PEMBELAJARAN IPA DI SD
MODUL 3
TENTANG
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas segala kemampuan rahmat dan hidayah nya
sehingga kami dapat menyelesiakan tugas Makalah “Modul 3 ini” pada mata kuliah
Pembelajaran IPA di SD. Mengemukakan bahwa metode dalam pembelajaran ipa ialah
merangsang serta mengarahkan siswa untuk belajar. Dan tak lupa kita haturkan sholawat dan
salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW atas petunjuk dan risalahnya , Dan atas
doa dan dorongan dari berbagai pihak yang telah membantu kami memberikan referensi
dalam pembuatan makalah ini .
Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah
ini ,oleh sebab itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah
ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan , semoga melalui makalah ini dapat
membri manfaat bagi kita semua.
Tim Penyususn
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai amanat KTSP, bahwa model pembelajaran merupakan salah satu model
implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang
pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah menengah pertama, dan sekolah
menengah atas. Model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakab suatu pendekatan
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok
aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistic dan otentik.
Melalui pembelajaran IPA, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga
dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerakan konsep yang telah
dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri
berbagai konsep yang dipelajari secara meneyluruh (holistic), bermakana, otentik, dan aktif.
Cara pengemasan penagalaman belajar yang dirancang oleh guru sangat berpengaruh
terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar yang lebih
menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual akan menjadikan proses belajar lebih efektif.
Pembelajaran adalah sebuah proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan
siswa atas dasar hubungan timbale balik, yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Proses pembelajaran merupakan interaski semua komponen atau
unsure yang terdapat dalam pembelajaran, yang satu sama lainnya saling berhubungan dalam
sebuah rangkaian untuk mencapai tujuan. Proses pembelajaran tentu merupakan sesuatu yang
penting dalam dunia pendidikan yang aptut diperhatikan, direncanakan, dan dipersiapkan
oleh pendidik, karena memang mencakup perencanaan tujuan, penentuan bahan, pemilihan
metode yang tepat, dan bagaimana mengevaluasi hasil-hasil dari pembelajaran tersebut. Salah
satu komponen pembelajaran adalah metode interaktif. Pada intinya, metode pembelajaran
interaktif adalah penjabaran dari pola pembelajaran kolaboratif, yang menuntut adanya kerja
sama dan interaksi antara para siswa dalam emmbahas suatu materi pelajaran bersama dengan
guru di dalam kelas. Jadi, metode pembelajaran interaktif adalah metode pembelajaran yang
menunjukkan adanya interaksi antara guru dan siswa yang menyenangkan dan
memberdayakan. Dalam hal ini, menyenangkan dan memberdayakan dapat terwujud apabila
interaksi tersebut dapat berjalan dengan memadukan prinsip pendidikan dan hiburan
(edutainment), sehingga siswa merasa terhibur dan bisa belajar tanpa ia sadari. Sebab, pada
dasarnya, manusia itu akan lebih focus dan menerima dnegan lebih cepat jikan diberikan
pengajaran yang menyenangkan, menghibur, dan menggugah minat dan hasrat siswa untuk
mengikuti pembelajaran yang baik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Keempat unsur tersebut merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
Pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utu dan tidak beriorentasi tercapainya
standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajarn lebih bersifat teacher-centerd, guru
hanya menyampaikan IPA sebagai prosuk dan peserta didik mengahapal informasi
factual.Peserta didik hanya mempelajari IPA pada domain kignitif yang terendah.Peserta
didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya fakta dilapangan
menunjukan banyak peserta didik yang cenderung menjadi malas berpikir secara
mandiri.Cara berikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain
afektif dan psikimotor.Alasan yang sering dikemukakan oleh para guru adalah keterbatasan
waktu, sarana, lingkungan belajar, dan jumlah peserta didik perkelas yang terlalu banyak.
2. Metode Eksperimen
Metode pemberian kesepakatan kepada siswa, baik secara perorangan atau kelompok, untuk
dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Kelebihan metode eksperimen adapun
beberapa kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
4. Metode Diskusi
Proses pembahasan suatu persoalan dengan melibatkan banyak orang, dimana hasil dari
pembahasan tersebut akan menjadi alternative jawaban dalam memecahkan persoalan. Dalam
hal ini, orang-orang yang terlibat didalamnya mengemukakan pandangannya sendiri-sendiri
terhadap persoalan yang dilontarkan.
a. Kelebihan metode diskusi :
Menyadarkan siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan
satu jalan.
Menyadarkan para siswa bahwa dengan berdiskusi, mereka bisa saling mengemukakan
pendapat secara konstruktif, sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
Membiasakan siswa untuk mendengarkan pendapat oranglain, sekalipun berbeda
dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.
b. Kelemahan metode diskusi :
Tidak dapat dIPAkai pada kelompok yang besar.
Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
5. Metode Latihan
Metode yang digunakan guru untuk mengajar dalam upaya menanamkan berbagai
kebiasaanatau ketermapilan tertentu kepada para siswa. Dengan begitu, mereka akan
menguasai keterampilan atau kebiasaan baru, sehingga dapat dijadikan bekal dalam
kehidupan mereka kelak.
a. Kelebihan metode latihan :
Siswa dapat memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melapalkan huruf,
membuat dan meggunakan alat-alat.
Siswa dapat memperoleh kecakapan mental, misalnya dalam perkalian, penjumlahan,
pengurangan dan sebagainya.
Siswa dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan ataupun kecepatan dalam
pelaksanaan.
b. Kelemahan metode latihan :
Menghambat bakat dan inisitif siswa, karena ia lebih banyak dibawa pada penyesuaian
dan diarahkan jauh dari pengertian.
Menimbulkan penyesuaian secara statis pada lingkungan.
Terkadang, latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang
monoton dan membosankan.
Dapat menimbulkan verbalisme.
6. Metode Simulasi
Cara penyajian pelajaran dengan meng-gunakan situasi tiruan untuk meng-gambarkan situasi
sebenarnya.
a. Tujuan Metode simulasi :
Melatih keterampilan tertentu yang besifat praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Mengembangkan sikap percaya diri pada anak.
Mengembangkan persuasi dan komunikasi.
Melatih siswa memecahkan masalah dengan memanfaatkan sumber-sumber yang dapat
digunakan.
Meningkatkan pemahaman tentang konsep dan prinsip yang dipelajari.
Meningkatkan keaktifan belajar bagi siswa.
7. Metode Tanya-Jawab
Cara penyajian pelajaran dalam proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah (two way
traffic).
a. Tujuan Metode Tanya Jawab :
Mengecek dan mengetahui sejauhmana penguasaan materi oleh siswa.
Memberikan kesempatan pada siswa untk membahas materi pelajaran yang belum
dipahami.
Memotivasi dan menimbulkan kompetisi belajar bagi siswa.
Melatih siswa berpikir dan berbicara secara sistematis.
8. Metode Kerja Kelompok
Metode mengajar dengan meng-kondisikan siswa dalam group atau kelompok yang diberikan
tugas kelompok.
a. Tujuan :
Memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama diantara para siswa.
Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektual siswa dalam proses belajar
mengajar.
Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil proses belajar mengajar secara
berimbang.
Memungkinkan siswa dapat bekerja sama dengan temannya dalam satu kesatuan tugas.
Memungkinkan siswa berusaha mencari bahan dan alat untuk mengerjakan tugas.
Membuat siswa aktif.
9. Metode Demonstrasi
Cara penyajian pelajaran dengan cara mempertunjuk-kan kepada siswa suatu proses, situasi
atau benda tertentu baik benda asli maupun benda tiruan.
a. Tujuan metode demonstrasi :
Memperlihatkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai siswa.
Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa.
Mengembangkan kemampuan indera penglihatan dan indera pendengaran siswa.
2. Permainan Artikulasi
Adalah permainan yang membuat siswa menjadi aktif dan berani mengutarakan
pendapatnmya. Selain itu, permainan ini akan memberikan keterampilan berbicara dan berani
tampiluntuk menyampaikan apa yang telah dipelajarinya, sehingga ia akan lebih mampu
untuk menyerap materi pelajaran dengan baik. Berikut langkah yang bias dilakukan guru
dalam permaiann ini :
Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
Guru menyajikan matreri sebagaimana biasanya.
Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
Menugaskan salah satu dari siswa pasangan itu untuk menceritakan materi yang baru
diterima dari guru, kemudain pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan
kecil, lalu berganti peran. Begitu juga dengan kelompok lainnya.
e Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak untuk menyampaikan hasil
wawacarannya dengan teman pasangan, sampai sebagian siswa sudah menyampaikan
hasil wawacarannya.
Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami oleh
siswa.
Terakhir, guru menyampaikan kesimpulan pertemuan pada hari itu, lalu menutup
pembelajaran.
Adapun langkah-langkah yang bias dilakukan untuk memainkan strategi ini sebagai berikut :
Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
Guru menyuruh siswa berdiri secara berpasangan di depan kelas.
Seorang siswa diberi kartu berukuran 10 x01 cm yang akan dibacakan pada
pasangannya. Sedangkan, pasangannya diberi kartu berukuran 5 x 2 cm yang isinya
tidak boleh dibaca (dilipat), kemudian ditempelkan pada dahi atau diselipkan pada
telinga.
Sementara siswa yang membawa kartu berukuran 10 x 10 cm membacakan kata-kata
yang tertulis di dalamnya, pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10
x 10 cm tersebut. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan pada
dahi atau telinga.
Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis pada kartu), maka pasangan ini boleh
duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditentukan, boleh mengarahkan
dengan kata-kata lain, asalkan jangan langsung memberi jawabannya.
Begitu seterusnya hingga semua siswa endapatkan kesempatan menjalankan
permainan ini.
Jawaban :
Tumbuhan. Itulah beberapa metode / strategi pembelajaran yang mengandung
unsure edutainment, yang tentu akan sangat menarik bagi para siswa untuk mengikutinya.
Hal ini bisa dijadikan sebagai sebuah terobosan baru untuk mebuat siswa merasa nyaman dan
senang dalam belajar di dalam kelas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru
untuk mengaplikasikan strategi belajar yang sudah ditentukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Ada banyak metode yang dapat disampaikan oleh guru
saat proses belajar-mengajar yaitu metode ceramah, eksperimen, penugasan, diskusi, latihan,
tanya-jawab, simulasi, demonstrasi, dan kerja kelompok.
B. Saran
Sebagai calon seorang guru yang nantinya akan mengajar dalam kelas, kita harus memiliki
wawasan yang luas, tentang bagaimana cara mengajar yang menarik bagi siswa dan tidak
membosankan. Setelah membaca makalah ini, disarankan kita dapat menggunakan metode
mengajar yang sesuai dengan situasi dan keadaan kelas, sehingga proses belajar-mengajar
dapat berjalan dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA