BLOK 1 MODUL 1
“ Komunikasi dan Keterampilan Belajar”
INSISIVUS 5
Tutor : Drg.Murniwati,MPPH
Ketua : Bobby
Sekre Papan : Yoana Zahra Yuzandra
Sekre Meja : Rahima Fathin
Ananda Elvira
Cisya Zanuha Arivah
Citra Fitri Pradhitya
Fira Nurlaila Auliana
Haritsa Latifa
Muthia Halimah
Rahmawina Warlin
Wassalam
Penyusun
MODUL 1
Komunikasi dan keterampilan belajar
SKENARIO 1
“Suaranya pelan sekali”
Angkatan 2019 memulai kegiatan belajar dengan tutorial di pagi ini. Tutorial
dilaksanakan dalam setiap modul yang ada pada buku blok. Skenario digunakan untuk memicu
diskusi dengan menggunakan Prior Knowledge untuk memecahkan masalah yang ada dalam
skenario. Ketua kelompok bertugas memandu diskusi selama tutorial.
Sistem pembelajaran yang digunakan adalah Student Centre Learning dengan Metode
Problem Based Learning. Kegiatan pembelajaran lainnya adalah skills lab,diskusi pleno,dan
belajar mandiri. Beberapa mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti sistem
pendidikan student centre learning. Bagaimana saudara menjelaskan permasalahan diatas?
Langkah Seven Jumps :
URAIAN
Langkah I : Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-hal
yang dapat menimbulkan kesalahan interpretasi
1. Prior Knowledge
2. Student Centre Learning
3. Problem Based Learning
4. Skills Lab
5. Diskusi Pleno
6. Belajar Mandiri
Langkah III Menganalisa masalah melalui brain storming dengan menggunakan prior
Knowledge
1. Student Center Learning (SCL) ialah pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Itu
berarti bahwa seorang mahasiswa harus lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan
guru/dosen bertugas sebagai fasilisator dalam kegiatan pembelajaran.
Student-centered learning (SCL) merupakan pendekatan pembelajaran yang
menempatkan peserta didik di pusat kegiatan pembelajaran. Di dalam SCL para peserta
didik memiliki dan memanfaatkan peluang dan / atau keleluasaan untuk mengembangkan
segenap kapasitas dan kemampuannya (prior knowledge and experience) sebagai
pembelajar sepanjang hayat (“ngangsu kawruh”: cipta, karsa, rasa, dan karya), melalui
berbagai macam aktivitas.
2. Penyesuaian mahasiswa dalam menghadapi sistem SCL ialah mahasiswa harus serius dan
mempunyai pemantapan, memiliki kemauan lebih kuat yang berakhir pada tuntutan
sehingga mahasiswa penasaran atas jawaban yang sebenarnya.
3. Solusi mahasiswa untuk mengatasi kesulitan dengan sistem SCL ialah mahasiswa harus
memiliki niat dan usaha, mahasiswa juga dituntut untuk aktif, memiliki komunikasi yang
baik dan mencari referensi dan sumber-sumber terperaya.
4. Penyebab mahasiswa masih kesulitan melakukan sistem SCL ialah Berbedanya cara
belajar di bangku sekolah dengan bangku perkuliahan,mahasiswa dituntut lebih aktif,
kurangnya mencari referensi sebelum memulai pembelajaran, dan belum terbiassa dengan
sistem SCL.
5. Kelebihan dan Kekurangan sistem SCL yaitu ;
Kelebihan
- Pengetahuan lebih luas
- Lebih mengetahui pelajaran
- Memudahkan dalam dunia kerja
- Dapat berkonikasi dengan efektif
- Terbiasa menghargai pendapat
- Berani mengeluarkan pendapat
- Mampu membuka diri dan percaya diri
- Dilatih dalam public speaking
Kekurangan
- Dosen tidak dapat memberi banyak materi karena hanya sebagai fasilitator
- SCL memerlukan kondisi ruangan yang tenang
- SCL memerlukan banyak media untuk menggali informasi dari luar
seperti text book,e-book,dan internet
6. Model Problem Based Learning adalah model pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga mahasiswa dapat menyusun
pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan
inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri (menurut Arends
dalam Abbas, 2000:13).
7. Cara belajar menggunakan PBL ialah
– Orientasi peserta didik terhadap masalah
– Mengorganisasikan peserta didik
– Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
– Mengembangkan dan meyajikan hasil karya
– Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
8. Kelebihan dan kekuranagn sistem PBL ;
Kelebihan
– Pemecahan masalah dapat menigkatkan aktivitas pembelajaran mahasiswa
– Pemecahan masalah dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran yang
mereka lakukan.
– Pemecahan masalah yang dipertimbangkan lebih menyenangkan dan
mengundang
– Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa yang
menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam dunia nyata
– Pemecahan masalah juga dapat mengembangkan minat untu terus belajar
sambil belajar pada pendidikan
Kekurangan
– Jika mahasiswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepentingan
yang diminta sulit dipecahkan, maka mereka akan enggan mecobanya
– Membutuhkan wakttu yang panjang
– Jika tidak diberikan pemahaman dan alas an yang tepat,merka tidak akan
belajar apa yang mereka ingin pelajari
9. Tutorial merupakan suatu kelompok diskusi yang terdiri dari 10-15 orang. Di dalam
tutorial terdapat 1 orang tutor atau dosen, dipandu oleh ketua kelompok, sekretaris papan
dan sekretaris meja. Seven jumps sendiri merupakan metode PBL yang sangat tepat
digunakan untuk pembelajaran,menganalisa dan memecahkan sebuah kasus. Metode ini
merupakan langkah yang dinamis tetapi tetap memerlukan keseiimbangan dan keserasian
atau movement control agar tujuan belajar dapat tercapai.
10. Dasar-dasar komunikasi antara lain;
Komunikasi merupakan penyampaian oikiran dan perasaan melalui bahasa,baik
verbal maupun non verbal dengan aktivitas bicara, mendengar,gerak tubuh dan
ungkapan emosi
Komunikasi adalah suatu suatu proses pertukaran informasi di antara individu
melalui sistem lambing-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.
11. Yang dimaksud dengan komunikasi efektif ialah komunikasi yang mampu menghasilkan
perubahan sikap(attitude change)pada orang yang terlibat dalam komunikasi. Komunikasi
efektif memungkinkan seseorang dapat saling bertukar ide dan informasi, ide,
kepercayaan, perasaan dan sikap anatara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai
dengan harapan.
12. Hambatan dalam komunikasi efektif terbagi tiga, diantaranya :
Hambatan Teknis
Karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelacaran
pengiriman dan penerima pesan
Hambatan Semantik
Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai dua arti
yang berbeda,tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
Hamabatan Psikologis
Hambatan psikologis dan social kadang-kadang mengganggu komunikasi,
misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan
penerima pesan.
13. Leadership dalam bahasa Indonesia artinya Kepemimpinan yaitu suatu tahapan
memberikan pengaruh atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam
usaha mencapai tujuan sehingga, seorang pemimpin akan membawa arah yang lebih baik.
Dalam konteks profesionalisme, leadership merupakan seorang pemimpin dalam
organisasi yang diangkat secara kolektif untuk memimpin sekelompok orang atau suatu
organisasi.
14. Cara menumbuhkan jiwa kepemimpinan antara lain :
Berani mengambil resiko
Menjadi orang yang inovatif
Memiliki harapan untk membawa perubahan yang lebih baik
Bersikap positif
Selalu berada di depan untuk memimpin
Mengetahui kekuatan diri
Mengembangkan kemampuan emosional
15. Jenis gaya dalam kepemimpinan ialah ;
Intelejensi, kemampuan bicara,menafsir dan bernalar yang lebih kuat
Kepercayaan diri, keyakian akan kompetensi dan keahlian yang dimiliki
Determinasi, hasrat untuk menyelesaikan pekerjaan yang meliputi ciri seperti
berinisiatif,kegigihan,mempengahruhi,dan cenderung menyetir
Integritas, kualitas kejujuran dan dapat dipercaya oleh para anggota
- Anodontia: tidak berkembangnya sebagian/seluruh gigi.
- Preciduous dentition: lahir dengan struktur mirip gigi erupsi waktu lahir karena
penandukan epitel di atas gingival
Langkah IV Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen
permasalahan dan mencari korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen
untuk membuat solusi secara terintegrasi
Angkatan 2019
Sistem pembelajaran
Pengertian SCL
tudent Center Learning (SCL) ialah pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Itu berarti
bahwa seorang mahasiswa harus lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan guru/dosen
bertugas sebagai fasilisator dalam kegiatan pembelajaran.
Pengertian SCL menurut para ahli:
• Rogers (1983)
SCL merupakan hasil dari transisis perpidahan kekuatan dalam proses pembelajaran, dari
kekuatan dosen sebagai pakar menjadi kekuatan mahasiswa sebagai pembelajar. Perubahan ini
terjadi setelah banyak harapan untuk memodifikasi atmosfer pembelajaran yang menyebabkan
siswa menjadi pasif, bosan dan resisten.
• Kember (1997)
SCL merupakan sebua kutub proses pembelajaran yang menekankan mahasiswa sebagai
pembangun pengetahuan sedangkan kutub yang lain adalah dosen sebagai agen yang
memberikan pengetahuan.
Kerugian
Memerlukan waktu pembelajaran yang lebih lama
Tidak sesuai dengan beberapa jenis kurikulum
Tidak cocok untuk mahasiswa yang pasif
Jumlah pengajar yang diperlukan dalam proses tutorial lebih banyak dari pada sistem
konvensional
Banyak mahasiswa yang ingin mengakses perpustakaan dan komputer dalam waktu bersama
Sulit diimplementasikan pada kelas besar
Penerapan Student Center Learning (SCL)
Penerapan SCL dalam pembelajaran :
1. Kadar SCL dilihat dari proses perencanaan yaitu :
Adanya keterlibatan siswa dalam :
1. Perumusan tujuan pembelajaran
2. Menyusun rancangan pembelajaran
3. Menentukan dan memilih sumber belajar
4. Menentukan dan pengadaan media.
PBL adalah sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah
(problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu
(knowledge) baru.
• S-tudent centered:
o Mahasiswa bukan lagi anak didik, melainkan peserta didik yang dewasa
o Dosen beralih fungsi sebagai fasilitator
o Sebagai pusat pembelajaran adalah ilmu yang telah dirancang dalam bentuk modul (terpadu &
kontekstual)
o Terjadi proses active learning (mentally not phisically)
o Mahasiswa sebagai explorer bukan sebagai receiver
• P-roblem based
o Pemicu belajar dirancang dalam bentuk problem/masalah/skenario (terdapat di dalam modul)
o Problem dirancang secara terintegrasi (horisontal, vertikal, spiral) dan kontekstual
o Peserta didik belajar (diskusi) secara terstruktur / berurutan ( seven jump)
o Problem based berbeda dengan problem solving
• I-ntegrated curriculum
o Horisontal: materi dari level / semester yang sama tersaji dalam satu modul
o Vertikal: materi dari level / semester yang berbeda tersaji dalam satu modul
o Spiral: terjadi pengulangan materi secara proporsional (menyinggung kembali materi
sebelumnya, menuju materi di level atasnya)
• C-ommunity oriented
o Dalam arti yang luas: kurikulum selalu disesuaikan dengan perubahan dan tuntutan komunitas,
sesuai dengan perkembangan zaman dan IPTEK
o Dengan demikian kurikulum bersifat fleksibel , mengacu perkembangan yang terjadi di
komunitas, tetapi dengan tujuan yang jelas
o Dalam arti yang lebih sempit: sarjana macam apa yang dibutuhkan oleh komunitas?- Social
accountability
o Dengan demikian diperlukan tracer study
• E-lective – Early professional exposure
o Sejak semester I para peserta didik sudah dikenalkan dengan masalah nyata, sesuai dengan
profesinya kelak di kemudian hari
o Diikuti dengan latihan ketrampilan / studio / laboratorium / tugas lapangan
o Dengan demikian para peserta didik sejak awal benar-benar merasakan dan menghayati
kehidupan dan aktivitas dalam bidangnya
o Elective: disiapkan modul-modul yang relevan dengan dunia kerja di luar kurikulum wajib
Step-7: Reporting
• Diskusi dilakukan dari satu topik ke topik lain secara berurutan dan sistematik
• Setiap anggota kelompok harus memberikan kontribusinya terhadap setiap topik
• Pada akhir diskusi juga membuat konsep map lagi atau merevisi atau memperdalam concept
map sebelumnya
Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005) dalam Aris Shoimin
(2014:130) menjelaskan karakteristik dari PBM, yaitu:
1. Learning is student-centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang
belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana siswa
didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.
2. Autenthic problems from the organizing focus for learning
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang autentik sehingga siswa
mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam
kehidupan profesionalnya nanti.
3. New information is acquired through self-directed learning
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja belum mengetahui dan memahami
semua pengetahuan prasayaratnya sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui
sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.
4. Learning occurs in small group
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha mengembangkan
pengetahuan secara kolaboratif, PBM dilaksanakan dalam kelompok kecil. Kelompok
yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penerapan tujuan yang jelas.
5. Teachers act as facilitators
Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Meskipun begitu guru
harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong mereke agar
mencapai target yang hendak dicapai.
Kelebihan Model Problem Based Learning (PBL)
Aris Shoimin (2014:132) berpendapat bahwa kelebihan model Problem Based Learning
diantaranya:
1. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata.
2. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas
belajar.
3. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak
perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal atau
menyimpan informasi.
4. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.
5. Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari perpustakaan,
internet, wawancara, dan observasi.
6. Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.
7. Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi
atau presentasi hasil pekerjaan mereka.
8. Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam
bentuk peer teaching.
Sedangkan menurut Suyanti (2010) kelebihan dalam penerapan model Problem Based Learning
diantaranya adalah:
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dengan menggunakannya model
pembelajaran Problem Based Learning yaitu:
1. Melatih siswa memiliki kemampuan berfikir kritis, kemampuan memecahkan masalah,
dan membangun pengetahuannya sendiri.
2. Terjadinya peningkatan dalam aktivitas ilmiah siswa.
3. Mendorong siswa melakukan evaluasi atau menilai kemajuan belajarnya sendiri.
4. Siswa terbiasa belajar melalui berbagai sumber-sumber pengetahuan yang relevan.
5. Siswa lebih mudah memahami suatu konsep jika saling mendiskusikan masalah yang
dihadapi dengan temannya.
Aris Shoimin (2014:132) berpendapat bahwa selain memiliki kelebihan, model Problem Based
Learning juga memilki kelemahan, diantaranya sebagai berikut:
1. PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif
dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut
kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah.
2. Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi
kesulitan dalam pembagian tugas.
Sedangkan menurut Suyanti (2010) kelemahan dalam penerapan model Problem Based Learning
diantaranya adalah:
1. Manakala siswa tidak memilki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk
mencoba.
2. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui Problem Based learning membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan.
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Komunikasi efektif
adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga
terjalin sebuah hubungan baik antara pemberi pesan dan penerima pesan. Pengukuran
efektivitas dari suatu proses komunikasi dapat dilihat dari tercapainya tujuan si pengirim
pesan.
onsep Fidelity (ketepatan) yang disampaikan Berlo, menilai suatu proses komunikasi bisa diukur
efektivitasnya dilihat dari tercapai atau tidaknya tujuan dari si pengirim pesan. Ketepatan ini bisa
diterapkan dalam keseluruhan komunikasi ataupun komponen komunikasi. Ada 4 faktor yang
bisa membangun ketepatan dalam komunikasi yakni:[1]
Ketrampilan komunikasi
Perilak
Level pengetahuan
Posisi sosial budaya
Hambatan adalah faktor-faktor yang dapat mengganggu penerimaan suatu pesan. Karena
terganggu maka penerima pesan juga bisa salah dalam memaknai balik pesan yang diterima.
Faktor yang berpotensi menjadi penghambat dalam komunikasi yang efektif adalah:[2]
1. Perbedaan Status sosial antara komunikan dan komunikator. misalnya saja karyawan
harus tunduk atau patuh terhadap apapun yang dikatakan atasannya, sehingga karyawan
tersebut takut menyampaikan aspirasi atau pendapatnya.
2. problem semantik, menyangkut bahasa yang digunakan komunikator dalam
menyampaikan pesan. Kesalahan penyebutan bisa mengakibatkan sebuah kesalah -
pahaman dan beda penafsiran.
3. Distorsi persepsi, disebabkan perbedaan cara pandang yang sempit pada diri sendiri dan
perbedaan cara berpikir pada orang lain. Hal ini menimbulkan hambatan perbedaan
persepsi dan wawasan satu dengan yang lainnya.
4. Perbedaan Budaya, dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras dan bahasa serta
agama yang berbeda sehingga ada beberapa penggunaan kata yang memiliki arti berbeda
pada tiap suku.
5. Gangguan fisik, gangguan lingkungan fisik seperti suara riuh orang-orang, suara
petir,hujan dan cahaya yang kurang jelas.
6. Keterbatasan saluran komunikasi, gangguan yang disebabkan pada media yang
dipergunakan dalam melancarkan komunikasi misal sambungan telephone yang terputus-
putus, suara radio yang hilang tenggelam, atau gambar yang buram.
7. Tidak ada umpan balik/tanggapan, hambatan dimana pesan yang disampaikan sang
pengirim tidak di beri tanggapan. Maka yang selanjutnya terjadi adalah komunikasi satu
arah yang sia-sia dan tidak efektif.
Faktor yang mempengaruhi komunikasi
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya,
sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan
maka komunikasi semakin efektif.
Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.
3. Harapan
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan yang
diharapkan.
4. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan
yang disampaikan.
5. Situasi
Unsur-unsur Komunikasi
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu memahami unsur-unsur komunikasi, antara
lain:
1. Komunikator.
Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan menggunakan media
tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, karena merupakan awal (sumber)
terjadinya suatu komunikasi.
2. Komunikan
Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana berkomunikasi.
Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa
tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya
4. Pesan.
Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator kepada
Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh terhadap
kesinambungan komunikasi
5. Tanggapan.
Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan pesan. Diimplentasikan
dalam bentuk umpan balik (feed back) atau tindakan sesuai dengan pesan yang diterima.
Tujuan dari Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberi kan kemudahan dalam
memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi
sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap, serta
dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan.
Agar pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back dapat seimbang sehingga
tidak terjadi monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa
nonverbal secara baik.
Dengan berkomunikasi, kita dapat menjalin hubungan, saling pengertian dengan orang lain
karena komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, di antaranya adalah:
1. Fungsi informasi.
Untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar komunikan
dapat memahaminya.
2. Fungsi ekspresi.
Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia pahami terhadap
sesuatu hal atau permasalahan.
3. Fungsi kontrol.
Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa perintah,
peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
4. Fungsi sosial.
Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan.
5. Fungsi ekonomi.
Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang dan jasa.
Hambatan komunikasi
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses
komunikasi . Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan
dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi
tidak efektif yaitu adalah:
1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan
dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan
atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau
pendapatnya.
2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk
menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang
komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan
pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian
(misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan
salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah
penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai
dan lain-lain.
3. Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri
sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain.
Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara
satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan , agama dan
lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda.
Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata
“jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata
tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya
komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan
cahaya yang kurang jelas.
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan
komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-
putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf
ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan
jelas.
7. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak
adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang
sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada
para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan
atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
Prinsip dasar komunikasi
Pengetian Prinsip ibarat ornament atau elemen penting yang harus digunakan dalam sebuah
aktivitas. Prinsip Kerja adalah Proses yang Benar untuk sebuah Hasil yang Tepat. Prinsip
Berumah Tangga adalah Ibadah dan aktivitas Sosial. Demikian pula Prinsip Komunikasi Efektif
diantaranya adalah Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble atau disingkat REACH.
1. Respect (Respek)
Respect adalah Perasaan Positif atau penghormatan diri kepada lawan bicara. Anda menghargai
Lawan Bicara sama halnya dengan menghargai diri sendiri. Semua orang ingin dihargai dan
dihormati dan menjadi kebutuhan setiap individu. Dalam bukunya How to Win Friends and
Influence People, Dale Carnegie juga menjelaskan bahwa rahasia terbesar dalam berurusan
dengan manusia adalah penghargaan yang jujur dan tulus. Prinsip menghormati ini harus selalu
Anda pegang dalam berkomunikasi. There will be no respect without trust and there is no trust
without integrity – Samuel Johnson.
2. Empathy (Empati)
Empathy adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang tengah
dihadapi orang lain. Anda mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Komunikasi
akan terjalin dengan baik sesuai kondisi psikologis lawan bicara. Ber-Empati Anda harus
menempatkan diri sebagai pendengar yang baik, bahkan sebelum orang lain mendengarkan kita.
Stephen R Covey menjelaskan salah satu dari tujuh kebiasaan manusia efektif adalah mengerti
terlebih dahulu sebelum dimengerti (Seek First to Understand).
Audible mengandung makna pesan Anda harus dapat didengarkan dan dimengerti. Untuk itu
yang harus Anda lakukan yaitu,
#Pertama, pesan harus mudah dipahami, menggunakan bahasa yang baik dan benar. Hindari
bahasa yang tidak dipahami oleh lawan bicara.
#Kedua, sampaikan yang penting. Sederhanakan Pesan Anda. Langsung saja pada inti
persoalankarena sebagian besar orang tidak suka mendengar yang bertele-tele.
#Ketiga, gunakan bahasa tubuh Anda. Mimik wajah, kontak mata, gerakan tangan dan posisi
badan bisa dengan mudah terbaca oleh lawan bicara Anda. Tunjukkan kesejatian Anda dengan
mengoptimalkan bahasa tubuh dan pesan.
#Keempat, gunakan ilustrasi atau contoh. Analogi sangat membantu dalam penyampaian
Pesan. Gunakan Ilustrasi dan Contoh Nyata.
4. Clarity (Jelas)
Clarity adalah kejelasan dari pesan yang kita sampaikan. Salah satu penyebab munculnya salah
paham antara satu orang dengan yang lain adalah informasi yang tidak jelas yang mereka terima.
Hindari orang berspekulasi atau menafsirkan sendiri atas apa yang mereka dengar. Langkah
terbaik sebelum melakukan komunikasi adalah dengan menetapkan tujuan secara jelas dan
perjelas intonasi suara Anda. Sadari bahwa Anda punya tujuan dalam berkomunikasi dan
sampaikan pesan Anda dengan suara intonasi suara yang baik.
Sikap Rendah Hati bukan berarti Anda Rendah Diri, Rendah Hati memberikan Kesempatan
kepada orang lain untuk berbicara terlebih dahulu dan Anda menjadi Pendengar yang Baik.
Prinsip Komunikasi Efektif seperti ini merupakan sikap untuk membangun Rasa Hormat yang
pada akhirnya akan Mengembangkan Respek kepada Lawan Bicara Anda. Sikap Rendah Hati
Anda memberikan pamor positif bahwa Anda merupakan tempat yang tepat dalam sebuah
Komunikasi Dua Arah yang saling Menguntungkan.
Prinsip Komunikasi Efektif selalu berlandaskan kepedulian terhadap lawan bicara Anda
dibandingkan kepentingan sendiri.
Pengertian leadershep
Hughes (2006)
Kepemimpinan merupakan fenomena kompleks yang melibatkan tiga hal utama, yakni
pemimpin, pengikut, dan situasi.
Bennis (1989)
Kepemimpinan adalah suatu proses dimana seorang agen mempengaruhi bawahannya untuk
berperilaku sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Selain definisi-definisi mengenai Kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli, terdapat juga
beberapa teori kepemimpinan (leadership) yang menjadi dasar dari kepemimpinan itu sendiri.
Berikut ini adalah beberapa teori kepemimpinan yang dimaksud.
Teori Orang Hebat (Great Man Theory)
Great Man Theory atau Teori Orang Hebat ini berasumsi bahwa sifat kepemimpinan dan bakat-
bakat kepemimpinan ini dibawa dari sejak orang tersebut dilahirkan. Great Man Theory ini
berkembang sejak abad ke-19. Meskipun tidak dapat diidentifikasikan dengan kepastian ilmiah
tentang karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa yang dapat dikatakan sebagai pemimpin
hebat, namun semua orang mengakui bahwa hanya satu orang diantara mereka yang memiliki
ciri khas sebagai pemimpin hebat.
Great Man Theory ini menyatakan bahwa pemimpin hebat itu ditakdirkan lahir untuk menjadi
pemimpin. Teori tersebut juga menganggap seorang pemimpin hebat akan muncul saat dalam
menghadapi situasi tertentu. Teori tersebut dipopulerkan oleh Thomas Carlyle dalam bukunya
yang berjudul “On Heroes, Hero-Worship, and the Heroic in History”.
Teori Sifat Kepribadian atau Trait Theory ini mempercayai bahwa orang yang dilahirkan atau
dilatih dengan kepribadian tertentu akan menjadikan mereka unggul dalam peran kepemimpinan.
Artinya, kualitas kepribadian tertentu seperti keberanian, kecerdasan, pengetahuan, kecakapan,
daya tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab, disiplin dan nila-nilainya lainnya
dapat membuat seseorang menjadi pemimpin yang baik.
Teori kepemimpinan ini berfokus pada analisis karakteristik mental, fisik dan sosial untuk
mendapatkan lebih banyak pemahaman tentang karakteristik dan kombinasi karakteristik yang
umum diantara para pemimpin. Keberhasilan seseorang dalam kepemimpinan sangat tergantung
pada sifat kepribadiannya dan bukan saja bersumber dari bakat namun juga berasal dari
pengalaman dan hasil belajarnya.
Menurut penelitian dari McCall dan Lombardo (1983), terdapat empat sifat kepribadian utama
yang menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin.
Stabilitas dan ketenangan emosional : Tenang, percaya diri dan dapat diprediksi
terutama pada saat mengalami tekanan.
Mengakui Kesalahan : Tidak menutupi kesalahan yang telah dibuat tetapi mengakui
kesalahan tersebut.
Keterampilan Interpersonal yang baik : mampu berkomunikasi dan menyakinkan
orang lain tanpa menggunakan taktik yang negatif dan paksaan.
Pengetahuan yang luas (Intelektual) : Mampu memahami berbagai bidang daripada
hanya memahami bidang-bidang tertentu ataupun pengetahuan tertentu saja.
Teori Perilaku (Behavioural Theory)
Sebagai reaksi dari Teori Sifat Kepribadian, Teori Perilaku atau Behavioural Theories ini
memberikan perspektif baru tentang kepemimpinan. Teori ini berfokus pada perilaku para
pemimpin daripada karakteristik mental, fisik dan sosial mereka. Keberhasilan seorang
pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan dan
perilaku tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Teori Perilaku ini bertolak belakang dengan Teori
Great Man (Teori Orang Hebat) yang mengatakan seorang pemimpin adalah dibawa dari lahir
dan tidak dapat dipelajari. Teori Perilaku ini menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses
adalah didasarkan pada perilaku yang dapat dipelajari dan bukan hanya dari bawaan sejak lahir.
Teori Kontingensi atau Contingency Theory beranggapan bahwa tidak ada cara yang paling baik
untuk memimpin dan menyatakan bahwa setiap gaya kepemimpinan harus didasarkan pada
situasi dan kondisi tertentu. Berdasarkan Teori Kontingensi ini, seseorang mungkin berhasil
tampil dan memimpin sangat efektif di kondisi, situasi dan tempat tertentu, namun kinerja
kepemimpinannya akan menurun apabila dipindahkan ke situasi dan kondisi lain atau ketika
faktor di sekitarnya telah berubah. Teori Kontingensi atau Contingency Theory ini juga sering
disebut dengan Teori Situasional.
Beberapa Model Teori Kontingensi atau Situasional yang terkenal diantaranya adalah Teori
Kepemimpinan Kontigensi Fiedler, Teori Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard, Teori
Kepemimpinan Kontigensi Vroom-Yetten, Teori Kontingensi Path-Goal Robert House dan Teori
Kontigensi Strategis.
Di kehidupan masa lampau dimana manusia mulai bercocok tanam, para Alpha Leader nya atau
pemimpin suku, disegani dan ditinggikan oleh anggota suku nya yang lain.
Namun posisi mereka tersebut menuntut mereka untuk memenuhi tanggung jawab untuk
berkorban dan berinisiatif melakukan apa yang butuh dilakukan saatnya tiba;
Biasanya saat suku mereka diserang atau mengalami ancaman, para pemimpin suku ini yang
dituntut dan akan turun tangan duluan dan membela kaumnya.
Keberanian untuk melangkah setiap ada kesempatan akan membuka pintu ke berbagai
opportunity atau kesempatan lain.
Menolak untuk melangkah akan menutup pintu kesempatan bagi anda, dan menghilangkan
kesempatan emas yang dapat anda raih.
Seorang pemimpin yang ideal terbiasa untuk melihat hal-hal duluan, sebelum orang lain
melihatnya.
Kebiasaan mereka adalah memiliki visi yang besar dan luas sehingga mereka melihat berbagai
hal dan gambaran besar terlebih dahulu.
Kebanyakan orang pada umumnya akan cenderung memikirkan diri sendiri terlebih dahulu.
Hanya para pemimpin ideal lah yang melihat kepentingan dan kebutuhan orang lain terlebih
dahulu.
Alasan utama para pejabat Negara yang korup dibenci adalah karena sebagai sosok pemimpin,
mereka menempatkan kepentingan pribadi diatas kepentingan rakyat pengikutnya.
Sebagai seorang pemimpin yang dituntut untuk melayani dan membela, anda dituntut untuk
‘memberi’ dan ‘mengalokasikan’ energi anda kepada orang lain.
Oleh sebab itu, anda perlu menjaga level energi dan kebugaran tubuh serta pikiran anda.
Pastikan untuk istirahat yang cukup, makan secara seimbang, dan terus mengembangkan diri
anda.
Terus pelajari hal baru, dan skill serta kemampuan baru, baca buku dan meningkatkan
kapabilitas diri anda.
4. Tingkatkan kemampuan anda bersosialisasi, menghadapi dan mem persuasi orang lain
Menjadi seorang pemimpin berarti menghadapi dan memberi arahan kepada orang lain.
Dengan lebih mengerti orang lain, anda dapat menentukan langkah yang akan anda ambil dan
apa yang perlu anda lakukan, agar mendapat imbal balik yang sesuai dari orang lain tersebut.
Teori Kepemimpinan
Setidaknya ada 3 teori tentang asal-usul terbentuk seorang pemimpin, diantaranya sebagai
berikut:
1. Teori Genetik – menyatakan bahwa pemimpin itu terlahir dengan bakat yang yang sudah
terpendam di dalam diri seseorang.
2. Teori Sosial – menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin melalui latihan,
kesempatan dan pendidikan.
3. Teori Ekologis – teori ini merupakan gabungan dari 2 teori di atas.
Sifat-sifat Pemimpin
Beberapa sifat yang biasanya melekat pada diri seorang pemimpin, diantaranya adalah sebagai
berikut.
1. Intelejensi – Kemampuan bicara, menafsir, dan bernalar yang lebih kuat daripada para
anggota yang dipimpin.
2. Kepercayaan Diri – Keyakinan akan kompetensi dan keahlian yang dimiliki
3. Determinasi – Hasrat untuk menyelesaikan pekerjaan yang meliputi ciri seperti
berinisiatif, kegigihan, mempengaruhi, dan cenderung menyetir
4. Integritas – Kualitas kejujuran dan dapat dipercaya oleh para anggota
5. Sosiabilitas – Kecenderungan pemimpin untuk menjalin hubungan yang menyenangkan,
bersahabat, ramah, sopan, bijaksana, dan diplomatis. Menunjukkan rasa sensitif terhadap
kebutuhan orang lain dan perhatian atas kehidupan mereka.
Pasti Anda pernah melihat seorang yang mampu mengakomodasi sebagian besar orang dengan
berbagai latar belakang, budaya, kompetensi, ide, pendidikan untuk dapat bekerja sama demi
menuju sebuah tujuan tertentu.
1 Kepemimpinan Otokratis
Pemimpin sangat dominan dalam setiap pengambilan keputusan dan setiap kebijakan, peraturan,
prosedur diambil dari idenya sendiri.
Kepemimpinan jenis ini memusatkan kekuasaan pada dirinya sendiri. Ia membatasi inisiatif dan
daya pikir dari para anggotanya.
Pemimpin yang otoriter tidak akan memperhatikan kebutuhan dari bawahannya dan cenderung
berkomunikasi satu arah yaitu dari atas (pemimpin) ke bawah (anggota).
Jenis kepemimpinan ini biasanya dapat kita temukan di akademi kemiliteran dan kepolisian.
2 Kepemimpinan Birokrasi
Gaya kepemimpinan ini biasa diterapkan dalam sebuah perusahaan dan akan efektif apabila
setiap karyawan mengikuti setiap alur prosedur dan melakukan tanggung jawab rutin setiap hari.
Tetap saja dalam gaya kepemimpinan ini tidak ada ruang bagi para anggota untuk melakukan
inovasi karena semuanya sudah diatur dalam sebuah tatanan prosedur yang harus dipatuhi oleh
setiap lapisan.
3 Kepemimpinan Partisipatif
Dalam gaya kepemimpinan partisipatif, ide dapat mengalir dari bawah (anggota) karena posisi
kontrol atas pemecahan suatu masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian.
Pemimpin memberikan ruang gerak bagi para bawahan untuk dapat berpartisipasi dalam
pembuatan suatu keputusan serta adanya suasana persahabatan dan hubungan saling percaya
antar pimpinan dan anggota
4 Kepemimpinan Delegatif
Gaya kepemimpinan ini biasa disebut Laissez-faire dimana pemimpin memberikan kebebasan
secara mutlak kepada para anggota untuk melakukan tujuan dan cara mereka masing-masing.
Pemimpin cenderung membiarkan keputusan dibuat oleh siapa saja dalam kelompok sehingga
terkadang membuat semangat kerja tim pada umumnya menjadi rendah.
Jenis kepemimpinan ini akan sangat merugikan apabila para anggota belum cukup matang dalam
melaksanakan tanggung jawabnya dan memiliki motivasi tinggi terhadap pekerjaan.
Namun sebaliknya dapat menjadi boomerang bagi perusahaan bila memiliki karyawan yang
bertolak belakang dari pernyataan sebelumnya.
5 Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan jenis ini cenderung terdapat aksi transaksi antara pemimpin dan bawahan dimana
pemimpin akan memberikan reward ketika bawahan berhasil melaksanakan tugas yang telah
diselesaikan sesuai kesepakatan. Pemimpin dan bawahan memiliki tujuan, kebutuhan dan
kepentingan masing-masing.
6 Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin cenderung memiliki semangat yang positif untuk para bawahannya sehingga
semangatnya tersebut dapat berpengaruh pada para anggotanya untuk lebih energik. Pemimpin
akan sangat mempedulikan kesejahteraan dan kemajuan setiap anak buahnya.
Hubungan yang terjalin antara pemimpin yang melayani dengan para anggota berorientasi pada
sifat melayani dengan standar moral spiritual. Pemimpin yang melayani lebih mengutamakan
kebutuhan, kepentingan dan aspirasi dari para anggota daripada kepentingan pribadinya.
8 Kepemimpinan Karismatik
Pemimpin yang karismatik memiliki pengaruh yang kuat atas para pengikut oleh karena karisma
dan kepercayaan diri yang ditampilkan.
Para pengikut cenderung mengikuti pemimpin karismatik karena kagum dan secara emosional
percaya dan ingin berkontribusi bersama dengan pemimpin karismatik.
Karisma tersebut timbul dari setiap kemampuan yang mempesona yang ia miliki terutama dalam
meyakinkan setiap anggotanya untuk mengikuti setiap arahan yang ia inginkan.
9 Kepemimpinan Situasional
Pemimpin yang menerapkan jenis kepemimpinan situasional lebih sering menyesuaikan setiap
gaya kepemimpinan yang ada dengan tahap perkembangan para anggota yakni sejauh mana
kesiapan dari para anggota melaksanakan setiap tugas.
Setidaknya ada 4 gaya yang diterapkan oleh pemimpin jenis ini, diantaranya: