Anda di halaman 1dari 12

ANTIFUNGI

Disusun Oleh:
Febrina Claudia E.S. (1041611201)
Ilma Setyani (1041611163)
Nadia Putri R. (1041611159)
Siti Youvita (1041611196)
Windy Astuti (1041611152)
Anti jamur (fungistatika)

Adalah obat-obat yang digunakan untuk


menghilangkan infeksi yang disebabkan
oleh jamur. Infeksi oleh jamur dapat
terjadi pada :
Kulit oleh dermatofit (jamur yang hidup
di atas kulit)
Selaput lendir mulut, bronchi, usus dan
vagina oleh sejenis ragi yang disebut
Candida albicans.
Salah satu sebab meluasnya infeksi oleh
fungi ialah meningkatnya pemakaian
antibiotik spektrum luas atau pemakaian
kortikosteroid yang kurang tepat. Faktor
hygiene juga sangat mempengaruhi
penyebaran infeksi oleh fungi. Infeksi jamur
sering berkaitan dengan gangguan daya
tahan tubuh, bila daya tahan tubuh turun,
maka pengobatan jamur sering mengalami
kegagalan.
Komponen membran jamur, yaitu:
1. Lipid
2. Sterol: mengandung ergosterol, misalnya
(Candida, Saccaromyces, dan
Aspergillus). Antijamur terhadap sterol:
a. Poliena (membentuk kompleks).
b. Azol (hambatan sintesis).
c. Serulenin (hambatan sintesis lipid, asam
lemak, dan sterol).
Penggolongan

1. Antibiotika (griseofulvin, amfoterisin,


nistatin)
2. Asam-asam organik (asam salisilat, asam
benzoat, asam undesilinat)
3. Derivat imidazol (ketokonazol,
klotrimazol, mikonazol)
Macam-macam obat anti jamur

Ada beberapa jenis obat-obatan anti jamur, yaitu:


1. Anti Jamur Cream
Digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada kulit dan vagina. Antara lain
ketoconazole, fenticonazole, miconazole, sulconazole, dan tioconazole.
2. Anti Jamur Peroral
Amphotericin dan nystatin dalam bentuk cairan dan lozenges. Obat-obatan ini tidak
terserap melalui usus ke dalam tubuh. Obat tersebut digunakan untuk mengobati
infeksi Candida (guam) pada mulut dan tenggorokan. Itraconazole, fluconazole,
ketoconazole, dan griseofulvin dalam bentuk tablet yang diserap ke dalam tubuh.
Digunakan untuk mengobati berbagai infeksi jamur. Penggunaannya tergantung
pada jenis infeksi yang ada. Contoh: Terbinafine umumnya digunakan untuk
mengobati infeksi kuku yang biasanya disebabkan oleh jenis jamur
tinea.Fluconazole umumnya digunakan untuk mengobati jamur Vaginal. Juga dapat
digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi jamur pada tubuh
3. Anti Jamur InjeksiAmphotericin, flucytosine, itraconazole, voriconazole dan
caspofungin adalah obat-obatan anti jamur yang sering digunakan dalam injeksi.
Cara kerja/khasiat obat anti jamur
a. Amfoterisin: merusak membran sitoplasma.
b. Nistatin: membentuk kompleks dengan sterol.
c. 5-fluorsitosin: menghambat sintesis protein. Ketiga obat
ini (amfoterisin, nistatin, 5-fluorsitosin mempunyai
spektrum kerja yang luas).
d. Klotrimazol, Mikonazol, dan Itrakonazol mempunyai
spektrum kerja yang luas untuk semua jamur.
e. Griseofulvin: spektrum kerja sempit, yaitu hanya untuk
microsporum dan epidermophyton dengan mekanisme
kerja adalah menghambat sintesis RNA dan
menghambat sintesis khitin.
Obat genetik, indikasi, kontra indikasi efek samping.

1. Griseofulvin
Dihasilkan oleh Penisillium griseofulvinum, berkhasiat
fungistatik pada penggunaan oral terhadap banyak
dermatofit., efektif untuk mengobati infeksi kulit dan
kuku yang menahun, penyembuhan berlangsung sangat
perlahan.
Indikasi : Infeksi dermatofitosis kulit, kulit kepala, rambut
dan kuku bila terapi topikal gagal
Kontra indikasi : Gangguan fungsi hati, kehamilan
Efek samping: Sakit kepala, mual, muntah
Sediaan : Griseofulvin (generik) tablet 125 mg
 
2. Nistatin.
Berasal dari streptomyces moursei
Indikasi :Kandidiasis (stomatitis,sariawan pada
mulut, vaginitis pada vagina)
Kontra indikasi : -
Efek samping : Mual, muntah diare (diberikan
peroral), iritasi lokal pada pemakaian topikal.
Sediaan : Nistatin (generik) tabl 500.000 UI
Cara penyimpanan : Wadah kedap udara, suhu
dibawah 5C, terlindung dari sinar.
3. Amfoterisin B
Dihasilkan oleh Streptomyces nodosus
Indikasi :Kandidiasis intestinal
Kontra indikasi :-
Efek samping :Anoreksia, mual, muntah
diare, sakit kepala.
 
5. Mikonazol
Merupakan derivat imidazol dengan kasiat fungisid kuat
Indikasi : Terapi topikal tinea pedis, kandidiasis kulit.
Kontra indikasi : Hipersesitivitas.
Efek samping : Rasa terbakar, kemerahan. Bila efek samping sangat
mengganggu pemakaian harus dihentikan.
Sediaan :Mikonazole nitrat (generik), krim, serbuk warna putih.
Cara penyimpanan :Pada suhu 15-30oC ,wadah kedap udara
 
6. Ketokonazol
Indikasi :Kandidiasis mukosa resisten yang kronis, mukosa saluran cerna,
kandidiasis vaginal, infeksi dermatofit pada kulit atau kuku tangan.
Kontra indikasi :Gangguan hati, kehamilan dan menyusui
Efek samping :Mual, muntah nyeri perut,sakit kepala, ruam,urtikaria,
pruritus.
Sediaan :Ketokonazol (generik) tablet 200mg
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai