seputar masalah-masalah nyata yang diambil dari praktek-praktek
profesional, melalui mengajukan pertanyaan-pertanya an lintas
topik/subyek (lintas ilmu pengetahuan) sehingga mampu beradaptasi
dengan lingkungan dan memperoleh keberhasilan.

 ADULT LEARNING
o Definisi Adult Learning?
Orang dewasa merupakan relevancy-oriented. Mereka harus
mengetahui tujuan belajar sesuatu. Pembelajaran harus dapat dipakai pada
pekerjaan mereka atau tanggung jawab lain yang bernilai bagi mereka. Untuk
itu, fasilitator harus mengidentifikasi tujuan untuk pelajar sebelum
pembelajaran dimulai. Ini berarti juga, bahwa teori dan konsep harus
berhubungan pada pengalaman pelajar. Kebutuhan ini bisa dipenuhi dengan
membiarkan pelajar memilih tugas mereka yang mencerminkan diri mereka
sendiri.

o Apa sajakah konsep dari Adult Learning?


 Malcom Knowles mengdentifikasi karakter dr pelajar dewasa :

Orang dewasa adalah autonomous dan self-directed. Mereka


butuh kebebasan untuk menentukan diri mereka sendiri. Guru mereka
harus aktif berpartisipasi dalam belajar mereka dan berlaku sebagai
fasilitator bagi mereka. Mereka harus mengerti pandangan mereka dan
membiarkan mereka bekerja pada tugas yang merefleksikan
kesenangan mereka. Mereka sebaiknya memperbolehkan para pelajar
untuk menenggung tugas presentasi dan menjadi ketua kelompok.
Mereka harus yakin bahwa mereka berlaku sebagai fasilitator,
memandu mereka pada pengetahuan mereka sendiri daripada
memberikan fakta-fakta. Akhirnya, mereka harus memperlihatkan
bagaimana sebuah kelas bisa mencapai tujuan mereka.

Orang dewasa memiliki setumpuk landasan dari pengalaman


hidup dan pengetahuan yang antara lain adalah; aktifitas dengan teman
kerja, tanggung jawab keluarga, dan pendidikan pada janjang
sebelumnya. Mereka memerlukan untuk menghubungkan pelajaran
dengan dasar pengetahuan dan pengalaman mereka. Untuk membantu
mereka melakukan hal ini, mereka sebaiknya memaparkan
pengetahuan atau pengalaman pelajar yang berhubungan dengan topik.
Mereka harus menghubungkan konsep dan teori pada pelajar dan
menyadari betapa pentingnya pengalaman.

Orang dewasa adalah goal-oriented. Sebelum tercantum pada


pembelajaran, mereka biasanya mengetahui tujuan yang harus mereka
capai. Mereka, karena itu, menghargai sebuah program pendidikan
yang terorganisir dan memiliki penjelasan unsur yang jelas. Fasilitator
harus menunjukan pada pelajar begaimana kelas ini dapat membantu
mereka mencapai tujuan mereka. Klasifikasi dai tujuan dan tujuan
belajar harus terselesaikan pada awal pembelajaran.

Orang dewasa merupakan relevancy-oriented. Mereka harus


mengetahui tujuan belajar sesuatu. Pembelajaran harus dapat dipakai
pada pekerjaan mereka atau tanggung jawab lain yang bernilai bagi
mereka. Untuk itu, fasilitator harus mengidentifikasi tujuan untuk
pelajar sebelum pembelajaran dimulai. Ini berarti juga, bahwa teori dan
konsep harus berhubungan pada pengalaman pelajar. Kebutuhan ini
bisa dipenuhi dengan membiarkan pelajar memilih tugas mereka yang
mencerminkan diri mereka sendiri.

Orang dewasa adalah orang yang praktis. Mereka fokus pada


pelajaran yang sangat berguna pada pekerjaan mereka. Mereka tidak
tertarik pada pengetahuan yang berguna untuk kepentingan sendiri.
Fasilitator harus menerangkan dengan sangat jelas bagaimana sebuah
pembelajaran dapat berguna pada pekerjaan bagi mereka.

Seperti yang dilakukan semua pelajar, orang dewasa harus


diperlihatkan rasa hormat. Fasilitator harus mengakui kehebatan
pengalaman yang disampaikan oleh pelajar pada kelas. Orang dewasa
sebaiknya diperlakukan adil antara pengalaman dan pengetahuan dan
memperbolehkan mereka untuk mengungkapkan opini mereka secara
bebas di dalam kelas.

o Siapa sajakah sasaran dari Adult Lerning?


Peserta didik orang dewasa menurut konsep pendidikan adalah :
1) meraka yang berperilaku sebagai orang dewasa, yaitu orang yang
melaksanakan peran sebagai orang dewasa
2) meraka yang mempunyai konsep diri sebagai orang dewasa
http://blogs.unpad.ac.id/aderusliana/

o Apakah bedanya Self directed learning dan independent learning?


SDL = Senada dengan teori ini adalah teori belajar self-directed learning.
Teori ini berpandangan bahwa belajar yang sesungguhnya adalah belajar
mandiri, mengatur diri sendiri, dan mengelola diri sendiri. Dosen/guru
oleh teori ini hanya diposisikan sebagai fasilitator dan mentor. Lalu, apa
situated cognition itu? Situated cognition merupakan teori belajar yang
beranggapan bahwa belajar sesungguhnya merupakan kegiatan untuk
mempertemukan topik pembelajaran dengan situasi kehidupan yang riil [real-
life situation] di masyarakat.
qac.ums.ac.id/?pilih=lihat&id=36 - 33k
IL = menjelaskan belajar mandiri sebagai pembelajaran yang merubah
prilaku, dihasilkan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pebelajar dalam
tempat dan waktu berbeda serta lingkungan belajar yang berbeda dengan
sekolah. Pebelajar mungkin dibimbing oleh guru tapi tidak tergantung kepada
mereka. Pebelajar menerima derajat kebebasan dan tanggung jawab dalam
merencanakan dan melakukan kegiatan-kegiatan yang mendorong kearah
terjadinya belajar.
http://fakultasluarkampus.net/karakteristik-independent-learning/

Pengertian SDL bervariasi menurut pendapat beberapa pakar. Knowles


(1975, disitasi oleh O’Shea, 2003) mendefinisikan SDL adalah sesuatu proses
dimana seseorang memiliki inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain,
untuk menganalisis kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan tujuan
belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber–sumber belajar, memilih dan
melaksanakan strategi belajar yang sesuai dan mengevaluasi hasil belajarnya
sendiri. Merriam dan Caffarella (1991) mendefinisikan SDL adalah sesuatu
metode belajar di mana pelajar mempunyai tanggung jawab yang utama dalam
perencanaan, pelaksanakan dan penilaian hasil belajar.

Brockett dan Hiemstra (1991) mengemukakan beberapa pernyataan


untuk meluruskan pandangan mengenai SDL yaitu, SDL bersifat kontinuitas,
tidak benar SDL mengambarkan suatu proses belajar dalam isolasi, tidak benar
SDL menghabiskan lebih banyak waktu daripada kegunaannya, dan tidak
benar aktivitas SDL hanya terbatas pada membaca dan menulis.

Sumber : http://zulharman79.wordpress.com/2008/05/14/self-directed-
learning-sdl-atau-belajar-mandiri/

o Apakah bedanya self assessment dan self reflection?


Self assessment menurut Boud (1991) adalah keterlibatan pelajar
dalam mengidentifikasi kriteria atau standar untuk diterapkan dalam belajar
dan membuat keputusan mengenai pencapaian kriteria dan standar tesebut.
Dengan kata lain Self assessment adalah sebuah proses dimana pelajar
memiliki tanggung jawab untuk menilai hasil belajarnya sendiri.

Self assessment dapat digunakan untuk membantu pelajar dalam


mengembangkan kemampuan menilai dan mengkritisi proses dan hasil
belajarnya (penilaian formatif), membantu pelajar menentukan kriteria untuk
menilai hasil belajarnya, dan sebagai syarat yang diperlukan dalam sebuah
proses pembelajaran untuk memutuskan kelulusan (sumatif assessment)

Self-reflection [sudut pandang guru]


Self-reflection adalah suatu kegiatan untuk mengevaluasi proses
belajar mengajar yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan umpan balik
dari apa yang telah dilakukan. Umpan balik tersebut antara lain berupa:
a) pemahaman siswa tentang apa yang telah disampaikan,
b) perilaku guru yang tidak efisien dan tidak efektif,
c) perilaku guru yang efisien dan efektif,
d) perilaku yang perlu diperbaiki,
e) perilaku yang diinginkan oleh siswa dan,
f) perilaku yang seharusnya dikerjakan. Berdasarkan self-reflection inilah guru
akan memperbaiki perilaku dalam proses belajar mengajar.

Paling tidak ada dua cara bagi guru untuk melakukan self-reflection,
yakni: a) guru menampung pendapat siswa pada setiap akhir kuartal dan, b)
guru malaksanakan action research. Cara yang pertama dilakukan lewat cara
guru mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang mengungkap bagaimana
perilaku selama mengajar, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan tersebut
untuk dijawab oleh siswa. Berdasarkan jawaban tersebut guru akan
mendapatkan gambaran diri pada waktu melaksanakan proses belajar
mengajar.
Action research, sebagai cara kedua, merupakan kegiatan meneliti
sambil mengajar atau mengajar yang diteliti. Siapa yang mengajar dan siapa
yang meneliti? Guru sendiri yang melakukan keduanya datam waktu yang
sama.
Jadi perbedaan antar sElf assessment dEngan sElf reFlection yakni
sElf assessment iTu dari sudut pandang siswa
selF reflection iTu dari sudut pAndang guru,,,,yAng mEndapat
gambaran dari hasil angket siswa

STEP 7
Adaptasi seorang mahasiswa FK dalam menyesuaikan diri dalam mengikuti
perkembangan ilmu kedokteran yang semakin berkembang dari waktu ke waktu bahkan dari
menit ke menit. Untuk mengatasi hal demikian maka diterpkan metode pembelajaran Self
Directed Learning dan Independent Learning dimana kedua metode ini merupakan konsep
dari Adult Learning. Dalam Adult Learning itu sendiri diterapkan konsep pembelajaran Deep
Learning, Collaborative Learning, Self Assessment, Peer Assessment dan Self Reflection.
Selain menggunakan metode Self Directed Learning dan Independent Learning, seorang
mahasiswa dapat menggunakan metode SPICES, yang di dalamnya terdapat pembelajaran
Student Centre, Problem Based, Integrated, Community Based dan Systematic. Dengan
demikian dari metode SPICES ini pun dapat dilakukan penerapan CPD (continung
professional development).
LAPORAN
SMALL GROUP DISCUSSION
“Belajar Mandiri ...Why Not ???”

KELOMPOK 3
Anggota:

1. Adhitya Putra Widiyanto (ketua SGD)

2. Anggi Pratiwi (sekretaris SGD)

3. Desy Marshadianty

4. Fitria Ika Priliana

5. Irfani Kurniawan

6. Lia Nur Aini

7. Naila Shulya Ellyana

8. Nala Qodhi Mubarok

9. Ratih Rastiti Suroso


10. Selamet Susanto

11. Sukma Wijayanto

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG


FAKULTAS KEDOKTERAN
2008

Anda mungkin juga menyukai