Anda di halaman 1dari 6

Larutan Irigasi (Irigation Solution)

Larutan irigasi memainkan peran yang sangat penting dalam menghilangkan


mikroorganisme, toksin, debris dan smear layer dari saluran akar selama preparasi
biomekanik. Pada tahun 1925, Barret mengatakan bahwa, “Dari semua studi sistem
anatomi pada manusia, salah satu yang paling kompleks adalah morfologi rongga
pulpa.” Sulit untuk berasumsi bahwa instrumen linier dapat menjangkau seluk-
beluk saluran akar yang sempit dan bengkok untuk secara efektif menghilangkan
debris di dalamnya. Maka dari itu, tersedia larutan irigasi yang saat ini telah
digunakan oleh banyak praktisi (Gbr. 1).

Gambar 1. Sistem irigasi

Larutan irigasi memiliki fungsi berikut :


1. Sebagai disolusi jaringan : irigasi proteolitik seperti natrium hipoklorit dapat
melarutkan bahan organik dan secara efektif menghilangkan debris dari
sistem kanal.
2. Pelumas : larutan irigasi dapat membantu dalam melumaskan jalan
instrumen ke dalam saluran akar.
3. Chelation : Irigasi dengan menggunakan asam amino sinstetik seperti EDTA
yang membantu dalam negosiasi kanal yang sempit dan terkalsifikasi oleh
substitusi ion kalsium dan pembentukan larutan garam.
4. Aksi antibakteri : irigasi membantu menghilangkan mikroorganisme
patogen dari dalam saluran akar.
5. Irigasi tertentu dapat menghasilkan pemutihan (bleaching). Beberapa fungsi
baru lainnya, yaitu memiliki radioopasitas dalam jumlah tertentu untuk
membantu menentukan keberadaan kanal aksesori/kanal lateral.

Syarat Bahan Irigasi yang Ideal (Walton)


1. Memiliki toksisitas yang rendah
2. Biokompatibel, yaitu tidak berbahaya bagi jaringan periapikal dan jaringan
intraoral
3. Tegangan permukaan rendah : karena akan menghasilkan kapasitas
pembasahan yang ideal
4. Rendahnya kemampuan netralisasi : tindakan tidak boleh menghilangkan
komponen kanal sehingga dapat meningkatkan dan mempertahankan
keefektifannya.
5. Persyaratan terakhir terkait dengan kegunaannya yaitu sebagai :
- Ketersediannya mudah
- Hemat biaya
- Nyaman untuk digunakan
- Memiliki waktu simpan (shelf life) yang baik
- Penyimpanannya mudah

Macam-Macam Larutan Irigasi


1. Saline 6. Chelating agents (ethylene
2. Sodium hypochlorite diamine tetra-acetic acid, RC
3. Hydrogen peroxide prep)
4. Glyoxide 7. Decalcifiers
5. Chlorhexidine gluconate 8. MTAD
9. Chlorine dioxide
10. Iodine potassium iodide
Saline
Saline steril direkomendasikan oleh beberapa praktisi sebagai bahan irigant
endodontik yang baik. Saline digunakan sebagai irigasi untuk membuang debris
keluar dari sistem saluran akar. Selain dari pembilasan mekanis, irigasi ini tidak
memiliki sifat khusus untuk menghilangkan atau untuk membunuh bakteri.
Keuntungan utamanya adalah dalam segi biokompatibilitas.

Sodium Hypochlorite (NaOCl)


Diantara bahan irigasi lainnya, larutan NaOCl adalah bahan yang paling
populer dan sering digunakan. Diperkenalkan oleh seorang dokter bernama Dakin
selama Perang Dunia I untuk membantu mengobati luka. Selain itu, larutan ini
memiliki keuntungan sebagai berikut :
1. Menghilangkan jaringan mati
2. Sebagai pelumas
3. Aksi antimikroba dan sebagai pemutih (bleaching)
4. Ekonomis dan mudah didapat.

Namun, NaOCl memiliki kekurangan antara lain :


1. Dapat menyebabkan kerusakan sel yang ringan hingga parah dan memiliki
efek toksisitas jika diekstrusi di luar apeks. Keparahan tergantung pada
konsentrasi dan volume
2. Memiliki tegangan permukaan yang tinggi sehingga mengurangi kapasitas
pembasahan dentin
3. Kandungan dapat mengiritasi jaringan sehingga dapat menyebabkan
inflamasi gingiva
4. Memiliki aroma yang tidak sedap dan uapnya dapat mengiritasi mata
5. Dapat menyebabkan korosi
6. Dapat memutihkan pakaian jika tertumpah
7. Dapat menyebabkan edema pada faring dan esofagus jika tertelan
Sodium hipoklorit merupakan senyawa berwarna putih bening, bersifat
proteolitik, dan agen pereduksi memiliki 5% kandungan klorin. Mudah didapatkan
dari bahan pemutih rumah tangga yang biasa digunakan seperti Clorox, Lenco dan
Purex atau dapat dibuat dengan melarutkan natrium karbonat dalam klorinasi jeruk
nipis. NaoCL bersifat basa dengan pH sekitar 11,0-11,5%. Menurut sebagian besar
studi klinis, konsentrasi 1,5-3% dapat memberikan keseimbangan yang baik antara
pelarutan jaringan dan aksi antibakteri. Tingkat dan efektivitas larutan dapat
ditingkatkan dengan :
 Memanaskannya hingga suhu 60°C
 Menggunakan volume yang lebih besar
 Memberikan waktu yang cukup untuk proses pengerjaan

Tindakan antimikroba dari sodium hipoklorit berlangsung melalui dua metode :


 Ion klorin : ketika NaOCl bersentuhan dengan debris organik/jaringan pulpa,
asam hipoklorit akan terbentuk. Senyawa ini mampu menembus sel bakteri,
mengoksidasi kelompok sulfihidril dari enzim bakteri dan menghancurkan
metabolisme bakteri.
 Alkali : NaOCl memiliki pH tinggi, yaitu 11.0-11.5 yang efektif dalam
menghilangkan organisme anaerob yang membutuhkan lingkungan asam
untuk berkembang.

Hidrogen Peroksida (H2O2)


H2O2 adalah agen pengoksidasi yang biasa digunakan dalam konsentrasi 3%.
Senyawa ini hampir selalu digunakan dalam kombinasinya dengan sodium
hipoklorit. kombinasi kedua senyawa tersebut diklaim dapat menghasilkan
interaksi yang menghasilkan :
 Kekuatan secara mekanis yang dapat menghilangkan debris dari saluran akar
 Resultan produksi oksigen yang berinteraksi dapat menjadi toksik bagi anaerob
 Dapat menimbulkan efek samping tetapi dapat diterima jika digunakan
secukupnya dalam proses pemutihan
Beberapa studi membantah dalam hal interaksi, yang mengklaim bahwa
gelembung yang diproduksi dapat mencegah kontak yang memadai antara irrigant
dan debris. Laporan tertentu juga tidak menganjurkan penggunaan kombinasi ini
karena efektivitas NaOCl berkurang akibat kedua interaksi. Namun, kelemahan lain
dari H2O2, jika digunakan tidak tepat dapat menghasilkan gelembung gas sehingga
menimbulkan rasa sakit berkepanjangan dalam endodontik. Terlepas dari semua
kelemahan ini, Weine sangat merekomendasikan penggunaannya karena memiliki
toksisitas yang rendah. Hal ini sangat berguna dalam saluran akar untuk drainase
karena buih dapat membantu mengeluarkan partikel debris yang terakumulasi di
dalam saluran akar.

Glyoxide
Zat pengoksidasi lain yang digunakan adalah glyoxide. Glyoxide merupakan
kombinasi dari karbamid peroksida dan gliserol. Senyawa ini memiliki aksi
antibakteri yang lebih besar dari H2O2 dan merupakan pelumas yang sangat baik.
Menurut Walton, glyoxide dapat mengurangi peluang perforasi selama
instrumentasi saluran yang melengkung.

Chlorhexidine Gluconate (CHX)


Chlorhexidine adalah agen antimikroba spektrum luas bakteri gram negatif dan
gram positif. Chlorhexidine memiliki komponen kationik yang melekat pada
membran sel bermuatan negatif yang dapat menyebabkan lisis sel.
Chlorhexidine gluconate diakui sebagai suatu agen antimikroba oral yang
efektif dan secara rutin digunakan dalam terapi periodontal dan untuk pencegahan
karies. Chlorhexidine dalam bentuk garam telah digunakan sejak tahun 1950-an
sebagai antiseptik oral dalam obat kumur, pasta gigi, dan permen karet.
Chlorhexidine memiliki aksi antimikroba spektrum luas, substantivitas, dan relatif
tidak adanya toksisitas. Senyawa ini telah disarankan bahwa memiliki beberapa
potensi yang baik untuk digunakan sebagai bahan irigasi dalam endodontik.
Mekanisme Kerja
Chlorhexidine gluconate merupakan bisguanide kationik yang bertindak
dengan menyerap ke dalam dinding sel mikroorganisme dan menyebabkan
kebocoran intraseluler komponen mikroorganisme. Pada konsentrasi chlorhexidine
yang rendah, substansi molekul kecil akan terjadi kebocoran, khususnya kalium dan
fosfor, menghasilkan efek bakteriostatik. Pada konsentrasi yang lebih tinggi,
chlorhexidine memiliki efek bakterisida karena presipitasi dan/atau pembekuan
sitoplasma yang disebabkan oleh ikatan silang protein (Fardal dan Turnbull, 1986).
Penggunaannya sebagai irigasi endodontik didasarkan pada aksi antimikroba
spektrum luas, substantivitas, dan relatif tidak adanya toksisitas karena berikatan
dengan hidroksiapatit. Namun, efek chlorhexidine gluconate yang tidak diketahui
yaitu, memiliki sifat melarutkan jaringan. Beberapa peneliti telah menemukan
bahwa CHX memiliki efek antibakteri yang lebih baik daripada kalsium hidroksida.
Kombinasi efektif CHX dan kalsium hidroksida sekarang tersedia untuk
menghilangkan organisme anaerob untuk menjadikannya sebagai bahan irigasi
yang efektif dalam endodontik.

Anda mungkin juga menyukai