Anda di halaman 1dari 9

OPERKULEKTO

MI
Kelompok 3 :
Inneke Berlyan Wibisono 40622056
Klemensius Edwin 40622059
M. Afif As Ari 40622060
Michelle Harjanto Gunawan 40622062
Utami Fahriany Yasin 40622093
DEFINISI PERIKORONITIS
Perikoronitis didefinisikan sebagai inflamasi pada gingiva yang disebabkan oleh
infeksi pada jaringan lunak di sekitar gigi yang erupsi sebagian. Kata
perikoronitis berasal dari kata Yunani, peri berarti "sekitar", kata Latin, corona
berarti"mahkota" dan itis berarti "peradangan".
ETIOLOGI PERIKORONITIS
Perikoronitis disebabkan oleh akumulasi sisa-sisa makanan di bawah operkulum
yang mengelilingi gigi yang erupsi sebagian, yang menyediakan tempat untuk
berbagai macam flora polimikroba, terutama terdiri dari bakteri piogenik
anaerob. Terlepas dari kebanyakan mikroflora anaerob fakultatif obligat seperti
kelompok
Streptococcus milleri — Stomatococcus mucilaginous dan Rothia dentocariosa
— bakteri anaerob seperti spesies Actinomyces dan Prevotella yang juga dapat
menyebabkan terjadinya infeksi tersebut.
PATOFISIOLOGI PERIKORONITIS
Perikoronitis merupakan suatu kondisi yang umum terjadi pada molar impaksi dan
cenderung muncul berulang bila molar belum erupsi sempurna. Akibatnya, dapat terjadi
destruksi tulang diantara gigi molar depannya.
Perikoronitis berawal dari gigi yang erupsi sebagian, mahkota gigi diliputi oleh jaringan
lunak yang disebut dengan operkulum. Antara operkulum dengan mahkota gigi yang erupsi
sebagian terdapat spasia yang membentuk pseudopoket. Debris makanan dapat berkumpul
pada poket antara operkulum dan gigi impaksi, sehingga tidak dapat dibersihkan dari sisa
makanan dengan sempurna akhirnya menyebabkan infeksi oleh berbagai macam flora
normal rongga mulut, terutama mikroflora subgingiva yang membentuk koloni di celah
tersebut. Keadaan ini juga dapat diperparah karena salah satunya kebersihan rongga mulut
yang kurang, sehingga terdapat akumulasi plak, dapat mendukung berkembangnya koloni
bakteri dan juga infeksi ini dapat bersifat lokal atau dapat meluas ke jaringan yang lebih
dalam dan melibatkan spasia jaringan lunak yang lainnya.
UNIVERSAL PRECAUTION
Pelaksanaan universal precaution menurut Nursalam & kurniawati N.D. (2009), yaitu:
1.Mencuci tangan sesuai WHO (6 langkah)
2.Pemakaian Alat Pelindung Diri
a.Sarungtangan
b.Pelindung wajah (masker, kacamata, helm)
c.Penutup kepala
d.Gaun pelindung (baju kerja atau celemek)
e.Sepatu pelindung
3.Pengelolaan Alat Kesehatan, dilakukan melalui empat tahap:
a. Dekontaminasi
b. Pencucian
c. Sterilisasi
d. Penyimpanan
TAHAPAN OPERKULEKTOMI
1. Lakukan pengukuran tekanan darah
2.Atur posisi duduk pasien
3.Irigasi operkulum dengan aquades steril
4.Asepsis daerah kerja dengan antiseptik povidoniodin 10%
5.Anastesi blok pada regio yang akan dilakukan operkulektomi
6.Cek keberhasilan anastesi
7. Lakukan operkulektomi (eksisi periodontal flap) dengan memotong bagian distal M3.
8.Bersihkan daerah operasi dengan aquades steril
9.Isolasi daerah kerja dari aliran saliva meggunakan cotton roll
10.Aplikasikan periodontal dressing (pek periodontal) pada daerah operasi
a.Persiapkan kedua pasta dalam jumlah yang sama pada kertas / glass lab
b.Kedua pasta diaduk dengan spatula semen 2 atau 3 menit sampai pasta tidak melekat
c.Basahi jari dengan air buat pack berbentuk silinder dan letakkan pada daerah yang dimaksud
d.Basahi tangan dengan air dan gulung pack serta sesuaikan dengan panjang regio yang akan dipack
11.KIE
a.Pasien diintruksikan untuk menghindari mengunyah pada sisi yang dilakukan operkulektomi,
menghindari makanan panas, pedas dan asam.
b.Pemberian medikasi amoxicilin 500 mg 3x1 selama 5 hari, analgesik asam mefenamat 500 mg 3x1
jika nyeri, obat kumur chlorhexidine digluconate 0,12% 2x1 selama 1 minggu
TEMPAT ANASTESI TINDAKAN
OPERKULEKTOMI
Teknik Anastesi Rahang bawah
1.Teknik anastesi mandibular block (inverior alveolar nerve block + lingualis nerve block)
•Syaraf yang teranastesi :
-Nervus alveolaris inverior termasuk cabangnya ( remi dentalis, nervus mentalis, nervus
insisivus)
-Nervus lingualis
TAHAPAN ANASTESI TINDAKAN
OPERKULEKTOMI
1.Posisi pasien duduk dengan setengah terlentang. Aplikasikan antiseptic didaerah trigonum
retromolar (daerah segitiga di posterior gigi molar mandibular ketiga).
2. Jari telunjuk diletakkan dibelakang gigi terakhir mandibular / muccobucal fold gigi posterior , geser
kelateral untuk meraba linea oblique eksterna.
3. Kemudian telunjuk digeser ke median untuk mencari linea oblique interna, ujung lengkung kuku
berada di linea oblique interna dan permukaan samping jari berada dibidang oklusal gigi rahang
bawah.
4. Jarum diinsersikan dipertengahan lengkung kuku , dari sisi rahang yang tidak dianestesi yaitu regio
premolar, bevel jarum menghadap ke tulang
5. Spuit digeser ke sisi yang akan dianestesi, sejajar dengan bidang oklusal dan jarum ditusukkan
sedalam 5 mm, lakukan aspirasi bila negatif keluarkan anestetikum sebanyak 0,5 ml untuk
menganestesi N. Lingualis.
6. Spuit ditusukkan ke posisi 1 sambil menyelusuri tulang sedalam kira-kira 10-15 mm. Aspirasi dan
bila negative keluarkan anestetikum sebanyak 1 ml untuk menganestesi N. Alveolaris inferior. Setelah
selesai spuit ditarik kembali.

Tanda anastesi bekerja yaitu terasa kebas pada lidah, setengah bibir bawah yang dianastesi, seluruh
mukosa lingual pada sisi yang dianastesi.

Anda mungkin juga menyukai