Anda di halaman 1dari 13

OPERCULECTOMY

Drg Beta Widya Oktiani


PENDAHULUAN
     Perikoronitis adalah keradangan jaringan
gingiva disekitar mahkota gigi yang erupsi
sebagian, paling sering terjadi pada gigi molar
ketiga rahang bawah.
 Perikoronitis terjadi akibat penumpukan
bakteri, plak, dan sisa makanan pada rongga
operkulum gusi dan gigi yang erupsi sebagian
PENDAHULUAN
 Penyebab perikoronitis adalah terjebaknya
makanan di bawah operkulum.
 Selama makan, debris makanan dapat
berkumpul pada pseudopoket antara
operkulum dan gigi impaksi.
 Poket yang tidak bisa dibersihkan
mengakibatkan bakteri berkolonisasi dan
menyebabkan perikoronitis
PENDAHULUAN
 Gejala awal perikoronitis berupa nyeri dan
pembengkakan lokal pada operkulum yang
menutupi mahkota gigi.
 Pada beberapa kasus yang lebih parah pasien
dapat mengeluhkan keterbatasan membuka
mulut (trismus) dan pembengkakan di wajah
PENATALAKSANAAN AWAL
 Terapi dari perikoronitis dapat dilakukan
dengan irigasi di mukosa ruang perikoronal
menggunakan larutan antimikroba, salin steril,
atau larutan povidone iodine 10%
 Kemudian pasien diinstruksikan untuk
berkumur dengan air hangat atau larutan salin
 Setelah fase akut terlewati, maka dapat
dilakukan terapi kuratif yaitu dengan
operkulektomi atau dengan odontektomi
OPERKULEKTOMI
 Operkulektomi atau pericoronal flap adalah
pembuangan operkulum secara bedah.
 Perawatan perikororonitis tergantung pada
derajat keparahan inflamasinya.
 Gigi yang sering mengalami keradangan ini
biasanya pada gigi molar ketiga rahang bawah
 Kunjungan pertama
1.    Menentukan perluasan dan keparahan struktur jaringan
yang terlibat serta komplikasi toksisitas sistemik yang
ditimbulkan
2.    Menghilangkan debris dan eksudat yang terdapat pada
permukaan operculum dengan aliran air hangat atau
aquades steril
3.    Usap dengan antiseptik.
4.    Operkulum/pericoronal flap diangkat dari gigi dengan
menggunakan scaler dan debrisdi bawah operkulum
dibersihkan
5.    Irigasi dengan air hangat/aquades steril
Pada kondisi akut sebelum dilakukan pembersihan debris
dapat diberikan anastesitopikal. Pada kondisi akut juga
tidak boleh dilakukan kuretase maupun surgikal.
6.    Instruksi pada pasien agar:
 Kumur-kumur air hangat tiap 1 jam

 Banyak istirahat

 Makan yang banyak dan bergizi

 Menjaga kebersihan mulut

7.    Pemberian antibiotic bila perlu diberikan, juga


analgetik
8.    Bila operkulum membengkak dan terdapat
fluktuasi, lakukan insisi guna mendapatkan
drainase. Bila perlu pasang drain (bila dipakai
drain sebaiknya pasien diminta datang kembali
setelah 24 jam, guna melepas atau mengganti
drain).
 Kunjungan kedua
Bila kondisi pasien telah membaik dan keadaan
akut telah reda:
1.    Lakukan opperkulektomi atau eksisi perikoronal
flap
2.    Jaringan dibagian distal M3 perlu dipotong untuk
menghindari terjadinya kekambuhan perikoronitis
3.    Bersihkan daerah operasi dengan air
hangat/aquades steril
4.    Aplikasi periodontal pack
5.    Instruksi pada pasien agar datang kembali pada
kunjungan berikutnya (kalau tidak ada keluhan, 1
minggu kemudian).
 Kunjungan ketiga
Pack dibuka , bila keadaan baik maka,
menentukan apakah gigi yang terlibat (M3)
akan dicabut atau dipertahankan, keputusan
ini didukung oleh pertimbangan apakah gigi
tersebut nantinya akan berkembang atau
tumbuh pada posisi yang baik atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai