Anda di halaman 1dari 4

ISINFEKSI SALURAN AKAR DENGAN BERBAGAI MACAM BAHAN

MEDIKAMEN
Bagian pelayanan medik
FAMILY DENTAL CARE

Disinfeksi saluran akar adalah pembinasaan mikroorganisme patogenik yang


mensyaratkan pengambilan terlebih dahulu jaringan pulpa dan debris yang memadai,
pembersihan dan pelebaran saluran dengan cara biokimiawi, dan pembersihan isinya dengan
irigasi.Disinfeksi saluaran akar dilengkapi dengan medikasi intrasaluran. Disinfeksi saluran akar
adalah tahap penting dalam perawatan endodontik.
Mikroorganisme yang terdapat di dalam saluran akar dapat menyerbu jaringan
periapikal dan tidak saja menimbulkan rasa sakit, tetapi juga menhancurkan jaringan
periodonsium termasuk tulang. Pada sebagian besar kasus dijumpai organisme gram positif,
pada beberapa kasus dijumpai organisme gram negative, pada sedikit kasus dijumpai jamur.
Organisme-organisme ini lebih sering ditemukan dalam berbagai kombinasi daripada sebagai
suatu spesies tunggal. Anaerob yang harus ada (anaerob-obligat) sering dihubungkan dengan
gigi yang mempunyai lesi periapikal.
Flora yang terdapat di dalam saluran akar kebanyakan berasal dari rongga mulut.
Organisme yang paling umum dijumpai adalah gologan streptokokus. Salah satu masalah
dalam perawatan endodontik adalah menghilangkan organisme gram positif, karena organisme
yang paling berlimpah di dalam rongga mulut, terutama terdiri dari streptokokus dan
stafilokokus. Diantara streptokokus terdapat enterokous yang kecil tetapi resisten. Selain itu
sejumlah kecil organisme gram negatif dapat diisolasi dari ludah dan dari saluran akar. Laporan
tentang flora bakterial baru-baru ini melukiskan adanya anaerob obligat dan fakultatif.
Ada empat faktor yang membuat gigi rentan terhadap infeksi atau melemahkan obat
disinfeksi, apakah dari suatu luka atau dari saluran akar gigi tanpa pulpa. Faktor-faktor yang
dapat menghambat penyembuhan adalah:

1. Trauma, sebaiknya gigi dibebaskan dari beban oklusi yang berlebih dengan cara
didrinding pada permukaan yang secara langsung kontak dengan antagonisnya.
2. jaringan yang didevitalisasi, bila terdapat dalam saluran akar atau jaringan periapikal
akan mengganggu disinfeksi atau perbaikan.
3. dead space atau ruang mati, biasanya terdapat di dalam saluan akar lateralis.
Medikamen harus berkontak dengan mikroorganisme dalam seluruh bagian saluran
akar.
4. akumulasi eksudat, eksudat harus dapat dikeluarkan dari dalam saluran akar bila
terjadi akumulasi.

Dressing saluran akar sebaiknya diganti seminggu sekali dan lebih sering pada perawatan
kasus dengan lesi periapikal.

BAHAN MEDIKAMEN
Syarat bahan disinfeksi saluran akar:

1. suatu germisida dan fungisida yang efektif


2. tidak mengiritasi jarigan periapikal
3. tetap stabil dalam larutan
4. mempunyai efek antimikrobial yang lama
5. aktif dengan adanya darah, serum, dan derivat protein jaringan
6. mempunyai tegangan permukaan rendah
7. tidak mengganggu perbaikan jaringan periapikal
8. tidak menodai struktur gigi
9. mampu dinonaktifkan dalam medium biakan
10. tidak menginduksi respon imun berantara-sel

Disinfektan dapat digolongkan sebagai minyak esensial, kompoun fenolik, halogen, dan
antibiotika.

1. Eugenol
Bahan ini adalah zesens (essence) kimiawi minyak cengkeh dan mempuyai hubungan dengan
fenol. Agak lebih mengiritasi dari minyak cengkeh dan keduanya golongan anodyne. Eugenol
menghalangi impuls saraf interdental. Biasanya digunakan unuk perawatan pulpektomi. Bagian
dari sealer (endomethasone-eugenol) dan bahan canpuran tumpatan sementara. (Zn Oksid-
eugenol).

2. ChKM (Chlorphenol kamfer menthol)


Terdiri dari 2 bagian para-klorophenol dan 3 bagian kamfer. Daya disinfektan dan sifat
mengiritasi lebih kecil daripada formocresol. Mempunyai spektrum antibakteri luas dan efektif
terhadap jamur.
Bahan utamanya; para-klorophenol. Mampu memunaskan berbagai mikroorganisme dalam
saluran akar.
Kamfer sebagai sarana pengencer serta mengurangi efek mengiritasi dari para-klorophenol
murni. Selain itu juga memperpanjang efek antimikrobial
Menthol mengurangi sifat iritasi chlorphenol dan mengurasi rasa sakit.

3. Cresatin
Dikenal juga sebagai metakresilasetat. Bahan ini merupakan cairan jernih, stabil, berminyak
dan tidak mudah menguap. Mempunyai sifat antiseptik dan mengurangi rasa sakit. Efek
antimikrobial lebih kecil dari formocresol dan ChKM, sifat mengiritasi jaringan periapikal lebih
kecil daripada ChKM. Sifat anodyne cresatin terhadap jarigan vital baik sekali, sehingga sering
dipakai sebagai bahan dressing pasca pulpektomi.

4. Cresophene
Terdiri dari: chlorphenol, hexachlorophene, thymol, dan dexamethasone, yaitu sebagai
anti-phlogisticum. Pemakaian terutama pada gigi dengan permulaan periodontitis, apikalis akuta
yang dapat terjadi misalnya pada peristiwa overinstrumentasi.

5. Formocresol
Kombinasi formalin dan kresol dalam perbandingan 1:2 atau 1:1, Formalin adalah disinfektan
kuat yang bergabung dengan albumin membentuk suatu substansi yang tidak dapat dilarutkan,
tidak dapat menjadi busuk . Pada beberapa pengujian mampu menimbulkan efek nekrosis dan
inflamasi persisten pada jaringan vital. Selain itu juga bisa menimbulkan respon imun berantara-
sel. Dianjurkan digunakan dalam konsentrasi rendah.

6. Glutardehide
Minyak tanpa warna yang larut dalam air. Seperti formalin obat ini disinfektan kuat dan fiksatif.
Dianjurkan digunakan dalam konsentrasi rendah (2%) sebagai obat intrasaluran. Pada
penelitian ditemukan sedikit atau tidak ada reaksi inflamasi pada pemeriksaan histologik.

7. TKF (Trikresol formalin)


Adalah campuran ortho, metha, dan para-cresol dengan formalin. Bersifat merangsang
jaringan periapikal dan menyebabkan jaringan menjadi nekrosis.
8. CaOH
Kompound ini juga telah digunakan sebagai medikamen saluran akar. Studi singkat oleh
Grosman dan Stevens menemukan kalsium hidroksida tidak seefektif klorofenol berkamfer.
Pengaruh antiseptiknya mungkin berhubungan dengan pH yang tinggi dan pengaruhnya
melumerkan jaringan pulpa nekrotik. Tronstad dkk, menunjukkan bahwa CaOH menyebebkan
kenaikan signifikan pH dentin sirkumpulpal bila kompoun diletakkan pada saluran akar. Pasta
CaOH paling baik digunakan pada perawatan antar kunjungan dengan penundaan yang lama
karena bahan ini tetap manjur selama berada di dalam saluran akar.

9. N2
Suatu kompoun yang mengandung Paraformaldehida sebagai unsur utamanya, dinyatakan
baik sebagai medikamen intra saluran maupu sebagai siler. N2
mengandung eugenol dan fenilmerkuri borat, dan kadang bahan tambahan termasuk timah
hitam, kortokosteroid, antibiotika, dan minyak wangi. Ada beberapa pendapat yang
menyatakan bahwa antibakterial N2 hanya sebentar dan menghilang kira-kira dalam waktu
seminggu atau sepuluh hari.

10. Halogen
Yang termasuk golongan ini adalah:
1. sodium hipoklorit
Klorin dengan berat atom terendah menpunai daya antibakteri yang terbesar. Uap sodium
hipoklorit bersifat bakterisidal. Disinfektan klorin bukan kompoun yang stabil karena berinteraksi
cepat dengan bahan organik, sehingga baik diaplikasikan pada saluran akar tiap dua hari
sekali.
2. Yodida
Yodin sangat reaktif, berkombinasi dengan protein dalam ikatan longgar sehingga penetrasinya
tidak terganggu. Bahan ini mungkin memusnahkan mikroorganisme dengan membentuk garam
yang merugikan kehidupan mikroorganisme. Seperti kompoun klorin bahan ini efek
antibakterialnya sebentar, tetapi merupakan medikamen yang paling sedikit mengiritasi.

FREKUENSI MEDIKASI
Dressing sebaiknya diganti seminggu sekali dan tidak boleh lebih dari dua minggu
karena dressing menjadi cair oleh eksudat periapikal dan membusuk karena interaksi dengan
mikroorganisme.
Dressing saluran akar sebaiknya dilakukan dengan cara memasukkan butiran kapas
yang telah dibasahi medikamen dan diperas kelebihan medikamennya. Uap yang keluar dari
medikamen sudah cukup efektif untuk mendisinfeksi kavitas pulpa. Saluran akar ditutup
denganmeletakkan butiran kapas steril yang kedua diatas butiran kapas yang telah diberi obat
dan ditutup dengan tumpatan sementara Cavit, Seng Oksid eugenol atau IRM.
Definisi
Obat yang menyembuhkan.

intracanal medicament : obat yang diintegraskan pada perawatan saluran akar dan dianggap dapat memberi
efek antibakteri, antiinflamasi, dan anodin, walaupun telah dilaporkan pula adanya efek toksik terhadap
jaringan. Sejauh ini medikamen intrakanal terbagi atas golongan:

1. fenol: eugenol, camphorated monoparachlorophenol (CMCP), parachlorophenol (PCP), camphorated


parachlorophenol (CPC), metakresilasetat (Cresatin), kresol, kreosot, timol;
2. Aldehid: tonnokresol, glutaraldehid;
3. Halogen: Na-hipoklorit, iodin-kalium iodida;
4. steroid;
5. antibiotika; dan
6. hidroksida kalsium.

root canal obturation material : material yang dipakai untuk pengisian saluran akar. Menurut Grossman,
material obturasi ini dapat dikelompokkan atas :

 material semen (misalnya semen OSE dan berbagai modifikasinya),


 pasta (misalnya pasta Maisto),
 plastis (misalnya amalgam, resin sintefik, atau gutaperca yang dilarutkan), dan
 solid (misalnya gutaperca dan perak).

Menurut Nguyen, material obturasi terbagi atas :

 golongan pasta (resin, OSE) dan


 semisolid (gutaperca).

Syarat ideal suatu material obturasi menurut Grossman adalah :

 mudah aplikasinya,
 menutup dengan baik saluran akar baik lateral maupun apikal,
 tidak mengerut setelah dimasukkan ke saluran akar,
 tidak menyerap kelembaban,
 bersifat bakteriostatik, radioopak, tidak mewarnai gigi,
 tidak mengiritasi jaringan periapeks,
 mudah atau bisa cepat disterilkan sebelum dimasukkan ke dalam saluran akar, dan mudah dikeluarkan
kembali jika perlu.

Anda mungkin juga menyukai