Menurut American Academy of Pediatric Dentistry pada 2014 perawatan pulpa indirek
adalah prosedur yang dilakukan pada gigi dengan lesi karies yang dalam mendekati pulpa
tetapi tanpa ada tanda atau gejala degenerasi pulpa. Indikasi dilakukan perawatan kaping
pulpa indirek yaitu pada gigi tanpa pulpitis atau dengan pulpitis reversibel dengan selapis
tipis dentin yang masih menutupi pulpa. Secara radiografis dan pemeriksaan klinis pulpa
masih vital dan bisa merespon baik penyembuahan dari karies.
Penggunaan Ca(OH)2 pada perawatan endodontik antara lain sebagai material kaping,
pulpotomi, menginduksi deposisi jaringan keras gigi, sebagai material sealer, serta dapat
menghilangkan lesi periapikal. Kalsium hidroksida diindikasikan pada perawatan kaping
pulpa untuk menginduksi pembentukan jembatan dentin, perawatan apeksifikasi pada gigi
permanen muda, perawatan lesi periapikal dan adanya resorbsi akar, serta sebagai material
sterilisasi antar kunjungan pada perawatan saluran akar (Kusuma, 2016).
Kalsium hidroksida memiliki efek antimikroba dan kemampuan menetralisir toksin serta
produk bakteri, sehingga sangat efektif digunakan sebagai material sterilisasi saluran akar.
Sifat basa kuat dari Ca(OH)2 dan pelepasan ion Ca2+ membuat jaringan yang berkontak
menjadi alkalis. Dalam suasana basa, resorpsi atau aktifitas osteoklas akan terhenti dan
osteoblas menjadi aktif mendeposisi jaringan terkalsifkasi (Nugraheni dkk, 2013).
2. Sodium Hipoklorit (NaOCl)
NaOCl adalah larutan irigasi yang paling umum digunakan karena kapasitas antibakteri
dan kemampuan untuk melarutkan jaringan nekrotik, jaringan pulpa vital, dan komponen
organik dentin dan bioflms dengan cepat. NaOCl digunakan dalam konsentrasi antara 0,5%
dan 6% untuk irigasi saluran akar.
Ketika natrium hipoklorit berkontak dengan protein jaringan, nitrogen, formaldehida, dan
asetaldehida terbentuk. Link peptida terfragmentasi dan protein hancur, memungkinkan
hidrogen dalam gugus amino (-NH-) untuk digantikan oleh klorin. (- NCl-) membentuk
kloramina untuk memainkan peran penting sebagai efektivitas antimikroba. Jaringan nekrotik
dan nanah dilarutkan dan agen antimikroba dapat membersihkan area yang terinfeksi dengan
lebih baik
Alat :
2. Ekscavator Fungsinya :
Untuk membuang sisa-sisa akhir dari debris
Aplikasi semen
Evaluasi :
Pemeriksaan ulang perawatan dilakukan minimal 4 – 6 minggu. Perawatan berhasil :
Tidak ada keluhan subyektif.
Gejala klinis baik.
Pada gambaran radiografik terbentuk dentin barrier pada bagian pulpa
yang terbuka.
Tidak ada kelainan pulpa dan periapikal.
Tahap per tahap Indirect Pulp Capping
1. Berikan anastesi lokal pada pasien. Pasien dengan toleransi yang rendah pada rasa
sakit (mudah merasa sakit) sebaiknya diberikan anastesi lokal agar pasien nyaman
dan memudahkan proses perawatan. Namun sebaiknya minimalkan penggunaan
anastesi lokal jika pasien tidak membutuhkan.
2. Asepsis dan isolasi gigi dengan rubber dam maupun cotton roll untuk isolasi sebagai
perlindungan terhadap kontaminasi yang mungkin terjadi. Selain itu penggunaan
rubber dam juga dapat mempermudah proses perawatan.
3. Membersihkan lesi karies hingga menyisakan selapis tipis di atas ruang pulpa untuk
menghindari tereksposnya pulpa. Diamond bur highspeed dapat digunakan untuk
menghilangkan lapisan enamel yang menutupi karies sehingga didapatkan akses
mencapai karies gigi, misalkan pada karies dengan lesi yang kecil pada bagian luar,
namun luas di bagian dalam. Lesi dibersihkan dengan menggunakan ekskavator dan
bisa juga dengan menggunakan round bur. Bersihkan infected dentine (karies basah)
dan tinggalkan affected dentin (dentin terdemineralisasi yang kering dan keras)
4. Aplikasikan selapis tipis sub-base, dapat menggunakan MTA, Ca(OH)2, pada dasar
lesi karies yang menghadap ruang pulpa.
5. Aplikasikan base di atas lapisan sub-base, dapat menggunakan ZOE, RMGI, dll.,
sesuai indikasi bahan tumpatan yang akan digunakan.
6. Lakukan tumpatan sementara pada kavitas.