Anda di halaman 1dari 7

LO 1

BAHAN BAHAN PERAWATAN ENDODONTIK (PSA)


A. Bahan devitalisasi PSA
Terdiri dari :
 Arsen
Merupakan bahan metaloid (semi-logam), digunakan pada gigi permanen
Biasanya penggunaan dicampur dengan bahan lain seperti eugenol, jarang
menggunakan arsen murni. Pemberian arsen tidak boleh lebih dari 3 hari, jika
berlebih akan menyebabkan radang periapikal. Bahan ini tidak boleh lagi
dipergunakan karena lebih banyak kerugian daripada keuntungannya, selain itu
pertimbangan adaptasi pulpa masing-masing pasien terhadap arsen. Perbedaan
kecepatan kematian pulpa setiap orang yang berbeda-beda menjadi satu lagi
alasan larangan penggunaan arsen di praktik.

Keuntungan pemakaian arsen :


mematikan jaringan pulpa secara cepat, serta mengurangi radang pada saraf gigi
dengan mematikan bakteri yang menginfeksi gigi.

Kerugian pemakaian arsen :


toksik, karsinogenik, tidak dapat diuraikan oleh alam sehingga menyebabkan
pencemaran lingkungan.

Sifat-sifat arsen :
a. Reaktif
b. Berbau
c. Mudah terbakar
d. Karsinogenik, bila tertelan oleh pasien
e. Toksik, bila terlalu lama di dalam tubuh

 TKF (Tri kresol formalin)


Merupakan bahan devitalisasi yang bersifat merangsang jaringan periapikal,
sehingga jaringan menjadi nekrosis.
Komposisi TKF : terdiri dari ortho, metha, dan paracresol yang semuanya
dicampur dengan formalin. TKF diberikan setelah pasta devitalisasi diaplikasikan
ke pulpa, ini diberikan dengan tujuan melanjutkan devitalisasi dengan efek yang
lebih ringan.

 Pasta devitalisasi
Nama lain dari paraformaldehid, dengan fungsi untuk mematikan pulpa
 Eugenol
Berfungsi sebagai sedatif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit saat pulpa
didevitalisasi.
 Caustinerf pedodotinque

B. Bahan Irigasi PSA


Terdiri dari H2O2 3%, aquadest steril, chlorohexidine, iodine, dan NaOCl. Bahan
tersebut diaplikasikan dengan memakai spuit 2,5 cc dengan jarum yang bengkok dan
telah ditumpulkan.
Komposisi bahan irigasi ialah larutan saline, larutan anastesi, aquadest, chelating agent
(agen kelasi), asam sitrat 6-50%, kabramid peroksida 5-10%.

Syarat larutan irigasi yang ideal :


 Harus memiliki sifat antimikrobial dengan spektrum luas
 Harus membantu pembersihan sistem kanal
 Harus mampu menguraikan jaringan nekrotik atau debris
 Tingkat toksisitas rendah
 Menjadi pelumas yang baik
 Memiliki tekanan permukaan yang rendah, agar dapat mengalir ke daerah yang
tidak terjangkau dengan mudah
 Dapat mensterilisasi saluran akar dengan efektif

Indikasi penggunaan bahan irigasi :


 Melarutkan kotoran jaringan pulpa
 Secara mekanis mengeluarkan kotoran yang melekat pada saluran akar
 Membunuh kuman
 Memutihkan jaringan gigi
 Melicinkan saluran akar

Efek samping pemakaian irigasi


a. Konsentrasi pekat NaOCl dapat merangsang jaringan perapikal
b. Pemakaian H2O2 3% saja dapat mengakibatkan iritasi jaringan
periapikal
c. Pemakaian septadine ataupun betadine yang berlebihan dapat
menimbulkan stomatitis

Jenis-jenis bahan irigasi pada PSA


1) NaOCl
Natrium Hipoklorit, bahan irigasi yang paling sering dipakai dan
paling efektif. Dapat berfungsi sebagai pelumas, anti mikroba, dan
melarutkan jaringan pulpa secara optimal pada suhu 37oC, digunakan
selama 5-10 menit. Menurut Grossman, paling efektif NaOCl 5,2%. NaOCl
tidak boleh digunakan sebagai bahan terakhir jika menggunakan sealer
berbahan dasar resin, karena akan mengurangi bonding dengan dentin.
2) H2O2
Hidrogen peroksida, merupakan bahan yang sekarang tidak populer, Biasa
terkonsentrasi 2,5%. Bahan ini membebaskan O 2 yang dapat
mematikan mikroorganisme anaerob. Pemberian bahan ini harus dikuti
pembilasan NaOCl atau aquadest.
Mekanisme kerja:
a. Sangat tidak stabil dan mudah terurai oleh panas. Denga cepat
memisahkan air dan oksigen bebas. Ion O yang dibebaskan
mempunyai efek bakterisidal tetapi efek ini bersifat sementara dan
akan berkurang akibat adanya debris organik.
b. Pelepasan ion O yang cepat dari oksigen bebas pada kontak
dengan jringan organik menghasilkan efferfesen (efek gelembung
udara yang banyak) yang dapat membantu debridement mekanis
dengan memberikan partikel-partikel jaringan nekrosis dan debris
dentin dan mengeluarkannya ke
permukaan.
3) Iodine
Membersihkan saluran akar karena tegangan permukaan rendah, bersifat
antiseptik. Bahan mempunyai efek toksik lebih rendah dari NaOCl.
4) Chelating solution
Bahan yang biasa dipakai untuk desinfeksi saluran akar yang sempit.
Larutan yang biasa dipakai EDTA, asam sitrat, asam laktat, dan asam
sulfat. Kombinasi dari EDTA yang bersifat asam dan NaOCl akan
membuang semua debris organik dan jaringan keras gigi.
5) Chlorohexidine

C. Bahan Medikamen PSA


Jenis-jenis bahan medikamen
1. Golongan fenol
Kurang efektif sebagai medikamen, bahan ini berasa dan berbau.
 Eugenol
bentuk fisiknya seperti minyak, sebagai desinfektan lemah. bersifat sedatif, dan
digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang ddikombinasikan pada saat
dilakukan devitalisasi. Indikasi penggunaan bahan ini ialah dilakukan setelah
pulpektomi, sebagai bahan sealer saluran akar, dan sebagai campuran tambalan
sementara.
 Parachlorophenol (PCP)
 Champorated parachlorophenol (CPC)
 Metakresilasetat (cresatin)
bahan ini jernih, stabil,dan berminyak sehingga tidak mudah menguap.
berfungsi untuk desinfeksi dengan sifat iritasi yang kecil, antiseptik,
mengurangi rasa sakit, dan mempunyai spektrum bakteri yang luas. Bahan ini
digunakan dengan indikasi semua perawatan saluran akar gigi, dan digunakan
untuk gigi yang mempunyai kelainan apikal. Efek antimikrobanya lebih kecil
dari formokresol dan ChKm, dan sifat mengiritasinya lebih kecil dari ChKm.
 Kresol Creosote (beechwood)
 Timol

2. Aldehid
 Formokresol: bahan bersifat desinfektan, dan mumifikasi jaringan
pulpa. Indikasi penggunaan bahan ini yaitu untuk fiksasi pada perawatan
pulpotomi, dan kasus-kasus darurat dimana peradangan masih terjadi di
dalam kamar pulpa.
 Glutaraldehid

3. Halida
 Natrium hipoklorit
 Iodine kalium iodida

4. Kalsium hidroksida
Merupakan bahan medikamen yang berasal dari campuran batuan kapur
(limestone), yang dibakar pada suhu 900oC – 1200oC dan dikontakkan dengan air.
bahan ini bersifat menetralisir asam fosfor yang terlepas dari restorasi semen
fosfat dengan membentuk ikatan Ca3(PO4)2, menghancurkan daya tahan
mikroorganisme pada karies karena pH yang basa (pH11 – 12), mengaktivasi
dentin sekunder. Bahan ini tersedia dalam dua bentuk, bubuk dan pasta. Bentuk
bubuk dicampur dengan garam dan larutan anastesi, cara penempata di saluran
akar menggunakan bantuan lentulo, dan paper point. Sedian pasta tersedia dalam
bentuk pasta tunggal atau dalam kombinasi dengan iodoform.

5. Chresophene
Mengandung tiga antiseptik yaitu paracholorophenol, timol, champor, dan
dexamethasone. Bertujuan untuk mengurangi inflamasi. Pemakaian terutama pada
gigi periodontitis tahap awal. Cara aplikasi ada dua:
a. Pulpa vital
Setelah pulpotomi dan pembersihan saluran akar secara mekanik, aplikasikan ke
saluran akar dan biarkan beberapa menit. Kemudian bersihkan dengan paper point
steril, kemudian saluran akar diisi dengan bahan pengisi yang radiopak dan non-
resorbable.
b. Pulpa non-vital
Setelah jaringan pulpa dibuangdan dipreparasi, satu tetes cresophene
diletakkan di setiap saluran akar dengan bantuan paper point. Satu tetes lagi bisa
diletakkan pada cotton pellet di ruang pulpa. Kemudian ruang pulpa ditutup dengan
tumpatan sementara.

6. ChKm
Merupakan bahan medikamen dengan komposisi cholorophenol, synthetic camphor,
glycerine, dan menthol. Dimana bahan untama dari ChKm ialah:
 Para-klorofenol: mengurangi mikroorganisme dalam saluran akar
 Kamfer: mengurangi efek mengiritasi dari paraklorofenol murni, dan
memperpanjang efek antimikrobial
 Menthol: mengurangi sifat mengiritasi fenol dan mengurangi rasa sakit.

7. Rockles
Digunakan sebagai bahan strerilisasi kamar pulpa dan saluran akar, bahan ini dapat
digunakan untuk kasus-kasus dengan abses atau fistula karena mempunyai daya
sterilisasi yang kuat, sebagai bahan desinfeksi sebelum pengisian saluran akar.
Terdiri dari dexamethasone sebagai anti radang, fenol, formaldehid, dan galacal
excipient sebagai bahan sterilisasi.

D. Bahan Pengsi PSA


Bahan pengisi yang baik haruslah memiliki syarat sebagai berikut
 Tidak mengiritasi pulpa, jaringan periodontium, gingiva, dan mukosa mulut
 Mudah dimasukkan ke ruang pulpa
 Dapat menutup saluran pulpa
 Tidak dapat ditembus air
 Bakteriostatik
Pada umunya bahan pengisi dibagi atas beberapa golongan
1. Golongan padat
a. Silver point
Keuntungannya penggunaan bahan ini yaitu mudah dilekatkan dan dikontrol
panjangnya, fleksibillitasnya memungkinkan untuk saluran akar akar yang sempit
dan bengkok. Kerugiannya dari bahan ini yaitu mempunyai adaptasi yang buruk
karena bentuk fisik yang kaku, mempunyai efek toksisitas karena bahan ini
akan berkarat bila berkotak dengan cairan dari jaringan, dan berpotensi terjadi
kegagalan jangka panjang dikarenakan kerapatan pada apeks dan mahkota kurang
baik jika dibandingkan gutta percha.
b. Acrilic cone

2. Golongan Pasta
Bahan ini tidak mengeras dalam saluran akar, mudah dimasukkan tetapi mudah
keluar melalui foramen apikal, dan porus kebocoran lebih besar.
a. ZnO
Merupakan bentuk amorf yang halus, rapuh, mudah larut dalam asam, tidak
larut dalam air atau alkohol, antiseptik, dan toksisitasnya rendah. Karena bersifat
non-toksik maka bahan ini digunakan untuk perawatan pulpektomi.
b. Ca(OH)2
Bahan ini mempunyai efek bakteriostatik

3. Golongan Semen
Bahan ini mengeras setelah beberapa waktusukar dimasukkan ke saluran akar yang
sempit, mudah terdesak keluar melalui foramen apikal, menyebabkan iritasi, dan
sulit dikeluarkan. Contohnya oxycloride, oxysulfat, zinc oxyfosfat, dan ZOE.

4. Golongan plastis
Gutta percha
Bahan ini mempunyai batang berwarna jingga, lentur, dan lunak. Harus disimpan di
tempat tertutup. Komposisi dari gutta percha ialah zinc oxide sebagai pengisi, metal
sulfat, dan gutta percha sebagai matriks. Gutta percha tersedia dalam dua bentuk
yang mengalami dua fase, α dan β. Gutta percha memiliki sifat menutup yang
kurang baik, pada aplikasinya gutta percha harus dikombinasikan dengan semen
saluran akar (sealer) seperti Ca(OH)2, dan zinc oxide untuk menjamin pengisian dan
penutupan saluran akar yang tepat.

Gutta percha memiliki sifat sebagai berikut


 Sifat biologi
Tidak mengiritasi jaringan lunak dan pulpa, tidak berbau sebagai bahan
pengisi, mudah disterilkan, dan mampu menghambat pertumbuhan bakteri.
 Sifat fisik
Merupakan bahan yang plastis
 Sifat kimia
Struktur gutta percha secara alamiah berasal dari polimer isoprene, dimana
memiliki struktur yang teratur yang dapat mengalami kristalisasi sehingga
tampak keras dan kaku.
 Sifat biokompabilitas
Gutta percha memiliki biokompabilitas yang baik dengan jaringan
periradikular, karena gutta percha dikombinasikan dengan sealer yang dapat
menginduksi terbentuknya jaringan keras, merangsang penutupan apeks,
mengurangi efek samping pada pengisian saluran akar, memadat dengan
baik, dan melekat erat pada permukaan dinding saluran akar.

Keuntungan menggunakan bahan gutta percha


 Mudah ditekan
 Mudah dirawat ulang
 Mempunyai adaptasi yang baik pada dinding saluran akar apabila di tekan
 Biaya relatif murah
Kerugian menggunakan bahan gutta percha
 Tidak melekat pada dentin dan sedikit lastis sehingga menjauhi dinding
saluran akar
 Mudah patah
 Sulit mengisi saluran akar dengan apeks terbuka
 Bila hanya ditekan vertikal gutta percha dapat masuk ke jaringan periapikal

DAPUS
http://repository.trisaksti.ac.id
https://repositori.unud.ac.id

Anda mungkin juga menyukai