BLOK I MODUL 1
Anggota :
• Azzurha
• Diva Annisa
• Erji Fahdila Rizky
• Fahira Naila Ramadhanti
• Khairu Isnaini
• Nuridha Wafiq
• Zahrotus Shobah Isnaini
• Zalfa Munadhillah
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2020/2021
MODUL 1
SKENARIO
Diskusi Yuk
Pagi ini hari pertama belajar bagi mahasiswa baru angkatan 2020. Kordinator blok
menjelaskan sistem pembelajaran di FKG menggunakan Student Centre Learning dengan Metode
Problem Based Learning. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui tutorial, skills lab, diskusi
pleno dan belajar mandiri.
Tutorial dilaksanakan dengan seven jumps dalam dua kali pertemuan. Tutorial pertama
pagi ini dimulai dengan membaca skenario. Masalah dalam skenario digunakan untuk memicu
diskusi dengan menggunakan Prior knowledge. Setiap peserta diminta aktif menyampaikan
pendapat dalam tutorial. Dalam berkomunikasi mahasiswa harus memperhatikan kearifan lokal.
1. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-hal yang dapat
menimbulkan kesalahan interpretasi.
2. Menentukan masalah.
3. Menganalisa masalah melalui brain storming dengan menggunakan prior knowledge.
4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan dan mencari
korelasi dan interaksi antar masingmasing komponen untuk membuat solusi secara
terintegrasi.
5. Memformulasikan tujuan pembelajaran.
6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain.
7. Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh.
Metode Pembelajaran
Student Center Learning
Problem Based
Learning
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Student Center Learning (Definisi, tujuan, dan
manfaat).
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang metode Seven Jumps pada proses Tutorial.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan peranan metode Problem Center Learning pada
pembelajaran.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh kearifan lokal terhadap komunikasi.
2. Mendefinisikan permasalahan.
3. Menganalisis permasalahan dan menawarkan penjelasan sementara.
1. Kato manurun adalah kato (bahasa) yang digunakan oleh atasan kepada
bawahan. Secara formal kato manurun digunakan dengan batanggo turun
(berurutan) dari Kepala SKB sampai kepada pejabat yang paling rendah.
Secara informal kato manurun adalah kato (bahasa) yang digunakan oleh
yang lebih tua kepada yang lebih muda. Ciri-ciri kato manurun adalah dari
yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah kedudukannya, baik dalam situasi
formal atau informal, penggunaan tata bahasa rapi, kalimat pendek-pendek
dan tegas, sering didominasi oleh yang ditinggikan. Bentuk komunikasi
dalam kato manurun adalah komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok,
dan komunikasi dengan menggunakan kato manurun yang mandaki.
Komunikasi antarpribadi berlangsung secara tatap muka, simultan dalam
hubungan yang akrab, rileks, dan spontan. Komunikasi antarpribadi
digunakan untuk memberi informasi, mengajar, memberi nasihat, memberi
perintah, memuji, menghibur, dan mengatasi konflik. Komunikasi kelompok
dalam kato manurun berupa pidato dan ceramah, agak kaku karena sering
berlangsung satu arah. Komunikasi kelompok dalam kato manurun digunakan
untuk menyampaikan wejangan dan harapan, pengarahan, bimbingan,
perintah, dan penyampaian ide-ide baru.
2. Kato mandata adalah kato (bahasa) yang digunakan oleh orang yang samo
gadang (sebaya). Ciricirinya adalah berlangsung antara yang setara, akrab,
sering digunakan oleh “remaja”, sering menggunakan bahasa pasaran, kata-
kata tidak lengkap dan kalimat pendek-pendek, dan sering menggunakan
bahasa slang. Kato mandata dapat digunakan dalam komunikasi antarpribadi,
komunikasi kelompok, dan gabungan antara keduanya. Komunikasi
antarpribadi dengan menggunakan kato mandata berlangsung secara tatap
muka, dapat berlangsung secara simultan dalam hubungan yang akrab, rileks,
dan spontan. Kato mandata dapat digunakan untuk beruding, mendiskusikan
pekerjaan, menyampaikan unek-unek dan keluh-kesah, mendamaikan,
memberi nasihat, dan bagarah (bercanda).
3. Kato malereng adalah kato (bahasa) yang digunakan oleh mereka yang samo
gadang dan saling menyegani. Di Minangkabau orang dituntut untuk dapat
memahami kata yang tidak memiliki makna kamus atau kiasan (kato
malereng). Kato malereng dapat digunakan dalam konteks kato manurun,
kato mandaki, dan kato mandata. Ciri-ciri kato malereng adalah digunakan
urang samo gadang dan saling menyegani, biasanya untuk menghindari saling
menyakiti, kesan marah, dan konflik langsung, tata bahasa rapi, kalimat dan
kata-kata bersayap, dan dipahami setelah dipikirkan. Kato malereng biasanya
digunakan untuk menyampaikan kekecewaan secara halus dan tidak
langsung, mengajar tanpa mengajar, memerintah tanpa memerintah, meminta
tanpa meminta, memerbaiki kinerja, memberi informasi, berdiskusi, dan
bagarah (bercanda).
4. Kato mandaki secara umum adalah kato (bahasa) yang digunakan bawahan
kepada atasan. Secara formal, kato mandaki digunakan secara bajanjang naiak
dari tingkat paling rendah (warga belajar) kepada tingkat yang paling tinggi
di SKB (kepala). Secara informal kato mandaki digunakan kepada mitra
komunikasi yang tinggi sosialnya. Ciri-ciri kato mandaki adalah dari bawahan
kepada atasan, tata bahasa rapi, ungkapan jelas, penggunaan kata lengkap,
dan hubungan komunikator dengan komunikan akrab. Bentuk komunikasi
dalam kato mandaki adalah komunikasi antarpribadi dan komunikasi
kelompok. Komunikasi antarpribadi berlangsung secara tatap muka,
hubungan yang akrab, rileks, dan spontan. Komunikasi antarpribadi dengan
kato mandaki dapat digunakan untuk memberikan informasi, mengusulkan,
memohon, minta petunjuk, melapor, dan menyampaikan keluh kesah.
Komunikasi kelompok dalam kato mandaki dapat berlangsung di waktu
berlangsungnya ceramah dan pidato. Meskipun jarang terjadi, kato mandaki
dalam komunikasi kelompok dapat digunakan untuk mengemukakan
pendapat, bantahan, memohon, minta petunjuk, dan melapor.
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/persona/article/download/1302/1102
https://journal.uny.ac.id/index.php/jptk/article/view/7843
https://luk.staff.ugm.ac.id/mmp/Harsono/SCLdiPT.pdf
Ramadhani, Hetti Sari. 2017. “ Efektivitas Metode Pembelajaran SCL (Student Centered
Learning) dan TCL (Teacher Centered Learning) pada Motivasi Instrinsik dan Ekstrinsik
Mahasiswa Psikologi UNTAG Surabaya Angkatan Tahun 2014 – 2015 “. Jurnal Psikologi
Indonesia. Volume 6 (66 – 74).
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/viewFile/1560/1444
https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/1484
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/didaktika/article/viewFile/497/415
http://repository.unpas.ac.id/12753/4/BAB%20II.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/09e48d77d10d4d5fadd60dce65ce
f048.pdf
Jurnal Universitas Lampung
Jurnal UNY
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/muslikhah-dwihartanti-
mpd/komunikasi-yang-efektif.pdf
http://journal.um.ac.id/index.php/jip/article/downloadSuppFile/4385/82