Anda di halaman 1dari 1

JENIS PENGOBATAN ANTIFUNGI

Pengobatan antijamur dapat kita kelompokkan ke dalam dua golongan besar berdasarkan tujuan
pengobatan :

1. Antijamur yang bekerja sistemik. Biasanya digunakan untuk infeksi jamur sistemik seperti
blastomikosis, histoplasmosis, candida, dan infeksi jamur lainnya. Obat yang digunakan adalah
amfoterisin B, flusitosin, golongan azole, griseofulvin, terbinafine.
2. Antijamur bekerja secara topikal, hanya pada daerah lesi saja. Tolnaftat dan naftifin adalah obat
antijamur topikal dari thiocarbamate

Anti jamur yang bekerja secara sistemik :


 Ketoconazole telah terbukti memiliki efek teratogenik dan embriotoksik dalam pemberian dosis
tinggi (80 mg/kg/hari) pada uji coba binatang. 
 Fluconazole adalah triazole sistemik yang memiliki efek fungistatik pada ragi,
misalnya Candida sp dan Cryptococcus sp. Obat ini memiliki efek embrio-fetotoksik dan
teratogenik pada tikus dan kelinci.
 Itraconazole adalah golongan triazole yang bersifat broad spectrum. Obat ini memiliki efek
embriotoksik dan teratogenik pada tikus
 Voriconazole memiliki efek embriotoksik dan teratogenik pada tikus dan kelinci.
 Posaconazole memiliki efek embriotoksik dan teratogenik pada tikus dan kelinci.
 Echinocandins menghambat kerja enzim 1,3-ß-D-glucan sintase yang berperan pada
pembentukan dinding sel fungal. Echinocandins bekerja secara broad spectrum, termasuk
terhadap ragi seperti Candida spp. dan Aspergillus  spp., namun tidak efektif
terhadap Cryptococcus  spp., Mucorales  dan Fusarium  spp.
 Flucytosine diubah menjadi fluorouracil di dalam sel fungal. Antifungal ini bekerja dengan
menghambat pembentukan protein dan DNA. Efektivitas penggunaannya terbatas
pada Candida spp. dan Cryptococcus  spp.
 Terbinafine tersedia dalam bentuk oral dan topikal. Antifungal ini bekerja secara selektif
menghambat fungal squalene epoxidase.
 Griseofulvin bekerja dengan mencegah mitosis fungi dengan menghambat replikasi DNA pada
sel.

Anti jamur yang bekerja secara tropical


 Obat golongan azole topikal termasuk bifonazole, clotrimazole, fenticonazole, isoconazole,
ketoconazole, omoconazole, oxiconazole, sertaconazole, tioconazole, miconazole dan econazole.
Obat ini diindikasikan untuk infeksi fungal pada permukaan kulit (Candida  sp., Malassezia furfur,
dan dermatofita), kandidiasis oral dan kandidiasis vulvo-vaginal. 
 Nystatin
 Terbinafine efektif digunakan pada infeksi dermatofita kulit dan onikomikosis
 Ciclopiroxolamine hanya dapat diberikan secara topikal dan diabsorpsi secara minimal ke
sistemik.
 Amorolfine adalah derivat morpholine yang bekerja dengan menghambat sintesis ergosterol
sehingga mengganggu permeabilitas membran fungi.

Anda mungkin juga menyukai