Sumber :
Irrigation in Endodontics
M. Haapasalo, Y. Shen, Z. Wang and Y. Gao
British Dental Journal Volume 216 No. 6 Mar 21 2014
JOURNAL REVIEW
Disusun Oleh:
Febria Angelina Purwono
160112150030
Pembimbing:
Drg. Ayu Trisna Hayati, Sp. KG
drg. Yolanda
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BANDUNG
2016
ABSTRAK
Irigasi merupakan kunci sukses untuk perawatan saluran akar. Irigasi memiliki
beberapa fungsi yang penting, yaitu mengurangi friksi antara instrument dengan
mendinginkan jarum dan gigi, membilas saluran akar, serta memiliki efek
membersihkan daerah dinding saluran akar yang tidak tersentuh oleh instrumen
mekanis. Natrium hipoklorit adalah larutan irigasi utama yang digunakan untuk
dibutuhkan untuk pembilasan terakhir untuk membuang smear layer. Air steril atau
saline dapat digunakan diantara kedua larutan ini, tetapi tidak dapat digunakan
sebagai satu-satunya larutan yang digunakan. Saluran akar apikal merupakan lokasi
yang cukup sulit untuk diirigasi. Berbagai cara digunakan untuk irigasi saluran akar,
mulai dari pengaplikasian syringe dan jarum tradisional hingga berbagai sistem
PENDAHULUAN
karena memiliki fungsi mekanis, kimia, dan biologis (mikro) yang penting. Irigasi
juga merupakan satu-satunya cara untuk membersihkan daerah dinding saluran akar
yang tidak tersentuh oleh istrumen mekanis. Sebagian besar penelitian terhadap
irigasi endodontik memfokuskan pada efek irigasi pada smear layer. Pembuangan
smear layer dapat dicapai dengan relatif mudah jika protokol diikuti dengan benar.
Tantangan terbesar irigasi adalah daerah yang tidak tersentuh oleh jarum, seperti
fins, isthmuses, dan saluran lateral yang besar, serta daerah luas pada saluran yang
berbentuk datar maupun oval yang tidak dapat tersentuh oleh instrumen. Pada
daerah tersebut, terdapat sisa-sisa jaringan dan biofilm yang hanya dapat dibuang
dengan cara kimia, yaitu menggunakan irigasi. Pengirigasian saluran akar apikal
untuk diperhatikan pada daerah ini (Gambar 1). Beberapa tahun lalu, irigasi tekanan
negatif diperkenalkan sebagai metode aman yang efektif untuk irigasi sebagian
besar saluran apikal. Penelitian komparatif pada irigasi tekanan negatif dan tekanan
Berbagai cara dapat dilakukan untuk irigasi saluran akar, mulai dari
penyaluran dengan syringe dan jarum tradisional hingga berbagai sistem machine-
driven, termasuk pompa otomatis, vibrating tips, dan energi sonik atau ultrasonik.
Tujuan yang ingin dicapai dari berbagai cara untuk meningkatkan irigasi adalah
larutan secara langsung kedalam ruang saluran, telah menunjukkan hasil yang
menjanjikan untuk membersihkan daerah yang paling sulit, seperti isthmuses antara
dua saluran.
Ulasan ini adalah ringkasan pengetahuan irigasi endodontik yang efektif dan
aman, meliputi rekomendasi untuk irigasi yang optimal dengan larutan, konsentrasi,
TUJUAN IRIGASI
endodontik, khususnya untuk pembersihan mikroba dalam saluran akar. Selama dan
pengumpulan jaringan keras dan lunak pada saluran akar apikal dan ekstruksi
bakteri planktonik dan biofilm keluar ke jaringan periapikal. Hal terpenting yang
harus dimiliki larutan irigasi adalah adanya aktifitas pelarutan jaringan , baik
dan aktif membunuh bakteri dan jamur yang berkontak langsung dengan larutan
hipoklorit dapat menyebabkan rasa sakit yang parah dan lama jika diaplikasikan
dengan tekanan dan keluar melewati formaen apikal. Dalam teori, larutan irigasi
yang optimal memiliki karakteristik positif yang disebutkan pada tabel 1, tetapi
tidak ada sifat negatif atau berbahaya yang disebutkan di atas. Jelas, tidak ada
larutan irigasi saat ini yang dianggap optimal, atau mendekati hal itu. Dalam praktek
perawatan saluran akar. Larutan ini merupakan satu-satunya larutan yang biasa
digunakan, yang dapat melarutkan bahan organik pada saluran akar. Penggunaan
biofilm. NaOCl terionisasi dalam air menjadi natrium (Na+) dan ion hipoklorit,
OCl-, dan diseimbangkan dengan asam hipoklorit (HOCl). Pada pH asam dan
netral, sebagian besar klorin terdapat pada HOCl, sedangkan pada pH 9 dan
diatasnya, paling banyak terikat dengan OCl-. Asam hipoklorit memiliki efek
bekerja langsung pada fungsi vital sel mikroba, yang dengan cepat mematikan sel.
keefektifan irigasi hipoklorit, larutan harus sering disegarkan dan tetap digerakkan
satu-satunya larutan yang digunakan pada tahap ini, dan untuk 1-2 menit setelah
NaOCl dan harus dihindari. Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, jaringan yang
telah terkena EDTA tidak dapat dilarutkan secara efektif oleh NaOCl. Ketika smear
layer telah dihilangkan menggunakan EDTA, hipoklorit tidak boleh digunakan lagi
karena dapat menyebabkan erosi pada dentin setelah EDTA atau asam sitrat. Jika
karsinogenik. Oleh karena itu, saluran harus dibilas dengan air atau salin diantara
Air steril dan salin dapat digunakan diantara dua larutan irigasi, misalnya,
NaOCl dan chlorhexidine, untuk mencegah reaksi kimia antara kedua larutan
tersebut. Namun, air dan salin tidak boleh digunakan sebagai irigan utama karena
larutan ini tidak dapat melarutkan jaringan dan tidak memiliki aktifitas antimikroba.
Ruangan saluran akar dapat ditinggalkan dengan sisa-sisa jaringan dan bakteri
terakhir. Larutan EDTA bersifat netral atau sedikit basa pada endapan EDTA pH
asam. EDTA biasanya digunakan sebagai larutan 17% atau 15%, meskipun
cukup kuat untuk penghapusan smear layer. Waktu yang dianjurkan untuk
penghapusan smear layer yaitu sekitar dua menit, tetapi lapisan yang lebih tebal
mungkin memerlukan waktu yang lebih lama. Smear layer merupakan lapisan
debris dari sisa-sisa dentin saat preparasi kavitas yang melapisi dentin dan menutupi
tubulus dentin (Hargreaves and Berman, 2011). Smear layer harus dibuang karena
mengandung mikroba dan antigen mikroba selama instrumentasi saluran akar yang
EDTA hanya berefek pada bagian anorganik dari dentin dan Smear layer
sedikit atau tidak ada aktivitas antimikroba, meskipun beberapa penelitian telah
membran sel bakteri tanpa membunuh sel, tetapi dapat bekerja secara sinergis
dengan bahan kimia lainnya, misalnya, klorheksidin , yang lebih keras menyerang
dinding sel bakteri. EDTA sangat melemahkan efek NaOCl dan tidak boleh
digunakan bersamaan. Ketika dicampur dengan chlorhexidine, EDTA akan
Asam sitrat sudah sejak lama digunakan dalam irigasi saluran akar. Larutan
ini dapat digunakan sebagai pengganti EDTA untuk pembilasan akhir untuk
sepuluh persen telah digunakan. Asam sitrat agak lebih agresif dibandingkan
dengan EDTA, dan jika NaOCl digunakan setelah asam sitrat (tidak disarankan),
dinding saluran akar akan lebih erosi dibandingkan EDTA dengan NaOCl. Asam
pencegahan plak dan desinfeksi karena memiliki aktifitas antimikroba yang baik.
Larutan ini juga telah banyak digunakan dalam endodontik sebagai irigasi akhir
setelah EDTA. CHX bersifat sitotoksik untuk sel manusia, tetapi tidak
periapikal. CHX tidak melarutkan bahan organik atau anorganik dan oleh karena
itu, tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya larutan irigasi. CHX menyerang
dinding sel atau membran luar mikroba yang mengakibatkan mikroba mati. Namun,
larutan ini membunuh bakteri planktonik jauh lebih lambat dari NaOCl. Efek CHX
terhadap bakteri biofilm sama atau lebih rendah dari NaOCl 1 dan 2% dan jauh
lebih lemah dari NaOCl 5 atau 6%. Salah satu alasan penggunaan CHX adalah
karena larutan ini berikatan dengan jaringan keras dan tetap bersifat antimikroba
(substantivitas). Namun, dampak potensial dari efek antimikroba yang
berkelanjutan dari CHX dalam saluran akar belum diteliti lebih lanjut.
dan CHX 2% terhadap infeksi intrakanal menunjukkan adanya sedikit atau tidak
terbaru menggunakan pewarnaan viabilitas dan model biofilm yang lebih maju,
termasuk model dentin biofilm telah menunjukkan bahwa NaOCl 6% memiliki efek
antibiofilm yang lebih kuat dibandingkan dengan CHX 2%, yang sebanding atau
Meskipun banyak bakteri dapat dibunuh oleh CHX, larutan ini tidak dapat
melarutkan biofilm atau debris organik lainnya. Sisa jaringan organik cenderung
adalah CHX yang digunakan untuk pembilasan akhir setelah EDTA tidak
menyebabkan erosi dentin seperti NaOCl. Oleh karena itu, CHX 2% dapat
dengan Enterococcus faecalis. Oleh karena itu, kegunaan CHX sebagai agen
untuk irigasi saluran akar. Produk yang dimaksud adalah natrium hipoklorit
dicampur dengan surfaktan (Chlor Xtra, white king) dan EDTA atau produk asam
penambahan surfaktan, yang juga memiliki efek antimikroba secara langsung, dan
agen antimikroba lain pada EDTA atau asam sitrat dapat meningkatkan aktivitas
antimikroba yang cukup untuk larutan ini. Penggunaan produk kombinasi harus
dengan NaOCl setelah EDTA (karena dapat menimbulkan resiko erosi), sebagai
Cara klasik untuk irigasi saluran akar adalah dengan syringe dan jarum.
Jarum irigasi dapat efektif ketika digunakan secara hati-hati. Untuk mendapatkan
akses ke saluran apikal, harus menggunakan jarum ukuran kecil, yaitu 27-gauge
atau 30-gauge. Pertukaran irigan diluar ujung jarum hanya mencapai 1-3mm,
tergantung pada tipe jarum dan aliran irigan (gambar 4). Jarum side-vented (tip)
memberikan irigasi yang lebih aman dibandingkan dengan jarum ujung terbuka
pada irigasi tekanan positif. Agitasi bahan irigasi dan penyegaran konstan sangat
meningkatkan efektivitas larutan. Jika saluran apikal tidak dapat dengan mudah
dicapai oleh jarum irigasi, gutta percha dengan ukuran yang sesuai dengan dimensi
saluran apikal dapat digunakan untuk memfasilitasi pertukaran irigan dalam daerah
ini. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa agitasi irigan dengan irigasi jarum aktif,
pelarutan jaringan dengan NaOCl, hingga lebih dari sepuluh kali lipat dibandingkan
dengan irigasi pasif (tidak ada aktivasi atau penyegaran). Hasil ini menunjukkan
efektivitasnya.
Gambar 4. Zona bersih antara jarum ujung terbuka dan cairan biru apikal
memperlihatkan efek irigasi aktif diluar jarum selama laju aliran ca 6ml/menit.
pada daerah saluran yang sulit dijangkau, seperti fins dan isthmus dan saluran lateral
yang besar. EndoVac dengan tekanan negatif dapat memberikan irigasi yang aman
untuk saluran apikal. Pada sistem EndoVac, irigan diaplikasikan ke ruang pulpa
atau saluran akar koronal (gigi dengan saluran akar tunggal) dimana akan tersedot
keluar kanal melalui jarum. Dengan kata lain, arah aliran irigan akan berbalik, yang
menyebabkan tekanan negatif pada foramen apikal dan dengan demikian mencegah
KESIMPULAN
perawatan saluran akar. Irigasi memiliki beberapa fungsi utama, yang terpenting
yaitu untuk melarutkan jaringan dan memiliki efek antimikroba. Irigasi apikal
side-vented 30-gauge yang kecil dan/atau irigasi tekanan negatif dengan NaOCl dan
EDTA pada saluran akar akan memberikan hasil yang terbaik pada daerah penting
ini.
DAFTAR PUSTAKA