Cardiovascular, Modul 10, LBM 4
Cardiovascular, Modul 10, LBM 4
320
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
321
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Pernafasan internal
Pada kapiler tubuh : HbO2 pada eritrosit terurai menjadi Hb + O2. Hb bergabung dg H+
membentuk HHb, dan O2 keluar dari eritrosit dan kapiler masuk ke sel jaringan.Pada saat yang
bersamaan CO2 masuk ke eritrosit.Beberapa CO2 bergabung dg Hb membentuk HbCO2, tetapi
kebanyakan membentuk HCO3- di dalam plasma.
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-
Pernafasan Eksternal
Pada kapiler paru, O2 masuk ke eritrosit bergabung dg Hb membentuk HbO2.Pada saat yang
bersamaan, HCO3- berubah di dalam eritrosit menjadi H2O dan CO2.CO2 meninggalkan
eritrosit dan kapiler paru menuju alveolus.
H+ + HCO3- H2CO3 H2O + CO2
322
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Pada neonatus normal, pelepasan oksigen ke jaringan harus sesuai dengan kebutuhan
metabolismenya. Jumlah oksigen yang dilepaskan ke jaringan bergantung kepada aliran
darah sistemik, kadar hemoglobin dan saturasi oksigen arteri sistemik. Pada saat lahir,
kebutuhan oksigen meningkat sampai 3 kali lipat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
agar menghasilkan enersi untuk bernafas dan termoregulasi.Untuk ini diperlukan
peningkatan aliran darah sistemik 2 kali lipat dan saturasi oksigen 25% sehingga pelepasan
dan pengikatan oksigen di jaringan juga meningkat sesuai kebutuhan.
sianosis perifer (acrocyanosis) sering dijumpai pada neonatus , hal ini akibat tonus
vasomotor perifer yang belum stabil. Tampak warna kebiruan pada ujung jari tangan dan
kaki serta daerah sekitar mulut, disertai suhu yang dibawah normal dan hiperoksia tes
menunjukkan hasil yang negatip.
Pada neonatus dengan PJB sianosis, tidak mampu meningkatkan saturasi oksigen arteri
sistemik, justru sangat menurun drastis saat lahir, sehingga pelepasan dan pengikatan
323
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
324
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
K[r
325
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
normal sehingga partikel atau kotoran akan sulit untuk dikeluarkan dan
meyebabkan bayi menjadi batuk dan kadang sesak nafas.
Ok
o Mengapa tumbuh kembangnya lambat dan BB sulit naik?
Karena perfusi darah ke jaringan kurang khususnya ke otak sehingga
produksi Hormon Pertumbuhan kurang
Asupan nutrisi kurang karena kurang kuat menetek
Duktus arteriosus, suatu pembuluh yang menghubungkan arteri pulmonalis dan aorta ketika
keduanya keluar dari jantung.
Darah beroksigen tinggi dibawa dari plasenta melalui vena umbilikalis dan diteruskan ke
dalam vena kava inferior janin. Dengan demikian ketika dikembalikan ke atrium kanan dari
sirkulasi sistemik, darah adalah campuran dari darah beroksigen tinggi dari vena umbilikalis
dan darah vena yang beroksigen rendah yang kembali dari jaringan janin. Selama masa janin,
karena tingginya resistensi yang diakibatkan oleh paru yang kolaps, tekanan di separuh kanan
jantung dan sirkulasi paru lebih tinggi daripada di separuh kiri jantung dan sirkulasi sistemik,
situasi yang terbalik dibandingkan dengan setelah lahir. Karena perbedaan tekanan antara
atrium kanan dan kiri, sebagian darah campuran yang beroksigen cukup yang kembali ke
atrium kanan segera disalurkan ke atrium kiri melalui foramen ovale. Darah ini kemudian
mengalir ke dalam ventrikel kiri dan dipompa keluar ke sirkulasi sistemik.Selain
memperdarahi jaringan, sirkulasi sistemik janin juga mengalirkan darah melalui arteri
umbilikalis agar terjadi pertukaran darah ibu melalui plasenta. Sisa darah di atrium kanan
yang tidak segera dialihkan ke atrium kiri mengalir ke ventrikel kanan, yang memompa darah
ke dalam arteri pulmonalis.Karena tekanan di arteri pulmonalis lebih besar daripada tekanan
di aorta, darah dialihkan dari arteri pulmonalis ke dalam aorta melalui duktus arteriosus
mengikuti penurunan gradien tekanan. Dengan demikian sebagian besar darah yang dipompa
ke luar ventrikel kanan yang ditujukan ke sirkulasi paru segera dialihkan ke dalam aorta dan
disalurkan ke sirkulasi sistemik, mengabaikan paru yang nonfungsional.
Saat lahir, foramen ovale menutup dan menjadi jaringan parut kecil yang dikenal sebagai
fossa ovalis di septum atrium. Duktus arteriosus kolaps dan akhirnya berdegenerasi menjadi
untai ligamentosa tipis yang dikenal sebagai ligamentum arteriosum.
327
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Fisiologis
Pada saat janin, pulmo masih kolaps tahanan terhadap aliran darah yg ke paru tinggi tek a.
pulmonalis tinggi
Tahanan yg rendah terhadap aliran darah aorta tek aorta lebih rendah dari a. pulmonalis
darah dari a. pulmonalis lewat ductus arteriosus
Pada saat Lahir paru mengembang pengisian alveoli tahanan terhadap aliran darah yg
melalui paru turun tek a. pulmo turun Tek aorta naik aliran ke ductus terhenti aliran
baalik dari aorta ke pulmo lewat ductus kadar oksigen di aorta lbh tinggi daripada d a. pulmo
saat janin dulu oksigen menyebabkan kontriksi otot dinding ductus.
328
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Pada neonates aterm normal , kontriksi awal ductus arteriosus terjadi pada 10-15 jam pertama
kehidupan, penutupan secara fungsional pada 72jam postnatal. Disusul proses thrombosis,
proliferasi intimal dan fibrosis setelah 3-4 minggu postnatal terjadi penutupan secara anatomis
Pada premature, penutupan bisa sampai usia 4—12 bulan.
Penutupan fungsional akan terjadi beberapa menit sesudah lahir sbg akibat kontraksi otot,
dimulai dari ujung sebelah pulmonal. Mekanismenya kompleks, dimulai dan dikendalikan oleh
beberapa zat dalam darah termasuk PO2 dan prostaglandin.
Penutupan anatomis oleh jaringan fibrosis akan terjadi dalam beberapa minggu.
329
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Komplikasi
- Gagal jantung
Pada bayi baru lahir dg PDA kadang tidak ditemukan adanya bunyi jantung abnormal karena
jumlah aliran darah yang mengalir balik melalui duktus belum cukup untuk menimbulkan suara
murmur. Tetapi pada usia 1-3 tahun mulai terdengar murmur kasar yang disebut murmur suara
mesin.
Terapi pembedahan pada pasien PDA dapat dilakukan dengan cara mengikat duktus yang
terbuka atau memotongnya dan menjahit kedua ujungnya.
Ok gOOD
VSD
Defek septum interventricularis L-R shunt tekanan ventrikel dextra meningkat tekanan
a. pulmonalis meningkat hipertensi pulmonal
330
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
HEMODINAMIK
defek DSV besar
↑ ↑ aliran paru
↑ tekanan a.pulmonalis
Hipertensi pulmonal
tahanan paru tinggi pada
neonatus s/d umur 8-12 ↑ tahanan paru
minggu manifestasi pirau baru
nampak saat bayi mulai besar
umur, ketinggian,
Ht, tk aktivitas
331
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
pirau
Volume overload
Stroke volume
Dilatasi & hipertrofi Kontraksi kuat
kelelahan
Preload
afterload
Curah jantung Gagal jantung kiri
(Resistensi vaskular)
Pada VSD besarnya aliran darah ke paru ini selain tergantung pada besarnya lubang, juga sangat
tergantung pada tingginya tahanan vaskuler paru.Makin rendah tahanan vaskuler paru makin
besar aliran pirau dari kiri ke kanan.Pada bayi baru lahir dimana maturasi paru belumsempurna,
tahanan vaskuler paru umumnya masih tinggi dan akibatnya aliran pirau dari kiri ke kanan
terhambat walaupun lubang yang ada cukup besar. Tetapi saat usia 2–3 bulan dimana proses
maturasi paru berjalan dan mulai terjadi penurunan tahanan vaskuler paru dengan cepat maka
aliran pirau dari kiri ke kanan akan bertambah. Ini menimbulkan beban volum langsung pada
ventrikel kanan yang dapat menebabkan gagal jantung.
Pada VSD yang kecil umumnya asimptomatik dengan riwayat pertumbuhan dan perkembangan
yang normal, sehingga adanya PJB ini sering ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan rutin,
yaitu terdengarnya bising pansistolik di parasternal sela iga 3 – 4 kiri. Bila lubangnya sedang
maka keluhan akan timbul saat tahanan vaskuler paru menurun, yaitu sekitar usia 2–3 bulan.
Gejalanya antara lain penurunan toleransi aktivitas fisik yang pada bayi akan terlihat sebagai
tidak mampu mengisap susu dengan kuat dan banyak, pertambahan berat badan yang lambat,
cenderung terserang infeksi paru berulang dan mungkin timbul gagal jantung yang biasanya
masih dapat diatasi secara medikamentosa. Dengan bertambahnya usia dan berat badan, maka
lubang menjadi relatif kecil sehingga keluhan akan berkurang dan kondisi secara umum
332
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
membaik walaupun pertumbuhan masih lebih lambat dibandingkan dengan anak yang normal.
VSD tipe perimembranus dan muskuler akan mengecil dan bahkan menutup spontan pada usia
dibawah 8–10 tahun.
Pada VSD yang besar, gejala akan timbul lebih awal dan lebih berat. Kesulitan mengisap susu,
sesak nafas dan kardiomegali sering sudah terlihat pada minggu ke 2–3 kehidupan yang akan
bertambah berat secara progresif bila tidak cepat diatasi. Gagal jantung timbul pada usia sekitar
8–12 minggu dan biasanya infeksi paru yang menjadi pencetusnya yang ditandai dengan sesak
nafas, takikardi, keringat banyak dan hepatomegali. Bila kondisi bertambah berat dapat timbul
gagal nafas yang membutuhkan bantuan pernafasan mekanik. Pada beberapa keadaan kadang
terlihat kondisinya membaik setelah usia 6 bulan, mungkin karena pirau dari kiri ke kanan
berkurang akibat lubang mengecil spontan, timbul hipertrofi infundibuler ventrikel kanan atau
sudah terjadi hipertensi paru. Pada VSD yang besar dengan pirau dari kiri ke kanan yang besar
ini akan timbul hipertensi arteri paru yang kemudian diikuti dengan peningkatan tahanan
vaskuler paru dan penyakit obstruktif vaskuler paru. Selanjutnya penderita mungkin menjadi
sianosis akibat aliran pirau terbalik dari kanan ke kiri, bunyi jantung dua komponen pulmonal
keras dan bising jantung melemah atau menghilang karena aliran pirau yang berkurang.Kondisi
ini disebut sindroma Eisenmengerisasi.
Bayi dengan VSD perlu dievaluasi secara periodik sebulan sekali selama setahun mengingat
besarnya aliran pirau dapat berubah akibat resistensi paru yang menurun.Bila terjadi gagal
jantung kongestif harus diberikan obat-obat anti gagal jantung yaitu digitalis, diuretika dan
vasodilator.Bila medikamentosa gagal dan tetap terlihat gagal tumbuh kembang atau gagal
jantung maka sebaiknya dilakukan tindakan operasi penutupan VSD secepatnya sebelum terjadi
penyakit obstruktif vaskuler paru. Indikasi operasi penutupan VSD adalah bila rasio aliran darah
yang ke paru dan sistemik lebih dari 1,5. Operasi paliatif Pulmonary Artery Banding (PAB)
dengan tujuan mengurangi aliran ke paru hanya dilakukan pada bayi dengan VSD multipel atau
dengan berat badan yang belum mengijinkan untuk tindakan operasi jantung terbuka.
ASD
Menurut lokasi defek ASD dikelompokkan menjadi
ASD sekundum
Defek yerjadi pada fossa ovalis
333
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Hemodinamik
Akibat yang ditimbulkan karena ASD sangat tergantung dari besar dan lamanya pirau
serta resistensi vascular paru.Ukuran defek sendiri tidak banyak berperan dalam
menentukan besaran dan arah pirau.
Tidak terdapat gradient antara atrium dextra dan sinistra, maka aliran darah akan
tergantung dengan besarnya resistensi. Oleh karena ventrikel dextra lebih tipis, akan
terjadi pirau dari atrium sinistra ke atrium dextra kemudian ke ventrikel dextra. Terjadi
beban volume yang berlebihan pada atrium dan ventrikel dextra dan terjdi perubahan
konfigurasi diastole ke ventrikel kiri, karena septum ventrikel akan mencembung ke arah
kiri.
334
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Koarktasio Aorta
Merupakan stenosis atau penyempitan local atau segmen hipoplastik yang panjang. Lokasi
tersering pada perttemuan arcus aorta dan aorta descendens, segera sesudah muara dari a.
subclavia sinistra
Pada pemerikasaan fisik tekanan darah sistolik lebih tinggi pada lengan dibandingkan pada
tungkai tetapi tekanan diastolic sama. Pulsasi arteri femoralis akan lebih lemah dan terlambat
dibandingkan a. redialis. Dapat teraba thrill sistolik pada daerah suprasternal.
Teralogy of Fallot
335
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Adanya VSD yg besar dan stenosis pulmonal akan terjadi perubahan hemedinamik.
Stenosis pulmonal darah dari VCS & VCI tertampung di ventrikel dextra masuk ke aorta
tanpa ke ventrikel sinistra hipertrofi ventrikel dextra adanya VSD menimbulkan shunt
kanan ke kiri sianosis
336
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
337
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Penatalaksanaan
1. Penempatan pada lingkungan yang nyaman dan fisiologis (suhu 36,5-37o C dan kelembaban
sekitar 50%).
2. Pemberian oksigen
Oksigen sering diberikan pada neonatus yang dicurigai menderita PJB tanpa
mempertimbangkan tujuan dan dampak negatifnya. Pemberian oksigen pada neonatus
mengakibatkan vasokonstriksi arteria sistemik dan vasodilatasi arteria pulmonalis, hal ini
338
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
memperburuk PJB dengan pirau kiri ke kanan. Pemberian oksigen pada neonatus ductus
dependent sistemic circulation atau ductus dependent pulmonary circulation malah
mempercepat penutupan duktus dan memperburuk keadaan. Pada kedua kondisi tersebut
lebih baik mempertahankan saturasi oksigen tidal lebih dari 85% dengan udara kamar
(0,21% O2).
Saturasi oksigen neonatus dengan PJB sianotik selalu rendah dan tidak akan meningkat
secara nyata dengan pemberian oksigen. Namun demikian, pada neonatus yang
mengalami distres, akan mengganggu ventilasinya dan gangguan ini dapat akan
berkurang dengan pemberian oksigen yang dilembabkan dengan kecepatan 2-4 liter per
menit dengan masker atau kateter nasofaringeal. Pada neonatus dengan distres nafas yang
berat maka bantuan ventilasi mekanik sangat diperlukan.
3. Pemberian cairan dan nutrisi
Harus dipertahankan dalam status normovolemik sesuai umur dan berat badan. Pada neonatus
yang dengan distres ringan dengan pertimbangan masih dapat diberikan masukan oral susu
formula dengan porsi kecil tapi sering. Perlu perhatian khusus pada PJB kritis terhadap gangguan
reflex menghisap dan pengosongan lambung serta risiko aspirasi. Pemberian melalui sonde akan
menambah distres nafas dan merangsang reflex vagal. Pada kondisi shock, pemberian cairan 10
– 15 ml/kgBB dalam 1-2 jam, kemudian dilihat respons terhadap peningkatan tekanan darah,
peingkatan produksi urine dan tanda vital yang lain. Disfungsi miokard akibat asfiksia berat
memerlukan pemberian dopamin dan dobutamin.
4. Pemberian prostaglandin E1
Merupakan tindakan awal yang harus diberikan, sebagai life-saving dan sementara menunggu
kepastian diagnosis, evaluasi dan menyusun terapi rasional selanjutnya, prostaglandin E1
diberikan pada :
Setiap bayi umur kurang dari 2 minggu yang dicurigai dengan PJB sianosis (ductus
dependent pulmonary circulation). Tujuan : meningkatkan aliran darah ke paru (Atresia
pulmonal, pulmonal stenosis yang berat, atresia trikuspid) atau meningkatkan tekanan
atrium kiri agar terjadi pirau kiri ke kanan sehingga oksigenasi sistemik menjadi lebih
baik (transposisi pembuluh darah besar).
Setiap bayi umur kurang dari 2 minggu yang disertai syok, pulsasi perifer lemah atau tak
teraba, kardiomegli dan hepatomegali (ductus dependent systemic circulation). Tujuan
339
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
:meningkatkan aliran darah ke arteri sistemik (aorta stenosis yang kritis, koartasio aorta,
transposisi pembuluh darah besar, interrupted arkus aorta atau hipoplastik jantung kiri).
Dosis awal 0,05 mikrogram/kgBB/menit secara intravena atau melalui kateter umbilikalis, dosis
bisa dinaikkan sampai 0,1 sampai 0,15 mikrogram/kgBB/menit selama belum timbul efek
samping dan sampai tercapai efek yang optimal. Bila terjadi efek samping berupa hipotensi atau
340
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
apnea maka pemberian prostaglandin segera diturunkan dosisnya dan diberikan bolus cairan 5-10
ml/kgBB intravena.
Bila terjadi apnea maka selain menurunkan dosis prostaglandin E1, segera dipasang intubasi dan
ventilasi mekanik dengan O2 rendah, dipertahankan minimal saturasi oksigen mencapai 65 %.
Bila keadaan sudah stabil kembali maka dapat dimulai lagi dosis awal, bila tidak terjadi efek
samping pada pemberian dosis 0,05 mikrogram/kgBB/menit tersebut, maka dosis dapat
diturunkan sampai 0,01 mikrogram/kgBB/menit atau lebih rendah sehingga tercapai dosis
minimal yang efektif dan aman. Selama pemberian prostaglandin E1 perlu disiapkan ventilator
dan pada sistem infusion pump tidak boleh dilakukan flushed. Harus dipantau ketat terhadap efek
samping lainnya yaitu : disritmia, diare, apnea, hipoglikemia, NEC, hiperbilirubinemia,
trombositopenia dan koagulasi intravaskular diseminata, perlu juga diingat kontraindikasi bila
ada sindroma distres nafas dan sirkulasi fetal yang persisten. Bila ternyata hasil konfirmasi
diagnosis tidak menunjukkan PJB maka pemberian prostaglandin E1 segera dihentikan.
Telah dicoba pemakaian prostaglandin E2 per oral, mempunyai efek yang hampir sama dengan
prostaglandin E1, lebih praktis dan harganya lebih murah. Pada awalnya diberikan setiap jam,
namun bila efek terapinya sudah tercapai, maka obat ini dapat diberikan tiap 3-4 jam sampai 6
jam. Dapat mempertahankan terbukanya duktus dalam beberapa bulan, namun duktus akan
menutup bila pemberiannya dihentikan.
Untuk neonatus usia 2-4 minggu, walaupun angka kesuksesan rendah , masih dianjurkan
pemberian prostaglandin E1 . Bila dalam 1-2 jam setelah pemberian dosis maksimum (0,10
mikrogram/kgBB/menit) ternyata tidak terjadi reopen duktus, maka pemberiannya harus segera
distop dan direncanakan untuk urgent surrgical intervention.
5. Koreksi terhadap gagal jantung dan disritmia
Bila gagal jantung telah dapat ditegakkan, maka obat pertama yang harus diberikan adalah
diuretik dan pembatasan cairan, biasanya furosemid dengan dosis awal 1 mg/kgBB yang dapat
diberikan intravena atau per oral, 1 sampai 3 kali sehari.
Cedilanid dapat ditambahkan untuk memperkuat kontraksi jantung (inotropik dan vasopresor)
dengan dosis digitalisasi total untuk neonatus preterm 10 mikrogram/kgBB per oral, untuk
neonatus aterm 10 – 20 mikrogramkgBB per oral. Diberikan loading dose sebesar 1/2 dari dosis
digitalisasi total, disusul 1/4 dosis digitalisasi total 6 -12 jam kemudian dan 1/4 dosis sisanya
diberikan 12-24 jam kemudian.Disusul dosis rumatan 5-10 mikrogram/kgBB per oral.Pemberian
341
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
intravena dilakukan bila per oral tidak memungkinkan, dosis 80% dari dosis per oral.Dosis per
oral maupun intravena diturunkan sampai 60% nya bila ada penurunan funsi ginjal.
Dopamin dosis 2-20 mikrogram/kgBB/menit per drip (dilatasi renal vascular bed)dikombinasi
dengan Dobutamin dosis 2-20 mikrogram/kgBB/menit per drip (meningkatkan kontraktilitas
miokard) merupakan kombinasi yang sangat baik untuk meningkatkan penampilan jantung
dengan dosis yang minimal.
Captopril sebagai vasodilator (menurunkan tahanan vaskuler sistemik dan meningkatkan
kapasitas sistem vena) ) sangat berperan pada neonatus dengan gagal jantung kongestif. Dosis 1
mg/kgBB per oral dosis tunggal disusul dosis yang sama untuk rumatan. Sangat efektif pada
kondisi neonatus dengan:
penurunan fungsi ventrikel
pirau kiri ke kanan yang masif regurgitasi katup
hipertensi sistemik
hipertensi pulmonal.
Dengan meningkatkan kontraktilitas miokard, menurunkan sinoatrial node rate, dilatasi renal
vascular bed, dan menurunkan tahanan sistemik, maka penampilan jantung dapat ditingkatkan
sehingga dapat meningkatkan sirkulasi perifer dan mengurangi hipoksia jaringan.
Disritmia jantung sering menyertai hipoksemia berat, bila hipoksemia berat telah dikurangi dan
kelainan metabolik lainnya dikoreksi, maka disritmianya biasanya akan menghilang dengan
sendirinya. Tidak dianjurkan memberikan obat anti disritmia tanpa memperbaiki hipoksemia dan
kelainan metabolik lainnya yang menyertai, selain tidak bermanfaat juga malah menimbulkan
disritmia jenis lain yang lebih membahayakan.
6. Koreksi terhadap kelainan metabolik
Hipoksia jaringan akan menyebabkan asidosis metabolik yang seringkali sukar dikoreksi. Untuk
kondisi ini harus diberikan Na-bikarbonat, dosis 1-2 ml/kgBB intravena perlahan-lahan atau
disesuaikan dengan hasil analisis gas darah.
Hipoglokemia dan gangguan keseimbangan elektrolit yaitu kalium, natrium, magnesium dan
kalsium sering menyertaikondisi hipoksemia, koreksi secepatnya bila pada pemantauan klinis
ditemukan hal-hal tersebut.
Bagus Ifa Sudah cukup lengkap, tolong diperhatikan ya yang di warnai merah
342
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
343
Modul Kardiovaskuler
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
344