PENDAHULUAN Perikoronitis adalah keradangan jaringan gingiva disekitar mahkota gigi yang erupsi sebagian, paling sering terjadi pada gigi molar ketiga rahang bawah. Perikoronitis terjadi akibat penumpukan bakteri, plak, dan sisa makanan pada rongga operkulum gusi dan gigi yang erupsi sebagian PENDAHULUAN Penyebab perikoronitis adalah terjebaknya makanan di bawah operkulum. Selama makan, debris makanan dapat berkumpul pada pseudopoket antara operkulum dan gigi impaksi. Poket yang tidak bisa dibersihkan mengakibatkan bakteri berkolonisasi dan menyebabkan perikoronitis PENDAHULUAN Gejala awal perikoronitis berupa nyeri dan pembengkakan lokal pada operkulum yang menutupi mahkota gigi. Pada beberapa kasus yang lebih parah pasien dapat mengeluhkan keterbatasan membuka mulut (trismus) dan pembengkakan di wajah PENATALAKSANAAN AWAL Terapi dari perikoronitis dapat dilakukan dengan irigasi di mukosa ruang perikoronal menggunakan larutan antimikroba, salin steril, atau larutan povidone iodine 10% Kemudian pasien diinstruksikan untuk berkumur dengan air hangat atau larutan salin Setelah fase akut terlewati, maka dapat dilakukan terapi kuratif yaitu dengan operkulektomi atau dengan odontektomi OPERKULEKTOMI Operkulektomi atau pericoronal flap adalah pembuangan operkulum secara bedah. Perawatan perikororonitis tergantung pada derajat keparahan inflamasinya. Gigi yang sering mengalami keradangan ini biasanya pada gigi molar ketiga rahang bawah Kunjungan pertama 1. Menentukan perluasan dan keparahan struktur jaringan yang terlibat serta komplikasi toksisitas sistemik yang ditimbulkan 2. Menghilangkan debris dan eksudat yang terdapat pada permukaan operculum dengan aliran air hangat atau aquades steril 3. Usap dengan antiseptik. 4. Operkulum/pericoronal flap diangkat dari gigi dengan menggunakan scaler dan debrisdi bawah operkulum dibersihkan 5. Irigasi dengan air hangat/aquades steril Pada kondisi akut sebelum dilakukan pembersihan debris dapat diberikan anastesitopikal. Pada kondisi akut juga tidak boleh dilakukan kuretase maupun surgikal. 6. Instruksi pada pasien agar: Kumur-kumur air hangat tiap 1 jam
Banyak istirahat
Makan yang banyak dan bergizi
Menjaga kebersihan mulut
7. Pemberian antibiotic bila perlu diberikan, juga
analgetik 8. Bila operkulum membengkak dan terdapat fluktuasi, lakukan insisi guna mendapatkan drainase. Bila perlu pasang drain (bila dipakai drain sebaiknya pasien diminta datang kembali setelah 24 jam, guna melepas atau mengganti drain). Kunjungan kedua Bila kondisi pasien telah membaik dan keadaan akut telah reda: 1. Lakukan opperkulektomi atau eksisi perikoronal flap 2. Jaringan dibagian distal M3 perlu dipotong untuk menghindari terjadinya kekambuhan perikoronitis 3. Bersihkan daerah operasi dengan air hangat/aquades steril 4. Aplikasi periodontal pack 5. Instruksi pada pasien agar datang kembali pada kunjungan berikutnya (kalau tidak ada keluhan, 1 minggu kemudian). Kunjungan ketiga Pack dibuka , bila keadaan baik maka, menentukan apakah gigi yang terlibat (M3) akan dicabut atau dipertahankan, keputusan ini didukung oleh pertimbangan apakah gigi tersebut nantinya akan berkembang atau tumbuh pada posisi yang baik atau tidak.