Dosen Pembimbing:
drg. Ali Taqwim, Sp.KGA
Disusun oleh:
Almasyifa Herlingga R.A G4B019006
Adellia Pramaissela Hanafie G4B019007
Ikrima Maulida G4B019008
1. Essential Oil
a. Eugenol (Pal dkk., 2019)
- Eugenol adalah esens kimia minyak cengkeh yang memiliki kandungan fenol.
- Merupakan bahan antiseptic dan biasanya lebih mengiritasi daripada minyak
cengkeh
- Memiliki sedikit sifat anestesi, antiseptic, dan berbau seperti cengkeh
- Efek dosis rendah: menghambat sintesis prostaglandin (meredakan sakit),
menghambat impuls saraf interdentin, menghambat kemoktasis leukosit
- Efek dosis tinggi: menginduksi kematian sel dan menghambat respirasi sel
2. Senyawa Fenolik
a. Fenol (Mattulada, 2010)
- Indikasi: sedatives untuk pulpa, medikamentosa intrakanal, disinfektan untuk
preparasi kavitas karies, disinfektan sebelum bedah periapikal, cauterisasi
jaringan
- Memiliki efek disinfektan dan antimikroba
- Jarang digunakan karena dapat memicu nekrosis jaringan lunak, inflamasi, dan
toksiksitas yang tinggi
b. Parachlorophenol 1% (Pal dkk., 2019)
- Menjadi gelap ketika terekspos cahaya, tidak berwarna
- Mampu masuk ke tubulus dentinalis lebih dalam dibanding Camphorated
parachlorophenol sehingga membunuh mikroorganisme saluran akar
c. Camphorated parachlorophenol /parachlorophenol berkamfer (Pal dkk., 2019)
- Terdiri dari paraklorofenol:gum camphor = 2:
- Camphor yang ada dapat mengurangi efek iritatif dari parachlorophenol murni
- Memiliki efek antimicrobial yang lebih baik dari bahan medikamen intrakanal
yang lain dan lebih lama
- Contoh bahan:
1) ChKM (Dammaschke dkk., 2013)
Mengandung chlorophenol camphor mentol
Disinfektan yang kuat, antibacterial yang sangat kuat namun memiliki
durasi yang rendah
Indikasi: disertai kondisi inflamasi, nyeri, gejala awal periodontitis
2) Cresopen
Mengandung parachlorophenol, champor, thymol dan dexamethasone
Indikasi: gejala awal periodontitis apikalis akut
d. Cresatin (Pal dkk., 2019).
- Acetic acid ester of metacresol/metacresylacetate/cresatine
- Memiliki sifat antiseptic, analgesic
- Tekanan permukaan rendah, sehingga efek antibacterial meningkat dan lebih lama
- Noncaustic, tidak mudah menguap, tidak memiliki kemampuan untuk
mengendapkan albumin, less irritating dibanding formokresol dan
paraformokresol berkamfer, namun kekurangannya efek antibacterial tidak sebaik
formokresol dan paraformokresol berkamfer
- Sifat mengiritasi jaringan lebih kecil dari ChKM
- Sifat anodyne cresatin terhadap jaringan vital baik sekali, sehingga sering dipakai
sebagai bahan dressing pasca pulpektomi
3. Aldehid (Garg dan Garg, 2014)
a. Formaldehyde
- Agen denaturasi protein yang larut dalam air dan dianggap sebagai disinfektan
paling ampuh. Biasanya digunakan sebagai disinfektan untuk permukaan dan
peralatan medis yang tidak dapat disterilkan
- Keuntungan: Berfungsi sebagai desinfektan yang kuat, efektif membunuh bakteri
aerob dan anaerob (broad spectrum), memiliki fungsi fiksasi jaringan
- Kekurangan: Memiliki sifat toksik, mutagenik, dapat menyebabkan alergi, dan
beberapa bahkan mungkin karsinogenik.
b. Gultaraldehyde
c. Paraformaldehyde
- Sifatnya mirip dengan formaldehida yang bersifat toksik, menyebabkan alergi dan
genotoksik di alam.
5. Halogen(Mattulada, 2010)
a. Sodium hipoklorit