Anda di halaman 1dari 6

Perawatan Saluran Akar

Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan endodontik. Tujuan perawatan saluran akar
adalah mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologis oleh jaringan
sekitarnya. Salah satu tujuan perawatan saluran akar yaitu membersihkan dan mendisinfeksi sistem
saluran akar sehingga mengurangi munculnya bakteri, menghilangkan jaringan nekrotik, dan
membantu proses penyembuhan periapikal. Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi mikroba di
dalam saluran akar antara lain dengan cara sterilisasi saluran akar, irigasi dengan bahan antimikroba
dan bahan pengisi yang bersifat antibakteri. Namun kompleksitas sistem saluran akar sering kali
menimbulkan hambatan.
Setiap melakukan perawatan saluran akar, prinsip-prinsip perawatan endodontik harus selalu
diperhatikan, yaitu teknik asepsis, akses langsung saluran akar, pembersihan dan pembentukan
saluran akar, pengisian saluran akar dan pembuatan restorasi.
PEMASANGAN ISOLATOR KARET
Untuk mempertahankan suatu teknik operasi yang aman dan aseptik, pemasangan adalah penting
sekali. Alat ini adalah satu-satunya usaha perlindungan yang pasti terhadap karet kontaminasi
bakterial dari ludah dan tertelannya alat saluran akar yang tidak disengaja. Hanya gigi yang akan
dilakukan perawatan yang harus diisolasi. Pembatasan ini memakan waktu lebih sedikit dan
mengurangi kemungkinan kontaminasi dari gigi berdekatan dengan ludah. Dalam kasus ini dengan
gigi 35, maka digunakan penjepit HF No. 27. 72

Lubang-lubang pada karet harus dibuat kira-kira di atas pusat permukaan oklusal atau insisal gigi
yang digunakan. Selain itu, lubang pemandu harus dibuat sepanjang tepi atas isolator karet untuk
identifikasi permukaan atas dengan segera sementara menyesuaikan isolator, terutama di gigi
posterior.

Cara tahapan ini diawali dengan penjepit lebih baik dimasukkan setengah jalan ke dalam lubang yang
baru saja dibuat pada isolator karet, dan lengan penjepit kemudian direnggangkan dengan tang
penjepit. Isolator karet dipegang dengan tangan kiri dan ditahan agar tidak menghalangi pandangan
sementara penjepit dipasang di atas gigi dengan tangan kanan. Tang kemudian dilepaskan dari
penjepit, dan isolator karet dimasukkan di bawah lengan anterior penjepit. Bila digunakan penjepit
bersayap, sayap penjepit dimasukkan ke dalam lubang isolator karet, penjepit dipasang pada gigi, tang
penjepit diambil, dan isolator karet dimasukkan di bawah lengan penjepit.
STERILISASI INSTRUMEN
Begitu isolator karet dipasang, gigi dan isolator harus diseka secara cermat dengan kapas yang
dibasahi dengan antiseptik yang cepat menguap dan tidak mengotori (nonstaining), biasanya
digunakan Hidrogen Peroksida diikuti Tingtur Iodin. Bur-bur untuk membuka kamar pulpa harus
disterilkan dengan autoklaf, sterilisator panas kering, atau disterilkan dengan mencelupkan ke dalam
alcohol dan dipanaskan dengan nyala api 2 atau 3 kali, sebelum digunakan dalam kavitas pulpa.
Instrument pertama-tama harus dibersihkan dari debris tanpa memandang cara yang digunkan untuk
sterilisasi. Instrument harus dibersihkan dengan menekan bilah dengan kain kasa 2x2, atau gulungan
kapas, yang dibasahi dengan hydrogen peroksida atau alcohol, sementara menarik alat menggunakan
gerakan berputar berlawanan arah dengan jarum jam sebelum disterilisasi.
Untuk poin absorben, jarum-jarum, kikir, dan alat-alat saluran akar lainnya harus segera disterilisasi
ke dalam suatu alat sterilisasi garam panas sebelum digunakan. Instrumen dibenamkan dalam
sterilisator garam-panas untuk 5 detik, sedangkan poin absorben dan bulatan kapas memerlukan
pembenaman selama 10 detik untu mensterilisasinya. Poin absorben lebih baik dibenamkan ujungnya
dahulu dalam sterilisator garam panas untuk menghindari pembengkokan ujung tersebut.
Untuk instrument bertangkai panjang, ujung penjepit kapas, bilah gunting, dan peralatan lain dapat
disterilisasi dengan menggunakan ujung kerja dalam alcohol dan 2 kali dipanaskan dengan nyala api
dan untuk kerucut gutta percha dijaga steril dalam botol alcohol sedangkan yang baru saja
dikeluarkan, hendaknya direndam dalam 5,2% sodium hipoklorit selama 1 menit, kemudian
dibersihkan dengan hydrogen peroksida dam dikeringkan di antara 2 lapisan kain kasa steril.
DEBRIDEMEN
Merupakan suatu dasar pembedahan bahwa luka yang terinfeksi harus dibersihkan terlebih dahulu
secara mekanis. Demikian juga halnya bahwa saluran akar yang terinfeksi harus dibersihkan terlebih
dahulu dari debris. Saluran akar dan kamar pulpa harus diirigasi secara hati-hati dengan larutan
sodium hipoklorit sebelum dicoba dimasuki instrument, karena larutan ini mempunyai efek pelarut
pada pulpa dan juga mempunyai pengaruh antibacterial. Pada semua kasus, diperlukan suatu
kombinasi biomekanis dan biokimiawi, yaitu instrumentasi dan irigasi untuk debridement yang
sempurna dan permbersihan saluran akar. Instrumentasi sempurna saluran akar dalam satu kunjungan
adalah suatu prosedur aman bila saluran diirigasi dengan cermat, bekerja dengan hati-hati untuk tidak
mendorong debris melalui saluran akar karena kalau tidak dapat mengiritasi jaringan periapikal.
DRAINASE
Jika dijumpai infeksi luas dan pembengkakan seperti abses alveolar akut dengan banyak edema,
drainase harus dilakukan, baik melalui saluran akar, atau dengan insisi, atau dengan keduanya.
Drainase dilakukan dengan membuat preparasi kavitas di bagian lingual (anterior) atau oklusal
(posterior). Turbin udara mempermudah pemasukan cepat ke dalam saluran akar, apakah digunakan
bur atau batu untuk menembus email. Jaringan pulpa, bila ada, harus diambil dengan instrument yang
tepat. Bila drainase melalui saluran akar lambat atau jalan masuk sukar, atau giginya begitu sensitive
sehingga mempreparasi kavitas tidak dapat dilakukan, dan terdapat suatu pembengkakan lunak yang
fluktuan, suatu insisi harus dibuat pada bagian yang paling bergantung dari pembengkakan dekat
apeks akar. Begitu insisi dibuat, suatu drain harus dimasukkan untuk menjaga luka tetap terbuka.
Dapat digunakan sepotong isolator karet yang dimasukkan ke dalam luka.
KEMOPROFILAKSIS
Bila pasien mempunyai riwayat demam rematik atau penyakit ringan yang melibatkan katup jantung,
suatu antibiotika harus diberikan 1 jam sebelum operasi dan kemudian 6 jam pasca operasi.
IMOBILISASI
Imobilisasi dilakukan untuk mengistirahatkan suatu organ, untuk menghilangkan rasa sakit atau
mempercepat penyembuhan. Imobilisasi mengurangi potensi penyebaran mikroorganisme.
PENGHINDARAN TRAUMA
Jaringan lunak harus ditangani dengan lemah lembut dan hati-hati, serta semua trauma harus
dihindari. Instrument jangan sampai dimasukkan ke saluran akar melebihi foramen apikal. Untuk
mencegah hal tersebut, suatu stop mekanis atau diskus karet atau plastic dapat dipasang di atas
instrument dan disesuaikan kurang dari panjang gigi dari apeks ke permukaan insisal atau oklusal.
Perawatan saluran akar terdiri dari tiga tahap (Triad Endodontik), yaitu:
(1) preparasi biomekanis meliputi pembersihan dan pembentukan,

(2) sterilisasi yang meliputi irigasi dan disinfeksi,

(3) pengisian saluran akar.

I. PREPARASI SALURAN AKAR: PEMBERSIHAN, PEMBENTUKAN, IRIGASI

Preparasi biomekanis yaitu pembuangan jaringan pulpa dengan cara ekstirpasi jaringan yang vital
maupun nekrotik. Preparasi saluran akar yang ideal meliputi 4 tahap, yaitu: (1) menentukan arah
saluran akar, (2) membersihkan saluran akar, (3) membentuk saluran akar, (4) preparasi daerah apikal.
Alat yang digunakan adalah round diamond dan diamond bur. Tujuan dilakukan preparasi adalah
untuk memperoleh akses yang lurus dan membuka atap pulpa. Prinsip dari tahapan ini adalah outline
form yang akan membentuk akses yang tepat, bentuk konvenien dan toilet of cavity, yaitu semua
debris, karies, dan jaringan nekrotik harus bersih dari gigi yang akan dilakukan perawatan saluran
akar.
Suatu saluran akar yang telah dibersihkan dan dibentuk harus merupakan suatu kerucut yang
meruncing, dengan diameter potongan melintang tersempit pada sebelah apikal dan diameter terlebah
sebelah koronal. Dinding-dinding hendaknya meruncing ke arah apeks dan hendaknya bersatu dengan
kavitas jalan masuk untuk memberikan saluran akar yang telah dipreparasi “kualitas aliran”, yaitu
suatu bentuk yang memungkinkan gutta percha yang telah dibuat plastis mengalir pada dinding tanpa
rintangan.
PULPEKTOMI
Bila jalan masuk koronal yang memadai telah diperoleh, langkah selanjutnya adalah ekstirpasi pulpa
dari kamar dan saluran akar. Pulpektomi atau ekstirpasi adalah pengambilan seluruh jaringan pulpa
menggunakan barbed broach, dengan cara dimasukkan sedalam 2/3 panjang saluran akar diputar 180o
searah jarum jam dan ditarik keluar. Bila gigi telah dibiarkan terbuka untuk drainase, dan bila sisa
makanan dan debris lain telah menumpuk di dalam kavitas pulpa, di samping sisa debris pulpa
nekrotik, pengambilan bahan-bahan ini dari kavitas pulpa disebut debridement. Pada pulpektomi,
pulpa benar-benar dirobek dari saluran akar waktu diekstirpasi. Prosedur ini meninggalkan suatu luka
koyak. Reaksi terdiri daru perdarahan, inflamasi, dan perbaikan. Meskipun dapat timbul rasa sakit,
biasanya minimal dan dapat ditanggulangi dengan analgesika ringan.
Teknik Pulpektomi dan Debridemen Mikroskopik
Gigi yang menjalani terapi saluran akar adalah dengan penembusan email pada tempat kavitas jalan
masuk. Isolator karet dipasang, dan medan operasi didisinfeksi; yaitu gigi, penjepit, dan isolator karet
digosok dengan aplikator ujung kapas steril yang dibasahi dengan larutan hipoklorit 5,2%. Pada gigi
posterior seperti pada kasus, setelah pengambilan seluruh atap kamar pulpa, pulpa koronal diambil
dengan ekskavator sendok endodontic tajam. Kamar diirigasi dengan larutan sodium hipoklorit 5%
dan dikeringkan dengan penyedotan. Setelah itu, orifis ditemukan dengan probing menggunakan
eksplorer endodontic di sekitar alur anatomik yang terletak pada dasar kamar pulpa atau pada sudut
titik yang dibentuk oleh dinding-dinding dan dasar kamar pulpa dan menuju ke saluran akar.
Sekali saluran ditembus, harus diselidiki dengan broach halus atau alat endodontik kecil. Pulpektomi
dan debridement makroskopik saluran akar adalah langkah selanjutnya dalam membersihkan dan
membentuk saluran akar. Harus digunakan barbed broach, yang merupakan alat endodontik
bertangkai pendek yang digunakan untuk ektirpasi seluruh pulpa dan untuk pengambikan debris
nekrotik, poin absorben, butiran kapas, dan bahan asing lainnya dari saluran akar.
IRIGASI
Selama proses preparasi saluran akar dilakukan irigasi untuk membersihkan sisa jaringan pulpa,
jaringan nekrotik dan serbuk dentin. Tujuan irigasi saluran akar yaitu: (1) mengeluarkan debris, (2)
melarutkan jaringan smear layer, (3) antibakteri, (4) sebagai pelumas.
Teknik irigasi adalah sederhana. Satu-satunya alat yang diperlukan adalah suatu pipet plastic
disposibel atau alat semprit kaca dengan jarum endodontik yang bertakik. Larutan yang digunakan
untuk irigasi adalah sodium hipoklorit 5,2%. Jarum dimasukkan sebagian ke dalam saluran akar.
Jarum jangan dimasukkan sampai terjepit. Ruang yang cukup antara jarum dan dinding saluran
memungkinkan pengaliran kembali larutan dan menghindari penekanan larutan ke dalam jaringan
periapikal.
Bila sudah yakin jarum tidak terjepit, larutan hendaknya disemprotkan dari alat semprit dengan sedikit
atau tanpa tekanan. Tujuannya adalah membersihkan saluran dan tidak menekan larutan ke dalam
jaringan periradikular. Saat membersihkan dan membentuk saluran akar, harus diperhatikan agar
saluran selalu penuh dengan larutan baru.
Irigasi hendaknya diikuti dengan pengeringan saluran akar yang cermat setelah selesai pembersihan
dan pembentukan. Kebanyakan sisa larutan irigasi dapat dihilangkan dari saluran akar dengan
menahan jarum alat semprit di dalam saluran dan menarik penyedotnya perlahan-lahan. Pengeringan
terakhir hendaknya dilakukan dengan poin absorben.
PENENTUAN PANJANG
. Tahap ini menggunakan metode radiograf. Diawali dengan ukur perkiraan panjang gigi pada
radiograf preoperative = dari titik referensi sampai foramen apical (X). Selanjutnya, perkiraan panjang
kerja (PK) dikurangi 1 mm (distorsi) (PK = X – 1 mm). Lalu, ukur file yang akan digunakan untuk
mengukur panjang kerja dan diberi stopper sesuai dengan PK, yang telah diukur, kemudian masukkan
file ke dalam saluran akar, rubber stop berada pada titik referensi. Selanjutnya buat radiograf, lalu
evaluasi radiograf, apabila tampak over instrument/under instrument, dikurangi atau ditambah
panjang kerjanya.
Metode Step Back
Diawali dengan preparasi apikal, yaitu tahapan-tahapannya adalah menentukan initial file (file
terbesar yang dapat masuk saluran sesuai PK), lalu 79
file digerakkan secara watch windinf ¼ putaran bolak-balik 2-3 kali. Kemudian, preparasi apikal
diakhiri sampai white dentin (minimal 3 nomer file di atas initial file sepanjang PK, rekapitulasi
nomor file sebelumnya), dan file terakhir adalah MAF (Master Apical File).
Selanjutnya yaitu preparasi badan saluran, yaitu dengan menggunakan 3 atau 4 nomor file di atas
MAF, lalu tiap penambahan nomor file di atasnya PK dikurangi 1 mm, rekapitulasi nomor MAF.
Dan tahap terakhir yaitu finishing, dengan menggunakan headstrom file 1 nomor di atas nomor file
terakhir dan PK terakhir. Untuk menghaluskan dinding saluran akar dengan K-file ukuran MAF
gerakan sirkumferensial.
Setiap pergantian file diirigasi menggunakan NaOCl 2,5% atau saline isotonic, atau khlorheksidin
glukonat 0,2-2%.
II. DISINFEKSI SALURAN AKAR

Disinfeksi saluran akar adalah pembinasaan mikroorganisme patogenik, yang mensyaratkan


pengambilan terlebih dahulu jaringan pulpa dan debris yang memadai, pembersihan dan pelebaran
saluran dengan cara biokimiawi, dan pembersihan dengan irigasi. Disinfeksi saluran akar dilengkapi
dengan medikasi intrasaluran.
Syarat disinfeksi saluran akar adalah sebagai berikut: (1) haru suatu germisidia dan fungisida yang
efektif; (2) harus tidak mengiritasi jaringan periapikal; (3) harus tetap stabil dalam larutan; (4) harus
mempunyai efek antimicrobial yang lama; (5) harus aktif dengan adanya darah, serum, dan derivat
protein jaringan; (6) harus mempunyai tegangan permukaan rendah; (7) harus tidak mengganggu
perbaikan jaringan periapikal; (8) tidak menodai struktur gigi; (9) harus mampu dinonaktifkan dalam
medium biakan dan; (10) harus tidak menginduksi respon imun berantara-sel.
Bahan sterilisasi saluran akar yaitu Ca(OH)2, CHKM, Cresophene, Formokresol, CMCP. Tujuan
dressing adalah memperoleh aktivitas antimikroba di pulpa dan periapikal, menetralkan sisa-sisa
debris di saluran akar, dan mengontrol dan mencegah nyeri pasca rawat. Jika menggunakan Ca(OH)2
yaitu dengan diaplikasikan menggunakan lentulo, lalu dari orifis sampai ujung saluran akar, kemudian
control 1 minggu dan setelah itu mengeluarkan Ca(OH)2 dengan mengirigasi saluran akar dengan
NaOCl.
III. OBTURASI SALURAN AKAR

Fungsi bahan pengisi saluran yaitu mengobturasi saluran dan menghilangkan semua pintu masuk
antara periodonsium dan saluran akar. Tujuan mengobturasi saluran akar sendiri yaitu memasukkan
suatu bahan pengisi pengganti lamban (inert) ke dalam ruangan yang sebelumnya ditempati oleh
jaringan pulpa, guna mencegah infeksi berulang melalui sirkulasi (anakoresis) atau melalui suatu retak
pada keutuhan mahkota gigi. Suatu saluran akar dapat diobturasi bila giginya asimtomatik dan saluran
akar cukup kering dan tejadi penurunan jumlah mikroorganisme karena preparasi dan medikasi
(sterilitas bedah).
Bahan pengisi saluran akar dari bahan utama yang berbentuk padat misalnya guta perca, dan bahan
semipadat yang berbentuk pasta disebut siler saluran akar. Untuk mendapatkan hasil obturasi yang
baik bagian terbesar dari saluran akar diisi dengan bahan padat seperti konus guta perca dan celah –
celah dinding saluran akar diisi dengan pasta siler saluran akar yang dapat beradaptasi dengan dinding
saluran akar. Siler adalah substansi yang membantu menghasilkan perlekatan yang kuat antara dua
permukaan. Tujuan dari siler saluran akar adalah untuk mencegah rekolonisasi bakteri serta
rekontaminasi dari sistem saluran akar, untuk mencegah pertumbuhan bakteri residu pada sistem
saluran akar serta untuk menghilangkan celah antara bahan pengisi utama dan dinding saluran akar.
Siler dapat diperoleh dengan mencampur serbuk dan cairan, kemudian campuran tersebut dapat
mengeras. Menurut bahan dasarnya siler dapat diklasifikasikan menjadi siler dengan bahan dasar seng
oksida eugenol, resin, kalsium hidroksida, silikon dan ionomer kaca.
Bahan pengisi saluran akar yang ideal adalah: (1) bahan harus dapat dengan mudah dimasukkan ke
dalam saluran akar; (2) harus menutup saluran ke arah lateral dan apikal; (3) harus tidak mengerut
setelah dimasukkan; (4) harus kedap terhadap cairan; (5) harus bakterisidal atau, paling tidak, harus
menghalangi pertumbuhan bakteri; (6) harus radioopak; (7) tidak menodai struktur gigi; (8) tidak
mengiritasi jaringan periapikal atau mempengaruhi struktur gigi; (9) harus steril, atau segera
disterilkan dengan cepat sebelum dimasukkan; dan (10) bila perlu dapat dikeluarkan dengan mudah
dari saluran akar.
Teknik Obturasi
Banyak cara digunakan untuk mengobturasi saluran akar dengan guta perca dan siler. Cara-cara
tersebut meliputi: (1) kondensasi lateral; (2) kondensasi vertical (guta-perca panas); (3) kondensasi
seksional; (4) kompaksi (teknik guta perca yang dibuat plastis dengan pemanasan).
Adapun teknik yang akan dijelaskan sesuai indikasi kasus adalah teknik kondensasi lateral, yaitu:
1. Pasang isolator karet, dan sterilkan bidang operasi. Keringkan saluran secara cermat dengan poin
absorben

2. Periksa radiograf, dan pilih sebuah kerucut guta-perca yang telah distandarisasi yang nomornya
sama dengan rimer atau kikir terakhir yang digunakan di dalam saluran akar. Potong sesuai panjang
gigi. Sterilkan dalam sodium hipoklorit selama paling tidak 1 menit, kemudian cuci dalam alcohol

3. Letakkan kerucut dalam saluran akar yang kering. Pangkalnya harus rata dengan permukaan insisal
atau oklusal gigi. Buat radiograf untuk menentukan apakah kerucut telah mengisi saluran dengan
memuaskan, di bagian apikal dan lateral, 1 mm dari apeks

4. Keluarkan kerucut dan masukkan dalam alcohol

5. Periksa radiograf, bila kerucut guta perca tidak memuaskan kesesuaiannya, betulkan atau pilih
kerucut lain dan buat rdiograf

6. Campur semen saluran akar pada slab yang baru saja disterilkan dengan spatula steril. Uji
konsistensinya yang tepat. Keluarkan poin absorben. Angkat sejumlah kecil semen dengan broach
halus, kikir atau rimer dan lapisi permukaan saluran akar. Ulangi.

7. Keringkan kerucut guta-perca dengan udara, dan lapisi separuh apikal dengan semen. Masukkan ke
dalam saluran sampai permukaan yang sebelumnya telah diukur.

8. Bila kerucut tidak pas pada apeks, dorong pada lokasi asalnya dengan plugger saluran
9. Dengan menggunakan spreader, isi saluran dengan guta perca poin tambahan yang lebih kecil
(kondensasi lateral). Ulangi hingga terpenuhi semua saluran akar tanpa celah sedikitpun
10. Potong pangkal guta perca dengan instrument panas dan hilangkan kelebihannya dari kamar
pulpa. Usap kamar pulpa dengan kapas yang dibahasi dengan kloroform, untuk menyempurnakan
pembersihan. Tutup kamar pulpa dan kavitas gigi dengan penumpatan sementara

GARIS BESAR PERAWATAN


Teknik perawatan gigi terinfeksi dapat dibuat garis besarnya sebagai berikut:
Kunjungan Pertama
1. Pasang isolator karet, dan disinfeksi bidang operasi. Persiapkan kavitas jalan masuk

2. Kamar pulpa dibuka dengan bur steril sehingga diperoleh jalan masuk bebas ke semua saluran
melalui garis-garis lurus

3. Tanpa tekanan, keluarkan isi kamar pulpa dengan ekskavator steril. Tentukan orifis saluran akar
dengan ujung eksplorer yang berbilah panjang. Letakkan larutan sodium hipoklorit pada orifis saluran
akar

4. Secara hati-hati eksplorasi sebagian saluran dengan broach halus, rimer, atau kikir untuk
menentukan bebas rintangan. Semua instrument yang digunakan di dalam saluran akar harus
dilengkapi dengan stop instrument agar tidak keluar dari saluran akar.
5. Dengan stop instrument atau penanda yang terikat pada instrument dengan gaya “B” pada panjang
gigi sementara +/- 1 mm, masukkan instrument ke dalam saluran, dan buat radiograf. Hati-hati agar
tidak melukai jaringan periapikal. Keluarkan instrument, periksa radiograf, dan pasang kembali stop
instrument jika perlu
6. Berangsur-angsur besarkan saluran dengan kikir dan rimer sampai saluran selesai dipreparasi untuk
akhirnya diisi dengan guta perca

7. Hilangkan serpihan dentin dan debris organic di dalam saluran dengan mengirigasi secara
bergantian menggunakan larutan sodium hipoklorit dan hydrogen peroksida, dan sodium
hipokloritsebagai larutan irigasi terakhir. Keringkan saluran. Pada tahap ini, jalan masuk ke foramen
apikal di seluruh panjang saluran harus diperoleh

8. Tutup medikamen di dalam saluran. Lepaskan isolator karet

Kunjungan Kedua
1. Pasang isolator karet, dan bidang operasi didisinfeksi

2. Keluarkan dan buang dressing, dam bila kondisi klinis memuaskan, ambil biakan seperti berikut:

3. Teknik biakan:
a. Seka permukaan gigi dengan alcohol. Biarkan menguap atau keringkan dengan butiran kapas steril

b. Dengan tang kapas yang baru saja disterilkan, masukkan poin absorben steril ke dalam saluran dan
dengan gerakan menghapus hilangkan bekas medikamen. Ulangi tindakan ini

c. Masukkan poin absorben yang kering dan steril ke dalam saluran. Biarkan poin di saluran selama
sedikitnya 1 menit. Pada waktu pengambilan poin absorben, bila ujungnya basah oleh eksudat, ambil
tutup dati tabung tes, panaskan bibir tabung dengan nyala api, dan jatuhkan poin absorben ke dalam
tabung berisi medium biakan steril. Tabung ditutup kembali
d. Pasang label pada tabung biakan, dan letakkan tabung di dalam incubator

e. Tutup medikamen

f. Minta pasien kembali pada waktu yang dijanjikan

Kunjungan Ketiga
1. Bila biakan negatif dan tidak terdapat kontraindikasi klinis, saluran akar dapat diobturasi. Jika
tidak, ulangi prosedur

2. Kecuali apabila dalam keadaan menantikan reseksi akar segera, saluran akar sebaiknya tidak
diobturasi selagi masih ada infeksi, seperti yang ditunjukkan biakan atau bila asimtomatik

Anda mungkin juga menyukai