Anda di halaman 1dari 4

Tema : rempah dan dunia fantasi

Judul : Wangi Negeri Rempasia

Gambaran umum : dongeng di Dunia Rempasia (Rempah Asli Indonesia), ada 5 kekuatan
peri : peri lada, peri cengkeh, peri kayu manis, peri pala, dan peri kunyit yang semuanya itu
punya klen masing-masingnya.

Halaman 1 :

Di sebuah negeri yang bernama Rempasia, hiduplah lima peri bersaudara dengan kekuatan luar
biasa yang berbeda satu sama lainnya. Ada peri Lala si sulung berkekuatan lada, peri Cece si
bungsu yang lugu dengan kekuatan cengkeh, peri Kay si manis berkekuatan kayu manis, peri
Phaly yang jenius dengan kekuatan palanya, serta peri Kenya si cantik berkekuatan kunyit.
Kelima peri tersebut, hidup rukun dan damai di negeri Rempasia yang banyak tumbuhan
hijaunya.

Ide gambar dari Tata : ditampilkan gambar peri lima warna baju, peri lala- identik putih
(karena berkekuatan lada) , peri phaly – identik pink fanta (karena kekuatan pala) , peri
cece- identik hijau (karena cengkeh muda) , peri kay- identik coklat (karena kekuatan kayu
manis) , peri Kenya-identik oren kekuningan (karena kunyit) tapi hiasan bajunya di
variasikan dengan warna lain yang menambah kesan cerah dan ceria. Mereka dalam posisi
bebas, ada yang duduk, ada yang berdiri, ada yang terlentang di tanah menghadap langit lalu di
tangannya ada kupu2, dll

Halaman 2 :

Sama dengan pagi-pagi sebelumnya, Peri Lala selalu menumbuk lada dari kebun untuk
dibagikan ke anak desa sebelah yang sedang sakit pilek karena cuaca yang sangat dingin. Ia
terbang melintasi sungai jernih untuk mengantarkan lada hasil tumbukannya.

Halaman 3 :

Sementara itu, Peri Phaly sibuk mengemas biji pala untuk segera dikirim ke kota. Karena ibu-ibu
membutuhkan biji pala untuk menambahkan aroma pada masakannya seperti pada gulai, kari
dan juga semur daging. Peri Phaly juga meyisihkan sebagian pala yang akan diolah menjadi
minyak atsiri. Tidak begitu susah bagi peri Phaly yang cerdas untuk mengolah pala yang keras
menjadi minyak yang akan digunakan untuk aromaterapi anak-anak Negeri Rempasia.
Halaman 4 :

Di sisi lain, Peri Cece biasanya sibuk menjaga tanaman cengkehnya dari hewan-hewan usil yang
suka merusak kebun. Namun, pagi ini Peri Cece harus segera bersiap membawa sekantong
cengkeh untuk Ratu Peri desa seberang karena sang ratu sedang sakit gigi. Biasanya dengan
mengunyah beberapa cengkeh, bisa menghilangkan rasa sakit pada gigi.

Halaman 5 :

Peri Kay yang biasanya hobi tidur,tiba-tiba dikejutkan oleh kedatangan Senny si anak Kepala
desa. Ia meminta Peri Kay untuk membuat kue dengan campuran kayu manis di dalamnya
untuk jamuan tamu Kepala desa pagi ini. Peri Kay si tukang tidur pun akhirnya menyerah, lalu
bangkit dari tempat tidur menuju kebunnya untuk megambil beberapa potong kayu manis.

Halaman 6 :

Sedangkan Peri Kenya, sibuk membuat minuman berbahan dasar kunyit, untuk dijual ke tabib
Negeri Rempasia. Kata tabib, minuman kunyit ini digunakan untuk mencegah peradangan dan
juga untuk pencernaan. Selain itu, Peri Kenya juga sering menambahkan kunyit ke dalam
masakan, sehingga masakan Peri Kenya jadi berwarna kuning cantik.

Halaman 7 :

Sampai siang, keadaan Negeri masih aman seperti hari-hari biasanya. Tapi, sore ini tiba-tiba di
dermaga, ada banyak kapal berdatangan. Kemudian, keluarlah seorang pria bertubuh besar
bersama banyak pasukan lainnya. Perlahan-lahan mereka bergerak menuju Rempasia. Peri Lala
yang awalnya akan terbang menuju desa sebelah, akhirnya berputar kembali. Ia harus segera
mengabarkan hal ini kepada seluruh peri untuk berjaga-jaga siapa tahu mereka bukanlah orang
baik.

Halaman 8 :

Ternyata, dugaan peri Lala benar, pria-pria tersebut berniat hendak mencuri seluruh
perkebunan milik peri lima bersaudara. Mereka datang dari negeri Barat dan sekaligus hendak
menguasai Negeri Rempasia. Peri Cece yang paling kecil diantara peri yang lainnya tampak
sangat ketakutan. Suasana menjadi tidak teratur lagi. Semuanya khawatir jika hal tersebut
benar-benar terjadi.
Halaman 9 :

Di tengah ketakutan tersebut, akhirnya Peri Phaly mempunya ide untuk mengusir seluruh
penjajah tersebut. Mereka akan menggunakan rempah-rempah hasil perkebunan masing-
masing sebagai senjata untuk melawan penjajah Barat itu. Segeralah Peri Phaly mengumpulkan
saudaranya dan menyampaikan idenya tersebut.

Halaman 10 :

Saat ini, penjajah sudah mulai memasuki Negeri Rempasia. Mereka tampak tinggi besar dan
memiliki kekuatan yang hebat. Namun, Peri Kay dan Peri Cece segera meyakinkan saudara-
saudaranya, “kita tidak boleh takut dengan penjajah tersebut, kita harus bersatu dan bangkit
untuk berjuang mengusir mereka dari Negeri kita” kata Peri Key dengan penuh semangat.

Halaman 11 :

Dengan buru-buru Peri Phaly mengumpulkan biji Pala sebanyak mungkin, lalu memasukkannya
ke dalam kantong kain. Tak lupa Peri Phaly juga mengambil ketapel andalannya yang biasanya
digunakan untuk mengusir hewan pengganggu kebun. Sedangkan Peri Lala segera menumbuk
lada dan memasukkannya ke dalam botol berlubang-lubang kecil. Setelah dirasa cukup, mereka
segera pergi menemui saudaranya yang lain.

Halaman 12 :

Kelima peri bersaudara tersebut segera terbang menuju markas yang biasanya digunakan untuk
menyimpan persediaan rempah untuk kondisi darurat. Dari balik markas, Peri Phaly berhasil
meloloskan satu tembakan biji Pala ke arah penjajah tersebut. Penjajah terkejut, lalu segera
mengeluarkan senjata mereka. Peri-peri tersebut segera menghindar dan bersembunyi.

Halaman 13 :

Penjajah kebingungan, karena Peri-peri tersebut tampak menghilang. Dikala penjajah tersebut
mengendap-endap menuju markas, Peri Phaly kembali menyerang penjajah dengan ketapelnya.
Sementara Peri cece menembakkan cengkih bertubi-tubi ke arah mata penjajah. Seketika
penjajah tersebut jatuh tergeletak tak berdaya.
Halaman 14 :

Peri Key tak tinggal diam, ia membantu peri lainnya untuk mengawasi penjajah yang diam-diam
bersembunyi di bawah markas mereka, serta mengarahkan keempat peri lainnya untuk
bersembunyi dan juga menyerang di saat yang tepat. Di kala penjajah terlengah, dengan sigap
Peri Lala terbang menaburkan bubuk Lada ke arah mata penjajah tersebut. Seketika mereka
berteriak kesakitan.

Halaman 15 :

Sambil terseok-seok, penjajah berlari meninggalkan Negeri Rempasia. Sesekali mereka terjatuh
karena tak mampu melihat jalan. Beberapa di antara mereka bahkan tak sengaja meninggalkan
senjata karena tak mampu lagi memikulnya. Lalu mereka segera menaiki kapal, dan berlayar
kembali ke negerinya masing-masing.

Halaman 16 :

Di markas, kelima peri tersebut bertos ria dan berteriak kesenangan. Akhirnya menjelang
malam, seluruh penjajah sudah angkat kaki dari negeri mereka. Para peri tidak menyangka
mereka yang jumlahnya sedikit mampu mengalahkan ratusan penjajah tersebut. Hal ini tentu
saja karena kekompakan dan juga kerjasama yang baik diantara mereka, serta sikap semangat
dan pantang menyerahnya.

Halaman 17 :

Malam harinya, lima peri bersaudara tersebut, duduk di pinggir sungai sambil menyeduh
rempah hasil kebun mereka. Tak lupa ditemani dengan hidangan malam dan juga secangkir
jamu untuk memulihkan tenaga yang telah terkuras tadinya. Semuanya tak henti-henti
bercerita dan tertatawa hingga larut malam menyapa. Angin pun berhembus menebarkan
wangi Negeri Rempasia ke seluruh dunia. The end.

Anda mungkin juga menyukai