Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMBELAJARAN IPA DI SD

MODUL 3

TENTANG

METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK

 SRI ASTUI 859159984


 ARFAH HANDAYANI

UNIVERSITAS TERBUKA MATARAM

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas segala kemampuan rahmat dan hidayah nya
sehingga kami dapat menyelesiakan tugas Makalah “Modul 3 ini” pada mata kuliah
Pembelajaran IPA di SD. Mengemukakan bahwa metode dalam pembelajaran ipa ialah
merangsang serta mengarahkan siswa untuk belajar. Dan tak lupa kita haturkan sholawat dan
salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW atas petunjuk dan risalahnya , Dan atas
doa dan dorongan dari berbagai pihak yang telah membantu kami memberikan referensi
dalam pembuatan makalah ini .

Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah
ini ,oleh sebab itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah
ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan , semoga melalui makalah ini dapat
membri manfaat bagi kita semua.

Kota Bima, 2022

Tim Penyususn
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sesuai amanat KTSP, bahwa model pembelajaran merupakan salah satu model
implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang
pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah menengah pertama, dan sekolah
menengah atas. Model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakab suatu pendekatan
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok
aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistic dan otentik.
Melalui pembelajaran IPA, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga
dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerakan konsep yang telah
dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri
berbagai konsep yang dipelajari secara meneyluruh (holistic), bermakana, otentik, dan aktif.
Cara pengemasan penagalaman belajar yang dirancang oleh guru sangat berpengaruh
terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar yang lebih
menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual akan menjadikan proses belajar lebih efektif.
Pembelajaran adalah sebuah proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan
siswa atas dasar hubungan timbale balik, yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Proses pembelajaran merupakan interaski semua komponen atau
unsure yang terdapat dalam pembelajaran, yang satu sama lainnya saling berhubungan dalam
sebuah rangkaian untuk mencapai tujuan. Proses pembelajaran tentu merupakan sesuatu yang
penting dalam dunia pendidikan yang aptut diperhatikan, direncanakan, dan dipersiapkan
oleh pendidik, karena memang mencakup perencanaan tujuan, penentuan bahan, pemilihan
metode yang tepat, dan bagaimana mengevaluasi hasil-hasil dari pembelajaran tersebut. Salah
satu komponen pembelajaran adalah metode interaktif. Pada intinya, metode pembelajaran
interaktif adalah penjabaran dari pola pembelajaran kolaboratif, yang menuntut adanya kerja
sama dan interaksi antara para siswa dalam emmbahas suatu materi pelajaran bersama dengan
guru di dalam kelas. Jadi, metode pembelajaran interaktif adalah metode pembelajaran yang
menunjukkan adanya interaksi antara guru dan siswa yang menyenangkan dan
memberdayakan. Dalam hal ini, menyenangkan dan memberdayakan dapat terwujud apabila
interaksi tersebut dapat berjalan dengan memadukan prinsip pendidikan dan hiburan
(edutainment), sehingga siswa merasa terhibur dan bisa belajar tanpa ia sadari. Sebab, pada
dasarnya, manusia itu akan lebih focus dan menerima dnegan lebih cepat jikan diberikan
pengajaran yang menyenangkan, menghibur, dan menggugah minat dan hasrat siswa untuk
mengikuti pembelajaran yang baik.

B.     Rumusan Masalah

 Apakah yang dimaksud dengan Ilmu Pengetahuan Alam?


 Apa sajakah karakteristik kajian pengetahuan alam?
 Apakah yang dimaksud dengan model evaluasi pembelajaran?
 Apa sajakah metode pembelajaran IPA?
 Apakah jenis permainan yang bisa dijadikan sebagai metode pembelajaran (strategi)
dalam kelas?

C.     Tujuan Penulisan

 Dapat mengetahui pengertian dari IPA.


 Dapat memahami karakteristik kajian IPA.
 Dapat mengetahui model evaluasi pembalajaran.
 Dapat mengetahui dan memahami metode-metode pembelajaran IPA.
 Dapat mengetahui, memahami, dan melakukan jenis permainan yang bisa dijadikan
sebagai metode pembelajaran (strategi) dalam kelas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam scara sistematis, sehingga IPA
bukan hanya penguasaa kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di
harapkan dapat menjadi wahana bagi pesera didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar menjeljahi dan memahami alam sekitar secara
alamiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam atau alam sekitar.
Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputu
empat unsur utama yaitu :
 Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, phenomena alam, makhluk idup, serta hubungan
sebab akibat yang menimbulkan masalah baru ynang dapat dipecahkan melalui
prosedur yang benar atau secara kaa lain IPA bersifat open ended.
 Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi
penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen percobaan, evaluasi, pengkuran dan
penarikan kesimpulan.
 Produk: berupa fakta, prinsip, teori dan hukum.
 Aplikasi: penerapan metode ilmiah dankonsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.

Keempat unsur tersebut merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
Pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utu dan tidak beriorentasi tercapainya
standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajarn lebih bersifat teacher-centerd, guru
hanya menyampaikan IPA sebagai prosuk dan peserta didik mengahapal informasi
factual.Peserta didik hanya mempelajari IPA pada domain kignitif yang terendah.Peserta
didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya fakta dilapangan
menunjukan banyak peserta didik yang cenderung menjadi malas berpikir secara
mandiri.Cara berikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain
afektif dan psikimotor.Alasan yang sering dikemukakan oleh para guru adalah keterbatasan
waktu, sarana, lingkungan belajar, dan jumlah peserta didik perkelas yang terlalu banyak.

B.     KARAKTERISTIK KAJIAN PENGETAHUAN ALAM


IPA didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan
bereksperimen, pengamatan, dedukasi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah
gejala yang dapat dipercaya. Ada tiga kemmpuan dalam IPA :

 Kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati.


 Kemampuan untuk memperediksi apa yang belum diamati, dan kemampuan untuk
menguji tindak lanjut hasi eksperimen.
 Dikembangkannya sifat ilmiah.
 Kegiatan pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan
pertanyaa, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang
“apa“, “mengapa”,”bagaimana” tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar
melalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi.
Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah.
Metode ilmiah dalam mempelajari IPA meliputi; mengidentifikasikan masalah,
menyusun hipotesa, memperediksi kosekuensi dari hipotesis, melakukan eksperimen
ntuk menguji prediksi., dan merumuskan hukum umum yang sederhana yang
diorganisasikan dari hipotesis, prediksi, dan eksperimen.

C.    MODEL EVALUASI PEMBELAJARAN


1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran Terpadu
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Dalam melaksankan penilaina hendaknya ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan antara lain:

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.


b. Penilaian menggunakan acuan kriteria : berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta
didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi
seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direcanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
d. Hasil penilaian yang dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tidak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedy bagi eserta didik yang
pencapaian kompetensinya dibawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi
peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya: jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (ketrampilan proses)
misalnya teknik wawancara, maupun produk atau hasil melakukan observasi lapangan
yag berupa informasi yang dibutuhkan.

Pada pembelajaran terpadu peran evaluasi tidak berbeda dengan pembelajaran


konvesional, oleh karenanya berbagai yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi
pembelajaran baik yang menggunakan pendekatan terpadu maupun konvensional adalah
sama. Evaluasi pembelajaran terpadu diarahkan pada evaluasi dampak instruksional dan
dampak pengiring, seperti halnya kemmapuan bekerja sama, menghargai pendapat orang lain.
Evaluasi proses belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan evaluasi hasil belajar adalah proses
pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria
tertentu. Evaluasi proses menggunakan instrument non-tes, sedangkan evaluasi produk
menggunakan instrument tes.
D.    METODE PEMBELAJARAN IPA INTERAKTIF
Ada bermacam-macam metode belajar yang bersifat interaktif, diantaranya sebagai berikut:
1.      Metode Ceramah
Metode yang memang sudah ada sejak adanya pendidikan, sehingga metode ini lebih sering
digunakan dalam setiap pembelajaran dan dikenal sebagai metode tradisional.

a. Kelebihan metode ceramah :


 Guru mudah menguasai kelas.
 Mudah dilaksanakan.
 Dapat diikuti siswa dalam jumlah besar.
 Guru mudah menerangkan banyak bahan pelajaran kepada siswa.

b.      Kelemahan metode ceramah :


 Siswa ia lebih tanggap dari sisi visual akan merasa dirugikan, sedangkan siswa yang
lebih tanggap terhadap kemampuan auditifnya, akan mendapatkan manfaat lebih besar
dari metode ini.
 Bila terlalu lama metode ini akan membuat siswa merasa bosan.
 Menyebabkan siswa menjadi pasif.
 Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar siswa.

2.      Metode Eksperimen
Metode pemberian kesepakatan kepada siswa, baik secara perorangan atau kelompok, untuk
dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Kelebihan metode eksperimen adapun
beberapa kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:

a. Kelebihan metode eksperimen


 Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata dari guru atau buku.
 Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan study eksplorasi (menjelajahi)
ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan.

b.      Kelemahan metode eksperimen:


 Tidak cukupnya alat-alat atau saran untuk bereksperimen, sehingga tidak setiap siswa
berkesempatan untuk mengadakan eksperimen.
 Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, maka siswa harus menanti untuk
melanjutkan pelajaran.
 Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.

3.      Metode Pemberian Tugas Dan Pembacaan (Recitation)


Dalam konteks ini, pemberian tugas berarti guru memberikan suatu tugas kepada siswa dan
mengaitkannya dengan tugas-tugas yang lain. Misalnya, saat guru memberikan tugas kepada
siswa dan mengaitkannya dengan tugas-tugas yang lain. Misalnya, saat guru memberi tugas
membaca kepada siswa, harus ditambahkan dengan tugas-tugas lain, seperti mencari dan
membaca buku-buku lain sebagai perbandingan, atau disuruh mengamati orang yang ada
dilingkungannya stelah membaca buku tersebut.Dengan demikian, pemberian tugas adalah
suatu pekerjaan yang harus dieselesaikan oleh siswa tanpa terikat tempat.

a.       Kelebihan metode penugasan :


 Pengetahuan yang siswa peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
 Siswa berkesempatan untuk memupuk perkembangan dn keberanian dalam mengambil
inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
b.      Kelemahan metode penugasan :
 Seringkali siswa melakukan penipuan, dimana ia hanya meniru hasil pekerjaan orang
lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
 Terkadang, tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan.
 Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

4.      Metode Diskusi
Proses pembahasan suatu persoalan dengan melibatkan banyak orang, dimana hasil dari
pembahasan tersebut akan menjadi alternative jawaban dalam memecahkan persoalan. Dalam
hal ini, orang-orang yang terlibat didalamnya mengemukakan pandangannya sendiri-sendiri
terhadap persoalan yang dilontarkan.
a.       Kelebihan metode diskusi :
 Menyadarkan siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan
satu jalan.
 Menyadarkan para siswa bahwa dengan berdiskusi, mereka bisa saling mengemukakan
pendapat secara konstruktif, sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
 Membiasakan siswa untuk mendengarkan pendapat oranglain, sekalipun berbeda
dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.
b.      Kelemahan metode diskusi :
 Tidak dapat dIPAkai pada kelompok yang besar.
 Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
 Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
 Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.

5.      Metode Latihan
Metode yang digunakan guru untuk mengajar dalam upaya menanamkan berbagai
kebiasaanatau ketermapilan tertentu kepada para siswa. Dengan begitu, mereka akan
menguasai keterampilan atau kebiasaan baru, sehingga dapat dijadikan bekal dalam
kehidupan mereka kelak.
a.       Kelebihan metode latihan :
 Siswa dapat memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melapalkan huruf,
membuat dan meggunakan alat-alat.
 Siswa dapat memperoleh kecakapan mental, misalnya dalam perkalian, penjumlahan,
pengurangan dan sebagainya.
 Siswa dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan ataupun kecepatan dalam
pelaksanaan.
b.      Kelemahan metode latihan :
 Menghambat bakat dan inisitif siswa, karena ia lebih banyak dibawa pada penyesuaian
dan diarahkan jauh dari pengertian.
 Menimbulkan penyesuaian secara statis pada lingkungan.
 Terkadang, latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang
monoton dan membosankan.
 Dapat menimbulkan verbalisme.

6.      Metode Simulasi
Cara penyajian pelajaran dengan meng-gunakan situasi tiruan untuk meng-gambarkan situasi
sebenarnya.
a.       Tujuan Metode simulasi :
 Melatih keterampilan tertentu yang besifat praktis dalam kehidupan sehari-hari.
 Mengembangkan sikap percaya diri pada anak.
 Mengembangkan persuasi dan komunikasi.
 Melatih siswa memecahkan masalah dengan memanfaatkan sumber-sumber yang dapat
digunakan.
 Meningkatkan pemahaman tentang konsep dan prinsip yang dipelajari.
 Meningkatkan keaktifan belajar bagi siswa.

b.      Keuntungan Metode Simulasi :


 Menciptakan kegairahan siswa untuk belajar.
 Memupuk daya cipta siswa.
 Melatih keberanian siswa tampil di depan orang banyak.
 Siswa mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya yang kemungkinan
terpendam dengan pengajaran dengan metode lain.
 Dapat ditemukan siswa yang bakat berakting (jika ada).

c.       Kekurangan Metode Simulasi :


 Memerlukan pengelompokkan siswa yang fleksibel dan ruang yang tidak selalu
tersedia.
 Pengalaman yang disimulasikan tidak selalu tepat dan sempurna dengan kenyataan di
lapangan.
 Suasana simulasi seringkali berubah menjadi ajang tempat bermain.
 Memerlukan imajinasi yang tinggi bagi guru dan siswa.
 Jika ada siswa yang merasa malu, ragu atau tidak percaya diri, maka ini akan
menghambat tercapainya tujuan simulasi

7. Metode Tanya-Jawab
Cara penyajian pelajaran dalam proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah (two way
traffic).
a.       Tujuan Metode Tanya Jawab :
 Mengecek dan mengetahui sejauhmana penguasaan materi oleh siswa.
 Memberikan kesempatan pada siswa untk membahas  materi pelajaran yang belum
dipahami.
 Memotivasi dan menimbulkan kompetisi belajar bagi siswa.
 Melatih siswa berpikir dan berbicara secara sistematis.
8. Metode Kerja Kelompok
Metode mengajar dengan meng-kondisikan siswa dalam group atau kelompok yang diberikan
tugas kelompok.
a.       Tujuan :
 Memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama diantara para siswa.
 Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektual siswa dalam proses belajar
mengajar.
 Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil proses belajar mengajar secara
berimbang.
 Memungkinkan siswa dapat bekerja sama dengan temannya dalam satu kesatuan tugas.
 Memungkinkan siswa berusaha mencari bahan dan alat untuk mengerjakan tugas.
 Membuat siswa aktif.

b.      Kelebihan Metode Kerja Kelompok


 Membuat siswa aktif mencari bahan untuk menyelesaikan tugasnya.
 Menggalang kerjasama dan kekompakan dalam kelompok.
 Mengembangkan kepemimpinan siswa dan melatih keterampilan berdiskusi.
 Merugikan siswa yg pasif.
 Memerlukan fasilitas belajar yg beragam.

9. Metode Demonstrasi
Cara penyajian pelajaran dengan cara mempertunjuk-kan kepada siswa suatu proses, situasi
atau benda tertentu baik benda asli maupun benda tiruan.
a.       Tujuan metode demonstrasi :
 Memperlihatkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai siswa.
 Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa.
 Mengembangkan kemampuan indera penglihatan dan indera pendengaran siswa.

b.      Keuntungan Metode Demonstrasi :


 Pelajaran bisa menjadi lebih jelas sehingga terhindar dari verbalisme.
 Memudahkan siswa memahami materi pelajaran.
 Proses belajar mengajar menjadi lebih menarik.
 Melatih kemampuan mengamati siswa.
 Ada materi pelajaran lain yang tidak bisa disajikan dengan metode lain.

c.       Kerugian Metode Demonstrasi :


 Memerlukan keterampilan guru secara khusus.
 Memerlukan banyak waktu.
 Kekurangan sumber belajar yang terjadi pada sekolah seringkali mengakibatkan metode
ini tidak bisa diterapkan.

E.     JENIS PERMAINAN YANG BISA DIJADIKAN SEBAGAI METODE


PEMBELAJARAN (STRATEGI) DALAM KELAS
1.      Permainan Think, Pair, And Share
 Adalah permainan yang sangat menarik dan menantang, karena dalam permainan ini ada
pendalaman materi yang akan membuat siswa mampu menguasai atau mendalami sebuah
materi yang dibahas dengan lebih baik. Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk
menyelenggarakan permainan ini sebagai berikut :
 Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
 Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan oleh
guru.
 Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok berpasangan) dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
 Guru memimpin siding pleno kecil untuk berdiskusi, lalu tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya.
 Berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan oleh para siswa.
 Guru memberi kesimpulan.
 Penutup.

2. Permainan Artikulasi
Adalah permainan yang membuat siswa menjadi aktif dan berani mengutarakan
pendapatnmya. Selain itu, permainan ini akan memberikan keterampilan berbicara dan berani
tampiluntuk menyampaikan apa yang telah dipelajarinya, sehingga ia akan lebih mampu
untuk menyerap materi pelajaran dengan baik. Berikut langkah yang bias dilakukan guru
dalam permaiann ini :
 Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
 Guru menyajikan matreri sebagaimana biasanya.
 Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
 Menugaskan salah satu dari siswa pasangan itu untuk menceritakan materi yang baru
diterima dari guru, kemudain pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan
kecil, lalu berganti peran. Begitu juga dengan kelompok lainnya.
 e     Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak untuk menyampaikan hasil
wawacarannya dengan teman pasangan, sampai sebagian siswa sudah menyampaikan
hasil wawacarannya.
 Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami oleh
siswa.
 Terakhir, guru menyampaikan kesimpulan pertemuan pada hari itu, lalu menutup
pembelajaran.

3. Permainan Mind Mapping


 Sangat baik dilakukan untuk mengenal sampai sejauh mana pengtehuan siswa terhadap
suatu materi. Selain itu, permaianan ini juga bisa digunakan untuk mendapatkan berbagai
alternative jawaban dari suatu persolan pada susatu matei pelajaran. Langkah-langkahnya
sebagai berikut :
 Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
 Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapiu oleh siswa, dan
sebaiknya permasalahan tersebut mempunyai alternative jawaban.
 Guru kemudian membentuk kelompok yang anggotanya terdiri atas 2-3 siswa.
 Setiap kelompok menginventarisasi atau mencatat alternative jawaban dari hasil
diskusi.
 Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru
mencatat di papan tulis, lalu mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
 Dari data-data yang terdapat pada papan tulis, siswa diminta membuat kesimpulan atau
guru member perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
 Setelah semuanya selesai, kemudain guru mengevaluasi dan menutup
pembelajarannya.

4. Permainan Tebak Kata


 juga sangat menarik untuk diberikan kepada siswa dalam pebelajaran sebuah materi
pelajaran. Dalam strategi pembelajaran ini, ada media atau alat bantu yang harus digunakan.
Media tersebut harus dibuat oleh guru dengan cara sebagai berikut ;
  Buatlah kartu ukuran 10 x 10 cm dan siislah cirri-ciri atau kata-katra lainnya yang
mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak. Selanjutnya, bua
kartu ukuran 5 x 2 cm untuk menulis kata-kata atrau sitilah yang mau ditebak (kartu
kemudian dilipat dan ditemepl pada dahi atau diselipkan pada telinga).

Adapun langkah-langkah yang bias dilakukan untuk memainkan strategi ini sebagai berikut :
 Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
 Guru menyuruh siswa berdiri secara berpasangan di depan kelas.
 Seorang siswa diberi kartu berukuran 10 x01 cm yang akan dibacakan pada
pasangannya. Sedangkan, pasangannya diberi kartu berukuran 5 x 2 cm yang isinya
tidak boleh dibaca (dilipat), kemudian ditempelkan pada dahi atau diselipkan pada
telinga.
 Sementara siswa yang membawa kartu berukuran 10 x 10 cm membacakan kata-kata
yang tertulis di dalamnya, pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10
x 10 cm tersebut. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan pada
dahi atau telinga.
 Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis pada kartu), maka pasangan ini boleh
duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditentukan, boleh mengarahkan
dengan kata-kata lain, asalkan jangan langsung memberi jawabannya.
 Begitu seterusnya hingga semua siswa endapatkan kesempatan menjalankan
permainan ini.

Berikut contoh isi kartu tersebut :


Pertanyaan :
 Ia memiliki kemampuan membuat makanan sendiri (fotosintesis).
 Ia memiliki klorofil.
 Ia berada dimana-mana, banyak disekitar kita.
 Ia memiliki daun, batang, akar dan terkadangan ada yang berbunga dan berbuah.
              Siapakah ia?

Jawaban :
Tumbuhan. Itulah beberapa metode / strategi pembelajaran yang mengandung
unsure edutainment, yang tentu akan sangat menarik bagi para siswa untuk mengikutinya.
Hal ini bisa dijadikan sebagai sebuah terobosan baru untuk mebuat siswa merasa nyaman dan
senang dalam belajar di dalam kelas.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru
untuk mengaplikasikan strategi belajar yang sudah ditentukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Ada banyak metode yang dapat disampaikan oleh guru
saat proses belajar-mengajar yaitu metode ceramah, eksperimen, penugasan, diskusi, latihan,
tanya-jawab, simulasi, demonstrasi, dan kerja kelompok.
B.  Saran
Sebagai calon seorang guru yang nantinya akan mengajar dalam kelas, kita harus memiliki
wawasan yang luas, tentang bagaimana cara mengajar yang menarik bagi siswa dan tidak
membosankan. Setelah membaca makalah ini, disarankan kita dapat menggunakan metode
mengajar yang sesuai dengan situasi dan keadaan kelas, sehingga proses belajar-mengajar
dapat berjalan dengan optimal.

   

DAFTAR PUSTAKA

Hamid Sholeh. Metode Edutainment. 2013. Yogyakarta : DIVA Press.

Anda mungkin juga menyukai