STEP 1
STEP 7
1. Executive summary
a. Definisi
b. Tahapan
Susun Draft Ringkasan Di Setiap Laporan. Rencanakan untuk selalu membuat
ringkasan setiap kali menyusun sebuah laporan bisnis melebihi 4 halaman.
Pastikan ringkasan tersebut tidak lebih dari 1/10 panjang laporan utama.
Setidaknya hal ini –draft ringkasan- akan meringankan kerja ketika diminta
menyusun executive summary dengan deadline singkat.
Poin Utama. Buatlah daftar poin-poin utama yang sekirannya akan
mengakomodasi ringkasan-ringkasan dari laporan utama tersebut.
Kalimat Deklarasi. Cobalah untuk menulis kalimat singkat untuk
mendeklarasikan atau menjelaskan point-point utama rangkuman tersebut.
Penambahan Kalimat Penjelas. Setelah itu tambahkan kalimat pendukung
untuk memperjelas kalimat deskripsi sebelumnya. Cobalah untuk tetap
menghidari kalimat-kalimat pendukung yang bersifat terlalu teknis dan jargon,
misalnya “Performansi Teknologi Informasi di Perusahaan bekermbang
setelah dilakukannya migration system ke Centraized Database yang
menggunakan Oracle 11g” akan lebih baik kalau Anda tulis “Perkembangan
Teknologi Informasi di Perusahan semakin baik setelah dilakukannya
Perubahan Arsitektur Sistem TI”.
Baca ulang Draft Executif Summary. Bacalah ulang hasil tulisan dengan hati-
hati dan teliti, pastikan tujuan dari tulisan benar-benar mengenai sasaran,
pesan-pesan implisit serta rekomendasi. Usahakan calon pembaca
(pendengar ulasan Executive Summary) bisa lancar membaca summary tanpa
kehilangan poin utama laporan –biasanya hal ini terjadi karena penambahan
anak kalimat yang terlalu rinci.
Pemeriksaan Ejaan. Periksalah kesalahan dari ejaan, tata bahasa dan tanda
baca. Tanyakan pada sesama penulis untuk mengoreksi dan mengedit
dokumen.
Test Case. Langkah terakhir yang perlu Anda lakukan sebelum menyerahkan
executif summary pada atasan adalah menanyakan pada orang lain dengan
cara memintanya membaca Executif Summary. Karena jika ternyata
membingungkan atau membosankan bagi mereka, maka hal ini akan memiliki
efek serupa terhadap pembaca yang lain tentunya.
http://telco.elmoudy.com/sekilas-tentang-business-plan
c. Tujuan
Business Plan merupakan alat yang penting untuk melakukan proyeksi dan
analisa bagi pengambil keputusan dan kebijakan dalam perusahaan di masa
mendatang. Business Plan menjadi pedoman strategis untuk mempertajam
rencana-rencana yang diharapkan, mengetahui posisi perusahaan / unit
bisnis dalam pasar eksisting, arah tujuan perusahaan, dan cara mencapai
sasaran yang diinginkan.
Business Plan juga dapat berfungsi sebagai alat untuk meyakinkan kepada
pihak ketiga dalam pencarian pembiayaan bisnis, seperti perbankan, investor,
lembaga keuangan, dan sebagainya.
http://telco.elmoudy.com/sekilas-tentang-business-plan
a. Visi haruslah memberi ilham, tidak hanya berupa sasaran –sasaran kuantitatif
untuk dicapai tahun depan. Oleh karena itu, visi biasanya tidak ditulis dalam
angka kuantitatif
c. Visi harus bermakna untuk pihak yang terkait, luwes, dan berlaku untuk suatu
periode waktu
e. Visi merupakan lampu pengarah yang harus dicapai oleh seluruh anggota
rumah sakit
f. Visi harus dapat memberi kekuatan dan pemberdayaan bagi semua pihak
Beberapa hal yang perlu dicermati dalam menulis visi antara lain:
f. Penulisan visi itu haruslah realistis, dapat dipercaya, serta mempunyai nalar..
Penetapan visi sebaiknya memenuhi syarat sebab akibat yang hipotesis
h. Visi yang ditulis dengan baik dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk
mendapatkan konsensus yang solid bahwa visi tersebut merupakan hal yang
dikehendaki dapat dicapai
Misi
Misi Rumah Sakit merupakan pernyataan mengenai mengapa sebuah rumah sakit
didirikan, apa tugasnya dan untuk siapa rumah sakit tersebut melakukan kegiatan
Sifat Misi:
1. Merupakan pernyataan tujuan rumah sakit secara luas, tetapi jelas batasannya.
Misi dikomunikasikan ke seluruh SDM RS dan stake holders
2. Pernyataan misi sebaiknya bersifat tahan lama tetapi dapat berubah. Tujuan
organisasi yang tercakup dalam misi dapat berubah tetapi tidak terlalu sering
berganti.
3. Pasar
4. Teknologi
6. Falsafah
Definisi
Definisi
b. GE matriks
Penulisan isu2 pengembangan bertujuan untuk menilai apakah suatu RS layak untuk
berkembang atau tidak
Contoh isu pengembangan: RS mempunyai peluang untuk mengembangkan pelayanan
home care, akan tetapi belum ada fasilitas dan SDM yang menjalankannya.
Strategi pengembanganà apa yang akan dilakukan untuk meraih keberhasilan berdasar
isu-isu pengembangan.
critical success factor
Misià pernataan yang menyajikan apa yang harus dilakukan organisasi supaya sukses.
Perumusan misi harus memperlihatkan kebutuhan/ tuntutan. Misi bias lebih dari satu
pernyataan
Visià pernyataan yang menggambarkan masa depan yang ingin diciptakan, yang
dijelaskan pada waktu sekarang seperti jika hal yang akan dating tersebut terjadi pada
saat ini. Sifatnya dapat diukur, dan membantu organisasi untuk mendekatkan tujuan
organisasi yang akan dicapai
Nilaià disusun berdasarkan nilai yang berlaku di masyarakat atau organisasi yang
tergambar dari nilai2 yang berlaku pada seluruh karyawan
Wijono, D., 2000, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Vol. 1.
b. Strategi Intensif
Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai
strategi intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif
jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak
ditingkatkan.
c. Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik,
horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun
masih terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah
produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah
ada disebut diversifikasi horizontal. Menambah produk atau jasa baru
yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.
d. Strategi Defensif
Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi
juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau
likuidasi.
Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan
restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk
meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun.
Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau
reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat
kompetensi pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi
biaya, perencana strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan
menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karyawan dan media.
Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi.
Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang
selanjutnya akan digunakan untuk akusisi atau investasi strategis lebih
lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya
menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak
menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak
cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan. Likuidasi adalah
menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai
nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan
akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit
dilakukan. Namun, barangkali lebih baik berhenti beroperasi daripada
terus menderita kerugian dalam jumlah besar.
e. Strategi Umum
Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu
organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan
biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi
umum. Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk
standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang
peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan
tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di
seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak
terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat
produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah
kelompok kecil konsumen.
(David, p.231, 2004)
Analisis SWOT
Sabarguna, B.S., 2008, Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit.
sebagai SWOT).
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/modulrencanastrategis/materi1_art
ipentingperencanaanstrategis.pdf
ANALISIS SWOT
STEP 4
RENSTRA
Critical Issue
Strategic Issue Analisis SWOT Strategi
Integrasi Intensif defensif diversifikasi