MAKALAH FARMAKOLOGI
Nama Kelompok :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam jaringan maupun eksudat. Ragi ini adalah anggota floral normal
albiocans, akan tetapi penggunaan dalam jangka waktu yang lama dapat
dianjurkan kepada penderita gangguan hepar karena bersifat toksik (Rex &
Arikan, 2003).
B. Tujuan Penulisan
berdasarkan penyebabnya
infeksi sistemik
antijamur
C. Manfaat
PEMBAHASAN
A. Pengertian
mengatasi infeksi jamur. Obat antijamur juga disebut obat mikotok, dipakai
untuk mengobati 2 jenis infeksi jamur: infeksi jamur superficial pada kulit
atas selaput lender dan infeksi jamur sistemik pada paru – paru atau system
saraf pusat.
1. Amfoterisin B
membrane sel jamur ikatan ini akan menyebabkan membrane sel bocor
2. Flusitosin
a. Ketokonazol
mirip mikronazol dan klotrimazol. Obat ini bersifat irofilik dan larut
b. Ibrakonazol
Obat ini dapat diberikan peroral dan IV. Aktivitas antijamurnya lebih
lambung kosong dengan dosis dua kali 100mg sehari dan sebaiknya
deberikan untuk infeksi berat melalui infus dengan dosis muat dua
kali 200mg sehari, diikuti satu kali 200mg sehari selama 12 hari dan
c. Flukonazol
d. Kotikonazol
kepemberian oral. Dosis muat oral untuk pasien dengan berat badan
lebih dari 40kg ialah 400mg dan untuk pasien yang beratnya kurang
dari 40kg diberikan 200mg. dosis muat oral juga diberikan hanya
pemberian oral 100mg tiap 12 jam bagi pasien dengan berat badan
lebih dari 40kg. untuk pasien dnegan berat badan kurang 40kg
4. Kaspofungin
1) Kandidiasis invasive
2) Kandidias esophagus
3) Kandidiasis orofaring
lainnya.
belum diketahui pada wanita hamil dan anak kurang dari 18 Tahun
5. Terbinafin
hingga 40% karena mengalami metabolism lintas pertama dihati. Obat ini
terikat dengan protein plasma leboh dari 99% dan terakumulasi dikulit,
diindifikasikan untuk panen azotemia atau gagal hati karena dapat terjadi
ditemukan pneumonia yang berat, infeksi cenderung menjadi kronis, atau bila
parah.
BIV dengan dosisi 0,5-1,0mg/kg BB setiap hari dalam infus lambat. Untuk
peroral 400mg sehari selama 6-12 bulan. Itrakonzol juga efektif dengan dosis
200 – 400 mg seklai sehari pada beberapa kasus amfotensin B dicadangkan
pengobatan cukup dengan amfotenisin B 50mg/ml dalam air steril selama 5-7
hari. Bila ada kelainan parenkim ginjal pasien harus diobati dengan
amfoterisin BIV bermanfaat untuk penyakit berat ini, juga pada pasien
supresi jangka panjang terhadao lesi kulit, tulang dan jaringan lunak pada
panen dengan fungsi imunologik normal. Hasil serupa juga dapat dicapai
sebagian besar dapat diobati dengan ketokronazol 400mg perhari selama 6-12
merupakan obat pilihan gang diberikan selama 6-12 bulan. Pada keadaan
1. Griseufulvin
metilgriseufuluin. Waktu paruh obat ini kira – kira 24 jam, 50% sari
meningkat.
b. Klotrimazol berbentuk bubuk tidak berwarna yang prkatis tidak larut
digunakan lagi.
ini bersifat higraskopis, berbau khas sukar larut dalam kloroform dan
eter.
c. Holoprogin
Kristal putih kekuningan sukar larut dalam air tetpai larut dalam
alcohol. Selama pemakaian obat ini dpaat timbul iritasi local, rasa
d. Siklopiroks Olamin
tinea versicolor.
e. Terbinafin
dermatofitosis.
BAB III
KESIMPULAN
jenis sel yang mirip dengan sel mamalia dimana sama – sama masuk dalam
jamur tetapi tidak merusak sel mamalia dan sulit mencari antijamur yang
3. Metode pemeriksaan jui sensitifitas antojamur terdiri dari beberpa antara lain:
disk diffusion.
Griseofulvin, terbinafine.
berlangsung sistematik.
6. Antijamur topical antara lain: golongan azole, nystatin, tolnaftat dan noftitin,
korreum, mukosa squamose atau kornea, misalnya pada tinea korporism tinea
manum, tinea pedis, tinea kronis, tinea nigra, tinea versicolor, piedra, thrush
dan keratitis.
DAFTAR PUSTAKA
4. www.Alodokter.com