Anda di halaman 1dari 18

BLOK MANAJEMEN

STRATEGI
Kamis, 19 November 2015

Manajemen Strategik
Seperangkat keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan performa perusahaan dalam
jangka panjang (Wheelan & Hunger: 2001)

Manajemen Strategis menurut Fred R David adalah Seni dan Pengetahuan untuk merumuskan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi
mampu mencapai obyektifnya

Menurut Pierce dan Robinson : Manajemen strategis didefinisikan : satu set keputusan dan tindakan
yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan
perusahaan.

Manajemen Strategik adalah proses perencanaan, implementasi dan pengendalian satu strategi
organisasi dan juga menentukan misi dan tujuan perusahaan/organisasi berkaitan dengan lingkungan
eksternalnya

Menurut W.F .Glueck Manajemen strategi adalah serangkaian keputusan-keputusan dan tindakan-
tindakan manajerial yang mengarah pada penyusunan strategi-strategi efektif untuk mencapai tujuan
perusahaan

Jadi Manajemen Strategik adalah suatu suatu seni dan ilmu untuk menciptakan keunggulan bersaing
yang berkesinambungan sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan

9 Tugas penting manajemen strategik


1. Misi Perusahaan
2. Profil Perusahaan
3. Menilai lingkungan ekstern perusahaan
4. Analisa opsi perusahaan (SDM)
5. Evaluasi opsi perusahaan: pilihan
6. Pemilihan strategi & sasaran jangka panjang
7. Pengembangan sasaran tahunan & strategi jangka pendek
8. Pengalokasian SDM dan teknologi
9. Evaluasi proses strategik

Keputusan Strategik memiliki dimensi sbb:


1. Isu (Masalah) Strategik Membutuhkan Keputusan dari Manajemen Puncak
2. Isu Strategik Membutuhkan SDM dalam jumlah yang besar: layanan tepat jual
3. Isu Strategik yang mempengaruhi Kesejahteraan Jangka Panjang Perusahaan:
Strategi/posisioning
4. Isu Strategik berorientasi ke Masa Depan : Proaktif
5. Isu Strategik yang mempengaruhi Konsekuensi multifungsional : fungsi SDM
6. Isu Strategik mengharuskan perusahaan mempertimbangkan Lingkungan Ekstern :
pesaing, pelanggan, pemerintah

Karakteristik Keputusan Manajemen Strategik


1. Ditingkat korporasi = berorientasi pada nilai, konseptual, resiko, laba
2. Ditingkat bisnis = berorientasi pada segmen pasar, lokasi dan distribusi
3. Ditingkat Fungsional = Berorientasi pada pelabelan, R & D, dan peralatan produksi
Penelitian oleh Gluck,Kaufman, dan walleck (The Four Phases of Strategic Management” Journal Of
Business Strategy ( winter 1982),hal 9-21 = Manajemen strategis dalam perusahaan akan
berkembang melalui empat tahap berurutan :
1. Tahap 1.Perencanaan keuangan dasar : mencari pengendalian operasional yang
lebih baik melalui pemenuhan anggaran
2. Tahap 2. Perencanaan berbasis peramalan : mencari perencanaan yg lebih efektif
untuk pertumbuhan dg mencoba meramalkan masa yang akan datang melebihi dari tahun
berikutnya.
3. Tahap 3. Perencanaan strategis : Mencari cara untuk meningkatkan respon terhadap
pasar persaingan dg mencoba berpikir secara strategis
4. Tahap 4. Manajemen Strategis : Mencari cara untuk mengelola semua sumber daya
guna mengembangkan keunggulan kompetitif dan membantu menciptakan kesuksesan
dimasa yg akan datang.

Komponen Model Manajemen Strategik


1. Misi Perusahaan (Company Mission)
2. Profil Perusahaan (Company Profile)
3. Lingkungan Ekstern
4. Analisis dan Pilihan strategik (Strategic Analysis dan choice)
5. Strategi umum (Grand Strategy)
6. Sasaran Tahunan (Annual Obyektives)
7. Strategi fungsional (Functional Strategies)
8. Kebijakan (Policies)

Merupakan suatu pernyataan ringkas tentang cita-cita organisasi yang berisikan arahan yang jelas
dan apa yang akan diperbuat oleh perusahaan di masa yang akan datang

Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impiah sebuah organisasi atau
perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan
pernyataan WANT TO BE dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat
krusial bari perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang

Visi yang efektif antaralain harus memiliki karakteristik :


1. Imagible (Dapat dibayangkan)
2. Desirable (Menarik)
3. Feasible (Realistis dan dapat dicapai)
4. Focused (Jelas)
5. Flexible (Aspiratif dan responsif terhadap perubahan lingkungan)
6. Communicable (mudah dipahami)

Visi bagi organisasi dapat digunakan sebagai:


1. Penyatuan tujuan, arah dan sasaran perusahaan
2. Dasar untuk pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta pengendaliannya
3. Pembentuk dan pembangun budaya perusahaan (corporate culture)
Pernyataan visi yang baik harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut
1. Succinct = pernyataan visi harus singkat sehingga tidak lebih dari 3-4 kalimat
2. Appealing = visi harus jelas dan memberikan gambaran tentang masa depan yang
akan memberikan semangat pada customer, stakeholder dan pegawai
3. Feasible = visi yang baik harus bisa dicapai dengan resource, energi, waktu. Visi
haruslah menyertakantujuan dan objektive yang strecth bagi pegawai
4. Meaningful = Pernyataan visi harus bisa menggugah emosi positif pegawai namun
tidak boleh menggunakan kata-kata yang mewakili sebuah emosi
5. Measurable = pernyataan visi harus diukur sehingga dimungkinkan untuk melakukan
pengukuran kinerja sehingga setiap pegawai bisa mengetahui apakah visi sudah bisa
dicapai atau belum

Menurut Drucker (2008 ; 87) misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi.
Perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan
produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya.

Kriteria Misi
1. Simple dan Clear = pernyataan misi harus cukup diwakili oleh 2-3 pernyataan saja.
Semua pernyataan tersebut harus sederhana dan jelas dimengerti serta tidak
menggunakan jargon-jargon organisasi.
2. Broad and long-term in future = pernyataan misi organisasi harus cukup luas
mengakomodasikan perkembangan organisasi di masa mendatang. Misi organisasi harus
bisa menunjukkan gambaran yang akan dicapai di masa depan dengan jelas. Pernyataan
misi organisasi harus tetap valid pada 20 tahun mendatang sama seperti kondisi sekarang.
3. Focus on the present = pernyataan misi organisais tidak boleh terlalu berorientasi
pada masa depan sehingga kurang bisa fokus pada kondisi organisasi di masa sekarang
4. Easy to understand = misi organisasi harus mudah dimengerti. Misi yang mudah
dimengerti akan memudahkan mengkomunikasikan misi tersebut kepada anggota
organisasi, stakeholder
Resnik dalam Certo dan Peter (1991) dikutip I Putu Sugi Darmawan (2004), terdapat 10 formulasi
strategi yang disarankan dirancang untuk mempertinggi kesempatan hidup dan sukses sebuah usaha
kecil.
1. Objektif. Angan-angan sendiri tidak memiliki tempat di dalam bangunan sebuah
bisnis. Kejujuran, penilaian yang tenang dari kekuatan dan kelemahan perusahaan dan
keahlian bisnis serta manajemennya adalah hal yang mendasar.
2. Membuat sederhana dan terfokus. Dalam usaha kecil, kesederhanaan adalah efektif.
Usaha dan sumber daya, seharusnya dikonsentrasikan pada hal yang paling utama.
3. Fokus pada pasar yang menguntungkan.
4. Mengembangkan rencana pemasaran. Usaha kecil harus memutuskan bagaimana
meraih pelanggan. Memanajemen tenaga kerja secara efektif. Kesuksesan usaha kecil
tergantung pada membangun, mengatur dan motivasi sebuah tim pemenang
5. Membuat catatan keuangan yang jelas. Usaha kecil perlu untuk memiliki catatan
asset, liabilitas, penjualan, biaya dan informasi akunting lainnya dalam urutan untuk
kelangsungan hidup dan keberhasilan.
6. Tidak pernah menghambur-hamburkan kas. Kas adalah raja di dalam dunia usaha
kecil.
7. Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan yang cepat. Usaha
kecil harus hati-hati melakukan ekspansi.
8. Mengerti seluruh fase bisnis. Pengendalian usaha kecil dan kemajuan keuntungan
usaha kecil, tergantung pada pengertian yang lengkap dari seluruh fungsi bisnis.
9. Merencanakan ke depan. Usaha kecil harus memformulasikan tujuan dan
mengubahnya menjadi aktifitas yang produktif.
Menurut Thompson (2008, 97), analisis SWOT adalah simpel tetapi merupakan alat bantu yang
sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta mengetahui ketidakefisienan sumber daya
perusahaan, kesempatan dari pasar dan ancaman eksternal untuk masa depan agar lebih baik lagi

Menurut Fred David (1997, 134), analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang
berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman suatu perusahaan.
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis dan mengidentifikasi faktor
internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut

Menurut Pearce dan Robinson (2003, 134), analisis SWOT perlu dilakukan karena analisa SWOT
untuk mencocokan “fit” antara sumber daya internal dan situasi eksternal perusahaan. Pencocokan
yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan dan meminimumkan kelemahan
dan ancamannya. Asumsi sederhana ini mempunyai implikasi yang kuat untuk design strategi yang
sukses.

Menurut Kurtz (2008, 45), SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik yang penting untuk
membantu perencana untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan
kesempatan dan ancaman dari eksternal.

SWOT
1. Kekuatan (strength) adalah suatu kondisi di mana perusahaan mampu melakukan
semua tugasnya secara sangat baik (diatas rata-rata industri).
2. Kelemahan (weakness) adalah kondisi di mana perusahaan kurang mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik di karenakan sarana dan prasarananya kurang
mencukupi.
3. Peluang (opportunity) adalah suatu potensi bisnis menguntungkan yang dapat diraih
oleh perusahaan yang masih belum di kuasai oleh pihak pesaing dan masih belum
tersentuh oleh pihak manapun.
4. Ancaman (threats) adalah suatu keadaan di mana perusahaan mengalami kesulitan
yang disebabkan oleh kinerja pihak pesaing, yang jika dibiarkan maka perusahaan akan
mengalami kesulitan dikemudiaan hari

Berbagai kemungkinan yang terjadi antara formulasi strategi dengan implementasi strategi,
yaitu :
1. Succes : Merupakan hasil yang paling diidamkan-idamkan oleh setiap perusahaan.
Situasi ini dapat terjadi jika formulasi strategi perusahaan disusun dengan baik begitu juga
dalam implementasinya.
2. Trouble : Merupakan situasi di mana perusahaan menyusun formulasi strateginya
dengan baik namun implementasinya buruk.
3. Roulette : Merupakan situasi di mana perusahaan kurang baik dalam memformulasi
strateginya, namun perusahaan melakukan implementasi yang cukup baik. Failure : kondisi
ini sangat tidak dinginkan oleh perusahaan. Hal ini terjadi karena strategi perusahaan tidak
diformulasikan dengan baik, demikian juga dalam implementasinya
Hunger (1995) melakukan survei terhadap 93 perusahaan yang masuk daftar Fortune 500
menunjukkan bahwa setengah dari perusahaan-perusahaan tersebut menemui 10 macam problem
ketika mengimplementasikan sebuah strategi perubahan.
Berikut adalah kesepuluh problem tersebut yang disusun berdasarkan tingkat frekuensi kejadian.

1. Implementasi berjalan lebih lambat dibanding dengan perencanaan awalnya


2. Munculnya berbagai masalah yang tidak terduga
3. Koordinasi dalam implementasi tersebut tidak efektif
4. Perusahaan memberi perhatian yang berlebihan terhadap aktivitas persaingan dan
penanganan krisis sehingga kurang memperhatikan implementasi yang harus dijalankan
5. Kemampuan SDM yang terlibat dalam implementasi strategi kurang
6. Pendidikan dan pelatihan SDM di tingkat bawah kurang memadai
7. Tidak terkendalinya faktor-faktor lingkungan eksternal
8. Kualitas kepemimpinan dan pengarahan dari para manajer departemen kurang
memadai
9. Tidak jelasnya implementasi pada tugas dan aktivitas kunci
10. Pemantauan aktivitas oleh sistem informasi yang dimiliki perusahaan kurang
memadai
Untuk memulai proses implementasi, pihak manajemen harus memperhatikan 3 (tiga)
pertanyaan berikut.
1. Siapa yang akan melaksanakan rencana strategis yang telah diformulasikan?
2. Apa yang harus dilakukan?
3. Bagaimana sumberdaya manusia yang bertanggungjawab dalam implementasi akan
melaksanakan berbagai aspek yang diperlukan?
Proses Implementasi Strategi Menurut Certo dan Peter
1. Menganalisis Perubahan
2. Menganalisis Struktur Organisasi
3. Menganalisis Budaya Perusahaan
4. Menganalisis Kepemimpinan
5. Implementasi dan Evaluasi Strategi

Tingkatan Manajer
1. Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah
manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas
memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi.
Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor,
manajer departemen, atau mandor (foreman).
2. Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen
yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai
penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya
kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
3. Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer.
Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan
jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO
(Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer)

4 Tipe Model Umum Pengambilan Keputusan


1. Iconic (Scale) Models. = Penyederhanaan dari model abstrak; replika fisik dari
sebuah sistem, biasanya berdasarkan perbedaan skala dibandingkan aslinya
2. Analog Models. Berlawanan dengan model iconic, tidak mirip dengan sistem yang riel
tetapi mempunyai perilaku yang mirip.
3. Mathematical (Quantitative) Models. == Hubungan yang kompleks dari banyak sistem
umumnya tidak dapat sepenuhnya terwakili. Untuk dapat mengabstraksikannya diperlukan
pemanfaatan model-model matematis. (Probability, B/C ratio, others)
4. Mental models memberikan gambaran subyektif bagaimana seseorang memikirkan
tentang suatu situasi.
Satu konsep yang penting untuk dipahami dalam proses pengambilan keputusan
1. Bounded Rationality = Mengenal keterbatasan manusia oleh adanya pembatasan
organisasional, seperti waktu, informasi, sumberdaya, dan juga kapabilitas mentalnya.
2. Satisficing = Suatu pencarian sampai dengan tingkat memuaskan dan tidak perlu
sampai sempurna atau optimal.
3. Intuition = Analisis yang tidak disadari berdasarkan pengalaman (yang lalu)
4. Escalation of Commitment = Kecenderungan untuk menambah komitmen dari aksi
(hasil keputusan) sebelumnya seperti yang diharapkan jika seorang pimpinan jika mengikuti
proses pengambilan keputusan yang efektif

Teknik yang digunakan untuk menghasilkan “Quality in Group Decision Making”


1. Brainstorming = Membuka segala kemungkinan pemikiran tanpa harus dievaluasi
2. Nominal Group Technique = suatu proses rancangan struktural untuk mensimulasi
secara kreatif ‘group decision making’ manakala ada kelemahan dalam pencapaian
kesepakatan atau ada kelemahan penguasaan pengetahuan terhadap permasalahan yang
dihadapi dari para anggota
3. Delphi Technique = Suatu teknik analisis yang digunakan untuk memprediksi
keadaan masa depan tanpa harus melibatkan pertemuan dengan ‘group decision making’
secara langsung (tatap muka)
4. Devil’s Advocacy Approach = Seseorang atau subkelompok diutus untuk mengkritisi
rumusan tindakan dan mengidentifikasi permasalahan yang perlu menjadi perhatian
sebelum adanya keputusan final
5. Dialectical Inquiry = Approaches a decision from two opposite points and structures a
debate between conflicting views
Konsep Strategi
Strategi merupakan pilihan arah utama untuk mencapai sasaran dan alokasi
sumbersumber pendukung. Strategi adalah konsep perusahaan tentang bagaimana memenangkan
peperangan. Kebanyakan perusahaan menetapkan pertumbuhan penjualan dan laba sebagai salah
satu sasaran utama. Bila menginginkan pertumbuhan, maka perusahaan memerlukan strategi
pertumbuhan. (Husein Umar, 2003).

Perubahan yang mendasar menjadi pendorong ke arah timbulnya perhatian pada aspek aspek paling
mendasar yang berhubungan dengan kelangsungan perusahaan dan sektor ekonomi global pada
umumnya. Dari keadaan itu timbul satu konsep strategi perusahaan yang telah memberikan suatu
persepsi baru didalam manajemen perusahaan atau organisasi secara umum. Konsep ini
memandang bahwa kelangsungan hidup suatu perusahaan dipengaruhi dalam hal menerapkan
keputusan dan kebijakan strategi.

Strategi merupakan suatu cara yang menekankan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
manufaktur dan pemasaran. Semua bertujuan untuk mengembangkan persepsi kolporal melalui
agregasi. . Strategi mengandung arti semua kegiatan yang ada dalam lingkungan perusahaan
termasuk di dalamnya pengalokasian semua sumber daya yang dimiliki perusahaan. Maka dalam
penyusunan rencana bisnis atau tepatnya perencanaan suatu strategi perlu melakukan langkah-
langkah manajemen strategi. Yang membedakan hanyalah pada asumsi dasar yang digunakan
dalam menyusun strategi. Jika dalam dunia bisnis asumsi dasar yang digunakan adalah untuk
memenangkan persaingan, sedang dalam dunia militer untuk memenangkan suatu peperangan.
Selain perbedaan di atas, kedua hal tersebut mempunyai sejumlah persamaan dalam hal cara-cara
pencapaiaan tujuan dan konsep mengenai organisasi. (Burhan, 1994)

Keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut
peluang pasar. Ada tiga strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan
bersaing yaitu : cost leadership, diferensasi, fokus. Perusahan dapat memperoleh keunggulan
bersaing yang lebih tinggi dibanding dengan pesaingnya jika perusahaan dapat memberikan harga
jual yang lebih murah daripada harga yang diberikan para pesaingnya dengan nilai / kualitas yang
sama. Harga jual yang lebih rendah dapat dicapai oleh perusahaan tersebut karena memanfaatkan
skala ekonomis, efisiensi produksi, penggunaan teknologi, kemudahan akses dengan bahan baku,
dan sebagainya. Perusahaan juga dapat melakukan strategi diferensiasi dengan menciptakan
persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumen misalnya, perespsi terhadap keunggulan kinerja
produk, inovasi produk, pelayanan yang lebih naik, dan brand image yang lebih unggul. Selain itu
strategi fokus juga dapat diterapkan untuk memperoleh keunggulan bersaing sesuai dengan
segmentasi pasar sasaran yang diharapkan. (Potler E. Michael, 1993)
Manfaat strategi perusahaan antara lain strategi merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi
masalah dan kesempatan dimasa depan pada kondisi lingkungan yang berubah secara cepat,
strategi dapat memberikan suatu gambaran yang jelas tentang arah dan tujuan perusahaan di masa
depan, strategi yang baik dapat meminimalkan resiko dan membuat tugas manajer lebih mudah.

Faktor Lingkungan Internal


Faktor lingkungan internal adalah data yang diperlukan dari lingkungan internal perusahaan. Data
lingkungan internal terdiri atas struktur organisasi, sumber daya manusia dan produk . Pada struktur
organisasi perusahaan dapat menggambarkan kelebihan ataupun kelemahan serta potensi yang
dimiliki. Struktur organisasi ini merupakan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan. Sumber
daya perusahaan tidak hanya berupa aset, seperti orang, uang, serta fasilitas, tetapi juga konsep
serta prosedur teknik yang biasa dipergunakan di perusahaan. Kualitas sikap dan perilaku sumber
daya manusia sangat dipengaruhi perkembangan sosial, politik, kebudayaan dan lain- lain. Oleh
karena itu, kebijakan sumber daya manusia terpengaruh oleh faktor- faktor eksternal, antara lain
berupa perkembangan pendidikan, jumlah penawaran tenaga kerja, perkembangan sosial,
perburuhan, adat, agama, budaya, sistem nilai masyarakat lainnya. Sedangkan faktor- faktor internal
sumber daya manusia akan dipengaruhi manajemen itu sendiri, yang terdiri atas tiga fungsi utama
yaitu fungsi manajerial yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengendalian sumber daya manusia, fungsi operasional yang terdiri atas
pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan
kerja, dan kedudukan sumber daya manusia dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
perusahaan secara terpadu. Pada data produksi yang di analisis adalah kualitas produk dan harga
produk.

Faktor Lingkungan Eksternal


Faktor lingkungan eksternal adalah data yang diperoleh dari luar perusahaan yang berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup perusahaan dalam percaturan perekonomian nasional maupun
internasional, yaitu lingkungan umum (faktor social, teknologi), lingkungan perekonomian nasional,
kebijakan perekonomian politik, lingkungan operasional (kondisi pesaing, kekuatan pembeli, ancaman
kekuatan pendatang baru, kekuatan pemasok).

Faktor sosial, kondisi sosial masyarakat memang berubah- ubah, hendaknya perubahan sosial yang
terjadi, perusahaan dapat mengatasi. Kondisi sosial ini banyak aspeknya, misalnya sikap, gaya hidup,
adat istiadat, dan kebiasaan dari orang-orang dilingkungan eksternal perusahaan. Sebagian yang
dikembangkan misalnya dari kondisi kultural, ekologis, demografis, religius, pendidikan dan etnis.
Seandainya faktor sosial berubah, maka permintaan untuk berbagai produk dan aktifitas juga turut
mengalami perubahan.Faktor teknologi, dewasa ini perkembangan teknologi mengalami
kemajuan yang pesat, baik di bidang bisnis maupun bidang yang mendukung kegiatan
bisnis. Sebenarnya, teknologi itu tidak hanya mencakup penemuan-penemuan yang baru saja,
tetapi juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan
suatu pekerjaan. Artinya bahwa ia memberikan suatu gambaran yang luas, meliputi :
mendesain, menghasilkan dan mendistribusikan setiap kegiatan usaha yang diinginkan. Untuk
jalan terus menerus harus selalu mengikuti perkembangan-perkembangan teknologi yang
dapat diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan atau pada operasinya.

Lingkungan perekonomian nasional , keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi kinerja
perusahaan dan industri. Faktor- faktor mengacu pada sifat, cara dan arah dari perekonomian dimana
suatu negara akan atau sedang berkompetisi. Inikator dari kesehatan perekonomian suatu negara
antara lain adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga, defisit atau suplus perdagangan, tingkat
tabungan pribadi, dan bisnis serta produk domestik bruto. Dalam era globalisasi ini para analisis
harus menilai, memonitor dan meramalkan perekonomian negara- negara lain.

Kebijakan perekonomiaan politik , pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup masuknya
industri dengan melakukan pengendalian dan pengawasan, seperti perjanjian lisesensi dan batasan-
batasan pada akses ke bahan baku. Pemerintah juga dapat memainkan peranan tidak langsung
seperti standar polusi udara dan peraturan keamanan. Arah, kebijakan dan stabilitas politik
pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk berusaha. Situasi politik yang tidak
kondusif berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya. Beberapa hal utama yang
perlu diperhatikan dari faktor politik agar dapat berkembang dengan baik adalah undang-undang
tentang lingkungan dan perburuhan, peraturan tentang perdagangan luar negeri, stabilitas
pemerintah, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, sistem perpajakan.

Matriks Evaluasi Faktor Esternal (Matriks EFE) dan Matriks Evaluasi Faktor Internal (Matriks
EFI)

Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor- faktor eksternal perusahaan berkaitan dengan
peluang dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisa
hal- hal yang menyangkut lingkungan umum (faktor sosial dan faktor teknologi), lingkungan
perekonomian nasional, kebijakan pemerintah dan politik, dan lingkungan operasional yang meliputi
kondisi pesaing, kekuatan pembeli (konsumen), ancaman pendatang baru, kekuatan pemasok. Hal ini
penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tak langsung terhadap
perusahaan.

Tahap kerjanya adalah membuat daftar critical succes factor (faktor- faktor utama yang mempunyai
dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha) untuk aspek eksternal yang mencakup
perihal Opportunities (peluang), dan threath (ancaman) bagi perusahaan, menentukan rating setiap
critical succes factor tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula
sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0 nilai bobot dicari dan dihitung, tentukan rating
setiap critical succes factor antara 1 sampai 4 dimana : 1 = sangat lemah 2 = tidak begitu lemah 3=
cukup kuat 4= sangat kuat. Kalikan nilai bobot dengan nilai ratingnya untuk mendapatkan skala
semua critical succes factor.

Dan jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total dari perusahaan yang dinilai. Skor 4,0
mengidentifikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara yang lebih luar biasa terhadap
peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman dipasar industri. Sementara itu skor
total sebesar 1,0 menunjukkan perusahaan tidak menghindari ancamanancaman eksternal.

Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal
yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat
korporat yang lebih detail. Diagram tersebut dapat mengientifikasi 9 sel strategi perusahaan dapat
dilihat pada gambar. tetapi pada prinsipnya ke-9 sel tersebut dapat di kelompokkan menjadi 3 sel
utama : Growth Strategy (merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1,2 dan 5) atau upaya
diversivikasi (sel 7 dan sel 8)), Stability Strategy ( strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah
strategi yang telah ditetapkan), Retranchment Strategy (usaha memperkecil atau mengurangi usaha
yang dilakukan oleh perusahaan (sel 3,6, dan, 9) seperti pada gambar 1. (Rangkuti Freddy, 2004)

Matrik SWOT
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini
menggambarkan bagaimana pelunag dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki (Rangkuti Freddy, 2004). Pada formulasi
ini akan digunakan faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang diformulasikan ke dalam
strategi. Unsur SWOT meliputi : strength yaitu kemampuan dan situasi perusahaan mencapai
keuntungan strategis dalam usahanya untuk mencapai tujuan. Kekuatan didefinisikan bagaimana
suatu unit usaha strategis dapat memasarkan produknya secara kompetitif. Weakness adalah situasi
dan ketidakmampuan yang bisa atau telah terjadi dalam kegagalan perusahaan mencapai tujuan.

Opportunities adalah faktor ekstrenal yang banyak membantu organisasi dalam usaha mencapai atau
meningkatkan tujuan. Threats adalah faktor luar yang terjadi dalam kegagalan perusahaan mencapai
tujuan, ancaman dapat berupa keunggulan teknologi yang dilakukan pesaing.

Metode Boston Consulting Group (BCG)

BCG merupakan sebuah lembaga konsultan terkemuka yang mengembangkan matrik pertumbuhan
pangsa pasar (MAPP). Matrik ini bertujuan untuk mengetahui dimana posisi perusahaan berada
berdasarkan tingkat pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relatif, sehingga diketahui strategi yang
akan digunakan. Posisi pangsa pasar relative merupakan rasio dari pangsa pasar yang dimiliki suatu
perusahaan dalam industri tertentu terhadap market share yang dimiliki perusahaan pesaing terbesar
dalam industri tersebut. Matrik ini mempunyai angka-angka berupa sumbu X dan Y yang bisa
berubah sesuai dengan kondisi perusahaan (Husein Umar, 2003).

Metode ini bertujuan untuk mengembangkan strategi pangsa pasar berdasarkan karakteristik cash
flownya, mengembangkan portofolio produk perusahaan sehingga kekuatan dan kelemahannya jelas,
memutuskan apakah perlu meneruskan investasi untuk produk yang tidak menguntungkan, mengukur
kinerja menejemen berdasarkan kinerja produk di pasaran.(Husein Umar, 2003)

BLOK MANAJEMEN
STRATEGI
Kamis, 19 November 2015
MANAJEMEN STRATEGI ROBINSON

Misi Organisasi

Dalam buku “Manajemen Strategis” Pearce/Robinson (31:2007) misi organisasi


adalah pernyataan luas dan unik yang membedakan satu organisasi dengan
organisasi lain yang sejenis dan mengidentifikasikan lingkup operasinya dalam hal
produk, pasar, serta teknologi.

Kotler (et al., 1987) dalam buku Salusu “Pengambilan Keputusan Strategik”
(121:1996) menyatakan bahwa misi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi
yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang dapat ditawarkan, kebutuhan
yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang dapat
diperoleh, sertaaspirasi dan cita-cita di masa depan.

Adapun unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam merumuskan misi suatu


organisasi adalah, sebagai berikut:
1. Produk atau pelayanan yang akan ditawarkan
2. Produk atau pelayanan yang ditawarkan mampu memenuhi kebutuhan
3. Misi harus secara tegas menyatakan public mana yang harus dilayani
4. Menjelaskan kualitas barang atau pelayan yang akan ditawarkan
5. Aspirasi yang diinginkan dimasa yang akan datang di tegaskan dalam misi

Misi merupakan alat yang tak ternilai untukmengarahkan perumusan strategi dan
pelaksanaan strategi. Misi merupakan pondasi yang konstan dalam pengambilan
keputusan strategi. Setiap organisasi memiliki tujuan dan sasaran yang unik.
Keunikan inilah yang perlu secara tegas dinyatakan dalam rumusan misi.

Visi Strategik

Dalam buku “Manajemen Strategis” Pearce/Robinson (44:2007) pernyataan visi


organisasi seringkali dirancang untuk menyatakan aspirasi dari kepemimpinan
eksekutif. Pernyataan visi menyajikan maksus strategis organisasi yang didesain
untuk memfokuskan energy dan sumber daya organisasi untuk mencapai masa
depan yang diinginkan. Lonnie Helgeson dalam buku Salusu “Pengambilan
Keputusan Strategik” (129:1996), menyatakann bahwa visi merupakan penjelasan
mengenai rupa yang seharusnya dari suatu organisasi apabila ia berjalan dengan
baik. Perumusan visi adalah tugas dari manajemen tingkat atas. Namun, iu harus
merupakan proses interaksi yang member peluang untuk mendapatkan umpan balik
dari semua tingkat manajemen.

Visi menggambarkan masa depan yang lebih baik, member harapan dan mimpi
tetapi juga menggambarkan hasil-hasil yang memuaskan. Visi adalah gambaran
kata-kata yang menampakan kekokohan dan kesatuan organisasi. Naisbett (1984)
menyatakan bahwa visi strategis adalah suatu gambaran yang jelas mengenai apa
yang akan dicapai, berikut rincian dan instruksi tentang setiap langkah untuk
mencapai suatu tujuan organisasi.

Coulson Thomas, mengakui bahwa mengkomunikasikan visi ke seluruh tubuh


organisasi itu tidak semudah yang digambarkan dalam teori. Oleh karena itu, tugas
utama dari eksekutif tertinggi dalam organisasi adalah menyisihkan waktunya agar
dapat mengkomunikasikan visi tersebut ke seluruh jajaran dan tingkat manajemen.
Visi yang efektif ialah visi yang hidup, menantang, menghargai prestasi masa
lampau, dan sebagai pengantar ke masa depan.

Tujuan Organisasi

Dalam buku “Manajemen Strategis” Pearce/Robinson (34:2007) terdapat tiga tujuan


ekonomis organisasi yang memadukan arah strategis dari hampir semua organisasi
bisnis, yaitu kelangsungan hidup, pertumbuhan dan profitabilitas. Profitabilitas
merupakan tujuan tetap dari suatu organisasi bisnis.pertumbuhan suatu organisasi
sangat terikat dengan kelangsungan bisnis serta profitabilitasnya. Dalam konteks ini,
arti pertumbuhan harus didefinisikan secara luas. Pertumbuhan berarti perubahan,
dan perubahan yang proaktif adalah penting dalam lingkungan bisnis yang dinamis.

Tujuan organisasi diturunkan dari misi dan sasaran diturunkan dari


sasaran. Quinn(1977) dan Friedrickson (1993) sepakat bahwa tujuan itu seharusnya
cukup luas dan umum. Tujuan merupakan gejala yang kompleks. Tujuan dapat
diartikan sebagai kondisi jangka panjang yang diinginkan, yang dinyatakian dalam
istilah yang umum dan kualitatif, dan mungkin hanya sebagian yang dapat dicapai.
Tujuan dibedakan dari sasaran yang menghendaki hasil akhir yang lebih spesifik.
Hasil akhir ini justru dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur langkah-langkah
yang telah dicapai menuju tujuan yang dikehendaki.

Dalam ilmu sosiologi seperti juga dalam ilmu antropologi ilmu politik dan psikologi
social, tujuan diartikan sebagai suatu perubahan dalam suatu situasi ketika
seseornag atau kelompok ingin mendapatkan sesuatu dari hasil karya mereka
sendiri (Gould & Kolb, 1994).

Perrow (1968) ditinjau dari sudut ilmu social, tujuan dapat dibagi dalam enam
kategori, yaitu:
1. Societal goals (tujuan masyarakat), tujuan ini diarahkan pada masyarakat, yaitu apa
yang akan diperbuat untuk kepentingan masyarakat, dan apa fungsinya terhadap
masyarakat.
2. Output goals (tujuan yang berorientasi luaran), dengan mengenal luaran dan tipe
produk serta pelayanan jasa maka organisasi itu dapat dibedakan satu dengan yang
lain.
3. Investor goals (tujuan berorientasi investor) maksud tujuan kategori ini ialah berbuat
sesuatu untuk kepentingan investor. Investor bukan hanya penanam modal atau
pemegang saham tetapi juga memberi bantuan dalam bentuk tenaga, buruh, atau
bahkan memiliki kewenangan memberikan pengesahan yuridis terhadap organisasi
4. System goal (tujuan system) kategori ini menyangkut keseluruhan system dalam
organisasi yang ditetapkan oleh pihak eksekutif dan pihak investor melalui proses
pengambilan keputusan organisasi.
5. Product goal (tujuan produk) kategori tujuan ini memegang peranan yang sangat
penting karena menyangkut luaran dari produk dan jasa yang ditawarkan keluar.
6. Derived goals (tujuan yang bersumber dari organisasi) tujuan ini sesuangguhnya
tidak secara murni berkaitan dengan hakikat organisasi. Ada tujuan lain terkandung
didalamnya, tetapi tujuan itu dicapai dengan memanfaatkan kekuasaan dari
organisasi.

Tujuan Strategik

Tujuan strategic adalah kunci dari arah perubahan masa depan. Tujuan strategic
mengarahkan apa yang hendak di kejar diwaktu yang akan datang, yaitu dalam
jangka waktu sekitar 3 sampai 5 tahun. Arahan itu harus jelas dan tegas untuk
arahan organisasi. Oleh sebab itu, sering dikatakan bahwa tujuan strategic
merupakan planning umbrella (payung perencanaan) dalam mengintegrasikan
usaha dari segala unit kerja dan personil kedalam suatu kegiatan menyeluruh dan
menyatu dari suatu organisasi.

Tujuan strategic digunakan untuk merumuskan perubahan-perubahan strategic yang


diinginkan dengan menulis rencana-rencana organisasi. Tujuan strategic
dirumuskan dan diumumkan oleh pejabat tertinggi dalam organisasi dengan peran
serta aktif dari semua pejabat kunci. Maksudnya adalah untuk menetapkan arahan-
arahan baru, arahan yang dapat menjadi pedoman bagi perumusan inisiatif-inisiatif
srategik, menetapkan perubahan-perubahan program, disusul dengan mobilisasi
semua sarana seperti penganggaran, pengembangan staf dan keterampilan. Tujuan
strategic dengan demikian merupakan instrument yang paling kritis dalam
menjuruskan semua usaha menuju perubahan yang dikehendaki.

Koteen (1991) mengatakan bahwa apabila tujuan strategic berjalan dengan baik maka
kenyataan itu sedah merupakan “kunci keunggulan dan kesuksesan” sebab arahannya
jelas, yaitu untuk mendapatkan manfaat terbesar dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia, juga membantu menciptakan kondisi yang mendorong pertumbuhan dan kemajuan
organisasi.
MM

Diposting oleh Darman di 19.13


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)
MENDAFTAR KLIK DISINI
KOMUNITAS ENTREPRENEUR INDONESIA
Mengenai Saya
Darman
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
 ► 2017 (1)
 ► 2016 (1)
 ▼ 2015 (11)
o ► Desember (3)
o ▼ November (2)
 MANAJEMEN STRATEGI ROBINSON
 Manajemen Strategik
o ► Oktober (4)
o ► September (2)
Tema Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai